1 / 59

Saluran Transmisi

Pendahuluan Sistem Per Unit Komponen Simetris. Saluran Transmisi. Pendahuluan. Pendahuluan. Struktur Instalasi:. Distribusi. Beban. Penggerak awal. Generator. Tansformator. Transmisi. Sistem Proteksi dan Koordinasi Isolasi. GENERATOR. BOILER. TURBIN. TRANSFORMATOR.

Download Presentation

Saluran Transmisi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pendahuluan Sistem Per Unit Komponen Simetris SaluranTransmisi

  2. Pendahuluan

  3. Pendahuluan Struktur Instalasi: Distribusi Beban Penggerak awal Generator Tansformator Transmisi Sistem Proteksi dan Koordinasi Isolasi GENERATOR BOILER TURBIN TRANSFORMATOR GARDU DISTRIBUSI Sistem Tenaga Listrik bertugas memasok energi listrik sesuai dengan kebutuhan pengguna akhir StrukturInstalasi

  4. Pendahuluan Reliability Reliability terkait dengan ketiadaan pasokan secara total atau tegangan secara total Reliability dinyatakan dengan indeks yang dihitung per tahun dengan memasukkan faktor-faktor jumlah pelanggan, beban terpasang, durasi ketiadaan pasokan, jumlah daya (kVA) yang terputus, serta seringnya daya terputus. SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) SAIDI (System Average Interruption Duration Index) Reliability CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index) MAIFI (Momentary Average Interruption Frequency Index)

  5. Pendahuluan Kriteria Kualitas Listrik Tegangan konstan Frekuensi konstan Bentuk gelombang sinus Pada pembebanan yang selalu berubah, deviasi tegangan tidak boleh melebihi batas tertentu. Demikian pula halnya dengan frekuensi. Selain deviasi frekuensi tidak melebihi batas tertentu, total durasi deviasi frekuensi juga tidak melebihi batas tertentu, misalnya tidak lebih dari 2 detik dalam 24 jam Bentuk gelombang tegangan dan arus sedapat mungkin mendekati bentuk sinus murni. Kandungan harmonisa tidak melebihi batas tertentu Total Harmonic Distortion (THD) KriteriaKualitasListrik

  6. Pendahuluan Permasalahan Kualitas Daya Perkembangan teknologi menghasilkan peralatan-peralatan sensitif yang menuntut pasokan daya dengan kualitas lebih baik. Permasalahan kualitas daya kemudian mencakup: Power Surges Voltage Sag Undervoltage Brownouts Blackouts Transients / Interruptions High-Voltage Spikes Frequency Variation Electrical Line Noise Harmonics PermasalahanKualitasDaya

  7. Pendahuluan Pembangkitan Energi Listrik Macam-macam Sumber Energi Primer Thermal: Batubara Minyak Gas Surya (konsentrator) Geothermal Biomassa Nuklir (Fisi dan Fusi) Nonthermal: Hidro Pasang-Surut Bayu Gelombang Laut Surya PembangkitanEnergiListrik

  8. Pendahuluan Produksi Energi Listrik Beberapa industri memproduksi listrik untuk keperluan sendiri dan lokal PLN memproduksi listrik untuk keperluan nasional. Kita akan melihat sistem tenaga listrik mengacu pada sistem PLN Sampai saat ini PLN memproduksi listrik dengan memanfaatkan sumber energi primerBatubara Minyak Gas Alam Air (Hidro) Geothermal Sumber energi alternatif telah pula mulai dikembangkan dan dimanfaatkan ProduksiEnergiListrik

  9. Pendahuluan Produksi PLN s/d 2005 Produksi Produksi PLN s/d 2005 Sumber: Statistik PLN

  10. Pendahuluan Produksi total PLN terdiri dari produksi sendiri dan pembelian energi dari pihak lain Produksi Total PLN Sumber: Statistik PLN

  11. Pendahuluan KomposisiProduksi KomposisiProduksi Sumber: Statistik PLN

  12. Pendahuluan KomposisiEnergi Primer Sumber: Statistik PLN

  13. CadanganSumberEnergi Primer Indonesia

  14. Pendahuluan Cadangan Batubara

  15. Pendahuluan Cadangan Gas Bumi

  16. Pendahuluan CadanganMinyakBumi

  17. Pendahuluan LokasiPanasBumi

  18. Pendahuluan Beban Pelanggan PLN dikelompokkan menjadi 4 kelompok: Rumah Tangga, Industri, Bisnis, dan Lainnya Pelanggan RT 93% dari total Beban Sumber: Statistik PLN

  19. Pendahuluan Energi Terjual [GWh]: EnergiTerjual Sumber: Statistik PLN Total konsumsi RT berimbang dengan Industri

  20. Pendahuluan PernyataanBesaranListrik

  21. PernyataanBesaranListrik Analisis Sistem Tenaga Analisis sistem tenaga pada umumnya dilakukan dengan menyatakan bentuk galombang sinus dalam fasor yang merupakan besaran kompleks. Dengan menyatakan tegangan dan arus dalam fasor maka pernyataan elemen-elemen rangkaian sistem tenaga menjadi impedansi yaitu perbandingan fasor tegangan dan fasor arus fasor tegangan AnalisisSistemTenaga fasor arus impedansi

  22. PernyataanBesaranListrik Resistor: Induktor : Kapasitor : Perhatikan: relasi-relasi ini adalah relasi linier. Dengan bekerja di kawasan fasor kita terhindar dari perhitungan integro-diferensial. Resistor, Induktor, Kapasitor

  23. PernyataanBesaranListrik • Perhatian : Walaupun impedansi merupakan pernyataan yang berbentuk kompleks, akan tetapi impedansi bukanlah fasor. Impedansi dan fasor merupakan dua pengertian dari dua konsep yang berbeda. • Fasor adalah pernyataan dari sinyal sinus • Impedansi adalah pernyataan elemen. TentangFasordanImpedansi

  24. PernyataanBesaranListrik Karena tegangan dan arus dinyatakan dalam fasor yang merupakan bilangan kompleks maka daya yang merupakan perkalian tegangan dan arus juga merupakan bilangan kompleks Daya

  25. PernyataanBesaranListrik Im  Re Tegangan, arus, dan daya di kawasan waktu: Tegangan, arus, di kawasan fasor: besaran kompleks Daya Kompleks: didefinisikan sebagai jQ DayaKompleks P Segitiga daya

  26. PernyataanBesaranListrik Im Im jQ Re   Re P (lagging) Faktor daya lagging Im Im (leading) P Re V   Re  jQ Faktor daya leading Faktor Daya dan Segitiga Daya: FaktorDaya & SegitigaDaya

  27. PernyataanBesaranListrik Daya Kompleks dan Impedansi Beban DayaKompleksdanImpedansiBeban Daya reaktif Daya nyata

  28. SistemTigaFasaSeimbang

  29. Sistem Tiga Fasa Seimbang Diagram fasor tegangan Im C 120o VCN +  A N 120o  + Re  + VBN VAN B Diagram fasor sumber tiga fasa Sumber terhubung Y Diagram FasorsumbertigaFasa Keadaan Seimbang

  30. Sistem Tiga Fasa Seimbang Z = R + j X A Z = R + j X B Vff Z = R + j X C N Beban Terhubung Y, BebanTerhubung Y

  31. Sistem Tiga Fasa Seimbang A Z = R + j X Z = R + j X B Vff Z = R + j X C Beban Terhubung, BebanTerhubungSegitiga

  32. Sistem Tiga Fasa Seimbang A B Jaringan X Jaringan Y C Dalam sistem tiga fasa kita berhadapan dengan paling sedikit 6 peubah sinyal, yaitu 3 tegangan dan 3 arus. Dalam keadaan seimbang: PeubahSinyaldlmSistem 3 Fasa

  33. KomponenSimetris

  34. Komponen Simetris Sistem tiga fasa tidak selalu dalam keadaan seimbang. Pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada waktu terjadi hubung singkat satu fasa ke tanah, sistem menjadi tidak seimbang. Analisis sistem tiga fasa tidak seimbang, dilakukan dengan memanfaatkan komponen simetris. Pada 1918, C.L. Fortesque memaparkan dalam papernya, bahwa tegangan (ataupun arus) dalam sistem tak seimbang dapat dinyatakan sebagai jumlah dari tegangan-tegangan (atau arus-arus) yang seimbang. Tegangan-tegangan (atau arus-arus) yang seimbang ini disebut komponen simetris. Fortesque Dengan menggunakan komponen simetris, tegangan dan arus tiga fasa yang dalam keadaan tak seimbang di-transformasikan ke dalam komponen-komponen simetris. Setelahanalisis dilaksanakan pada setiap komponen simetris, dilakukan transformasi balik dan kita dapatkan solusi dari keadaan tak seimbang.

  35. Komponen Simetris A B Jaringan X Jaringan Y C Im Im VC VB Im VA= VB= VC 120o 120o Re Re Re VA VA 120o 120o VB VC Hanya ada 3 kemungkinan fasor seimbang yang bisa menjadi komponen simetris yaitu: 3 kemungkinanfasorseimbang Urutan Negatif Urutan Nol Urutan Positif

  36. Komponen Simetris Im Re Re Im Badingkan dengan operator j yang sudah kita kenal 120o 120o Operator a Operator a

  37. Komponen Simetris Im Im 120o Re 120o Im 120o Re 120o Uraian fasor yang tak seimbang ke dalam komponen-komponen simetris dengan menggunakan operator a Urutan nol Urutan positif Urutan negatif FasorUrutan

  38. Komponen Simetris + 0 0 + + Mencari komponen simetris dari fasor tak seimbang MecariKomponenSimetris

  39. Komponen Simetris Contoh: Carilah komponen simetris dari tiga fasor arus tak seimbang berikut ini. Contoh

  40. Komponen Simetris Transformasi fasor tak seimbang ke dalam komponen simetrisnya dapat dituliskan dalam bentuk matriks sebagai: Fasor tak seimbang Fasor tak seimbang ditulis komponen simetris komponen simetris ditulis Komponen simetris Fasor tak seimbang BentukMatriks Dengan cara yang sama, kita peroleh untuk arus: Fasor komponen simetris Fasor tak seimbang

  41. Komponen Simetris Karena fasor tak seimbang ditransformasi ke dalam komponen simetrisnya maka impedansi harus disesuaikan. Sesuai dengan konsep Impedansi di kawasan fasor, kita dapat menuliskan relasi : Ini adalah matriks impedansi 33 yang memberikan induktansi sendiri dan induktansi bersama antar fasa Vabc=ZabcIabc didefinisikan sebagi relasi komponen simetris

  42. Komponen Simetris  Xm  Xm Xm  Contoh: Tentukan Z012 Contoh Transformasi:

  43. Komponen Simetris Transformasi: ImpedansiUrutan Impedansi urutan negatif Impedansi urutan positif Impedansi urutan nol

  44. Komponen Simetris Hasil transformasi merupakan 1 set rangkaian seimbang Impedansi urutan negatif Impedansi urutan positif Impedansi urutan nol Masing-masing dipecahkan dengan tatacara rangkaian seimbang. Transformasi balik memberikan pemecahan rangkaian tak seimbang RangkaianUrutan

  45. DayaPadaKomponenSimetris

  46. Komponen Simetris A B Jaringan X Jaringan Y C Secara umum relasi daya kompleks 3 fasa adalah: RelasiUmumDayaKompleks Dalam bentuk matriks jumlah perkalian ini dinyatakan sebagai:

  47. Komponen Simetris Jika fasor tegangan dinyatakan dalam bentuk vektor kolom: dan fasor arus dinyatakan dalam bentuk vektor kolom: maka : RelasiDayadalamMatriks dituliskan secara kompak:

  48. Komponen Simetris karena dan maka RelasiDayadalamMatriks sehingga atau

  49. Komponen Simetris Contoh: Tentukan daya kompleks 3 fasa dalam keadaan tak seimbang dimana fasor tegangan fasa dan arus saluran diberikan dalam bentuk matriks sbb: Perhatikan bahwa: dan Contoh

  50. Komponen Simetris Contoh: Tentukan daya kompleks 3 fasa dalam Contoh sebelumnya dengan menggunakan komponen simetris Contoh

More Related