1 / 24

PATOFISIOLOGI MALABSORBSI DIARE DAN KONSTIPASI

PATOFISIOLOGI MALABSORBSI DIARE DAN KONSTIPASI. Rahmatina B. Herman Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. KELAINAN USUS KECIL: MALABSORBSI. Penyebab. Berkurangnya media absor b si , akibat: - Sebagian usus kecil dibuang

abiola
Download Presentation

PATOFISIOLOGI MALABSORBSI DIARE DAN KONSTIPASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PATOFISIOLOGIMALABSORBSI DIARE DAN KONSTIPASI Rahmatina B. Herman Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

  2. KELAINAN USUS KECIL:MALABSORBSI

  3. Penyebab • Berkurangnya media absorbsi, akibat: - Sebagian usus kecil dibuang - Sprue: Vili usus berkurang/hilang akibat: > Idiofatik / reaksi imun > Radang

  4. Akibatnya • Gangguan gizi: - kurus - defisiensi Ca: osteomalasia, deformitas - defisiensi vit K: gangguan koagulasi - defisiensi vit B12dan asam folat: anemia makrositik • Diare akibat hipertonis di dalam lumen usus • Pada feses ditemukan bahan makanan yang sudahtercerna dengan baik

  5. Tipe Sprue 1. Sprue tropikal - Penyebab: > radang  villi menjadi berkurang / hilang (gundul) > tingkat awal: steatorrhea idiofatik - Sering di daerah tropis (berkaitan dengan hygiene)

  6. …………..………Tipe Sprue • Sprue non-tropikal (celiac disease) - Penyebab: idiofatik, gluten (gluten enteropati): > toksik  destruktif > reaksi imun  villi jadi gundul - Sering di negara maju (tidak berkaitan dengan hygiene)

  7. KELAINAN USUS BESAR:DIARE KONSTIPASI

  8. Kelainan Usus Besar • Diare : ◊ enteritis ◊ diare psikogenik / emosional ◊ kolitis ulserativa • Konstipasi / Obstipasi: ◊ kebiasaan ◊ spasme kolon sigmoid • Megakolon Hirschprung ◊ pleksus mienterikus − di kolon sigmoid • Paralisis defikasi ◊ kerusakan medula spinalis

  9. Diare • Diare pada prinsipnya terjadi akibat sekresi cairan intestinal meningkat banyak sekali overstretchingperistaltik meningkat materi fekal bergerak sangat cepat di sepanjang usus besar. • Penyebab: - Enteritis - Diare psikogenik - Kolitis Ulserativa

  10. Enteritis • Radang mukosa usus • Perubahan permeabilitas membran sel epitel  kecepatan sekresimeningkat sangat hebat sekalibanyak sekali terdapat cairan di dalam lumen usus yang mengalami radang overstretching • Secara fisiologis cairan banyak untuk menyapukan faktor penyebab

  11. ………………………….Enteritis • Akibatnya terjadi dehidrasi mulai ringan sampai berat • Terapi terutama untuk mengatasi dehidrasi dan terapi kausal • Terapi pengggantian cairan terutama larutan NaCl dengan glukosa

  12. ………………………….Enteritis • Penyebab paling sering: - Vibrio kolera (diare difus) - Traveller’s diarrhoea : > E. Coli > Entamoeba histolytica > Giardia lamblia - Irritable bowel syndrome

  13. Diare Psikogenik • Ketegangan mental / stres psikologis, misalnya ujian atau tentara yang akan berangkat ke medan perang • Disebut juga diare emosional psikogenikakibat stimulasi sistem syaraf parasimpatis yang sangat berlebihan  - motilitas usus meningkat sangat hebat - sekresi mukus sangat banyak Diare hebat + banyak mukus

  14. Kolitis Ulserativa • Radang mukosa kolon yang disertai dengan ulserasi (tukak) • Sekresi mukosa kolon sangat banyakoverstretching motilitas sangat meningkat diare • Penyebabbelum jelas, diduga reaksi imun dan infeksi bakteri kronisfeses ada tanda radang • Faktor herediter

  15. Konstipasi - Obstipasi • Konstipasi berarti feses bergerak dengan lambat di sepanjang usus besarfeses menumpuk di dalam kolon desenden dalam jangka waktu yang lamaabsorpsi cairan  feses kering dan keras • Obstipasi berarti kesukaran defikasi

  16. ………………………Konstipasi • Penyebab: - Anatomis: > hambatan pergerakan feses di sepanjang usus besar (misal:tumor, perlengketan dinding usus, tukak) - Fungsional: > kebiasaan defikasi yang tidak teratur (menahan defikasi) > spasme sebagian kolon sigmoid

  17. ………………………Konstipasi • Penumpukan feses makin banyak  tekanan osmotik meningkat  terjadi osmosis air dari dinding kolon  feses berair  diare • Setelah feses habis keluar, feses kembali menumpuk dan terjadi kembali konstipasi  penumpukan feses makin banyakkembali berulang

  18. MegakolonHirschsprung • Penyebab: pleksus mienterikus pada kolon sigmoid tidak ada (absen) /sangat kurang jumlahnya  gangguan peristaltik refleks defikasi tidak terjadi /lemah sekali • Kolon sigmoid sendiri mengecil dan spastik, sedangkan feses menumpuk dibagian proksimalnya  konstipasi

  19. ………..MegakolonHirschsprung • Konstipasi sering hebat sekali karena gerakan peristaltik kolon sangat lemah sekali atau bahkan tidak ada dan terjadi hanya sekali dalam seminggu penumpukan feses di bagian proksimal spasme makin banyak  ukurannya membesar ( 7,5 – 10 cm)  megakolon

  20. ………..MegakolonHirschsprung • Pada pemeriksaan Ro, terlihat daerah yang abnormal yaitu kolon sigmoid terlihat sebagai normal • Bagian proksimalnya yang sebenarnya tidak mengalami kelainan, justru terlihat abnormal, yaitu sangat besar dan lebar

  21. Paralisis Defikasi • Penyebab: Kerusakan medula spinalis • Bentuk gangguan defikasi yang terjadi, tergantung pada bagian mana dari medula spinalis yang mengalami kerusakan.

  22. ……………..Paralisis Defikasi • Kerusakan di konus medularis  kerusakan pusat defikasi parasimpatis, terjadi: - Paralisis refleks defikasi total - Untuk defikasi, perlu tindakan suportif yang bersifat masif, misal pemberian enema dalam jumlah banyak  overstretching  refleks defikasi intrinsik secara kuat

  23. ……………..Paralisis Defikasi • Kerusakan di atas konus medularis  pusat defikasi parasimpatis tidak rusak, yang terganggu adalah aktivitas defikasi volunter  : - Hilang kemampuan mengedan dan merelaksasikan sfingter ani ekstern - Untuk defikasi, perlu tindakan suportif untuk merelaksasikan sfingter ani eksterna, misal pemberian sedikit enema

  24. Terima Kasih

More Related