1 / 27

INOVASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN RAMAH LINGKUNGAN MENUJU SWASEMBADA KEDELAI TAHUN 2014

INOVASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN RAMAH LINGKUNGAN MENUJU SWASEMBADA KEDELAI TAHUN 2014. Oleh : Lutfi Afifah A34070039 DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011. Latar Belakang

cardea
Download Presentation

INOVASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN RAMAH LINGKUNGAN MENUJU SWASEMBADA KEDELAI TAHUN 2014

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INOVASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN RAMAH LINGKUNGAN MENUJU SWASEMBADA KEDELAITAHUN 2014 Oleh: LutfiAfifahA34070039 DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

  2. LatarBelakang Kedelai (G. max) Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi proteinnabatiutamabagi 234 jutajiwa 2

  3. LatarBelakang (Lanjutan) • Produksi kedelai dalam negeri baik melalui perluasan tanam maupun peningkatan produktivitas belum dapat mengimbangi kebutuhan impor dalam volume yang cukup besar. • Tabel 1 ProduksikedelaiNasionaltahun 2005 sampaitahun 2010 Sumber: BadanPusatStatistik (http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php?eng=0)

  4. LatarBelakang (Lanjutan) • PenurunanproduktivitaskedelaiHama danpenyakittanaman • Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi petani berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum, pertanian maupun manusia • Inovasiteknologipengendalian yang ramahlingkungandalam pengendalian OPT Pengendalianberbasis PHT  mencukupikebutuhankedelaidalamnegeridandapatmencapai target swasembadakedelaipadatahun 2014.

  5. RumusanMasalah • Kebutuhanmasyarakatakankonsumsikedelaidalamnegeribelumdapattercukupi. Hama yang merupakankendalautamapadabudidayatanamanpangan. • Inovasiberbagaiteknologipengendalianramahlingkungandapatdijadikansebagaialternatifuntukmengatasiseranganhama yang efektif, efisien, danamanbagikesehatanmanusia. • Sehinggadiharapkandengantercukupinyakebutuhankedelaidalamnegeriakanmempercepatswasembadakedelaipadatahun 2014 mendatang.

  6. Tujuan • Menginformasikanberbagaiinovasiteknologipengendalianramahlingkungandalampengendalianhamaterpadupadatanamanpangan, khususnyakedelaidi Indonesia sebagaipengendalianalternatif yang efektif, efisien, danaman.

  7. MetodePenulisan Penentuankerangkaberpikir Penentuangagasan Pengumpulan data • PengolahandanAnalisis Data PerumusanSolusi PenarikanKesimpulandan Saran

  8. Kedelaisebagaikomoditaspanganpentingdi Indonesia Pestisidasintetik OPT padatanamankedelai Produksirendah, resistensidanresujensihama, berbahayabagilingkungandankesehatan Inovasiteknologipengendalian Ramah lingkungan Aman, efektif, peningkatanproduksikedelaimenujuswasembadatahun 2014 KerangkaPemikiran

  9. Seranggaarthopoda 12-14 hama penting 111 hama 266 JENIS serangga 53 non-target Terabaikan Polinator Detrivora 61 predator Pengendali populasi alami PHT 41 parasitoid (Okada et al., 1988)

  10. O. phaseoli M. dolichostigma M. sojae HAMA LALAT PADA KEDELAI

  11. L. indicata S. litura Adoxophyesprivatana Chrysodeixischalcites KOMPLEK HAMA DAUN KEDELAI

  12. N. viridula P. hybneri R. linearis Polonghampa HAMA POLONG KEDELAI

  13. Pengetahuandasar PHT: Bioekologihamadanmusuhalami Identifikasitaksonomi Fluktuasidandinamikapopulasihamadanmusuhalaminya Tanamaninang Daerah penyebaranhama Ambangekonomi Metoda sampling polasebaranhama

  14. Komponenteknologi PHT • VarietasTahan • Penanamanvarietas yang toleranhama • Saatinipenggunaanvarietastahanuntukpengendalianhamakedelaimasihterbatas • Varietaskerinci--> toleransibaikterhadapkutukebul • Pelaksanaanmudahdanmurahsertatidakberbahayabagimanusiadanlingkungan • 2. Insektisidasintesisdannabati • Insektisidasidametrin --> O. phaseoli, matador --> hamadaun, deltametrin --> hamapenghisappolong • InsektisidanabatiSerbukbijimimba (SBM)--> O. phaseolidanA. glycines

  15. MIMBAPESTISIDA NABATI RAMAH LINGKUNGAN • Pembuatan Ekstrak Air Biji Mimba • Kering anginkan biji mimba beserta kulitnya sampai kering • Giling sampai halus, kemudian disaring dengan ayakan 0,05 mesh. • Timbang 25-50 g serbuk biji mimba + 1 l air + 1 ml alkohol aduk rata, kemudian rendam semalam (12 jam). • Keesokan harinya rendaman bahan disaring dengan kain furing • Larutan hasil penyaringan kemudian ditambah dengan 1 g deterjen atau 0,5 ml perata (apsa), aduk rata dan larutan siap disemprotkan. • Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari, dengan volume semprot yang memadai 400-600 l air, tergantung umur tanaman yang akan disemprot • Pembuatan Ekstrak Air Daun Mimba • Blender 50 g daun mimba segar dengan 1 l air + 1 ml alkohol aduk rata, kemudian rendam semalam (12 jam). • Keesokan harinya rendaman bahan disaring dengan kain furing • Larutan hasil penyaringan kemudian ditambah dengan 1 g deterjen atau 0,5 ml perata (apsa), aduk rata dan larutan siap disemprotkan.

  16. 3. Cendawanentomopatogenefektif • Pemanfaatannyaseringmenghadapikendala • Pada tanaman pangan, keefektifan cendawan biasanya rendah (Hajeket al. 1990) • Upaya untuk meningkatkan keefektifan cendawan dapat dilakukan dengan: • 1) melakukan identifikasi jenis hama utama yang akan dikendalikan, • 2) mengaplikasikan cendawan entomopatogen pada sore hari dengan konsentrasi konidia minimal 107/ml, • 3) mengulang aplikasi sebanyak tiga kali, dan • 4) menambahkan bahan perekat dan bahan pembawa pada suspensi konidia sebelum diaplikasikan pada hama sasaran. • Beberapacendawanentomopatogen --> B. bassiana, M. anisopliae, A. parasiticus, Paecilomyces, L. lecanii(Prayogo, 2009) Gambar 1 TelurR. linaristerkolonisasicendawanL. lecanii

  17. 4. Spodoptera litura nuclear polyhedrosis virus (SlNPV)Murah – Mudah – Efektif MengendalikanUlat Grayak dan Hama Lain pada Kedelai TahapmembuatbiopestisidaSlNPV 1. Kumpulkanulatgrayakukuran 2-3 cm daripertanaman 2. Masukkankedalamtoplesplastik diameter 18,5 cm dantinggi 12 cm 3. 1 stoplesidealnyaberisi 100 ekorulatgrayak 4. Ulattersebutdiberipakandaunkedelai yang sudahdicelupkankedalamlarutan SlNPV JTM 97 C. 5. Biarkanulattersebutmati, kemudianulatdihancurkandandisaring 6. Semprotkanpadatanamankedelai yang terserangulatgrayak, jikapopulasiulat grayakmencapai 2 kelompok per 3 rumpun. 7. Aplikasi SlNPV dalam bentuk suspensi cair sama dengan metode yang digunakan untuk insektisida kimia, yaitu dengan menggunakan alat semprot konvensional maupun sprayer gendong/knapsack. Semprotkan pada sore hari pkl. 15.00 – 16.00.

  18. 5. Nematodaentomopatogenefektif • Genus Steinernema dan Heterohabditis, merupakan agens hayati yang efektif dan efisien untuk mengendalikan ulat grayak, (lundi) Holotrichia spp. dan (boleng) Cylas formicarius. • Di dalam hemokul inang, Ijs melepaskan bakteri simbion yakni Xenorhabdus sp. untuk Steinemema dan Photorhabdus sp. untuk Heterorhabditis. • Toksin yang dihasilkan untuk nematoda dan bakteri kemudian membunuh inang dalam waktu 24-48 jam setelah infestasi.

  19. Steinernema & Heterorhabditis sp. Melepasbakteri Pencarianinang Infeksi Inangmati Berkembang biak Juvenilinfektif Stadia dewasa Keluarnya Juvenilinfektif Dewasa Reproduksi Telur Stadia dewasa 2-3 GENERASI (didalamtelur)

  20. 6. Tanamanperangkapefektif

  21. 7. Pergilirantanaman • Bertujuan --> memutus daur hidup suatu hama • --> populasinya dapat ditekan dengan cara mencegah tersedianya makanan, tempat untuk hidup dan berkembang biak • Syarat untuk pergiliran tanaman yaitu hama bukan bersifat polifag. • Sebagai contoh ialah untuk mengendalikan hama lalat kacang dengan mengganti pertanaman kedelai dengan tanaman bukan kacang-kacangan.

  22. 8. Penentuanwaktutanamserempak • Dimaksudkan agar tersedianya makanan bagi hama menjadi lebih pendek dan suatu saat akan menjadi periode tidak ada pertanaman  perkembangan populasi dapat dihambat. • Sebagai contoh untuk pengendalian lalat kacang tanam serempak harus dilakukan dengan selisih waktu tidak lebih dari 10 hari. • 9. Sanitasitanamanpolong • Sanitasi bertujuan untuk menghilangkan sumber serangan, inang alternatif pembersihan lahan dari tanaman/ sisa tanaman terserang, pembersihan pematang, saluran air, gulma, tanaman inang, semak-semak dan tempat-tempat untuk bertelur.

  23. Pestisidasebagai kebijakanpokok perlindungan tanaman dalamwaktu lama Lemahnyapenelitian dasarkarena kurangnya perhatian LEMAHNYA PEMANFAATAN PHT Pemasyarakatan yang terlambat Minimnyainformasi danterkesan ruwet & rumit

  24. PETANI BERKUMPUL: Menyampaikankekurangan & kelebihan masing2 untuksalingmelengkapidan hasilnyadikembalikan utkkeperluan masing2 LEMBAGA TEKNIS LITBANG AKADEMISI PENTINGNYA BERBAGI PERAN DALAM PHT

  25. Kesimpulan • Inovasipengendalianramahlingkunganmenggunakankonsep PHT efektifdanefisienmengendalianhama-hamautamakedelai. • Pemantauanjenis, populasi, dantingkatseranganhamautamakedelaidananalisisekosistemsertakeputusanpengendaliandenganinsektisidaberdasarkanambangkendalimasing-masinghamasebagaidasarpengaplikasianinsektisidaefektifdanefisienmenekantingkatinfestasihama, efisienmengurangijumlahpemakaiandanbiayainsektisida. • Diharapkandenganadanyapenerapanteknologipengendalianberbasis PHT dapatmeningkatkanproduktivitaskedelaidi Indonesia dan target swasembadakedelaipadatahun 2014 akantercapai.

  26. Saran • Mengingatbesarnyaprospekdariteknologipengendalianhayati, makapenelitianlanjutansangatpentingdilakukandanperlunyamemproduksiagenshayatisiappakai. • SelainituoptimalisasikemampuanSumberdayaManusiadikalanganpenelitidanpetanidalampenggunaaanTeknologi yang ramahlingkunganmutlakdiperlukandalamkemajuanpengembanganpenelitiantentangtanamanpangankhususnyakedelai. • Perlu melakukan eksplorasi agens hayati dari berbagai pelosok tanah air Indonesia.

  27. TERIMA KASIH

More Related