1 / 31

METAFISIKA

METAFISIKA. TEORI REALITAS. Metafisika dlm First Order Criteriology. Honderich dalam Oxford Companion to Philosophy (1998: 255) membagi wilayah filsafat ke dalam tiga tingkatan. First Order Criteriology meliputi: metafisika, epistemologi, aksiologi, dan logika.

ember
Download Presentation

METAFISIKA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. METAFISIKA TEORI REALITAS

  2. Metafisika dlm First Order Criteriology • Honderich dalam Oxford Companion to Philosophy (1998: 255) membagi wilayah filsafat ke dalam tiga tingkatan. • First Order Criteriology meliputi: metafisika, epistemologi, aksiologi, dan logika. • Second order criteriology meliputi: etika, filsafat ilmu, filsafat bahasa, filsafat pikiran. • Third order criteriology meliputi: filsafat hukum, filsafat pendidikan, filsafat sejarah, dll.

  3. Arti Metafisika • Metafisika berasal dari kata Yunani meta ta physika, sesuatu di luar hal-hal fisik. • Istilah metafisika diketemukan Andronicus pada tahun 70 SM ketika menghimpun karya-karya Aristoteles, dan menemukan suatu bidang di luar bidang fisika atau disiplin ilmu lain. • Metafisika secara tradisional didefinisikan sebagai pengetahuan tentang Pengada (Being). (Runes, 1979: 196).

  4. Definisi Metafisika • Metafisika;upaya untuk menjawab problem ttg realitas yg lebih umum, komprehensif, atau lebih fundamental drpd ilmu (White, 1987: 1). • Metafisika;upaya utk merumuskan fakta yg paling umum dan luas ttg dunia termasuk penyebutan kategori yg paling dasar dan hub. di antara kategori tersebut. (Alston: 1964: 1).

  5. Klasifikasi Metafisika (C.Wolff) • Metaphysica Generalis (ontologi); ilmu tentang yg ada atau pengada. • Metaphysica Specialis terdiri atas: 1. Antropologi; menelaah ttg hakikat manusia, terutama hub. jiwa & raga. 2. Kosmologi; menelaah ttg asal usul & hakikat alam semesta. 3. Theologi; Kajian ttg Tuhan secara rasional.

  6. Antropologi Filsafati Konsep Mono-Pluralisme Notonagoro Otonom Individu Jiwa Mns Raga Sosial Mahluk Tuhan

  7. Kosmologi Filsafati • Filsafat alam yg berusaha mencari asal (arche) alam semesta. Cth: Thales berpendapat air sbg arche. • Filsafat alam yg menyelidiki gerak (motion) di alam semesta sbg penyebab adanya perubahan (change)

  8. Dalil Pembuktian Tuhan Dalil ontologis (Anselmus): segala sesuatu di dunia ini tdk ada yg sempurna, melainkan hanya memperlihatkan tingkatan-tingkatan (gradasi). Oki, tentu ada satu yg paling sempurna yg mengatasi semua ketidak sempurnaan itu, yakni The Perfect Being.

  9. Dalil Kosmologis (Aristoteles) Keteraturan alam semesta ini ditentukan oleh gerak (motion). Gerak merupakan penyebab terjadinya perubahan (change) di alam semesta. Akhirnya akal manusia tiba pada suatu titik yg ultimate yaitu, sumber penyebab dr semua gerak, yaitu Unmoved Mover, Penggerak yg tdk digerakkan.

  10. Dalil Kosmologis Aristoteles

  11. Dalil Teleologis (William Paley) Benda-benda di ruang alam semesta itu memiliki gerak yg bertujuan (teleos), shg alam semesta ini merupakan karya seni terbesar yg membuktikan adanya A Greater Intelligent Designer.

  12. Dalil Teleologis William Paley

  13. Dalil Etis (I.Kant) Dalam diri setiap manusia ada dua kecenderungan yg bersifat niscaya, yaitu keinginan utk hdp bahagia (happiness) dan berbuat baik. Kedua kecenderungan itu akan dpt terwujud dlm kehidupan manusia apabila dijamin oleh 3 postulat, yaitu kebebasan kehendak (freewill), keabadian jiwa (immortality), dan Tuhan (God) sebagai penjamin hukum moral (Law Giver).

  14. Dalil I. Kant 3 Postulat: Freewill, immortality, God as Law Giver

  15. Filsuf Penentang Metafisika. David Hume: • Metafisika itu cara berpikir yang menyesatkan (sophistry) dan khayalan (illusion). Sebaiknya karya metafisika itu dimusnahkan, karena tidak mengandung isi apa-apa. • Metafisika bukanlah sesuatu yang dapat dipersepsi oleh indera manusia, sehingga merupakan sesuatu yang senseless.

  16. Alfred Jules Ayer • Metafisika adalah parasit dalam kehidupan ilmiah yang dapat menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan, OKI metafisika harus dieliminasi dari dunia ilmiah. • Problem yang diajukan dalam bidang metafisika adalah problem semu (pseudo-problems), artinya permasalahan yang tidak memungkinkan untuk dijawab.

  17. Ludwig Wittgenstein • Metafisika itu bersifat the Mystically, hal-hal yang tak dapat diungkapkan (inexpressible) ke dalam bahasa yang bersifat logis. • Ada 3 persoalan metafisika, yaitu: (1) Subject does not belong to the world; rather it is a limit of the world. (2). Death is not an event in life, we do not live to experience death. (3). God does not reveal Himself in the world. • Kesimpulan: “Sst yang tak dapat diungkapkan secara logis sebaiknya didiamkan saja”. (What we cannot speak about, we must pass over in silence!)

  18. Filsuf Pembela Metafisika Plotinos: Semua pengada beremanasi dari to Hen (yang satu) melalui proses spontan dan mutlak. To Hen beremanasi pada Nous (kesadaran), melimpah pada Psykhe(jiwa), akhirnya melimpah pada materi sebagai bentuk yang paling rendah, yaitu Meion.

  19. TEORI EMANASI PLOTINOS KONTEMPLASI EMANASI

  20. Karl Jaspers • Metafisika mrpkn upaya memahami Chiffer; simbol yg mengantarai eksistensi dan transendensi. • Manusia adalah chiffer paling unggul, krn banyak dimensi kenyataan bertemu dlm diri mns. • Manusia mrpkn suatu mikrokosmos, pusat kenyataan; alam, sejarah, kesadaran, dan kebebasan ada dlm diri mns. • Metafisika: berarti membaca chiffer, transendensi, keilahian, sbg kehadiran tersembunyi. • Chiffer adalah jejak, cermin, gema atau bayangan transendensi.

  21. Eksistensi ManusiaJ.P. Sartre L’etre Pour autrui L’etre en soi L’etre pour soi

  22. Manfaat Metafisika Bagi Pengembangan Ilmu 1.Kontribusi metafisika terletak pd awal terbentuknya paradigma ilmiah, ketika kumpulan kepercayaan belum lengkap pengumpulan faktanya, maka ia harus dipasok dr luar, antara lain: metafisika, sains yg lain, kejadian personal dan histories. (Kuhn) 2.Metafisika mengajarkan cara berpikir yang serius, terutama dlm menjawab problem yg bersifat enigmatik (teka-teki), shg melahirkan sikap dan rasa ingin tahu yg mendalam. (Kennick)

  23. Manfaat Metafisika 3. Metafisika mengajarkan sikap open-ended, shg hasil sebuah ilmu selalu terbuka untuk temuan & kreativitas baru.(Kuhn) 4. Perdebatan dalam metafisika melahirkan berbagai aliran, mainstream, spt: monisme, dualisme, pluralisme, shg memicu proses ramifikasi, berupa lahirnya percabangan ilmu (Kennick) 5. Metafisika menuntut orisinalitas berpikir, krn setiap metafisikus menyodorkan cara berpikir yg cenderung subjektif dan menciptakan terminologi filsafat yg khas. Situasi semacam ini diperlukan utk pengembangan ilmu dalam rangka menerapkan heuristika. (van Peursen)

  24. Manfaat Metafisika 6.Metafisika mengajarkan pd peminat filsafat utk mencari prinsip pertama (First principle) sbg kebenaran yg paling akhir. Kepastian ilmiah dlm metode skeptis Descartes hanya dapat diperoleh jika kita menggunakan metode deduksi yang bertitik tolak dari premis yg paling kuat (Cogito Ergo Sum).

  25. Skeptis-Metodis Rene Descartes COGITO ERGO SUM FIRST PRINCIPLE DEDUKSI SKEPTIS METODIS GENERAL KNOWLEDGE GENUINE KNOWLEDGE

  26. Manfaat Metafisika 7. Manusia yg bebas sebagai kunci bagi akhir Pengada,artinya manusia memiliki kebebasan utk merealisasikan dirinya sekaligus bertanggungjawab bagi diri, sesama, dan dunia. Penghayatan atas kebebasan di satu pihak dan tanggung jawab di pihak lain merupakan sebuah kontribusi penting bagi pengembangan ilmu yg sarat dengan nilai (not value-free). (Bakker)

  27. Manfaat Metafisika 8.Metafisika mengandung potensi utk menjalin komunikasi antara pengada yg satu dengan pengada yg lain. Aplikasi dlm ilmu berupa komunikasi antar ilmuwan mutlak dibutuhkan, tidak hanya antar ilmuwan sejenis, tetapi juga antar disiplin ilmu, sehingga memperkaya pemahaman atas realitas keilmuwan. (Bakker)

  28. Hubungan Metafisika dng Epist., Aksiologi, dan Logika 1. Hub. metafisika dng epistemologi terletak pd kebenaran (truth) sbg titik omega bagi pencapaian pengetahuan. 2. Hub. metafisika dng aksiologi terletak pd nilai (axios, value) sbg kualitas yg inheren pd suatu objek. Objeknya mungkin dpt diiindera, namun kualitasnya itu sendiri bersifat metafisik. 3. Hub. metafisika dng logika bersifat simbiosis mutualistik. Di satu pihak metafisika memerlukan logika utk membangun argumentasi yg meyakinkan, di pihak lain simbol dan prinsip-prinsip logika itu sendiri merupakan wajah metafisika, karena sifatnya yg abstrak.

  29. Hub. Metafisika dng Epistemologi Kebenaran knowledge Reality

  30. Hub. Metafisika dng Aksiologi Nilai Aksiologi

  31. Hub. Metafisika dng Logika METAFISIKA Simbol-simbol Logika Argumentasi

More Related