1 / 64

KONSEP DASAR SISTEM MANUFAKTURING

KONSEP DASAR SISTEM MANUFAKTURING. Revolusi Industri : mesin produksi sederhana dan mekanisasi : 1770 Mass production : waktu prod dan produk lbh cepat. Produk unik Kontrol otomatis : mengatur urut-urutan proses Numerical control : 1952. Era baru dalam otomasi.

aden
Download Presentation

KONSEP DASAR SISTEM MANUFAKTURING

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KONSEP DASAR SISTEM MANUFAKTURING • Revolusi Industri : • mesin produksi sederhana dan mekanisasi : 1770 • Mass production : waktu prod dan produk lbh cepat. Produk unik • Kontrol otomatis : mengatur urut-urutan proses • Numerical control : 1952. Era baru dalam otomasi. • CNC utk mesin tools: mikro komputer sebagai bagian integral kabinet pengontrol. • Robot industri, simultan dengan CNC. Robot komersial pertama : 1961

  2. KONSEP DASAR SISTEM MANUFAKTURING (lanjutan) • FMS dan CAD/CAM • FMS : fasilitas termasuk sel manufakturing, setiap sel dilengkapi dengan satu robot yang melayani beberapa mesin CNC dan penanganan bahan otomasi dihub. dgn sebuah komputer pusat. • Era baru otomasi : distimulasi komputer digital • Sistem manufaktur bisa dalam bentuk: • peralatan kecil yg berdiri sendiri (robot, mesin CNC). • Sistem komprehensif dgn sel manufakturing dan FMS yg terdiri dari banyak sistem yg berdiri sendiri

  3. KONSEP DASAR SISTEM MANUFAKTURING (lanjutan) • Kontrol : komputer atau kontroller yg berbasis tek digital • Kontroller digital : menerima data dlm bentuk program dan dapat memprosesnya dan menyediakan signal utk menggerakkan drive yg mana, aksis yg mana atau konveyor penanganan bhn yg mana ? • Sist yg berdiri sendiri atau sel manufakturing sederhana : data input mendefinisikan posisi perpindahan, kecepatan, tipe gerakan, dst. • Sel manufakturing kompleks : kep didasarkan pd signal umpan balik. • Perpindahan komponen menggunakan conveyor ke sel manufakturing berikutnya diarahkan oleh komputer

  4. Dasar Kontrol Numerik • NC : pengontrolan mesin menggunakan program yg disiapkan • NC (EIA) : sistem dimana aksi dikontrol melalui penyisipan langsung data numerik ke beberapa produk, sistem hrs langsung menginterpretasikan paling tdk sebagian data • Part program : data numerik dibutuhkan untuk memprod part dan disimpan di punch tape • diatur dlm bentuk blok-blok informasi, setiap blok memuat data numerik yg dibutuhkan • Perpindahan punched tape : utk memproses satu segmen bhn kerja • Inf dimensional (panjang, lebar, radius) dan bentuk kontor (grs lurus, lingkaran, dll) diambil dr gbr teknik

  5. Dasar Kontrol Numerik (lanjutan) • Cutting speed, feedrate dan fungsi pembantu (coolant off atau on, arah spindle, penjepit, perubahan roda, dst) diprogram berdasarkan permukaan jadi dan kebutuhan toleransi yg diharapkan • NC vs mesin konvensional:Sistem NC menggantikan operator • Part programmer : memp pengetahuan dan pengalaman dlm tekni mesin • Part program ditulis secara manual atau dgn bahasa berbantuan komputer, spt APT. • Program ditembak ke tape menggunakan alat pembuat lobang spt teletype atau dgn bantuan komputer.

  6. Dasar Kontrol Numerik (lanjutan) • Dimensi part dlm part program : integer • Setiap unit berhub dgn resolusi posisi aksis pergerakan dan direpresentasikan dlm BLU (Basic Length Unit) • BLU : ukuran pertambahan atau bobot bit!, dan berhub dgn akurasi sistem NC • Perintah posisi dlm NC = jarak aktual dibagi BLU • Sistem NC : setiap aksis digerakkan oleh alat penggerak terpisah (menggantikan handwheel). • Alat penggerak : dc motor, hydraulic actuator atau stepping motor. • Dasar pemilihan : kebutuhan tenaga mesin.

  7. y + x + + z Dasar Kontrol Numerik (Lanjutan) • Pergerakan aksis utama : x, y z

  8. Dasar Kontrol Numerik (lanjutan) Drilling : lathe: z x y x z Milling: y x z

  9. Dasar Kontrol Numerik (lanjutan) • Aksis tambahan : U, V dan W • NC memuat MCU (Machine Control Unit) • MCU : membaca dan mengkodekan part program • Kode part program : instruksi ke control loop • MCU : Data Processing Unit (DPU) dan Control Loops Unit (CLU) • Fungsi DPU : mengkodekan data yg diterima dr tape, memprose dan menyediakannya bagi CLU • CLU memberikan signal bhw segmen sblmnya sdh diselesaikan dan DPU dpt membaca blok program baru.

  10. Dasar Kontrol Numerik (lanjutan) • DPU paling tdk terdiri dr fungsi : • Alat input, spt pembaca punched-tape • Sirkuti pembaca dan logika pemeriksaan paritas • Pengkodean sirkuit utk mendistribusikan data diantara kontrol aksis • Interpolator, yg mensuplai perintah kecepatan antara titik berurutan yg diambil dr gambar • CLU terdiri dari sirkuit: • Loop kontrol posisi utk semua aksis • Loop kontrol kecepatan • Sirkuit perlambatan dan pengambilan umpan balik • Kontrol fungsi tambahan

  11. Keunggulan sistem NC • Fleksibilitas penuh • ketelitian tinggi • Waktu proses lebih singkat • Dimensi bentuk (kontor) pemotongan bisa lebih banyak • Penyesuaian mesin mudah, membutuhkan wkt lbh singkat dibanding metode permesinan lainnya • Tdk membutuhkan operator keahlian tinggi dan berpengalaman • Operator memp waktu luang

  12. Kelemahan sistem NC : • Investasi awal tinggi • Pemeliharaan yg lebih kompleks; teknisi pemeliharaan spesial dibutuhkan • Paart programmer dgn keahlian tinggi dan terlatih dgn tepat dibutuhkan • Klasifikasi Sistem NC berdasarkan : • Tpe mesin : point-to-point vs Contouring • Struktur kontroller : hardware-base NC vs CNC • Metode pemrograman : pertambahan vs absolut • Tipe loop kontrol : loop terbuka vs loop tertutup

  13. Point-to-Point (PTP) • Contoh sederhana : mesin drilling • Operasi: • Bahan kerja dipindahkan menuju cutting tool sampai mencapai posisi numerik yg ditetapkan. • Cutting tool melaksanakan operasi yg diperintahkan dgn aksis diam. • Sampai tugas diselesaikan, bahan kerja berpindah ke titik berikutnya dan siklus diulangi. • Sistem hanya membutuhkan penghitung posisi utk mengontrol posisi akhir tool sampai mencapai titik yg akan dilubangi. • Jalur dr titik awal sampai posisi akhir tdk dikontrol

  14. Point-to-Point (PTP) (lanjutan) • Data utk setiap posisi yg diinginkan diberikan dalam nilai koordinat dan resolusi tgt pd sistem BLU • Contoh : meja XY mesin drilling akan dipindahkan dari titik (1,1) ke titik (6,3) dengan dimensi dlm in. Setiap aksis dpt dipindahkan dgn ekcepatan tetap 30 in/min. Tentukan waktu perjalanan dari titik awal ke titik akhir! • Solusi : • Waktu perjalanan aksis X : detik • Waktu perjalanan aksis Y : detik • Krn aksis dpt digerakkan scr simultan, mk wkt perjalanan meja adalah wkt terlama, yaitu 10 detik

  15. Sistem Kontoring • Contoh : mesin milling • Semua aksis dpt bergerak scr simultan dgn kecepatan yg berbeda. • Ketika arah nonlinear dibutuhkan, kecepatan aksial berubah, bahkan dlm segmen. • Posisi cutting tool pd akhir setiap segmen bersama dgn rasio antara kecepatan aksial menentukan kontor yg diinginkan, dan pd wkt yg bersamaan, umpan resultan jg mempengaruhi penyelesaian permukaan. • Kesalahan kecepatan pd satu aksis akan menyebabkan kesalahan posisi jalur pemotong, krn itu sistem hrs memuat loop kontrol posisi kontinu sbg tambahan thd penghitung posisi.

  16. Sistem kontoring (lanjutan) • Setiap pergerakan aksis dilengkapi dgn loop posisi dan penghitung terpisah • Informasi dimensi untuk setiap aksis diberikan scr terpisah dan diumpan melalui DPU ke penghitung posisi yg sesuai • Feedrate (laju umpan) terprogram oleh akrenanya adalah kontor dan hrs diproses oleh DPU dgn tujuan utk menyediakan perintah kecepatan yg tepat utk setiap aksis.hal ini dilakukan oleh interpolator. • Fungsi interpolator : utk mendapatkan titik tengah yg diambil dr gambar. • Ada 3 interpolator : linear, sirkular dan parabolik. Yg paling umum adalah linear dan parabolik

  17. NC dan CNC • NC menggunakan perangakt keras elektronik yg berdasarkan tek sirkuit digital. • CNC : menggunakan minikomputer atau mikrokomputer utk mengontrol peralatan mesin dan emnghapuskan (jika mungkin) sirkuit perangkat keras tambahan dlm kabinet pengontrol. • Kontrol digital dlm sistem NC berbasis perangkat keras menggunakan voltage pulses, dimana setiap pulse menyebabkan gerakan 1 BLU aksis yg sesuai: • Pulse  BLU • Pulse ini menggerakkan stepping motor dlm kontrol loop terbuka, atau dc servomotor dlm kontrol loop tertutup. • Jlh pulse yg ditransmisikan pd setiap aksis = pergerakan per+ yg dibutuhkan, dan frek menunjukkan kecepatan aksis

  18. NC dan CNC (lanjutan) • Komputer : inf diatur, dimanipulasi dan disimpan dlm bentuk kata biner • Setiap kata terdiri dr sejumlah bit tetap : 8-bit, 16-bit, dst. • CNC : setiap bit merepresentasikan 1 BLU • Bit  BLU • Kata 16-bit = 216 = 65,536 posisi aksial berbeda (termasuk nol). • Jika resolusi sistem BLU = 0.001 mm, mk angka itu menunjukkan gerakan sampai 65.536 mm • sistem CNC : Bit  Pulse  BLU

  19. NC dan CNC (lanjutan) • NC : punched tape maju satu blok demi satu blok dan dibaca setiap pemotongan satu segmen selesai. • CNC : punched tape dibaca sekaligus di awal (sebelum produksi dilakukan) dan disimpan dalam memori komputer) • Sistem pertambahan dan absolut • Sistem pertambahan : titi referensi utk instruksi berikutnya adalah titik terakhir operasi sebelumnya. • Sistem pertambahan : metode pemrograman dan alat umpan balik ada dalam bentuk pertambahan

  20. Sistem pertambahan 5 4 Y 3 2 1 0 X 300 500 700 1000 1300

  21. Sistem pertambahan (Lanjutan) • 1: X + 500 4 : X - 300 • 2 : X + 200 5 : X - 700 • 3 : X + 600 0 : X - 300 • Sistem Absolut • Semua perintah perpindahan : satu titik referensi, titik awal dan disebut dgn titik nol • Titik awal bisa di luar bahan kerja atau di pojok bahan • Perintah posisi : jarak absolut dari titik nol

  22. Sistem absolut • Titik nol : floating atau titik tetap • Titik floating nol : memungkinkan operator, dgn menekan tombol, memilih scr sembarang titik di antara meja peralatan mesin sbg titik nol • Memungkinkan operator dgn cepat meletakkan fixture dimana saja di meja mesin NC • Sistem absolut : absolut murni dan sistem pemrograman absolut • Absolut murni : dimensi pemrograman dan signal umpan balik merujuk ke satu titik, shg membutuhkan alat umpan balik yg menghasilkan inf dlm bentuk absolut (multichannel digital encoder)

  23. Sistem absolut (lanjutan) • Alat itu mahal, oleh krn itu absolut murni digunakan terutama utk meja berputar yg membutuhkan kontrol posisi yg tepat. • Sist pemrograman absolut : tdk dilengkapi dgn peralatan umpan balik absolut ttp dgn alat pengukuran pertambahan • Keunggulan sistem absolut vs sist pertmbahan : • dlm kasus interupsi yg memaksa operator menghentikan mesin. Dlm sist absolut, cutting tool scr otomatis kembali ke posisi sebelum interupsi. Dlm sistem pertambahan, setiap interupsi terjadi, operator hrs menjalankan ulang part program dan keseluruhan operasi akan diulang. • Kemudahan mengubah data dimensi kapanpun dibutuhkan

  24. Keunggulan sist pertambahan vs sist absolut : • Jk pemrograman manual digunakan, pemeriksaan part program mudah • Kinerja sist inkremental dapat diperiksa menggunakan tape loop tertutup. • Pemrograman mirror-image difasilitasi dgn sistem pertambahan.

  25. Sistem Loop Terbuka • Kontrol loop terbuka : tdk ada umpan balik, aksi kontroller tdk memp inf ttg pengaruh signal yg memproduksi. • Tipe digital dan menggunakan stepping motor untuk menggerakkan slide. • Stepping motor : cara sederhana mengkonversi pulsa elektrik ke perpindahan proporsional • Krn tdk ada umpan balik dari posisi slide, akurasi sistem hanya merupakan fungsi kemampuan motor berjalan melalui sejumlah tahapan yang tepat sesuai dengan input

  26. meja Input pulsa Stepping motor roda sekrup Sistem Loop Terbuka (Lanjutan)

  27. meja kesalahan Input pulsa +compa - rator DAC Dc motor roda sekrup Kontrol loop tertutup • Mengukur posisi aktual dan kecepatan aksis melalui pembandingan dengan referensi yg diinginkan • Perbedaan antara aktual dengan nilai yang diinginkan adalah kesalahan • Kontrol : menghilangkan atau mengurangi ke minimum kesalahan, yang disebut sistem sebagai tipe umpan balik negatif

  28. Kontrol loop tertutup (lanjutan) • Input dan signal umpan balik : urut-urutan pulse • 1 pulses  1 BLU • Pembandign digital menghubungkan 2 urutan dan memberikan signal yg merepresentasikan kesalahan posisi sistem menggunakan digital-to-analog converter (DAC) yg akan digunakan untuk menggerakkan dc motor • Alat umpan balik, yg merupakan encoder inkremental, dipasang di ujung lain sekrup dan memberikan output pulsa • Enkoder inkermental terdiri dari disk berputar yg dibagi ke dalam 2 segmen • Fotosel dan lampu diletakkan pada kedua sisi disk • Ketika disk berputar, setiap perubahan pada intensitas cahaya jatuh pada fotosel dan menghasilkan pulsa output • Laju pulsa per menit proporsional dengan revolusi per menit sekrup

  29. Kontrol loop tertutup (lanjutan) • Contoh (1) : sebuah stepping motor dgn 200 langkah per revolusi dipasang diujung sekrup mesin milling. Pitch sekrup adalah 0.1 in. • Berapa BLU sistem? • Jika motor menerima frekuensi pulsa 2000 per detik (pps), berapa kecepatan linier dlm in/men? • Solusi : • BLU = 0.1/200 = 0.0005 in • V = 2000 x 0.0005 x 60 = 60 in/men

  30. Kontrol loop tertutup (lanjutan) • Contoh (2) : dc servomotor dihubungkan secara langsung ke sekrup yang menggerakkan meja dan peralatan mesin NC. Encoder digital, yang memancarkan 500 pulsa per revolusi, dipasang di ujung lain sekrup. Jika pitch sekrup 5 mm dan motor berputar 600 rpm, hitunglah: • Kecepatan linier meja? • BLU sistem NC • Frekuensi pulsa yang ditransmisikan oleh encoder • Jawab : • V = 600 x 5 = 3000 mm/men = 3 m/men • BLU = 5/500 = 0.01 mm

  31. Kontrol loop tertutup (lanjutan) • c. F = (3000/60)/0.01 = 5000 pps • Karakteristik utama stepping motor : kecepatan maksimum tergantung distorsi yang dimuat. Semakin tinggi torsi, semakin kecil frekuensi maksimum yang diinginkan. • Stepping motor tdk dapat digunakan ke mesin dengan pemuatan torsi bervariasi, krn variasi torsi menyebabkan motor hilang langkah.

  32. Punched Tape • Alat penyimpanan part program : punched tape, magnetic tape, floppy disk, memory komputer di CNC, dll • Tape : kertas/plastik • Ada maks 8 lubang dalam setiap baris • Setiap baris lubang merepresentasikan digit desimal tanda-tanda aljabar, atau huruf dan disebut sebagai karakter • Satu set karakter : satu kata • Instruksi dan data disusun dalam bentuk blok • Setiap blok memuat instruksi yg dibutuhkan utk perpindahan mesin spesifik • Setiap blok diakhiri dgn kode End-of-Block (EB) khusus • Informasi dlm blok dilubangi dlm format khusus • Ada 3 format : tab berurutan, alamat kata dan blok tetap

  33. Format tab berurutan : setiap kata dlm blok (kecuali yg terakhir) diakhiri dgn kode tab spesial • Dengan menghit jlh kode tab, kontrol dpt mengidentifikasi kata spesifik dlm blok • Alamat kata : menggunakan huruf utk mengidentifikasi kata • Inf dilubangi ke tape menggunakan kode standar : • Kode ISO : identik dgn kode ASCII, jlh lubang selalu genap • Kode EIA, diberikan dlm nomor standar RS-244 dan RS-273. • Dicirikan oleh jlh ganjil lubang dlm setiap karakter • Kode pelubangan EB adalah lubang tunggal dlm 8 track

  34. Punched Tape (lanjutan) • Pembaca tape : membaca karakter berurutan smpi akhir blok. • Code EB :pembacaan blok sdh selesai dan sistem hrs segera melaksanakan instruksi yg baru saja dibaca • Sist NC melaksanakan segmen yg dibutuhkan kemudian mengirim instruksi ke pembaca tape utk membaca blok berikutnya • NC yg lebih baru : wkt pembacaan dihemat dgn menyediakan penyimpanan buffer. • CNC : punched tape dibaca sekali dan disimpan di memori komputer. Ketika akan memproses, komputer memberikan part program ke program kontrol dlm format sama dgn pembaca tape, ttp tanpa jeda dlm setiap blok.

  35. Punched Tape (lanjutan) • Laju pembacaan tape : tgt dari tipe pembaca • Mekanis : 30 karakter per menit • Optikal : 300 karakter per detik atau lebih • Punched tape dapat dibuat secara manual atau dgn bantuan komputer • Secara manual : flexowriter atau teletype

  36. FITUR TOOL MESIN NC • Permesinan : proses manufakturing dimana ukuran, bentuk atau sifat-sifat permukaan dirubah dengan memindahkan bahan berlebih • Ada 5 tipe dasar mesin tool : lathe atau turning, drilling atau boring, milling, shaper atau planner dan grinder • Kondisi pemotongan : variabel, dirubah oleh part programmer dan mempengaruhi laju pemindahan metal • Kecepatan pemotongan (v) : kecepatan relatif antara cutting tool dgn bahan kerja • Kecepatan spindle ( : kecepatan pemotongan dan diameter alat atau bahan kerja • Kedalaman pemotongan (d) : jarak cutting tool masuk ke dalam bahan kerja. • Menentukan dimensi linier pertama dari area cross-sectional ukuran pemotongan

  37. FITUR TOOL MESIN NC (lanjutan) • Feed : dimensi linie kedua yang menentukan area cross-sectional ukuran pemotongan • Perpindahan lateral relatif antara alat dan bahan kerja selama operasi • Milling machine : satuan panjang/tooth • Lathe dan drill machines : satuan panjang/revolusi • Sist. NC : panjang/men feedrate • Feedrate milling : feed dasar x jlh teeth x rev/men turning : feed x rev spindle/men • Metal removal rate (MRR) = v x f x d (volume/men) • Produktifitas operasi mesin = MRR

  38. Pertimbangan Disain Machines Tools NC • Tujuan pengembangan NC : akurasi dan produktifitas • Akurasi resolusirepeatibility (pengulangan) • Resolusi : fitur sistem NC/CNC yagn ditentukan oleh perancang unit kontrol dan tergantung terutama pada sensor umpan balik posisi. • Resolusi program : pertambahan posisi terkecil yang diijinkan dalam part program dan diberikan dalam bentuk BLU. • Resolusi kontrol : perubahan posisi terkecil yang alat umpan balik dapat rasakan. • Efisiensi sistem terbaik : resolusi program=resolusi kontrol dan disebut dengan resolusi sistem.

  39. Akurasi • Akurasi sistem CNC tergantung pada algoritma kontrol komputer, sistem resolusi dan ketidakakuratan mesin. • Algoritma kontrol mungkin menyebabkan kesalahan posisi yang disebabkan kesalahan pembulatan • Ketidakakuratan sistem berhubungan dengan resolusi, biasanya ½ BLU. • Akurasi sistem = ½ BLU + akurasi mesin

  40. repeatibility • Terminologi statistik yang berhubungan dengan akurasi. • Jika machine slide diperintahkan berpindah dari titik tertentu dengan jarak ayng sama beberapa kali, dengan semua kondisi lain sama, akan ditemukan bahwa gerakan resultan mengarah penempatan yang tidak harmonis. • Repeatability sistem adalah penyimpangan posisi dari rata-rata kesalahan penempatan ini. • Repeatability selalu lebih baik dibandingkan akurasi. • Akurasi dan produktifitas bisa saling kontradiksi. • Produktifitas tinggi membutuhkan kecepatan tinggi, feed dan kedalaman pemotongan, yang akan meningkatkan panas dan tenaga pemotongan dalam sistem.

  41. Repeatibility (lanjutan) • Peningkatan panas dan usaha pemotongan dapat menghasilkan deformasi panas, defleksi, dan vibrasi mesin dan sebagai akibatnya penurunan akurasi. • Pertimbangan dalam disain mesin : bahan baku, komponen bergerak friksi rendah, hindarkan gerakan hilang dan isolasi sumber panas. • Produktifitas mesin dicapai dengan meningkatkan efisiensi mesin. • Efisiensi mesin : menggunakan machining center dan turning center daripada milling atau lathe. • Center memungkinkan penggunaan feed tinggi dan kedalaman pemotongan untuk meningkatkan MRR.

  42. Metode peningkatan akurasi mesin • Tool deflection dan chatter • Energi sudut alat terhadap bahan kerja dalam milling dan turning memutar tool dan pegangan tool dan akibatnya kesalahan dimensi. Kesalahan ini dapat diatasi dengan meningkatkan kekakuan kosntruksi cantelan tool. • Chatter : respon vibrator yang dihasilkan tool deflection. • Chatter terjadi sebagai fungsi struktur emsin, materi tool dan bahan kerja dan kondisi pemotongan. • Menggunakan machine tools dengan kekakuan lbh tinggi dapat menghilangkan chatter yang terjadi dibawah kondisi pemotongan yg sama pada mesin dengan kurang kaku (keras).

  43. leadscrew • Ketidakakuratan dapat disebabkan oleh hubungan mekanis antara leadscrew dengan tool. • Untuk meningkatkan akurasi, mekanisme harus waktu-bervariasi (tidak ada pengaruh pemanasan) dan linier (tidak ada backflash dan friksi). • Deformasi panas : ada 3 sumber panas yaitu proses pemesinan, motor spindle dan penggerak dan friksi slideways dan leadscrew. • Distribusi sumber panas yang tidak uniform dapat menyebabkan deformasi pegangan tool, meja, dll. • Perbedaan suhu 10C sepanjang 1000 mm dapat menyebabkan kesalahan 0.01 mm.

  44. Deformasi panas • Untuk mengatasi : pindahkan motor tenaga-tinggi dari dasar mesin, sediakan permukaan pemindahan panas yang luas, gunakan pengaruh friksi rendah dan distribusi simetris sumber panas. • Pengaruh panas hanya dapat diminimalkan tidak dapat dihilangkan. • Mesin tool yang membutuhkan keakuratan tinggi ditempatkan di ruang ber AC atau ruangan terpisah. • Jika keakuratan lebih tinggi dibutuhkan, gunakan peralatan pengukuran khusus mahal dan kompensasi dengan loop umpan balik tambahan.

  45. Peningkatan Produktifitas dengan mesin NC • Total waktu produksi : waktu pemotongan aktual, waktu menunggu dan perpindahan, waktu loading dan unloading dan waktu pertukaran mesin. • Waktu pemotongan aktual ; proporsional terbalik dengan perkalian parameter : cutting speed, feed dan kedalaman pemotongan. • Waktu menunggu dan perpindahan : perpindahan aksis mesin sepanjang pemotongan tidak terjadi. Dalam proses turning, setengah pergerakan adalah tipe ini. Dalam milling, waktu menunggu terjadi ketika bergerak dari titik awal ke arah bahan kerja dan kembali ke awal dan akhir operasi. Dengan meningkatkan kecepatan balik, waktu menunggu dikurangi dan waktu produksi dihemat.

  46. Peningkatan Produktifitas (lanjutan) • Kecepatan balik maksimum yang diijinkan tergantung dari kekakuan mesin, drives, leadscrew dan tipe slide. • Waktu loading dan unloading dapat dihemat menggunakan dua fixtures pemegang-komponen secara simultan pada meja mesin. Satu komponen dapat unloaded dan komponen berikutnya loaded dan lainnya sedang diproses • Metode pertukaran tool otomatis dapat menghemat waktu produksi

  47. Machining Center • Mesin tunggal, pertukaran tool otomatis, meja berputar yang memfasilitasi proses sirkular dan satu atau dua meja kerja integral. • Tool changer : vertikal atau horizontal. • Pengembangan machining center distimulasi kebutuhan akurasi tinggi dalam produksi komponen besar dan kompleks. • Disain machining center saat ini hrs memperhatikan fitur: • Pengurangan waktu tidak produktif dgn mengaplikasikan pertukaran tool lebih cepat dan gerakan balik yg lbh cepat • Tingkatkan akurasi menggunakan konstruksi las kaku

  48. Machining Center (lanjutan) • Ijin feed dan kedalaman pemotongan • Peningkatan orientasi-pengguna diagnostik mesin • Menggunakan memori bubble untuk menyimpan program • Machining center pertama : vertikal • Fungis MCU • Mode selection : auto mode, manual atau dial-in mode, jogging mode, block-by-block mode. • Kompensasi dan override : tool zero offsets or cutter radius compensation, tool length compensation dan feedrate override

  49. Fungsi MCU (lanjutan) • Readout display : pembacaan nomor urutan dan pembacaan posisi-saat ini. • CNC controller : keyboard dan cathode-ray tube (CRT)

  50. NC Part Programmer • Data yang diperlukan untuk memproduksi komponen dapat diklasifikasikan menjadi: • Informasi dari gambar : dimensi (panjang, lebar, tinggi, jari-jari, dll), bentuk segmen (linier, sirkular) dan diameter yg akan dilubangi. Ketiga informasi ini akan membentuk tool path. • Parameter pemesinan: feed, spindle speed, cutting speed, fungsi tambahan. tgt dari kualitas permukaan, toleransi, tipe cutting tool dan bahan kerja. • Data yang ditentukan oleh programmer : arah pemotongan dan pergantian tool • Spesifikasi sistem NC.

More Related