1 / 23

Oleh Sultan Sahril 2100320008

BUDIDAYA POHON KARET. Oleh Sultan Sahril 2100320008. Sejarah Tanaman Pohon Karet.

deidra
Download Presentation

Oleh Sultan Sahril 2100320008

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BUDIDAYA POHON KARET Oleh Sultan Sahril 2100320008

  2. Sejarah Tanaman Pohon Karet Sejarah karet bermula ketika Christopher Columbus menemukan benua Amerika pada 1476. saat itu, Columbus tercengang melihat orang-orang Indian bermain bola dengan menggunakan suatu bahan yang dapat melantun bila dijatuhkan ketanah. Bola tersebut terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput yang dicampur dengan suatu bahan (lateks) kemudian dipanaskan diatas unggun dan dibulatkan seperti bola.

  3. Teknik Pembudidayaan Tanaman Pohon Karet Syarat tumbuh Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah dan iklim sebagai berikut: • Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut,suhu optimal 280 c. • Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambutdengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanahbervariasi dari 3,0-8,0 • Curah hujan 2000 - 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari.

  4. Pembibitan • Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman.

  5. Penanaman • Lahan/kebun diolah sebaik mungkin sebelumnya . • Lakukan pengairan untuk mengatur letak tanaman dalam barisan. • Luka potong akar tunggal dan akar lateral diolesi dengan pasta Rootone Fdosis 125 mg ditambah dengan air 0,5 ml untuk satu stump. • Pembungkus okulasi dilepas agar tidak mengganggu pertumbuhan dan bibitsiap ditanam.

  6. Pemeliharaan • Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan tanaman didalam pengambilan unsur hara.Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati sampai dengan tanaman telah berumur 2 tahun pada saat musim penghujan. • Tunas palsu harus dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 2 minggusekali, sedangkan tunas lain dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian1,80 m.

  7. Setelah tanaman berumur 2-3 tahun, dengan ketinggian 3,5 m dan bila belumbercabang, perlu diadakan perangsangan dengan cara pengeratan batang,pembungkusan pucuk daun dan pemenggalan • Lakukan pemupukan secara intensif pada tanaman baik pada kebunpersemaian, kebun okulasi maupun kebun produksi, dengan menggunakanpupuk urea, TSP, dan KCL. Dosis pupuk disesuaikan dengan keadaan/jenistanah.

  8. Hama-hama penting yang sering menyerang karet adalah: • Pseudococcus citriPengendaliannnya dengan menggunakan insektisida jenis Metamidofos, dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05 -0,1%. • Kutu Lak (Laeciper greeni) Dapat diberantas dengan insektisida Albolinium (Konsentrasi2%) ditambah Surfactan citrowett 0,025%.

  9. Penyakit-penyakit yang ditemui pada tanaman karet adalah: • penyakit embun tepung • penyakit daun • penyakit jamur upas • penyakit cendawan akar putih • penyakit gugur daun • Pencegahannya dengan menanam klon yang sesuai dengan lingkungan dan lakukan pengelolaan , tanaman secara tepat dan teratur.

  10. Penyadapan • Penyadapan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 5-6 tahun. Tinggi bukaan sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan okulasi.Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain: • Pembukaan bidang sadap dimulai dari kiri atas kekanan bawah, membentuksudut 300. • Tebal irisan sadap dianjurkan 1,5 - 2 mm. • Dalamnya irisan sadap 1-1,5 mm. • Waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 - 7.30 pagi.

  11. Potensi Pasar Tanaman Pohon Karet Hasil kajian para pakar memperlihatkan bahwa prospek perdagangan karet alam dunia sangat baik. Dalam jangka panjang, perkembangan produksi dan konsumsi karet menurut ramalan ahli pemasaran karet dunia yang juga Sekretaris Jenderal International Rubber Study Group, Dr. Hidde P. Smit, menunjukkan bahwa konsumsi karet alam akan mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari 8,5 juta ton di tahun 2005, naik menjadi 9,23 pada tahun 2006, dan diprediksi menjadi 11,9 juta ton pada tahun 2020.

  12. Saat ini Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara produsen karet alam terbesar di dunia. Peringkat pertama ditempati Thailand, sedangkan Malaysia di posisi ketiga. Dari segi areal perkebunannya, Indonesia boleh berbangga diri karena memiliki hamparan kebun karet terluas di dunia. Menurut catatan Ditjen Perkebunan, Departemen Pertanian, sampai tahun 2008 lalu luas areal perkebunan karet Indonesia mencapai sekitar 3,47 juta ha dengan total produksi karet alam sebanyak 2.921.872 ton. Pada tahun 2009 ini, luas areal perkebunan karet diperkirakan akan bertambah menjadi 3.524.583 hektar dengan produksi sebanyak 3.040.111 ton.

  13. Dalam bidang agribisnis dan industri karet ini, pemerintah Indonesia mempunyai obsesi dapat menyalip Thailand di peringkat pertama sebagai negara produsen karet alam terbesar dunia. Prospek dan peluang ke arah itu cukup terbuka. Menurut ramalan ahli pemasaran karet dunia, Dr. Hidde P. Smit yang juga Sekretaris Jenderal International Rubber Study Group (IRSG), bahwa prospek perdagangan karet alam dunia sangat baik. Dalam jangka panjang, perkembangan konsumsi karet alam akan mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari 9,23 juta ton pada tahun 2006 diprediksi menjadi 11,9 juta ton pada tahun 2020.

  14. Manfaat Tanaman Pohon Karet Karet merupakan polimer yang bersifat elastis, sehingga dinamakan pula sebagai elastomer. Saat ini karet tergolong atas karet sintetik dan karet alam. Karet sintetik dibuat secara polimerisasi fraksi-fraksi minyak bumi. Contoh karet sintetik yang kini banyak beredar adalah SBR (Strirene Butadiene Rubber), NBR (Nitrile Butadiene Rubber), karet silikon, Urethane, dan karet EPDM (Ethilene Propilene Di Monomer). Dewasa ini karet alam diproduksi dalam berbagai jenis, yakni lateks pekat, karet sit asap, karet krep dan crumb rubber.

  15. Menurut klasifikasi jenis bahan olah karet (Bokar) berdasarkan standar mutu bokar yang berlaku saat ini (SNI 06-2047-2002) terdapat 4 jenis bahan olah karet yakni lateks kebun, dan koagulumnya dalam bentuk sit, lump dan slab.

  16. Pengamatan Masalah Kontaminasi Pada Bahan Olah Karet Kontaminasi terhadap sesuatu produk diartikan sebagai pencemaran. Dengan demikian kontaminan bisa didefinisikan sebagai zat pencemar, karena berdampak buruk terhadap mutu, seperti bersifat meracuni, produk menjadi cepat busuk, merusak tekstur, warna, rasa dan kerusakan mutu lainnya. Demikian pula untuk karet, kontaminan bisa menyebabkan karet mudah teroksidasi, memperlemah elastisitas, menurunkan kekuatan tarik, dan ketahanan sobek dari vulkanisatnya.

  17. Kontaminasi crumb rubber dapat berupa kontaminasi oleh pasir, tanah liat, tatal, potongan ranting, bahan penggumpal yang tidak disarankan (gadung dan pupuk), potongan kayu dari palet. Kontaminasi lain yang belakangan ini terjadi dan yang paling ditakuti oleh industri ban adalah kontaminasi oleh serat polipropilen, kompon lateks dan vulkanisat. Pabrik crumb rubber yang mengalami masalah kontaminan, untuk sementara ini telah melakukan beberapa cara penanggulangan, walaupun hasilnya belum optimal.

  18. Teknologi Pengolahan Pohon Karet • Mesin Penggilingan • Tangki/Bejana Koagulasi • Rumah Pengeringan • Rumah Pengasapan

More Related