1 / 43

BAB 2 METODE PENCATATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB 2 METODE PENCATATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG. Metode Pencatatan Perusahaan Dagang. Pencatatan persediaan barang dagang dapat dilakukan dengan dua sistem pencatatan berikut :

colin
Download Presentation

BAB 2 METODE PENCATATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB 2METODE PENCATATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

  2. Metode Pencatatan Perusahaan Dagang Pencatatanpersediaanbarangdagangdapatdilakukandenganduasistempencatatanberikut : • Sistempersediaan perpetual. Padasistempersediaan perpetual (perpetual inventory sistem), setiappembeliandanpenjualanbarangdagangdicatatpadaakunpersediaan. • Sistempersediaanperiodik. Padasistempersediaanperiodik (periodic inventory system), catatanpersediaansepanjangperiodeakuntansitidakmemperhatikanjumlahpersediaanbarangdaganguntukdijualdanjumlahbarangdagang yang telahterjual.

  3. Pencatatan Pembelian Barang Dagang Sistem Perpetual

  4. PencatatanPembelianBarangDagangSistemPeriodik

  5. Pada akhir periode, ayat jurnal penyesuaian untuk persediaan pada sistem persediaan periodik adalah sebagai berikut :

  6. Penentuan Kuantitas Persediaan Jumlah persediaan barang pada akhir periode laporan adalah jumlah fisik barang dalam gudang dan toko, serta barang-barang dalam perjalanan. Jumlah fisik persediaan dapat dihitung melalui stock opname pada akhir periode laporan. Pada saat stock opname dilakukan, mutasi keluar masuk barang tidak diperbolehkan. Barang dalam perjalanan adalah barang yang masih berada di pihak pengangkut tetapi telah diakui sebagai milik perusahaan kita.

  7. Perhitungan Harga Perolehan Persediaan Secaraumum, perhitunganhargaperolehanpersediaandihitungberdasarkanmetodealirananggapan. Metodeiniantara lain : • FIFO (First In First Out), barang yang masuk paling awalakandikeluarkanlebihdahulu. • LIFO (Last In First Out), barang yang masuk paling akhirakandikeluarkanterlebihdahulu. • Weighted Average (rata-rata tertimbang), barang yang akandijualdianggapmemilikiharga yang samasehinggakejadianmasukbarangtidakdiperhatikan.

  8. Pada awal periode, PT.ABC memiliki persediaan sebesar Rp. 1.500. Pada periode tersebut, terjadi mutasi persediaan sebagai berikut :

  9. Harga Perolehan Persediaan Metode FIFO

  10. Harga Perolehan Persediaan Metode LIFO

  11. Harga Perolehan Persediaan Metode WA

  12. Perbedaan dalam nilai akhir persediaan dan harga pokok penjualan mengakibatkan nilai laba bersih, total kativa, dan total modal akan mengalami perbedaan pula. Laba bersih tertinggi akan diperoleh apabila perusahaan menggunakan metode FIFO, laba terendah akan dihasilkan oleh metode LIFO, sedangkan metode WA akan menghasilkan nilai laba bersih yang berada diantara metode FIFO dan LIFO. Di samping ayat jurnal untuk persediaan, pengendalian terhadap jumlah masing-masing jenis persediaan dapat dipermudah dengan kehadiran kartu persediaan untuk masing-masing jenis persediaan. Kartu persediaan memuat rincian mutasi masuk dan keluar masing-masing barang beserta saldo persediaan tersebut.

  13. Menganalisis dan Mencatat Transaksi Ke Jurnal Umum • Tiaptransaksidagangdipengaruhiolehpembelidanpenjual. Perhatikanpencatatanbeberapacontohdibawahini. • Padacontohini, akandilihatbagaimanatransaksi yang samadicatatsamaolehpenjualdanpembeli. • Pencatatanataspesediaanbarangdagang, baikolehpenjualmaupunpembeli, diasumsikanmenggunakanmetode perpetual. • PenjualadalahPT.CitradanpembeliadalahPT.Kharisma • (Klikdisiniuntukmelihattransaksi)

  14. Mencatat Transaksi ke Jurnal Khusus • Jurnal khusus merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang sering terjadi. • Jurnal umum mungkin sudah memadai bagi perusahaan kecil, bila frekuensi pada perusahaan kecil tersebut meskipun tinggi namun jenis transaksi tersebut masih bersifat sama. • Meskipun demikian, transaksi pada perusahaan besar memiliki frekuensi dan jenis transaksi yang banyak sekali, sehingga pencatatan dengan menggunakan jurnal umum menjadi tidak efisien. • Teknik pencatatan khusus diperlukan untuk memperluas sistem pencatatan, antara lain dengan mengganti jurnal umum dengan beberapa jurnal khusus (special journal).

  15. Tiapjurnalkhususdirancanguntukmencatatsatujenistransaksi yang terjadisecaraberulang-ulang. Sebagaicontoh, karenahampirsemuaperusahaanmemilikibanyaktransaksi yang berkaitandenganpengeluaranuang, makasangatdimungkinkanbagiperusahaanuntukmenggunakanjurnalkhususuntukmencatatpengeluarankas. • Perusahaan dagang agar efektifmakapencatatanatastransaksiberulangtidaklagidilakukankejurnalumum, tetapidicatatkedalam : • Jurnalpembelian (tempatmencatattransaksipembeliandengankredit) • Jurnalpenjualan (tempatmencatattransaksipenjualandengankredit) • Jurnalpenerimaankas (tempatmencatattransaksipenerimaanuang) • Jurnalpengeluarankas (tempatmencatattransaksipengeluaranuang) • Bilasuatutransaksitidakdapatdikelompokkankedalamempatmacamjurnalkhususdiatas, makapencatatanatastransaksitersebutdilakukankedalamjurnalumum.

  16. Perbedaan Jurnal Umum dan Jurnal Khusus

  17. Manfaat Jurnal Khusus • Memungkinkan pembagian pekerjaan. Tiap jurnal khusus ditangani oleh satu orang sehingga terjadi spesialisasi pekerjaan, yakni tiap transaksi sejenis dicatat oleh satu atau sekelompok orang ke dalam satu jenis jurnal khusus. • Memudahkan pemindahbukuan ke buku besar. Pemindahbukuan (posting) adalah pencatatan angka-angka dalam jurnal ke masing-masing buku besar. • Memungkinkan pengendalian intern yang lebih baik. Tiap jurnal khusus menjadi tanggung jawab satu orang pertugas sehingga lebih memudahkan pelaksanaan pengendalian terhadap buku tersebut.

  18. Jurnal pembelian. Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang dan barang lainnya secara kredit. • Jurnal pengeluaran kas. Semua pengeluaran uang melalui kas dicatat ke dalam jurnal pengeluaran kas. • Jurnal penjualan. Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang dibuat untuk menatat penjualan barang dagang secara kredit. • Jurnal penerimaan kas. Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang dibuat untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang secara kas atau tunai. Penerimaan kas dapat berupa uang tunai, cek, kontan, bilyet giro, wesel pos, dan sebagainya. • Jurnal umum. Transaksi-transaksi yang tidak dapat digolongkan ke dalam jurnal khusus dicatat ke dalam jurnal umum.

  19. Bentuk Jurnal Pembelian

  20. Contoh Des 1 DibelibarangdagangdariPD.Agung Bandung sehargaRp. 2.900.000 dengansyaratpembayaran 3/10, n/30, faktur no.01 7 DibeliperlengkapansecarakreditdariPT.Bima Jakarta sehargaRp. 1.200.000 dengansyaratpembayaran 3/10, n/10, faktur no.05 8 DibelibarangdagangdariPD.Toto Jakarta sehargaRp. 2.000.000 dengansyarat 3/10, n/30, faktur no. 15 15 DibeliperalatankantordariCV.Deta Jakarta sehargaRp. 5.000.000 dengansyarat EOM faktur no. 30 18 DibelibarangdagangdariPD.BandungsehargaRp. 4.000.000 dengansyaratpembayaran 3/10, n/30, faktur no. 40

  21. Pencatatan transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal pembelian adalah sebagai berikut :

  22. Bentuk Jurnal Pengeluaran Kas

  23. Contoh : Des 2 DibayarkepadaPT.Toto Jakarta hutangbulanlalusebesarRp. 2.500.000 dengancek no. 2779 11 Dibayarbebanangkutbarang yang dibelitanggal 8 Desember yang lalusebesarRp. 200.000 dengancek no. 2800 11 Dibayarfaktur no.01 tanggal 1 Desember 2003 dengancek no.2781 (lihatsoaljurnalpembelian) 21 Dibayarbebanpengirimanbarang yang dijualsebesarRp. 100.000 (fakturpenjualan no.122) dengancek no.2782 27 DibayarsewagedunguntuksatutahunsebesarRp. 3.500.000 dengancek no. 2783 28 DiambiluntukpribadiolehFachrudinpemilikperusahaanuangkassebesarRp. 500.000 dengancek no. 2784 30 DibayarhutangkepadaCV.DetasebesarRp. 5.000.000 dengancek no. 2785 31 DibayargajipegawaiuntukbulanDesember 2004 sebesar Rp.675.000 dengancek no. 2786 31 Dibayar yang keamananbulaandesember 2004 sebesarRp. 25.000 31 DibelibarangdagangsecaratunaisehargaRp. 2.400.000 Pencatatantransaksi-transaksidiataskedalamjurnalpengeluarankasadalahsebagaiberikut :

  24. Bentuk Jurnal Penjualan

  25. Contoh Des 6 Dijualkepada PD Ari PatibarangdagangsehargaRp. 4.000.000 dengansyaratpembayaran 2/10, n/30, faktur no. 120 10 DijualbarangdagangkepadaToko Jaya SalatigasehargaRp. 1.500.000 dengansyaratpembayaran 2/10, n/30, faktur no.121 18 Dijualbarangdagangkepada PD Sakura Kudus sehargaRp. 4.500.000 dengansyaratpembayaran 2/10, n/30 faktur no. 122 31 Dijualbarangdagangkepada PD TitisTegalsehargaRp. 3.000.000 dengansyaratpembayaran 2/10, n/30, faktur no. 123

  26. Pencatatan transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal penjualan adalah sebagai berikut :

  27. Bentuk Jurnal Penerimaan Kas

  28. Contoh Des 3 Diterimapelunasanhutangdari PT Asoka SalatigasebesarRp. 3.150.000 13 DijualtunaibarangdagangsehargaRp. 1.000.000 14 Diterimapelunasanfaktur no. 120 tanggal 6 Desember yang laludari PD Ari Pati 17 DijualperalatankantorbekassehargaRp. 200.000 secaratunai 25 Diterimapelunasanfaktur no. 121 tertanggal 10 Desember yang lalu

  29. Pencatatan transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal penjualan adalah sebagai berikut :

  30. Jurnal Umum Transaksi-transaksi yang tidakdapatdigolongkankedalamjurnalkhususdicatatkedalamjurnalumum. Contoh : Des 4 Dikirim nota debit kepada PD Agung Bandung, ataspengembalianbarangeksfaktur no. 27, tertanggal 12 Desember yang lalukarenarusaksebesarRp. 150.000 9 Dikirim nota kreditkepada PD Ari Pati, atasbarang yang diterimakembalikarenarusaksehargaRp. 800.000 eksfaktur no. 120, tertanggal 6 Desember 2004 23 Dikirim nota kreditkepada PD Ari pati, atasbarang yang diterimakembalikarenarusaksehargaRp. 500.000 eksfaktur no. 122, tertanggal 15 Desember 2004

  31. Pencatatan transaksi-transaksi di atas ke dalam jurnal umum adalah sebagai berikut :

  32. Memindahbukukan Ke Buku Besar • Posting atau pemindahbukuan dilakukan sesuai dengan tanggal transaksi untuk angka-angka yang masuk ke kolom serba-serbi pada jurnal khusus dan untuk angka-angka yang eterdapat pada jurnal umum. Posting pada akhir periode yang dipilih hanya dilakukan untuk angka-angka yang masuk ke kolom khusus setelah angka-angka tersebut direkap. • Posting atau pemindahbukuan dilakukan secara bersama-sama (kolektif) pada akhir periode yang dipilih (misal akhir bulan). Posting menurut cara ini dilakukan untuk semua angka yang masuk ke jurnal, tanpa terkecuali, setelah angka-angka tersebut melalui proses rekapitulasi.

  33. Bentuk Buku Besar Utama

  34. Memindahbukukan Ke Buku Besar Pembantu • Pada buku besar pembantu, akun secara satu persatu dibuat sesuai dengan kepada siapa pembelian dan penjualan kredit dilakukan. • Buku besar pembantu disebut juga sebagai buku tambahan karena buku ini merupakan informasi tambahan untuk menjelaskan secara rinci jumlah hutang maupun piutang yang tercatat dalam buku besar utama. • Buku besar pembantu dapat disimpulkan sebagai buku atau kartu yang digunakan untuk mencatat perubahan hutang atau piutang secara terpisah sesuai dengan nama orang atau perusahaan tempat dilakukannya transaksi.

  35. Perbedaan Buku Besar Utama dan Buku Besar Pembantu

  36. Macam-macam Buku Besar Pembantu • Akun Piutang Usaha • Akun Hutang Dagang • Persediaan Barang Dagang • Peralatan dan Akumulasi Penyusutan

  37. Proses Akuntansi dengan Buku Besar Pembantu

  38. Proses pencatatan pada gambar di atas adalah sebagai berikut : • Pencatatan transaksi dari bukti ke jurnal dan buku besar pembantu dilakukan setiap kali transaksi terjadi. • Pencatatan dari jurnal khusus ke kolom serba-serbi dan dari jurnal umum ke buku besar dilakukan pada tanggal yang bersangkutan agar posting yang beraneka ragam tidak menumpuk. • Pencatatan dari jurnal khusus yang memiliki angka pada kolom khusus dilakukann secara kolektif pada akhir periode yang dipilih. • Penyusunan daftar saldo buku besar pembantu dilakukan pada setiap akhir periode yang dikehendaki perusahaan. • Penyusunan kertas kerja dilakukan pada akhir periode akuntansi dalam rangka menyiapkan laporan keuangan. • Penyusunan laporan keuangan dilakukan pada akhir periode akuntansi.

  39. Bentuk kolom pada buku besar pembantu • Bentuk Akun (Account Form). Bentuk akun (account form) memiliki bentuk berbanjar. Nilai saldo ditentukan dengan mencari selisih antara jumlah debit dan kredit • Bentuk Bersaldo (Balanced Form). Bentuk bersaldo (balance form) menampilkan kolom saldo, sehingga nilai saldo dapat diketahui dengan segera ketika terjadi perubahan.

  40. Buku Besar Pembantu Berbentuk Akun

  41. Buku Besar Bersaldo

More Related