1 / 21

Protein Engineering : Site-Directed Mutagenesis dan Directed Evolution

Protein Engineering : Site-Directed Mutagenesis dan Directed Evolution. Dessy Natalia Departemen Kimia dan KPP Bioteknologi Institut Teknologi Bandung. Keanekaragaman Protein. Keanekaragaman hayati Rekayasa Protein In silico. Rational Protein Design.

dotty
Download Presentation

Protein Engineering : Site-Directed Mutagenesis dan Directed Evolution

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Protein Engineering: Site-Directed Mutagenesis dan Directed Evolution Dessy Natalia Departemen Kimia dan KPP Bioteknologi Institut Teknologi Bandung

  2. Keanekaragaman Protein • Keanekaragaman hayati • Rekayasa Protein • In silico

  3. Rational Protein Design • Perubahan asam amino/urutan spesifik • Ideal: perubahan sifat yang dapat diprediksi • Memerlukan informasi struktur protein dan ‘intuisi’

  4. Efficient & Rational Protein Design • Interdisiplin • Gen berada dalam vektor ekspresi yang baik • Struktur 3-D protein • Computer modelling • Struktur 3-D protein homolog, jika tidak ada informasi struktur • Informasi struktur-fungsi dari protein homolog/related

  5. Siklus Protein Design • Penapisan, pemurnian dan karakterisasi protein baru. Penentuan ukuran, sifat katalisis dan stabilitas (untuk perencanaan dan evaluasi varian) • Kloning dan ekspresi protein WT • Kristalisasi dan elusidasi struktur • Computer modelling untuk menentukan struktur 3-D WT • Komputer modelling untuk menentukan residu yang akan dirubah • Site-directed mutagenesis dan evaluasi varian protein • Rekristalisasi dan penentuan struktur varian protein • Remodelling untuk perbaikan lebih lanjut

  6. Konsep Dasar Struktur Protein • Framework: mengandung ikatan hidrogen struktur sekunder • Loops: menghubungkan struktur sekunder • Exterior: bagian protein yang berkontak langsung dengan solvent • Interior: bagian yang tidak berkontak langsung dengan solvent • Core: daerah yang paling lestari pada sekuens dan struktur • Variable: daerah yang mempunyai konformasi fleksibel dan sekuens bervariasi

  7. Mutasi • Loop: dapat diterima, tidak mengalami perubahan utama pada struktur, tetapi dapat mempengaruhi fungsi • Exterior: Dapat berkontak dengan molekul solvent. Sifat solvasi, kecendrungan membentuk agregat protein-protein, biasanya tergantung pada residu dipermukaan. Biasanya tidak merubah 3-D secara signifikans. • Core: perubahan residu non-polar dengan yang lain tidak mempengaruhi struktur secara signifikans. Perubahan menjadi residu polar, bermuatan pada core hidrofobik dapat mereduksi stabilitas keadaan native dan merubah konformasi protein

  8. Perbaikan Stabilitas Protein • Pembentukan interaksi polar dan elektrostatik pada bagian interior core: stabilisasi ikatan hidrogen internal, jembatan garam • Peningkatan interaksi hidrofobik pada interior core • Penurunan entropi konformasi unfolding melalui perubahan residu fleksibel Gly, Ser, Ala menjadi residu rigid Thr, Val, Pro • Cross-linking melalui ikatan disulfida pada permukaan protein • Mengganti asam amino yang dapat teroksidasi (Cys, Met, Asn, Gln) menjadi yang tidak dapat teroksidasi Ser, Ala

  9. Pembuatan Mutan • Directed • Random • Recombination

  10. Directed • rational (site directed mutagenesis) G TAC GGC CCG TAA A C CGC ATC TTT AAA AAA AAT ATG CCC GGC ATT TTG GCG TAG AAA TTT TTT TTA

  11. Hyperthermostabilization:His133Ile, Ala209Val, His156Tyr, Asn172Arg, Ala181Thr, Asn190Phe, Asn265Tyr, Gln264Ser, Asn265Tyr • Destabilization: Asp204Lys, Lys237Asp

  12. Random: Error prone PCR • Kesalahan pada saat polimerisasi oleh DNA polimerase • Penurunan fidelitas DNA polimerase oleh ion Mn2+ • Penurunan konsentrasi nukleotida • Peningkatan siklus PCR • Terbatas pada fragmen berukuran kecil ( <800pb) • “asexual PCR”

  13. Recombination: DNA shuffling • Stemmer WP. Rapid evolution of a protein in vitro by DNA shuffling. Nature 1994 370, 389-91 • “sexual PCR” • Pencampuran materi genetik dari induk yang berbeda • DNA induk dipotong dengan DNaseI • Fragmen acak mengalami proses denaturasi, annealing, dan perpanjangan yang dikatalisis oleh DNA polimerase

  14. Recombination DNA shuffling Wt gene Error prone PCR or other method DNase I fragmentation

  15. Recombination Family shuffling • Extention of technique to homologous genes • Need >60% similarity 1. Fragment 2. Reassemble

  16. DNA Shuffling

  17. α-Amylase Bacillus amyloliquefaciens • Temperatur optimum 50oC-70oC • pH optimum 6 • Likuifasi pati dan detergen • Site directed mutagenesis: BAA S201N (pada pH 10 aktivitas meningkat 16%; pada pH 10 aktivitas meningkat 50%) dan BAA N297D (pada pH 10 aktivitas sama dengan WT; pada pH 11 aktivitas meningkat 50%) • Error prone PCR: 7200 klon – 16 mutant • DNA shuffling: 10.000 klon: 960 klon positif berdasarkan uji staining. • Penapisan ulang: BAA42 (pH optimum 7, aktif pada daerah pH yang lebih luas, aktivitas meningkat 5 x pada pH 10) dan BAA 29 (profil pH sama dengan WT, aktivitas spesifik meningkat 9 x)

More Related