1 / 44

KONSEP DASAR

HIGENE PERUSAHAAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( Industrial Higiene, Occupational Health and Safety ) Oleh M. DALHAR GALIB. KONSEP DASAR. Pengertian Batasan Tujuan Ruang lingkup. PENGERTIAN.

cira
Download Presentation

KONSEP DASAR

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. HIGENE PERUSAHAAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( Industrial Higiene, Occupational Health and Safety ) Oleh M. DALHAR GALIB

  2. KONSEP DASAR • Pengertian • Batasan • Tujuan • Ruang lingkup

  3. PENGERTIAN Proses produksi meliputi 3 unsur yakni pekerja, tempat kerja (lingkungan), dan alat/sarana. Untuk mencapai produksi unsur2 tsb hrs memenuhi standar atau serasi/seimbang agar tidak berakibat kerugian berupa sakit, celaka, bencana Upaya agar ke 3 unsur tsb memenuhi standar atau serasi/seimbang, dng melakukan pengendalian terhadap penyebab kerugian. Penyebab kerugian (faktor penyebab) berupa fisika, kimiawi, biologi, psikologi, ergonomi dan alat/sarana,dll.

  4. HIGENE PERUSAHAAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Pekerja GANG.KES/SAKIT CELAKA H MISI *Higene Perush. *Work Environment Alat/sarana kerja S E LEDAK/BAKAR PROSES PRODUKSI

  5. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LINGKUNGAN (ENVIRONMENT) PEKERJA (PEOPLE) ALAT/SARANA (EQUIPMENT) KESEHATAN KERJA KESELAMATAN KERJA P. LANGSUNG * Tindakan * Kondisi P. DASAR * F. Perorangan * F. Pekerjaan • FISIKA • KIMIAWI • BIOLOGI • ERGONOMI • PSIKOLOGI Kecelakaan PAK Occ. Disease Accident KERUGIAN Biaya langsung * Pengobatan * Kompensasi 1 Biaya tidak langsung * Kerusakan gedung * Kerusakan peralatan * Kerusakan produksi * Kerusakan bhn baku * Latihan, penelitian * Penggantian, dll. ICE BERG PHENOMENON 3/7

  6. Example Classification of Occupational Health and Safety Hazards Chemical Fumes Gases Liquids Particulate Dust Vapors Physical Cold stress Heat stress Ionizing radiation (alpha,beta,gamma, x-rays) Non ionizing radiation (lasers, radio freq, microwaves, ultra violet light). Pressure Vibration Noise O2 Deficienscy Biological Insect (ants,bees,scorpions,spiders,mosquittoes) Microbes (bakteria,parasites,viruses) Toxic agent. Reptiles (drinking water,higiene facilities) Small mammals (dogs,rodents,skunks) Potentially violent people Ergonomic Cirendian rhythm (shift work,rest cycles) Fatigue (extended work hours) Hand tools Manual material handling (biomechanics,lifting,pushing,pulling,carrying) Work station design (dials,controls,signals,labeling,office-computer. Psychological Mental task overload Stress (occupational and non occupational) Subtance abuse Repetitive physiological Organization behavior General Safety Construction Maintenance Electrical Emergencies Environmental conditions Fires/explosion Mechanical and machinery systems Motorized equipment Pressurized systems Fall protection Motor vehicle occupant safety Note :All hazards must be addressed in employer’s overal health and safety program if present at work site.

  7. HEALTH – DISEASE – DEATH MODEL STRESSORS INJURY QUANTITY QUALITY DIMENSION ANTAGONISTIK FORCE HEALTH ACTION DEPRESSION and/or STIMULATION DISEASE COUNTER ACTION DELAYED - INDIRECT CHRONIC DISEASE DEATH

  8. PENYAKIT YG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA ( Keppres Nomor 22 tahun 1993 ) TERDIRI 31 KELOMPOK PENYAKIT DEBU SILIKOSIS, ANTRAKOSILIKOSIS, SILIKOTUBERKULOSIS, ASBOSTOSIS, DEBU LOGAM BERAT, ASMA-SENSITISASI, ALLERGIK, ALVEOLLITIS. LOGAM SENYAWA BERACUN DARI BERILIUM, KADMIUM, KROM, MANGAN, AIR RAKSA, ARSEN, TIMBAL. GAS KARBON DISULFIDA, HALOGEN DARI HIDROKARBON, BENZENA, NITRO GLISERIN, KARBON MONOKSIDA, KARBON DIOKSIDA, HIDROGEN SULFIDA, HIDROGEN SIANIDA, AMMONIAK. FISIK KEBISINGAN, RADIASI, VIBRASI, PANAS, TEKANAN. LAIN-LAIN ALKOHOL, GLIKOL, KETONE, BAHAN KIMIA LAINNYA, DERMATOSIS, KANKER.

  9. BATASAN Menurut Suma’mur Higene Perusahaan ( Industrial Hygiene ) : sepesialisasi dlm ilmu higene beserta prakteknya yg dng mengadakan penilaian kpd faktor2 penyebab peny. Kwal & kwant dlm lingk. kerja melalui pengukuran dan hasilnya digunakan sbg dasar tindakan korektif thd lingk. tsb bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masy. sekitar perusahaan terhindar dari bhy peny. akibat kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan yg setinggi-tingginya Kesehatan Kerja ( Occupational Health ) : sepesialisasi dlm ilmu kesehatan/kedokteran beserta perakteknya yg bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yg setinggi-tingginya baik fisik, mental, sosial dng usaha preventif dan kuratif thd penyakit2/gangg. kesehatan yg diakibatkan faktor2 pekerjaan dan lingk. kerja serta thd penyakit2 umum 3. Keselamatan Kerja ( Occupational Safety ) : pengendalian secara teknis thd peralatan, bahan, proses pengolahan, landasan tempat kerja, lingk. Kerja, dan cara melakukan pekerjaan shg terhindar dari kecelakaan

  10. HIPERKES & KK Pendekatan teknis & medis dlm rangka terciptanya lingk. kerja yg aman, tenaga kerja yg sehat dan produktif, bebas gangguan kesehatan/penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

  11. TUJUAN Tenaga kerja yang sehat, selamat, produktif dan berkwalitas. Tujuan tsb dpt dicapai apabila didasarkan kenyataan sbb : Pekerjaan hrs dilakukan dng cara dan dlm lingk kerja yg memenuhi standar serta syarat kesehatan yg disesuaikan pula dng tingkat kesehatan dan gizi tenaga kerja. Biaya dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja/umum sangat mahal dibanding dng biaya pencegahan

  12. RUANG LINGKUP Kesehatan Kuratif Kesehatan Preventif Pengamanan bahaya2 oleh karena proses pekerjaan yg berakibat kpd pekerja/masy. Penserasian diantara tenaga kerja dengan pekerjaan Pengamanan bahaya oleh mesin, alat, sarana kerja Perbaikan gizi tenaga kerja (gizi kerja ) Pengaruh psikologi yg dpt menurunkan efisiensi dan kegairahan kerja. Keluarga Berencana, sebagai penunjang tarap hidup dan kesejahteraan pekerja.

  13. INDIKATORKINERJA MENURUN *Lingk.>NAB *Gang.Kes/Sakit *Anemi Gizi *Kec.Kerja MENINGKAT *Produktifitas *Kwalitas *Efisiensi *Daya saing *Permintaan Waktu ( bulan/tahun )

  14. SEJARAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

  15. SEJARAH DI TINGKAT DUNIA 1. Sejak adanya pekerjaan dlm hub. pengupahan/penggajian 2. Abad 16, ada gambaran peny. Yg diderita pekerja tambang. 3. Abad 17 Bernadine Ramazzini (1633-1714) dlm bukunya De Morbis Artrificum Diatriba menguraikan ttg berbagai jenis penyakit yg berkaitan dng pekerjaan ( Bapak Kesehatan Kerja ). 4. Awal abad 18, masalah K3 mulai mendapat perhatian dari revolusi industri yg dimulai dari Inggeris, negara2 di Eropah, AS, Canada. 5. Abad 20, pertumbuhan dan perkembangan teknologi di negara2 maju seperti tek. proses produksi dlm industri, tek komunikasi, pertambangan dll.

  16. SEJARAH DI INDONESIA Dimulai dng keluarnya peraturan ttg penjagaan Keselamatan Kerja di pabrik dan bengkel yh. 1910 ( veiligheids reglement ), kemudian UU Uap dan Peraturannya th 1930. Beberapa thn setelah merdeka dibuat UU Kerja dan UU Kecelakaan, dan th 1957 didirikan Lembaga Kesehatan Buruh yg kemudian thn 1965 berubah menjadi Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Buruh Thn 1964 keluarlah PMP No. 7 thn 1964 ttg Syarat Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan dlm tempat kerja. Tahun 1969 dikeluarkan UU No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok mengenai tenaga kerja Th. 1970, keluar UU No. 1 tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja Tahun 2003 keluar UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan yang didalamnya memuat tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

  17. POLA ORGANISASI

  18. POLA ORGANISASI • Dalam Pemerintah baik pusat maupun daerah. • Dalam perusahaan • Swasta/kemasyarakatan • Kegiatan pada perguruan tinggi.

  19. PERBEDAAN KESKER DENGAN KESMAS

  20. PERBEDAAN KESKER DNG KESMAS Kesehatan pekerja merupakan tujuan utama Diurusi golongan karyawan yg mudah didekati. Efektif pemkes awal & berkala Yang dihadapi adalah lingkungan kerja. Bertujuan peningkatan produktivitas Dibiayai oleh Perusahaan. Perkembangan pesat sesudah revolusi industri. Per UU berada dalam lingkup ketenaga kerjaan Kesmas merupakan sasaran utama Diurusi masy. Yg sulit dicapai Sulit pemeriksaan periodik atau berkala Lingk umum merupakan problem pokok. Bertujuan kesehatan dan kesejahteraan masy. Dibiayai Pemerintah. Perkembangan setelah kemajuan jazad renik. Per UU termasuk dlm Ilmu Kesehatan.

  21. BEBERAPA ISTILAH DALAM K3

  22. BEBERAPA ISTILAH Hazard (potensi bahaya),suatu keadaan yg memungkinkan timbulnya insiden Resiko (risk), kemungkinan terjadinya insiden pd priode/sikulus operasi ttt. Insiden, suatu kejadian yg tdk dikehendaki yg dpt mengacaukan/menurunkan efisiensi proses produksi yg telah ditentukan yakni gangguan kesehatan/PAK,cidera/kecelakaan kerja, kerusakan harta benda, penurunan hsl produksi, dll. Kecelakaan (accident), kejadian yg tdk diinginkan yg menimbulkan kerusakan pd tubuh dan harta benda.

  23. BEBERAPA ISTILAH 5. Penyakit Akibat Kerja (PAK), penyakit yg ditimbulkan oleh pekerjaan dan ada hubungannya dng pekerjaan. 6. Nyaris celaka (near miss), suatu kejadian akibat situasi yg berubah sedikit saja kecelakaan dpt dihindari. 7. Danger (tingkat bhy), ungkapan adanya potensi bhy secara relatif, krn telah dilakukan tindakan pencegahan 8. Safe (aman/selamat), kondisi dimana tdk ada kemungkinan malapetaka. 9. NAB (Nilai Ambang Batas), suatu nilai dimana pekerja mampu menghadapinya dng tdk menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja utk waktu 8 jam/hr atau 40 jam/mg.

  24. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

  25. UU No. 1 THN 1970 TTG KESELAMATAN KERJA • UU No. 3 THN 1992 TTG JAMSOSTEK. • UU No. 13 THN 2003 TTG KETENAGKERJAAN • KEPPRES RI No. 22 THN 1993 TTG PAK. • PMP No. 7 THN 1974 TTG SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN, PENERANGAN. • PERMENNAKERTRANSKOP No. PER.01/Men/1976 TTG WAJIB LATIH HIPERKES BAGI DOKTER PERUSAHAAN • PERMENNAKERTRANS No.Per.02/Men/1979 TTG WAJIB LATIH HIPERKES BG PERAWAT • PERMENNAKERTRANS No.Per.02/Men/1980 TTG PEMKES TENAGA KERJA. • PERMENNAKERTRANS No.Per.03/Men/1982 TTG PELAYANAN KESEHATAN KERJA. • KEPMENKES No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 TTG PERSYARATAN KESLING KERJA, PERKANTORAN DAN INDUSTRI.

  26. UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970 • YANG DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 ADALAH KESELAMATAN KERJA DALAM SEGALA TEMPAT KERJA BAIK DIDARAT, DIDALAM TANAH, DIPERMUKAAN AIR, DIDALAM AIR MAUPUN DIUDARA, YANG BERADA DIDALAM WILAYAH KEKUASAAN HUKUM REPUBLIK INDONESIA. • SEDANGKAN INTI SEGALA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN K3 ADALAH : • 1. PENGENDALIAN. • 2. PEMBINAAN. • 3. SANGSI

  27. UNDANG-UNDANG NO 1 TH 70 Pasal 8 : Pemeriksaan Kesehatan Pasal 9 : Pembinaan Pasal 15 : Ancaman Pidana

  28. SYARAT – SYARAT KESELAMATAN KERJA ( Pasal 3 ayat 1 )

  29. PASAL 8 • Wajib memeriksa kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja yg akan diterima maupun akan dipindahkan. • Wajib memeriksa semua tk secara berkala pd dokter yg ditunjuk pengusaha dan dibenarkan Direktur ( Depnakertrans ). • Norma-2 pengujian kesehatan ditetapkan dng peraturan perundangan. • PASAL 9 • Menjelaskan kpd tk baru mengenai ( ayat 1 ): • a. Kondisi dan bahaya yg dpt timbul dalam tempat kerja. • b. Semua alat pengaman dan alat2 pelindung yg diharuskan. • c. Alat Pelindung Diri ( APD ) • d. Cara-cara dan sikap kerja yg aman dlm melaksanakan pekerjaan. • 2. Wajib menyelenggarakan pembinaan bagi semua tk dlm pencegahan kecelakaan, kebakaran, peningkatan K3, dan P2K3. ( ayat 3 ) • PASAL 15. • Ancaman Pidana : Hukuman kurungan 3 bln, atau denda Rp. 100.000,-

  30. UU No. 3 THN 1992 TTG JAMSOSTEK. • Tk yang kecelakaan / sakit akibat kerja berhak menerima Jaminan Kecelakaan Kerja atau JKK ( pasal 8 ayat 1 ) yg meliputi biaya angkut, periksa, obat, rawat, rehab, STMB, cacad, kematian. • Tk, suami/isteri/anak berhak menerima JPK ( pasal 16 ayat 1 ). • UU No. 13 THN 2003 TTG KETENAGAKERJAAN. • Pekerja anak umur 13 s/d 15 thn dpt melakukan pekerjaan ringan sepanjang tdk mengganggu perkembangan kesehatan fisik,mental,sosial. • Pekerja perempuan : • a. Umur kurang 18 thn dilarang bekerja pd malam hari ( psl 76 ayt 1 ) • b. Hamil yg berbahaya bagi K3 dilarang pd mlm hari ( psl 76 ayt 2 ) • c. Bekerja pd malam hari wajib diberi makan bergizi, jaga susila, siapkan antar jemput. • d. Haid merasa sakit, tdk wajib bekerja pd hari 1 & 2, memberitahukan. • e. Istirahat 1,5 bln sebelum dan sesudah melahirkan, sesuai dokter/bdn • f. Diberi kesempatan untuk menyusui.

  31. UU No. 13 THN 2003 ( lanjutan ) 3. Pengusaha wajib melaksanakan ketentuan jam kerja ( psl 77 ayt 1 ) a. 7 jm 1 hr dan 40 jm 1 mg untuk 6 hari kerja/minggu. b. 8 jm 1 hr dan 40 jam 1 mg untuk 5 hari kerja / minggu. 4. Pengusaha wajib memberikan waktu istirahat dan cuti kpd pekerja : a. Se-kurang2nya ½ jam setelah bekerja 4 jam terus menerus. b. Istirahat mingguan 1 hr utk 6 hr kerja, 2 hr utk 5 hr kerja/minggu. c. Cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 hari kerja. d. Istirahat panjang se-kurang2nya 2 bulan. 5. Setiap pekerja/buruh berhak untuk memperoleh perlindungan atas : a. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ). b.Moral dan kesusilaan. c. Perlakukan yg sesuai dng harkat dan mastabat manusia/nilai agama. 6. Setiap Perusahaan wajib menerapkan SMK3 yg terintegrasi. 7. Upah pekerja yg sakit dibayar : 100% 4 bln I, 75% 4 bln II, 50% 4bln III, selanjutnya 25% sebelum adanya PHK. 8. Pengusaha dilarang melakukan PHK karena sakit selama wkt tdk melampau 12 bln secara terus menerus.

  32. KEPPRES RI NO. 22 THN 1993 TTG PAK. • Penyakit yg timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yg disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan • Setiap tk yg menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja ( PAK ) berhak mendapatkan JKK baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja. ( psl 2 ). • Hak JKK diberikan bila penyakit tsb timbul dalam waktu paling lama 3 tahun terhitung sejak PHK. Apabila menurut dokter yg merawatnya. • PMP NO. 7 THN 1974 TTG SYARAT KES, KEBERSIHAN, PENERANGAN. • Halaman bersih, teratur, rata, tdk becek luas, sampah terkumpul rapih. • Gedung kuat dari bhn yg tdk mudah terbakar, lantai, dinding, atap terpelihara, dicat paling sedikit sekali 5 tahun, tangga kuat tdk licin. • Cubic space 10 m3 – 15 m3, tinggi dinding 3 m, 2 m2 setiap pekerja. • Kakus, terpisah laki2 dan prempuan, penerangan yg cukup, pertukaran udara yg baik, tiap 15 org 1 kakus dan tiap 100 orang 6 kakus. • Tersedia tempat mandi, cuci muka/tangan, tempat ludah, tempat pakaian ( locker ). • Dapur, kamar makan harus bersih rapih, air memenuhi syarat, karyawan bebas peny. Menular. • Buruh yg kerja sambil duduk disediakan tempat duduk, demikian pula yg lain, tempat berhias untuk perempiuan. • Jendela-2, lubang2 atau dinding gelas luasnya 1/6 kali luas lantai tempat kerja agar cahaya cukup masuk dalam ruangan. • Syarat-2 penerangan ( dibahas nanti pada materi Penerangan ).

  33. PERMENNAKERTRANSKOP NO.PER 01/MEN/76 TTG WAJIB LATIHAN HIPERKES KK BAGI DOKTER PERUSAHAAN. • Setiap perusahaaan wajib mengirim dokter perusahaannya utk mendapatkan latihan higene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja. • Dokter Perusahaan adalah setiap dokter yg ditunjuk atau bekerja di perusahaan yg bertugas dan atau bertanggung jawab atas Higene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. • PERMENNAKERTRANS NO. PER.01/MEN/79 TTG WAJIB LATIHAN HIPERKES KK BAGI PARAMEDIS PERUSAHAAN. • Perusahaan wajib mengirim tenaga paramedis utk mendapatkan latihan K3. • Paramedis adalah tenaga yg ditunjuk/ditugaskan utk melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas2 Hiperkes dan KK di perusahaan atas petunjuk dan bimbingan dokter perusahaan. • PERMENNAKERTRANS No.Per.02/Men/80 TTG PEMKESNAKER. • Dokter Pemeriksa : dokter yg ditunjuk Pengusaha, telah mengikuti Latihan Hiperkes KK dan syarat2 lain, dan dibenarkan oleh Dirjen Pengawasan. • Melaksanakan pemkes sebelum kerja, berkala, dan khusus.

  34. PERMENNAKERTRANS No.Per.03/Men/82 TTG PELAYANAN KESKER. • Pemkes sebelum kerja, berkala, khusus. • Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja, lingk. Kerja, perlengkapan sanitair dan kesehatan tenaga kerja, tenaga kerja yg punya kelainan ttt dalam kesehatannya. • Pencegahan dan pengobatan thd penyakit umum dan PAK, P3K. • Memberi nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan APD yg diperlukan, gizi serta penyelenggaraan makan di tempat kerja. • Usaha rehabilitasi akibat kecelakaan kerja dan PAK. • Memberikan laporan berkala tentang yankes kepada pengurus.

  35. PENILAIAN RISIKO KESEHATAN KERJA (Assesment risk of occupational health )

  36. PENILAIAN RISIKO KESEHATAN KERJA 1. Identifikasi a. Cara langsung b. Cara tdk langsung 2. Evaluasi a. Pengukuran lingk. b. Pemeriksaan Kes. c. Interpretasi 3. Pengendalian a. Teknis b. Medis c. Adminstratif d. APD

  37. IDENTIFIKASI / RECOGNITION • Cara langsung a. Mengetahui flow diagram proses produksi. b. Kunjungan ketempat kerja c. Informasi dari pekerja, supervisor, dll. • Cara tidak langsung a. Laporan hsl pemeriksaan kesehatan b. Secara epidemiologis diketahui kondisi kesehatan dan kecelakaan kerja.

  38. EVALUASI • Pengukuran lingk. Kerja fisik, kimia dengan sampling dan analisa. • Pemeriksaan kesehatan, paru, telinga, mata, specimen biologis ( darah, urine, rambut, kuku, lendir ), dsb. • Membandingkan hasil pengukuran dng NAB, dan hasil pemeriksaan dng standar. • Penilaian cara kerja, alat/sarana • Interpretasi ; sifat, intensitas, waktu.

  39. Nilai Ambang Batas (NAB) Batas dimana pekerja sanggup menghadapinya dengan tdk menimbulkan gangguan kesehatan/ penyakit utk waktu 8 jam/hr atau 40 jam/minggu.

  40. PENGENDALIAN TEKNIS • Subtitusi • Isolasi • Cara basah • Merubah proses • Ventilasi keluar setempat ( Local Exhaust Ventilation ) • Ventilasi Umum (Dilusion). • Modifikasi • Ketatarumahtanggaan • Mengatur jarak • Program pemeliharaan yang cukup. • Silencer.

  41. PENGENDALIAN THD PEKERJA • Pemkes pendahuluan ( pre employment examintation ) • Pemkes berkala ( periodic e e ) • Pemkes khusus ( special e e ) • Diklat • Penerangan sbl kerja • Mutasi • Isolasi pekerja • Personal monitor.

  42. PENGENDALIAN ADMINISTRATIF • Membatasi waktu kontak ( pemaparan ) dengan faktor bahaya atau kontaminant. • Gunakan aturan dlm NAB atau pertimbangan lainnya.

  43. ALAT PELINDUNG DIRI • Respirator • Ear plug • Ear muff • Sarung tangan. • Safety shoes • Safety hat • Spectacle Goggles • Cup goggles • Cover goggles • Face shield • Baju/pakaian kerja

More Related