1 / 15

Memahami Tes Reliabilitas Alfa Cronbach

Memahami Tes Reliabilitas Alfa Cronbach. Wastu Adi Mulyono, M.Kep. It is translated from Explaining Cronbach’s Alpha, Kirk Allen, Graduate Research Assistant, kcallen@ou.edu , University of Oklahoma Dept. of Industrial Engineering.

airlia
Download Presentation

Memahami Tes Reliabilitas Alfa Cronbach

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Memahami Tes Reliabilitas Alfa Cronbach Wastu Adi Mulyono, M.Kep. It is translated from Explaining Cronbach’s Alpha, Kirk Allen, Graduate Research Assistant, kcallen@ou.edu, University of Oklahoma Dept. of Industrial Engineering. Original slide is downloaded from http://www.docstoc.com/docs/97288272/Cronbach-Alphappt

  2. Apakah alfa dan mengapa perlu diketahui? • Alfa Cronbach merupakan pengukuran reliabilitas yang umum dan paling sering digunakan (dalam konsistensi internal). • Awalnya dirumuskan oleh Kuder & Richardson (1937) untuk data dikotom (0 or 1) dan kemudian di generalisasikan oleh Cronbach (1951) untuk menghitung banyak metode scoring. • Orang mengetahui bahea alfa yang tinggi adalah bagus, tetapi penting untuk pengetahuan lebih dalam agar dapa digunakan dengan tepat.

  3. Tes Reliabilitas lainnya • Test/Re-Test • Tes yang sama dilakukan dua kali • Equivalent Forms • Tes yang berbeda mencakup topik yang sama • Dapat dipenuhi dengan cara membagi tes menjadi dua bagian

  4. Persamaan Alfa Cronbach Dasar • n = jumlah pertanyaan • Vi = varian skor tiap pertanyaan • Vtest = varian total semua skor (bukan %’s) pada seluruh tes

  5. Cara Kerja Alfa • Vi = pi * (1-pi) • pi = persentase kelas yang menjawab dengan benar • Rumus ini dapat diturunkan dari definisi standar varian. • Vi bervariasi dari 0 to 0.25

  6. Vtest merupakan bagian paling penting dari alfa • Jika Vtest besar, alfa akan besar juga: • Vtest besar Ratio ΣVi/Vtest kecil  Rasio yang kecil dikurangkan dari 1  Alfa tinggi

  7. Alfa yang tinggi artinya bagus. Alfa yang tinggi karena varian yang tinggi. • Mengapa varian tinggi bagus? • Varian yang tinggi berarti kita memiliki sebaran skor yang lebar, artinya objek lebih mudah dibedakan. • Jika suatu tes memiliki varian rendah, nilai di kelompok lebih dekat. Selain objek memiliki kesamaan kemampuan, tes tidak bermanfaat.

  8. Apa yang membuat pertanyaan Bagus dan Jelek dalam Alfa? • SPSS and SAS akan menunjukkan “alpha if item deleted”, yang menunjukkan bagaimana alfa akan berubahj jika pertanyaan tidak digunakan dalam tes. • “alpha if item deleted” rendah berarti pertanyaan bagus karena membuang pertanyaaan akan menurunkan nilai alfa. • Dalam tes seperti SCI (34 items), tidak ada pertanyaan akan memiliki standar deviasi lebih besar dari alfa keseluruhan. • Biasanya paling tinggi 0.03 dalam tiap arah

  9. Apa yang membuat pertanyaan menjadi Jelek? • Pertanyaan dengan “alpha if deleted” yang tinggi cencerung memiliki korelasi inter-item rendah (Pearson’s r).

  10. Apa yang menyebabkan korelasi inter item rendah atau negatif? • Jika sebuah pertanyaan cencerung dijaba dengan benar oleh siswa kelompok bawah dalam tes, tetapi siswa kelompok pintar menjawab salah. • Orang yang “salah” menjawab pertanyaan dengan benar. • Dihitung dengan “selisih/gap” antara siswa yang benar dan salah • Siswa benar: rerata skor 15.0 • Siswa salah: rerata skor 12.5 • selisih/Gap = 15.0 – 12.5 = 2.5

  11. Jika sebuah pertanyaan “jelek”, artinya pertanyaan tersebut tidak sesuai keseluruhan pertanyaan untuk mengukur faktor mendasar yang sama (misal pengetahuan tentang statistik). • Pertanyaaan tidak “internally consistent” memiliki konsistensi internal dengan maksud tes. • Kemungkinan penyebab (berdasarkan komentar fokus grup) • Menebak (misalnya, pertanyaan terlalu sulit). • Menggunakan trik (misalnya, jawaban benar terlehat berbeda dari yang salah). • Pertanyaaan membutuhkan skill yang berbeda dari maksut pertanyaan (misalnya, perlu mengingat definisi).

  12. Bagaimana tes yang panjang (banyak) membuat Alfa datar (inflate)? • Contoh, bayangkan melipatgandakan panjang test: • Vtest akan meningkat dengan power 4 karena varian berarti mengkuadratkan. • Meskipun, ΣVi hanya akan dua kali karena masing masing adalah hanya angka antara 0 dan 0.25. • Karea Vtest meningkat cepat daripada ΣVi (ingat bahwa Vtest tinggi adalah bagus ), kemudian alfa akan meningkat karena panjangnya test.

  13. References • Kuder & Richardson, 1937, “The Theory of the Estimation of Test Reliability” (Psychometrika v. 2 no. 3) • Cronbach, 1951, “Coefficient Alpha and the Internal Structure of Tests” (Psychometrika v. 16 no. 3) • Cortina, 1993, “What is coefficient alpha? An examination of theory and applications” (J. of Applied Psych. v. 78 no. 1 p. 98-104) • Streiner, 2003, “Starting at the Beginning: An Introduction to Coefficient Alpha and Internal Consistency” (J. of Personality Assessment v. 80 no. 1 p. 99-103)

More Related