1 / 7

Identitas Mahasiswa

DEWI MUTHI'AH, 1550402029 KONSEP DIRI DAN LATAR BELAKANG KEHIDUPAN WARIA (STUDI KASUS TERHADAP WARIA DI KOTA SEMARANG TAHUN 2007). Identitas Mahasiswa.

davis-king
Download Presentation

Identitas Mahasiswa

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DEWI MUTHI'AH, 1550402029KONSEP DIRI DAN LATAR BELAKANG KEHIDUPAN WARIA (STUDI KASUS TERHADAP WARIA DI KOTA SEMARANG TAHUN 2007)

  2. Identitas Mahasiswa • - NAMA : DEWI MUTHI'AH - NIM : 1550402029 - PRODI : Psikologi - JURUSAN : Psikologi - FAKULTAS : Ilmu Pendidikan - EMAIL : dmuthiQ_ah pada domain yahoo.com - PEMBIMBING 1 : Dra. Sri Maryati. D, M.Si - PEMBIMBING 2 : Dra. Tri Esti Budiningsih - TGL UJIAN : 2007-07-20

  3. Judul • KONSEP DIRI DAN LATAR BELAKANG KEHIDUPAN WARIA (STUDI KASUS TERHADAP WARIA DI KOTA SEMARANG TAHUN 2007)

  4. Abstrak • Kehadiran seorang waria menjadi bagian dari kehidupan sosial rasanya tidak mungkin dihindari. Waria bukan menjadi hal yang aneh lagi bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Semarang. Di Semarang, kita tidak menjumpai waria ditempat ”cebongan” (tempat pelacuran) di jalan Cakrawala, di kawasan Tanggul Indah (TI) dan kawasan Kota Lama. Di lingkungan ”cebongan” (tempat pelacuran) kehadiran seorang waria dapat diterima secara utuh, sebagai media sosialisasi, tempat membangun solidaritas sosial antar waria dan untuk membangun konsep diri. Peran keluarga, masyarakat dan teman sangat penting bagi perkembangan konsep diri seorang waria. Konsep diri merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, tetapi merupakan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam hubungannya dengan orang lain. Konsep diri yang terbentuk baik positif maupun negatif tergantung dari penerimaan dan penilaian dari orang lain terhadap seorang waria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri yang tertanam pada diri seorang waria yang hidup ditengah-tengah lingkungan masyarakat, untuk mengetahui dinamika pembentukan konsep diri seorang waria dan untuk mengetahui latar belakang kehidupan seorang waria. Subyek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, alasan mengambil tiga subyek yaitu untuk mengetahui variasi konsep diri, dinamika psikologi serta latar belakang kehidupan pada diri subyek. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan wawancara, observasi dan tes psikologi. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tersruktur dimana peneliti lebih dahulu mempersiapkan pedoman wawancaranya, observasi yang dilakukan yaitu menggunakan teknik observasi non partisipan dan tes psikologi yang digunakan yaitu tes grafis, tes Edward’s Personal Preference Schedule (EPPS) dan TIU 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya yang melatar belakangi seseorang menjadi waria adalah adanya beberapa penyebab yaitu faktor biologis, faktor psikologis dan faktor sosiologis. Dari hasil penelitian yang telah diperoleh yaitu bahwa subyek pertama memiliki konsep diri yang negatif, subyek kedua memiliki konsep diri yang positif dan subyek ketiga memiliki konsep diri yang negatif. Dari hasil penelitian juga dapat iii diketahui bahwa pondok pesantren atau sekolah yang semua siswanya sejenis secara tidak langsung dapat ”menyuburkan” seseorang kelainan orientasi seksual. Pola asuh orangtua yang otoriter dan tidak adanya seorang ayah di saat anak usia 1-5 tahun menjadi salah satu yang melatar belakangi seseorang menjadi waria. Berdasarkan penelitian peneliti dapat memberi masukan terutama kepada orangtua, dimana orangtua hendaknya bisa menempatkan dan memilih pola asuh yang sesuai dengan jenis kelamin anak, harus memperhatikan perkembangan anaknya secara seksama dan orangtua sebaiknya memperhatikan lingkungan sosial anak. Selain itu, masyarakat diharapkan tidak mendiskriminasikan kaum minoritas yaitu waria (transsexual).

  5. Kata Kunci • Konsep diri dan waria.

  6. Referensi • Anastasi, A dan Susana, U. 1997. Tes Psikologi. Diterjemahkan oleh Robertus Hariono. Jakarta: PT. Perhallindo. Bastaman, T. K dkk. 2004. Leksikon Istilah Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta: Buku Kedokteran EGD. Berry, D. 2003. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. Diterjemahkan oleh Paulus Wirutomo. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Burns, R.B. 1993. Konsep Diri (Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku). Jakarta: Arcan. Calhoun, J.F dan Accocella, J.R. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Edisi III. Diterjemahkan oleh Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press. Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Crooks, R. 1983. Our Sexuality. California: The Benjamin/ Cummings Publishing Company. Hall, C.S dan Lindzey, G. 1993. Teori-teori dan Behavioristik. Diterjemahkan ole Supratiknya. Yogyakarta: Kanisius. Handoko, M. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius. Harton, P.B. 1987. Sosiologi. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E. B. 1994. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Edisi V. Jakarta: Erlangga. Kartono, K. 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung: Mandar Maju. _________. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Cetakan VII. Bandung: Mandar Maju. Karyono dan Listiara, A. 2003. Tes Grafis. Semarang: Sasmita Offset. Koeswinarno. 2005. Hidup Sebagai Waria. Yogyakarta: Kanisius. Maslim, R. 2002. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta: Moleong, L.J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nadia, Z. 2005. Waria Laknat atau Kodrat. Yogyakarta: Galang Press. Pudjiyogyanti, C. R. 1985. Konsep Diri dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penelitian Unika Atma Jaya. Puspitosari, H dan Pujileksono, S. 2005. Waria dan Tekanan Sosial. Malang: Universitas Muhammadiah Malang. Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Salim, A. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Sue, D. 1986. Understanding Abnormal Behavior. Edisi III. Boston: Hougthon Mifflin Company. Supangkat, H. 1986. Peranan Ayah dalam Pendidikan Anak. Anda 117. Supratiknya, A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Jogyakarta: LKiS Pelangi Aksara. Suryabrata, S. 2002. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sutarip, S. 2006. Selayang Pandang Kota Semarang. Semarang: Kantor Informasi dan komunikasi Kota Semarang. Tjahjono, E. 1995. Perilaku-Perilaku Seksual yang Menyimpang. Anima (Indonesia Psychological Journal) Vol XI No. 41. Vembriarto, S.T. 1994. Patologi Sosial. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramitha. Widjaja, H. 1998. Diktat Psikodiagnostik. Bandung: UPT Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

  7. Terima Kasih • http://unnes.ac.id

More Related