1 / 41

GASTRITIS

GASTRITIS. dr. Saptino Miro, SpPD Subbagian Gastroentero-Hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unand. Fisiologi Saluran Pencernaan. Ditutupi di bagian dalam oleh lapisan mukosa ( Selaput lendir ), untuk : 1. Absorpsi : penyerapan

chase
Download Presentation

GASTRITIS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. GASTRITIS dr. Saptino Miro, SpPD Subbagian Gastroentero-Hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unand

  2. FisiologiSaluranPencernaan • Ditutupidibagiandalamolehlapisanmukosa (Selaputlendir), untuk : • 1. Absorpsi : penyerapan • 2. Sekresi : pengeluaranlarutan (enzim), mukus (lendir) • 3. proteksi : perlindungan Lapisanototpolosutkmotilitas (gerakanmemeras/mendorong = peristaltik). Diaturolehpersarafansimpatisdanparasimpatis (vagus)

  3. Sarafparasimpatismeningkatkanperistaltikdansekresi. • Sarafsimpatismenghambatefekparasimpatik (mengurangiperistaltikdansekresi)

  4. Keluhan saluran cerna : • Disfagia • Nyeri dada • Nyeri /rasa panasepigastrium • KembungSindromadispepsia • Nausea/mual • Vomitus/muntah • Cepatkenyang • Colic,mules • Diare • Melena • Hematokezia • konstipasi

  5. SINDROMA DISPEPSIA

  6. SINDROMA DISPEPSIA • Bukan istilah dari suatu nama penyakit • Tapi istilah untuk suatu sindroma/kumpulan dari beberapa gejala/keluhan, berupa: • Nyeri di daerah ulu hati (epigastrium) • Rasa panas di epigastrium • Rasa tidak nyaman (discomfort) di epigastrium • Kembung • Mual – muntah • Rasa cepat kenyang/perut rasa cepat penuh/begah • Rasa seperti menyesak dari ulu hati ke atas

  7. Keluhan2 di atas tidak harus ada semuanya pada seorang pasien Sindroma Dispepsia • Keluhan bisa episodik atau menetap • Awam : bila ada keluhan spt di atas diasumsikan  Sakit Maag • Ringan  berat  RS

  8. Definisi Dispepsia • Menurut konsensus ROMA II th 2000, adalah: • “Dyspepsia refers to pain or discomfort centered in the upper abdomen” Heart burn atau pirosis • tidak termasuk Dispepsia oleh karena disebabkan GER

  9. Epidemiologi dispepsia • 15 – 30% dari populasi umum pernah mengalami dispepsia • Dijumpai 30% dari pasien dokter praktek umum • 60% dari semua pasien di klinik gastroenterologi • Di Negara barat: prevalensi 7 – 41% • (yang berobat hanya 10-20%) • Di Indonesia : data secara nasional (-)

  10. Etiologi DispepsiaKeluhan2 dispepsia timbul sbg akibat kondisi2 sbb: • Akibat penyakit/gangguan dalam lumen saluran cerna atas, seperti penyakit: • Tukak gaster (ulkus lambung) • Ulkus duodenum • Inflamasi : gastritis/duodenitis • Tumor gaster • Gastropati karena : • NSAID/OAINS • ASA

  11. 2. Penyakit2 hati, pankreas, dan bilier, spt: hepatitis, pankreatitis, kolesistitis dll 3. Penyakit sistemik, spt :  DM, GGK, hamil, PJK, CHF 4. Ggn fungsional  Non Organik (dispepsia fungsional) = dispepsia non ulkus - 30% dari kasus dispepsia - tanpa kelainan/ggn organik/struktural

  12. Hasil esofagogastroduodenoskopi pada 591 kasus Dispepsia di RSCM th 1994

  13. Pendekatan Diagnostik pada Dispepsia • Anamnesis : gambaran, karakteristik dan lokasi keluhan • Pemeriksaan fisik abdomen: • Nyeri tekan/lepas, organomegali,massa tumor • Labor: • jml lekosit (infeksi) • Serologi (helicobacter pylori) • Amilase & lipase (pankreatitis) • Marker tumor (keganasan sal.cerna) : CEA, CA 19-9, AFP

  14. Endoskopi (esofagoduodenoskopi), diindikasikan bila: • Dispepsia + Alarm symptoms : • Petunjuk awal akan kemungkinan adanya kelainan organik: BB, anemia, muntah2 hebat, dugaan obstruksi, hematemesis,melena, keluhan berulang, umur > 45 th. • Endoskopi dpt mengidentifikasi kelainan organik pada lumen sal.cerna, biopsi dan pengambilan spesimen untuk biakan kuman H. pylori

  15. USG : batu empedu, kolesistitis, sirosis hati, hepatoma dsb • Radiologi (Barium meal) : • Dapat mengidentifikasi kelainan mukosa

  16. Alur tatalaksana ringkas diagnosis kasus dispepsia DISPEPSIA Alarm symptoms (anemia, BB, hematemesis, melena dsb) - + Terapi gagal Eksplorasi diagnostik : (endoskopik, radiologi, USG dll) Terapi empirik Penyebab organik tidak teridentifikasi Penyebab organik teridentifikasi Terapi definitif Dispepsia fungsional

  17. DISPEPSIA FUNGSIONAL • DEFINISI • Konsensus ROMA II th 2000, adalah dispepsia • Berlangsung minimal 12 minggu (tak hrs berurutan) di dlm 12 bulan • dispepsia persisten a/ rekuren (nyeri a/ tak nyaman yg berpusat di upper abdomen • Tak ada kelainan organik (endoskopik) • Bukan dispepsia yg berhubungan dg IBS

  18. Epidemiologi Dispepsia Fungsional • Inggris dan Skandinavia : • Prevalensi : 7 – 41 % • Hanya 10 – 20 % yg berobat • Indonesia : • secara nasional data (-)

  19. Untuk kepentingan th/ gambaran klinis dispepsia fungsional terbagi atas: • Tipe spt ulkus  keluhan dominan nyeri epigastrium disertai nyeri malam hari • Tipe spt dismotilitas  keluhan dominan kembung, mual, muntah, rasa penuh, cepat kenyang. • Tipe non pesifik  tak ada keluhan dominan

  20. Sebelum konsensus Roma II, • heart burn/ regurgitasi termasuk dispepsia • tapi saat ini masuk penyakit GERD krn tingginya sensitifitas dan spesifisitasnya untuk adanya proses GER

  21. Patofisiologi Dispepsia Fungsional • PATOFISIOLOGIS PASTI BELUM DIKETAHUI • Faktor hipersekresi asam lambung mukosa hipersensitif thd asam • Faktor infeksi Helicobacter pylori  ? • Dismotilitas  hipomotilitas antrum & ggn koord antroduodenal  perlambatan pengosongan lambung

  22. Ambang rangsang nyeri rendah  shg distensi gaster ringan  timbul nyeri • Disfungsi otonom  ggn Vagal (neuropati vagal)  gagal relaxasi proximal lambung saat makanan masuk  cepat kenyang/penuh • Psikologis (stress kehidupan) berhub. dengan penurunan kontraktilitas lambung

  23. TATALAKSANA DISPEPSIA NON MEDIKAMENTOSA • Hindari makanan/minum sbg pencetus, makanan merangsang spt: • Pedas • Asam • tinggi lemak • mengandung gas • Kopi • alkohol dll • Bila muntah hebat, jgn makan dulu • Makan teratur, tidak berlebihan, porsi kecil tapi sering • Hindari stress, olah raga

  24. Terapi Medikamentosa • ANTACIDA : • penetralisirfaktorasamsesaat, pe nyerisesaat • Paling umumdigunakan • Study metaanalisismanfaat (-), efektifitas = plasebo • Penyekat H2 reseptor: pesekresiasamlambung • Telahumumjugadikonsumsi • Study : manfaat 20% diatasplasebo • Generik : cimetidin, ranitidin, famotidin

  25. Penghambatpompa proton / proton pump inhibitor (PPI) menghambatproduksiasamlambung : • Paling efektifdan superior dlmmenghambatproduksiasamlambung • omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol, esomeprazol • mahal

  26. Prokinetik (anti mual-muntah): • dimenhidrinat, metoklopramid, domperidon, cisapride, ondansetron • Antagonis reseptor dopamin2 dan reseptor serotonin • Utk tipe dismotilitas efektif dibanding plasebo

  27. Sitoprotektor : • sukralfat, teprenon, rebamipid • Mucopromotor • me prostaglandin • me alirandarahmukosa

  28. Antibiotik: • bila terbukti terlibatnya H.pylori (+) • Amoxicillin, claritromisin, tetrasiklin, metronidazol, bismuth • Tranguilizer antianxietas, antidepresan • Bila ada faktor psikik

  29. Gastritis • Definisi Radang mukosa lambung ok iritasi etiologi : OAINS/NSAID,asam lambung,Helikobacter pylori • Gastritis Akut: iritasi akut sept alkohol, obat OAINS , makanan,zat korosif dll Gastritis erosive : krn OAINS, zat2 korosif gejala : nyeri epigastrium,nausea, hematemesis-melena diagnosis : gastroskopi terapi : stop penyebab, antasida, H2 bloker, PPI, sitoprotektif • Gastritis Kronis: Auto imun, hipersekretorik, atrofi superfisial, infeksi Helikobacter pylori

  30. Klinis • Syndrom dispepsia: nyeri epigastrium (ulu hati), kembung, begah, mual , muntah, anoreksia, tambah berat karena stress. • Kelainan fisik minimal , nyeri tekan di epigastrium • Pemeriksaan penunjang : endoskopi kel : hiperemis, hipersekresi, refluks empedu , erosi, tidak ditemukan ulkus

  31. TERAPI • Diet : diet lambung : lunak, tidak merangsang, porsi kecil tapi sering STOP/JANGAN: makan/minum asam, pedas, sayur mgd gas, kopi, soft drink, obat OAINS/kortikosteroid Jika ada mematemesis-melena : Puasa • Obat-obatan : Penetral asam lambung : antasid AH2 bloker : ranitidin, cimetidin Sitoprotektif: sukralfat, rebamipide,teprenon Proton pump inhibitor (PPI): omeprazol,pantoprazol,rabeprazol,esomeprazol Simtomatis : anti mual, anti kembung, anti perdarahan bila hematemesis-melena, dsb

  32. CONT…. • Obat-obatan : Penetralasamlambung : antasid AH2 bloker : ranitidin, cimetidin Sitoprotektif: sukralfat, rebamipide,teprenon Proton pump inhibitor (PPI): omeprazol,pantoprazol,rabeprazol,esomeprazol Simptomatis : anti mual, anti kembung, anti perdarahanbilahematemesis-melena, dsb

  33. Komplikasi • Perdarahan pada Gastritis Erosiva • Kolik abdomen ; nyeri hebat • Dehidrasi : muntah – muntah hebat, intake kurang

  34. GASTRITIS AKUT

  35. GASTRITIS EROSI

  36. GASTRITIS EROSI

  37. GASTRITIS KRONIS

  38. ULKUS GASTER

  39. KANKER LAMBUNG

More Related