1 / 57

BIOFARMASETIKA I

BIOFARMASETIKA I. Definisi Mekanisme Transport Faktor-faktor yg Berpengaruh. DEFINISI. Faktor Lain : Fisiologis, Patologis,Lingkungan. Sifat Fisiko kimia obat dan bentuk sediaan. Bioavailabilitas: Jumlah dan kecepatan obat aktif sampai ke sistemik. Respon : Terapi, Toksik.

adrian-hahn
Download Presentation

BIOFARMASETIKA I

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BIOFARMASETIKA I Definisi Mekanisme Transport Faktor-faktor yg Berpengaruh

  2. DEFINISI Faktor Lain : Fisiologis, Patologis,Lingkungan Sifat Fisiko kimia obat dan bentuk sediaan Bioavailabilitas: Jumlah dan kecepatan obat aktif sampai ke sistemik Respon : Terapi, Toksik

  3. PARAMETER BIOAVAILABILITAS MTC CpMAKS MEC tMAKS Jumlah : Cpmaks, AUC Kecepatan : tmaks, Cpmaks

  4. Pentingnya Bioavailabilitas Zat Aktif A X mg Kapsul Tablet Suspensi Bioavailabilitas Bisa berbeda Tablet Pabrik A Tablet Pabrik B Tablet Pabrik A batch I Tablet Pabrik A batch II

  5. Mekanisme Transport • Difusi Pasif • Transport Aktif • Difusi Fasilitatif • Transport Konvektif • Pinositosis • Pasangan Ion

  6. Mekanisme Transport

  7. Persamaan • Difusi Pasif (Hukum Ficks I) dQb D A P ---- = -------- (Cg – Cb) dt ∆Xm • Transport Aktif/Fasilitatif (Mikaelis-menten) dC VmC --- = - ---------- dt km+ C

  8. Tahapan Absorbsi • Dissolusi: Obat melarut dalam cairan GI • Permeasi: Obat melarut dalam membran GI masuk ke darah Salah satu atau keduanya bisa menjadi rate limiting step.

  9. Dissolusi Persamaan Nerst-Burner (Noyes-Whitney) dQ D S (Cs – CGI) ---- = ---- dt h dQ D S Cs ---- = ---- dt h dQ = K Cs S dt b = Kecepatan disolusi Intrinsik QS-1 Dh-1CS t

  10. Permeasi/Absorbsi • Difusi Pasif (Hukum Ficks I) dQb D A P ---- = -------- (Cg – Cb) dt ∆Xm dQb D A P ---- = -------- (Cg) dt ∆Xm dQ = DAP ∆Xm-1 Cgdt B = Fluks Total Q = JT t

  11. Factors affecting on Oral Absorbstion • Sifat Fisiko kimia Obat • Formulasi bentuk sediaan • Fisiologis/patologis saluran cerna • Lingkungan saluran cerna

  12. Sifat fisikokimia Obat • Koefisien Partisi Koef Partisi naik abs naik sampai maksimal lalu turun • Koef. Partisi Semu berpengaruh pada : • Kecepatan Disolusi • Kecepatan permeasi % Abs Log Popt

  13. kefisien partisi Obat Koef Partisi Absorbsi Barbital 0,7 12 Aprobarbital 4,9 17 Fenobarbital 20 Butatal 10,5 23 P dipengaruhi oleh jenis atom dan posisi penyusunannya membentuk molekul P terlalu kecil, RLS pada tahap permeasi, diatasi dengan prodrug, ex: pirampisilin, bekampisilin, fenazetin

  14. Parttion Coefficient-BioavailabilityLog P (oktanol/water) at pH 7,4 • > +1 * membran permeability generally not a problem * if MW > 400, permeability can be affected * if the molecule is an anion & MW > 400 permeability can be a significant problem -1 to +1 * permeability may be slow * narrow absorption window/or large dose may limit complete absorption < -1 * membrane permeability may limit absorption unless a carrier mediated prosess is involved in absorption

  15. The Rule of 5 States that Poor Absorption • There are more than 5 H-bond donors (expressed as the sum of OH & NH) • There are more than 10 H-bond aceptors (expressed as the sum of N & O) • The MW is over 500 • The log partition coefisient is over 5 • Compound classes that are subtrates for biological transporters are exception to the rule

  16. Sifat Fisika Kimia • Konstanta disosiasi (pKa) bersama dengan pH medium menentukan fraksi obat dalam bentuk molekul (persamaan Henderson-hasselbalch) pH = pKa+log fi – log fu, untuk asam pH = pKa+log fu – log fi, untuk basa

  17. Konstanta disosiasi (pKa) pH – partision hypothesis: 1.untuk memprediksi ratio konsentrasi dalam dua kompartemen setelah proses transport selesai: ex: berapakah perbandingan konsentrasi asam salisilat (pKa 2,9) yang ditransport dari kompartemen A (pH 7,3) ke kompartemen B (pH 6,4) setelah transport selesai 2.Obat asam mudah ditransport dari medium dengan pH rendah, dan sebaliknya. Kalo obat bersifat amfoter?

  18. Konstanta disosiasi (pKa)Absorbsi asam lemah dalam lambung dan dalam usus: pH lambung lebih kecil dibanding pH usus, tapi absorbsi lebih cepat dilambung!? % Absorbsi

  19. Sifat fisika kimia • Ukuran molekul dan bentuk molekul berpengaruh pada kecepatan disolusi maupun permeasi RT D = ------- 6 πηrN Transport konvektif lewat pori (4 Ao), ex urea, metanol, formamid

  20. Sifat fisika kimia • Stabilitas obat Hilangnya obat dari saluran cerna: absorbsi vs degradasi apparent rate konstan (Kapp)=Ka+k Dapat untuk prediksi abs maksimal k P2 jika k maka, P1 = 0,5 P2 -- = --- -- = 2 P1=0,333(P1+P2) Ka P1 Ka Abs maks = 30 % Absorbsi pinisilin (asam lemah) cepat dalam pH sekitar 4 dibanding pH asam (1-3)?

  21. FAKTOR FORMULASI BENTUK SEDIAAN • Bentuk sediaan: padat, cair • Ukuran partikel serbuk Luas permukaan spesifik ↑ dg penurunan ukuran partikel ex : nitrofurantoin mikrokristal (<10 mikron) absorbsi lebih baik drpd makrokristal (74 -177 mikron) contoh lain:griseovulvin, fenazetin, sulfadiazin

  22. Faktor formulasi bentuk sediaan • Efek pH Mencampur obat yang bersifat asam lemah dengan bahan yang basa Prinsip: persamaan henderson-hasselbalch • Bentuk garam mengganti H+ pada obat asam dengan kation lain (counter ion), semakin kecil conterion disolusi semakin baik

  23. Faktor formulasi bentuk sediaan • Penggunaan surfaktan dalam formulasi kadar kecil dibawah CMC akan memberikan efek pembasahan, jika surfaktan membentuk misal akan terjadi incorporasi ex: asam benzoat+polisorbat 80/Na lauril sulfat Sulfadiazin+dioktil sodium sulfosuksinat

  24. Faktor formulasi bentuk sediaan • Polimorfisme dan amorfisme Kloramphenikol palmitat: kristal A kristal B→Absorbsi lebih baik Novobiosin: Kristalin Amorf→Absorbsi lebih baik

  25. Faktor formulasi bentuk sediaan • Penggunaan solvat/hidrat yang berbeda % larut Eritromisin dihidrat 80 Eritromisin monohidrat Eritromisin anhidrat 20 Waktu (menit)

  26. Faktor formulasi bentuk sediaan • Kompleksasi Obat+kompleksan Obt-kompleksan Obat (plasma) Kompleksasi dengan senyawa sukar larut akan menurunan kelarutan (susteain release) dengan senyawa mudah larut dg ikatan reversibel kelarutan meningkat ex : furosemid, piroksikan, dexametason, dll membran

  27. kompleksai Peningkatan absorbsi dipengaruhi oleh: • Kelarutan zat pengompleks • Kekuatan ikatan antara obat dan zat pengompleks (ditunjukkan dengan harga konstanta kesetimbangan terbentuknya kompleks dapat dianalisis dengan: spektra IR, difraksi sinar X

  28. Faktor formulasi bentuk sediaan • Pembentukan dispersi padat - melting methode - solven methode - combination kemungkinan yang bisa terjadi: - pembentukan kompleks - terbentuk larutan padat - terbentuk dispersi padat - terbentuk polimorf yang berbeda - terbentuk amorf Contoh: griseovulvin + PEG atau PVP

  29. Faktor formulasi bentuk sediaan • Pembentukan prodrug - menambah kelarutan dalam air: pembentukan ester fosfat/suksinat dari prednisolon/deksametason - menambah kelarutan dalsm lipid: N-asiloksialkil alupurinol

  30. Faktor formulasi bentuk sediaan • Modifikasi eksipien: pengisi, penghancur, lubrikan, pengikat, SR agent penggunaan lubrikan hidrofobik menurtunkan kecepatan dissolusi asam stearat pada jumlah>5%, dissolusi turun secara signifikan Penghancur pengaruhnya kecil jika zat bersifat sangat hidrofobik.

  31. Pengaruh Faktor Fisiologi

  32. hati Sekresi empedu ke duodenum, Reabsorbsi empedu dari ileum Sekresi pankreas:enzim, air, bicarbonat

  33. LAMBUNG • Bagian Proksimal (fundus dan bodi lambung) Sebagai penampung Dinding otot mempunyai tegangan yang kecil, mudah mengembang menjadi + 1 liter • Bagian Antrum Gerakan mengaduk Pompa pengosongan lambung Dinding lambung tersusun atas 4 lapis: mukosa, sub mukosa, muscularis mukosa, serosa Mukosa : sel epitel columner (sekretori sell: 2 l getah lambung/hari), proliferasi cepat (pembaharuan 1-3 hari pH : 1 – 3,5 (dengan siklus diurnal)

  34. USUS KECIL • Permukaan ditutupi oleh vili (10 – 40 vili/mm2, dengan panjang 0,5 – 1,5 mm) • Setiap vili mengandung mikrofili (600 mikrovili/vili) • Tersusun atas sel goblet yang mensekresikas mukus (musin: kompleks glikoprotein) • Akibat sekresi pankreas maka pH naik menjadi 5,7 – 7,7. Fungsi sekresi pankreas: melindungi epitel, mencegah inaktivasi enzim pankreas, mencegah pengendapan asam-garam empedu

  35. Intestinal villi small intestine. Villi partly are opened by longitudinal cut.1-epithelium of mucous membrane; 2-goblet cells (unicellular glands); 3-net of blood capillars ofvilli; 4-central lymphatic sinus (capillars) of the fiber; 5-arteria of the fiber; 6-vein ofvilli; 7-net blood-vessels and lymphatic vessels of the mucous membrane; 8-lymphoid nodule.

  36. USUS BESAR • Bagian proksimal (cecum, ascending colon, sebagian transverse colom): mengabsorbsi air dan elektrolit • Bagian distal (sebagian transverse colon, descending colon, rectum, dan anal): menyimpan feses, mendorong feses • Mampu menerima 500 ml cairan/hari, air diserap sehingga menjadi masa padat (feses) • pH: 7- 8

  37. STRUKTUR MEMBRAN • Model lipid bilayer • Model membran globuler • Model kristal cair • Model mozaik cair

  38. In the next page

  39. Lipid bilayer (Davson-Danielli Model)

  40. Fluid mosaic models of Singer and Nicolson

  41. Integral and peripheral protein

  42. Physiological Factors Governing Drug Absorbtion • Componen and properties of GI fluid • Gastric Emptying • Intestinal transit • Blood flow depend on psicological and hormonal condision, sex, age, food 5. Thickness and fluidity of membrane

  43. 1. komponen dan sifat GI Fluid • pH: kecepatan disolusi, ratio ion – molekul (koef partisi), stabilitas obat • Garam empedu Garam empedu mengandung surfaktan (garam dari asam glikokolat dan asam taurokolat), membantu pembasahan obat lipofil: griseofulvin dianjurkan setelah makan kompleks neomisin dan kanamisin dengan garam empedu akan mengendap sehingga tidak bisa diabsorbsi

  44. Sifat dan komponen GI Fluid (cont…) • Enzim pankreas menghidrolisis klorampenikol palmitas pankreatin dan tripsin dapat mendeasetilasi obat dengan gugus N-asetil d) Viskositas masa di lambung/di usus: ditentukan oleh makanan dan mukus, mukus sangat kental mengganggu proses disolusi berpengaruh terhadap kecepatan disolusi, kecepatan pengosongan lambung, dan transit intestinal

  45. 2. Pengosongan Lambung Dinyatakan dengan: waktu pengosongan lambung, kecepatan pengosongan lambung, dan t1/2 pengosongan lambung Dipengaruhi oleh:viskositas massa lambung, suhu masa, energi yang tersimpan dalam masa lambung, dan faktor psikis Beberapa obat berpengaruh (metoklopramid) Berpengaruh pada: stabilitas obat, kecepatan obat sampai ke usus dengan A yang besar, disolusi obat (pH)

More Related