1 / 45

ALAT-ALAT METABOLISME

ALAT-ALAT METABOLISME. RUSDI AZIZ Bag. Histologi FK Unand. HEPAR. HEPAR ADALAH ORGAN KELENJAR TERBESAR DALAM TUBUH DENGAN BERAT 1500 GRAM LOKASI: CAVUM ABDOMINALE SEBELAH KANAN DI BAWAH DIAFRAGMA POSISI DALAM SYSTEMA DIGESTORUM: BERADA DIANTARA PEREDARAN DARAH DAN SALURAN PENCERNAAN

becky
Download Presentation

ALAT-ALAT METABOLISME

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ALAT-ALAT METABOLISME RUSDI AZIZ Bag. Histologi FK Unand

  2. HEPAR HEPAR ADALAH ORGAN KELENJAR TERBESAR DALAM TUBUH DENGAN BERAT 1500 GRAM • LOKASI: • CAVUM ABDOMINALE SEBELAH KANAN DI BAWAH DIAFRAGMA • POSISI DALAM SYSTEMA DIGESTORUM: • BERADA DIANTARA PEREDARAN DARAH DAN SALURAN PENCERNAAN • SEBAGIAN BESAR SARI MAKANAN DARI SALURAN PENCERNAAN DIANGKUT KE HEPAR UNTUK DIPROSES, YANG SELANJUTNYA HASILNYA DIANGKUT PEREDARAN DARAH UNTUK DITIMBUN ATAU DIMANFAATKAN • BAHAN LIPID DARI USUS DALAM BENTUK CHYLUS DIANGKUT MELALUI DUCTUS THORACICUS UNTUK MASUK PEREDARANDARAH • 70% DARI DARAHNYA BERASAL DARI SISTEM PENCERNAAN MELALUI V. PORTAE. • SISANYA MELALUI A. HEPATICA SUBOWO

  3. TOPOGRAFI HEPAR SUBOWO

  4. HUBUNGAN HEPAR DENGAN PERITONEUM SUBOWO

  5. FUNGSI HEPAR • KELENJAR EKSOKRIN • MENGHASILKAN CAIRAN EMPEDU • KELENJAR ENDOKRIN: • BERBAGAI BAHAN YANG LANGSUNG DIANGKUT DARAH • SINTESIS: • BERBAGAI PROTEIN DI ANTARANYA UNTUK PLASMA • PENIMBUNAN: • KARBOHIDRAT DALAM BENTUK GLIKOGEN • LIPID DALAM BENTUK LEMAK • VITAMIN A • METABOLISME: • GLIKONEOGENESIS • DEAMINASI ASAM AMINO MENGHASILKAN UREUM • DETOKSIFIKASI • BAHAN-BAHAN TOKSIK MELALUI OKSIDASI, METILASI DAN KONJUGASI SUBOWO

  6. ORGANISASI JARINGAN HEPAR • DIBUNGKUS OLEH KAPSEL JARINGAN PENGIKAT • SATUAN MAKROKOSKOPIS: • LOBUS DEXTER • LOBUS SINISTER • LOBUS CENTRALIS/ LOBUS QUADRATUS • LOBUS CAUDATUS • SATUAN MIKROSKOPIS (3 Pandangan): • LOBULUS HEPATIS KLASIK • LOBULUS PORTALIS • ACINUS HEPATIS • KOMPONEN PARENKHIM: • HEPATOSIT • SINUSOID YANG DIBATASI SEL-EL ENDOTELDAN SEL KUPFFER • SEL PERISINOSUIDAL SUBOWO

  7. ORGANISASI JARINGAN HEPAR LOBUS CAUDATUS LOBUS SINISTRA LOBUS DEXTRA LOBUS QUADRATUS PORTA HEPATIS SUBOWO

  8. SATUAN STRUKTURAL JARINGAN HEPAR SUBOWO

  9. 3 PANDANGAN TENTANG SATUAN MIKROSKOPIS • LOBULUS HEPATIS KLASIK • LOBULUS PORTALIS • ACINUS HEPATIS SUBOWO

  10. LOBULUS KLASIK • KONSEP ORGANISASI: • JARINGAN PENGIKAT SEBAGAI BATAS YANG JELAS • BENTUK • PRISMATIK, POLIGONAL. (0,7 X 2 mm) • BATAS: • DIPISAHKAN OLEH JARINGAN PENGIKAT • PERTEMUAN BATAS MENJADI TRIGONUM KIERNANN ATAU SPATIUM PORTALIS ATAU CANALIS PORTALIS, DILALUI: • PERCABANGAN V. PORTAE • A ET V. HEPATICA • DUCTUS BILIFERUS • ORGANISASI LOBULUS: • HEPATOSIT TERSUSUN DALAM LEMPENG-LEMPENG YANG TERATUR RADIER, KE PUSAT LOBULUS (V. CENTRALIS). • TIAP LEMPENG TERSUSUN OLEH 2 HEPATOSIT • TIAP LEMPENG DIPISAHKAN OLEH SINUSOID YANG MENERIMA DARAH DARI PEMBULUH DARAH DI TRIGONUM KIERNANN • SINUSOID BERMUARA DALAM V. CENTRALIS DI PUSAT LOBULUS SUBOWO

  11. LOBULUS KLASIK TRIGONUM KIERNANN SUBOWO

  12. LOBULUS KLASIK SUBOWO

  13. LOBULUS PORTALIS • KONSEP ORGANISASI (MALL): • SATUAN ORGANISASI HEPAR SEBAGAI ORGAN KELENJAR, SEHARUSNYA DIDASARKAN BAHWA PUSAT LOBULUS KELENJAR MERUPAKAN DUCTUS EXCRETORIUS YANG AKAN MENYALURKAN CAIRAN EMPEDU. • BENTUK: • MASSA HEPAR YANG BERPUSAT PADA DUCTUS BILIARIS YANG BERADA DI TRIGONUM KIERNAAN, SEDANG BATAS PERIFER MELINTASI BEBERAPA V. CENTRALIS YANG MERUPAKAN PUSAT LOBULUS KLASIK YANG BERDEKATAN • BATAS: • BATAS TIDAK JELAS • ORGANISASI LOBULUS PORTALIS • MENCAKUP BEBERAPA BAGIAN LOBULUS KLASIK YANG BERDEKATAN SUBOWO

  14. TRIGONUM KIERNANN SUBOWO

  15. LOBULUS PORTALIS SUBOWO

  16. ACINUS HEPATIS • KONSEP (RAPPAPORT): • MEMPUNYAI DASAR YANG SAMA DENGAN LOBULUS PORTALIS, TETAPI RAPPAPORT MENYATAKAN BAHWA LOBULUS PORTALIS BUKANLAH UNIT TERKECIL KELENJAR. PUSAT UNIT (ACINUS) ADALAH SALURAN EMPEDU YANG MENERIMA EMPEDU LANGSUNG DARI CANALICULUS BILIFERUS. • BENTUK: • MELIPUTI MASSA HEPAR BAGIAN DARI LOBULUS PORTALIS, YANG MENGELILINGI SALURAN EMPEDU DAN CABANG TERMINAL V. PORTAE(VENULA PORTAE TERMINALIS) DAN A. HEPATICA (CABANG TERMINAL A. INTERLOBULARIS), YANG BERADA PADA BATAS ANTARA LOBULUS KLASIK YANG BERDEKATAN, SEBAGAI SUMBU ACINUS HEPATIS • BATAS FUNGSIONAL: • BERDASARKAN PERBEDAAN TINGKAT PENIMBUNAN GLIKOGEN DAN LEMAK, SERTA PERUBAHAN PATOLOGIK, DIBEDAKAN DAERAH MASSA HEPAR DARI PUSAT: ZONE 1, ZONE 2 DAN ZONE 3. SUBOWO

  17. ACINUS HEPATIS SUBOWO

  18. PASOKAN DARAH UNTUK HEPAR • SUMBER: • 75 % DARAH • V. PORTAE YANG MASUK MELALUI PORTA HEPATIS YANG BERCABANG-CABANG SAMPAI TRIGONUM KIERNANN DAN DALAM JARINGAN PENGIKAT ANTARA LOBULUS KLASIK YANG BERDEKATAN. • 25 % DARAH • A. HEPATICA YANG MASUK MELALUI PORTA HEPATIS, BERCABANG MENJADI A. INTERLOBARIS, DAN BERCABANG MENJADI A. INTERLOBULARIS YANG KEMUDIAN: A. INTRALOBULARIS YANG MELANJUTKAN MENJADI KAPILER ATAU SEBAGIAN KECIL SEBAGAI ARTERIOLATERMINALIS HEPATIS • SINUSOID: • MENAMPUNG DARAH • YANG BERSUMBER DARI V. PORTAE DAN A. HEPATICA • BERMUARA DALAM V. CENTRALIS DI PUSAT LOBULUS KLASIK • V. CENTRALIS BERMUARA DALAM: • V. SUBLOBULARIS YANG SELANJUTNYA DITAMPUNG DALAM V. HEPATICA YANG BERMUARA DALAM V. CAVA INFERIOR. SUBOWO

  19. PORTA HEPATIS A. HEPATICA DUCTUS CYSTICUS V. PORTAE DUCTUS HEPATICUS COMMUNIS VESICA FELLEA SUBOWO

  20. SINUSOID HEPATIS • BATAS: • SEL ENDOTEL • BERRBENTUK PIPIH, BERFENESTRA • TIDAK FAGOSITIK • SEL KUPFFER • BERBENTUK STELAT DENGAN TONJOLAN-TONJOLAN MASUK LUMEN SINUSOID • TERMASUK DALAM KELUARGA FAGOSIT, BERASAL DARI MONOSIT DALAM DARAH • SPATIUM PERISINUSOIDALIS / SPATIUM DISSE • SEL PERISINUSOIDAL: • 1) SEL STELAT, SEL ITO, SEL PENIMBUN LEMAK, SEL INTERSTI-TIALIS (BANYAK NAMA) • DIPERLIHATKAN DENGAN PEWARNAAN KHUSUS • MIRIP MORFOLOGI FIBROBLAS • MENIMBUN LEMAK YANG MENGANDUNG VITAMIN A • 2) PIT CELL • MEMILIKI PSEDOPODIA • FUNGSI BELUM JELAS SUBOWO

  21. SINUSOID HEPATIS SPATIUM DISSE SUBOWO

  22. SINUSOID HEPATIS SPATIUM DISSE HEPATOSIT DENGAN 2 NUKLEI SEL KUPFFER SEL STELAT SUBOWO

  23. MORFOLOGI HEPATOSIT • BENTULK: • POLIHEDRAL DENGAN 6 / LEBIH SISI • 3 JENIS SISI SEL: • 1) SISI MENGHADAP SPATIUM PERISINUSOIDALIS • 2) SISI MENGHADAP CANALICULUS BILIFERUS • 3) SISI YANG KONTAK DENGAN SISI HEPATOSIT LAIN • INTI: • BULAT, BESAR/VESIKULER • ORGANELA: • rough ENDOPLASMIC RETICULUM BANYAK: CYSTERNA • POLIRIBOSOM BEBAS • smooth ENDOPLASMIC RETICULUM BANYAK • KOMPLEKS GOLGI DAERAH YANG BERHADAPAN DENGAN CANALIS BILIFERUS • MITOKHONDRIA BANYAK • INKLUSIO: • BUTIR GLIKOGEN SUBOWO

  24. MORFOLOGI HEPATOSIT SUBOWO

  25. PENGALIRAN CAIRAN EMPEDU • SEL PENGHASIL CAIRAN EMPEDU: • HEPATOSIT • SALURAN KELUAR DALAM LOBULUS HEPATIS: • CANALICULUS BILIFERUS • DIBATASI OLEH MEMBRAN SEL 2 HEPATOSIT YANG BERHADAPAN YANG MENCEKUNG KE DALAM • PERMUKAAN TIDAK RATA/TONJOLAN • HUBUNGAN ANTAR 2 HEPATOSIT DILENGKAPI HUBUNGAN ZONULA OCCLUDENS • MEMBENTUK ANYAMAN 3 DIMENSIONAL DALAM LOBULUS • MENGALIR KE ARAH PERIFER LOBULUS • CANALIS HERRING • PENGHUBUNG CANALICULUS BILIFERUS DGN DUCTUSBILIFERUS INTRALOBULARIS • DIAMETER: 15 - 20  m • DINDING: EPITEL KUBOID SELAPIS • BERMUARA: DUCTUS BILIFERUS INTRALOBULARIS SUBOWO

  26. PENGALIRAN CAIRAN EMPEDU CANALICULUS BILIFERUS SUBOWO

  27. PENGALIRAN CAIRAN EMPEDU SUBOWO

  28. DUCTUS BILIFERUS DI LUAR LOBULUS • DUCTUS BILIFERUS INTERLOBULARIS • MENAMPUNG EMPEDU DARIDUCTUS INTRALOBULARIS • BERADA DALAM JARINGAN PENGIKAT ANTAR LOBULUS • SEBAGAI SUMBU ACINUS HEPATIS • BERDIAMETER LEBIH BESAR • BERMUARA DALAM DUCTUS BILIFERUS YANG BERADA DALAM TRIGONUM KIERNANN • MENDEKATI PORTA HEPATIS: • SALURAN KELUAR MAKIN MEMBESAR • DINDING: EPITEL SILINDRIS SELAPIS • JUMLAH SEMAKIN SEDIKIT • SALURAN EMPEDU DARI SETIAP LOBUS HEPATIS BERMUARA DALAM DUCTUS HEPATICUS • DUCTUS HEPATICUS • KELUAR HEPAR MELALUI PORTA HEPATIS • DUCTUS HEPATICUS COMMUNIS SUBOWO

  29. DUCTUS BILIFERUS DI DALAM DAN LUAR LOBULUS PORTA HEPATIS A. HEPATICA VENA PORTAE DUCTUS BILIFERUS DALAM TRIGONUM KIERNANN DUCTUS CYSTICUS VENA CAVA INFERIOR DUCTUS HEPATICUS COMMUNIS SUBOWO

  30. GANGGUAN JARINGAN HEPAR • CIRRHOSIS HEPATIS • JARINGAN PARENKHIM DIGANTI OLEH JARINGAN PENGIKAT • FUNGSI SEL-SEL HEPAR TERGANGGU • PENYUMBATAN ALIRAN CAIRAN EMPEDU • CAIRAN EMPEDU MASUK PEREDARAN DARAH • CAIRAN EMPEDU TERTIMBUN DALAM JARINGAN TUBUH • PENYAKIT KUNING: IKTERUS • RADANG HATI • INFEKSI VIRUS • GANGGUAN FUNGSI HEPATOSIT • KANKER • HEPATOSIT MENGALAMI TRANSFORMASI MENJADI SEL GANAS • FUNGSI SEL HEPAR TERGANGGU • PENYUMBATAN ALIRAN CAIRAN EMPEDU SUBOWO

  31. GANGGUAN JARINGAN HEPAR CIRRHOSIS HEPATIS SUBOWO

  32. VESICA FELLEA • BE NTUK & UKURAN: • KANTONG BERBENTUK BUAH JAMBU AIR, 4 cm - 10 cm • VOLUME: 40 - 70 ml • KEDUDUKAN: • PADA CEKUNGAN PERMUKAAN BAGIAN BAWAH HEPAR • BAGIAN-BAGIAN • CORPUS • FUNDUS • INFUNDIBULUM • COLLUM • FUNGSI: • MENERIMA CAIRAN EMPEDU DARI DUCTUS HEPATICUS • MENYIMPAN DAN MEMEKATKAN CAIRAN EMPEDU • MELEPASKAN CAIRAN EMPEDU KE DUODENUM MELALUI DUCTUS CYSTICUS SUBOWO

  33. VESICA FELLEA COLLUM INFUNDIBULUM CORPUS PERMUKAAN DALAM FUNDUS SUBOWO

  34. DINDING VESICA FELLEA • TUNICA SEROSA • LANJUTAN TUNICA SEROSA DARI SELUBUNG HEPAR • JARINGAN PENGIKAT PADAT • KADANG2 TERDAPAT DUCTUS LUSCHKA • DILAPISI OLEH SEL-SEL MESOTEL • TUNUCA SUBSEROSA • JARINGAN PENGIKATDI BAWAH TUNICA SEROSA • LANGSUNG MENUTUPI JARINGAN OTOT POLOS • TUNICA MUSCULARIS • LAPISAN TIPIS JARINGAN SEL-SEL OTOT POLOS • TUNICA MUCOSA • MELIPAT-LIPAT TIDAK TERATUR • KETINGGIANNYA TERGANTUNG ISI • EPITEL • SILINDRIS SELAPIS DENGAN MIKROVILI • LAMINA PROPRIA • JARINGAN PENGIKAT LONGGAR DENGAN ANYAMAN SERABUT ELASTIS DAN RETIKULER SUBOWO

  35. DINDING VESICA FELLEA SINUS ROKITANSKY-ASCHOFF SUBOWO

  36. DINDING VESICA FELLEA SUBOWO

  37. MEMBRANA MUCOSA DAERAH COLLUM VESICA FELLEAE • MELANJUTKAN MENJADI DUCTUS CYSTICUS • LIPATAN MEMBRANA MUCOSA • MIRIP KELENJAR • DISEBUT: SINUS ROKITANSKY-ASCHOFF • EPITEL: • KUBOID SELAPIS • LAMINA PROPRIA • TERDAPAT ANYAMAN TIDAK TERATUR OTOT POLOS: • LONGITUDINAL, TRANSVERSAL, MENYERONG • BERSAMA SERABUT ELASTIS • KELENJAR TUBULOALVEOLER • KELENJAR TUBULOALVEOLER JUGA TERDAPAT DALAM JARINGAN PERIMUSKULER SUBOWO

  38. DUCTUS CYSTICUS • LANJUTAN COLLUM VESICA FELLEAE ; 3 - 4 cm • BERGABUNG DENGAN DUCTUS HEPATICUS COMMUNIS • MENJADI DUCTUS CHOLEDOCHUS • MENDEKATI DUCTUS PANCREATICUS • BERSAMA-SAMA MENEMBUS TUNICA MUSCULARIS DUODENUM • DALAM TUNICA SUBMUCOSA DUODENUM BERSATU DENGAN DUCTUS PANCREATICUS MENJADI: DUCTUS HEPATICOPANCREATICUS (AMPULLA) • BERMUARA DALAM LUMEN DUODENUM PADA PAPILLA • PADA MUARA DUCTUS CHOLEDOCHUS • TERDAPAT OTOT POLOS MELINGKAR: SPHINCTER ODDI • SPHINCTER ODDI TERDIRI ATAS: • 1) SPHINCTER CHOLEDOCHUS • 2) SPHINCTER PANCREATICUS • 3) SPHINCTER AMPULLAE • DAN FASCICULUS LONGITUDINALIS SUBOWO

  39. DINDING DUCTUS CYSTICUS SUBOWO

  40. MUARA DUCTUS CHOLEDOCHUS DUCTUS CHOLEDOCHUS DUCTUS PANCREATICUS SUBOWO

  41. PANCREAS • KELENJAR PENCERNAAN TERBESAR KEDUA • PENAMPILAN: • MEMANJANG, BESAR PADA CAPUT DAN MENGECIL PADA CAUDA PANCREATIS (SEBELAH KIRI) • KEDUDUKAN: • RETROPERITONEAL DI ANTARA KELOKAN DUODENUM • UKURAN: • PANJANG: 20 - 25 cm, BERAT: 65 - 160 g • BAGIAN-BAGIAN: • CAPUT PANCREATIS • CORPUS PANCREATIS • CAUDA PANCREATIS • JARINGAN: • JARINGAN KELENJAR ASINER DI SELURUH KELENJAR PANCREAS • TERSEBAR PULAU-PULAU LANGERHANS SUBOWO

  42. PANCREAS SUBOWO

  43. JARINGAN KELENJAR PANCREAS • ORGANISASI: • TERBAGI DALAM LOBULUS YANG DIPISAHKAN OLEH JARINGAN PENGIKAT LONGGAR TIPIS • BERISI: • DUCTUS INTERLOBULARIS • PEMBULUH DARAH • SALURAN LIMFE DAN SERABUT SARAF • LOBULUS TERSUSUN OLEH BEBERAPA ACINUS KELENJAR • ACINUS: • TERBENTUK OLEH 40-50 SEL-SEL PIRAMIDAL • BAGIAN BASAL SEL PENUH DENGAN r ER MENEMPATI 20% VOLUME SEL • PUNCAK SEL: PENUH DENGAN BUTIR-BUTIR ZIMOGEN • PERMUKAAN PUNCAK SEL: SEDIKIT MIKROVILI • SEL SENTRO-ASINER: • SEL-SEL DUCTUS EXCRETORIUS BERBENTUK GEPENG YANG MASUK DALAM ACINUS • DUCTUS EXCRETORIUS • EPITEL KUBOID SELAPIS SUBOWO

  44. JARINGAN KELENJAR PANCREAS DUCTUS INTERLOBULARIS DUCTUS INTERCALARIS SUBOWO

  45. HISTOFISIOLOGI PANCREAS • FUNGSI EKSOKRIN: • MENGHASILKAN ENZIM UNTUK KETIGA BAHAN MAKANAN • KARBOHIDRAT: AMILASE • LIMAK: LIPASE • PROTEIN: TRIPSIN, KEMOTRIPSIN, KARBOXIPEPTIDASE,RIBONUKLEASE, DEOKSIRIBONUKLEASE. • MEKANISME SEKRESI: • RANGSANGAN PADA GASTER OLEH MAKANAN DAN ASAM LAMBUNG: • SEKRESI HORMON SEKRETIN DAN CHOLESTOSISTOKININ OLEH DUODENUM DAN JEJUNUM • CHOLESTOSISTOKININ MERANGSANG: • SEKRESI ENZIM OLEH SEL-SEL ASINUS • SEKRETIN MERANGSANG: • PELEPASAN CAIRAN YANG MENGANDUNG BIKARBONAT UNTUK MENETRALISASI ISI DUODENUM • DUCTUS PANCREATICUS: • BERMUARA DALAM DUODENUM SUBOWO

More Related