1 / 29

Pengukuran Kerja (Work Measurement)

Pengukuran Kerja (Work Measurement). Uyuunul Mauidzoh, ST., MT. PENGUKURAN KERJA ( WORK MEASUREMENT ).

chiku
Download Presentation

Pengukuran Kerja (Work Measurement)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pengukuran Kerja (Work Measurement) Uyuunul Mauidzoh, ST., MT

  2. PENGUKURAN KERJA(WORK MEASUREMENT) • Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. • Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study), yaitu waktu standar atau waktu baku.

  3. Pengukuran waktu : • Pengukuran waktu secara langsung : • Pengukuran dengan stop watch • Sampling kerja • Pengukuran waktu secara tidak langsung • Data waktu baku • Data waktu gerakan, dll.

  4. Pengujian Kecukupan data Faktor Penyesuaian Waktu Siklus Waktu Siklus Rata-rata Waktu Normal Waktu Standar (Baku) Faktor Kelonggaran Pengujian keseragaman data Pengukuran Waktu dengan Stop Watch Prosedur/urutan Pengukuran Waktu Kerja

  5. PENGUJIAN DATA • Uji kecukupan data. • Untuk memastikan bahwa data yang telah dikumpulkantelah cukup secara obyektif. Pengujian kecukupan data dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan. Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak (populasi).

  6. Derajat ketelitian (degree of accuracy) Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya.Tingkat keyakinan (convidence level)Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan.Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. : • Derajatketelitian (degree of accuracy) • Menunjukkanpenyimpanganmaksimumhasilpengukurandariwaktupenyelesaiansebenarnya. • Tingkat keyakinan (convidence level) • Menunjukkanbesarnyakeyakinanpengukurakanketelitian data waktu yang telahdiamatidandikumpulkan.

  7. Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. : N’ = Dengan : k = Tingkat keyakinan k = 99% = 3 k = 95% = 2 s = Derajatketelitian N = Jumlah data pengamatan N’ = Jumlah data teoritis Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N data dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan penambahan data.

  8. Contoh • Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah jumlah pengamatan cukup?

  9. Penyelesaian X = 107 (X)2 = 11449 X2 = 791 k = 95% = 2 s = 10% N’ = N = 15, Karena N’ < N , maka data dianggap cukup.

  10. Uji Keseragaman dataUntuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari system yang sama dan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda. BKA = X + k BKB = X - k = Dengan :BKA = Batas Kontrol AtasBKB = Batas Kontrol Bawah X = Nilai Rata-rata = Standar Deviasi k = Tingkat Keyakinan

  11. Contoh Suatupengukuranelemenkerjadilakukansebanyak 15 kali denganmenggunakan stop watch, jikabataskontrol ± 3. Tentukanapakah data seragamatautidak.

  12. Penyelesaian X = 7,13  (X – X)2 = 27,73  = 1,4 BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33 BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93 Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data dikatakan seragam

  13. Penyesuaian (Rating Factor) • Seringterjadibahwa operator dalammelakukanpekerjaannyatdkselamanyabekerjadlmkondisiwajar, ketidakwajarandapatterjadimisalanyatanpakesungguhan, sangatcepatseolah-olahdiburuwaktu, ataukarenaterjadikesulitan-kesulitansehinggamenjadilambandalambekerja. • Bilaterjadidemikianmakapengukurharusmengetahuidanmenilaiseberapajauhketidakwajarantersebutdanpengukurharusmenormalkannyadenganmelakukanpenyesuaian.

  14. Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian (p). • Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu : - Bila operator bekerjadiatas normal (terlalucepat), makaharga p nyalebihbesardarisatu (p > 1). - Operator bekerjadibawah normal (terlalulambat), makaharga p nyalebihkecildarisatu (p< 1). - Operator bekerjadenganwajar, makaharga p nyasamadengansatu (p = 1).

  15. Metode-metode untuk menentukan penyesuaian1. The Westing House SystemSistem ini dikembangkan oleh Westing House Electric Corporation dengan mempertimbangkan empat factor al : ketrampilan, usaha, kondisi dan konsistensi.2. Synthetic RatingDikembangkan oleh Morrow, Synthetic Rating meng- evaluasi kecepatan operator dari nilai waktu gerakan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.3. Speed Rating/Performance RatingSistem ini mengevaluasi performansi dengan mempertimbangkan tingkat ketrampilan persatuan waktu saja.

  16. 4. Objective RatingDikembangkan oleh Munder dan Danner, Metode ini tdk hanya menentukan kecepatan aktivitas, tetapi juga mempertimbangkan tingkat kesulitan pekerjaan. Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan pekerjaan adalah : jumlah anggota badan yang digunakan, pedal kaki, penggunaan kedua tangan, koordinasi mata dengan tangan, penanganan dan bobot.

  17. Kelonggaran (Allowance) Adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator, karena operator dalam melakukan pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).

  18. Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : • Kelonggaranuntukkebutuhanpribadi.Kegiatan yang termasukkebutuhanpribadi : minumuntukmenghilangkan rasa haus, pergikekamarkecil, bercakap-cakapdengansesamapekerja, dll. • Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue). Rasa fatigue tercerminantara lain darimenurunnyahasilproduksi, bila rasa fatiqueiniberlangsungterusmakaakanterjadi fatigue total, yaituanggotabadantdkdapatmelakukangerakankerjasamasekali. Untukmengurangikelelahansipekerjadapatmengaturkecepatankerjanyasedemikianrupasehinggalambatnyagerakan-gerakankerjaditujukanuntukmengilangkan rasa fatigue tersebut.

  19. 3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari.Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan : • Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas. • Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat potong (komponen) yang patah, memasang kembali komponen yang lepas dll. • Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang. • Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.

  20. Waktu Baku (Waktu Standar)Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk menghitung waktu baku dapat menggunakan formulasi sebagai berikut :WB = [ W siklus x RF ] x Waktu NormalKeterangan :WB = waktu bakuRF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance Rating) All = Kelonggaran (Allowance)

  21. Contoh Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table berikut. Apabila kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar.

  22. Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja • Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk dalam kondisi kerja atau menganggur. • Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara acak/random. • Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan random yang dikonversi ke satuan waktu. • Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tk dalam kondisi idle/menganggur adalah 10/100 =0,1

  23. Pengujian Data • Kecukupan Data SP = N’ = Dengan : S = Derajat ketelitian p = Prosentase sibuk/produktif k = Tingkat keyakinan N’ = Ukuran sample/data

  24. Keseragaman Data Batas kontrol untuk p BKA = BKB = Keterangan: BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah p = Prosentase sibuk/produktif k = Tingkat keyakinan

  25. Contoh : Suatupengamatan sampling kerjadilakukanselama 10 harikerjadenganwaktupengamatansetiapharikerjaadalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiaphari, tingkatkeyakinan 99% danderajatketelitian 5%. Tentukankecukupandankeseragaman data.

  26. Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk dalam range BKA dan BKB, maka data seragam. Penyelesaian Prosentase idle = 0,116, prosentase kerja (p) = 1 –0,016 = 0,884 k = 99% = 3 N = 500 S = 0,05 n = 50 N’ = Karena N’ < N, maka data dianggap cukup BKA = BKB =

  27. Waktu Baku • Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung dengan menggunakan rumus : Waktu Normal = Waktu Baku =

  28. Contoh : Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115% dan kelonggaran 20%.

  29. Penyelesaian Waktu Normal (Wn) = Waktu Baku (Wb) = Output Standar = Jadi, pekerjamampumengerjakanpenyortiransuratsebanyak 4 surat per menit.

More Related