1 / 48

Infeksi SSP

Infeksi SSP. Dr. Hj . Meiti Frida , Sp.S (K) Bagian Neurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang. Prakata. Penyakit INFEKSI menjadi PENTING : Penyakit LAMA timbul lagi Tuberkulosis Malaria Penyakit BARU muncul HIV/AIDS BSE EBOLA. Kemudahan transportasi Perpindahan penduduk

gayora
Download Presentation

Infeksi SSP

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Infeksi SSP Dr. Hj. MeitiFrida, Sp.S (K) BagianNeurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang

  2. Prakata Penyakit INFEKSI menjadi PENTING : • Penyakit LAMA timbul lagi • Tuberkulosis • Malaria • Penyakit BARU muncul • HIV/AIDS • BSE • EBOLA

  3. Kemudahan transportasi • Perpindahan penduduk • Perjalanan wisata/usaha  Mempermudah PENULARAN & PENYEBARAN • Perlu dipikirkan : • PENCEGAHAN • DIAGNOSA & TERAPI DINI

  4. Penyebab Infeksi • Bakteri • Virus • Jamur • Parasit • Prion

  5. Gejala & Tanda Infeksi SSP Gejala : • Penurunan kesadaran • Gangguan tingkah laku • Kejang-kejang • Kuduk kaku Tanda : • Demam • Gejala sistemik : saluran napas/cerna

  6. Mengenali ETIOLOGI !!

  7. Anatomi Ruang Subarachnoid

  8. Infeksi SSP oleh bakteria Gambaran klinis dapat berupa : • Meningitis: radang dari cairan serebro-spinal yang meliputi serebrum dan medulla spinalis • Abses otak: peradangan piogenik dalam jaringan otak • Sinus tromboplebitis: peradangan dan tromboisi dari sinus venosus intra-kranial • Myelitis : Radang dari Medula Spinalis

  9. Meningitis bakterial • Gejala utama adalah demam, penurunan kesadaran dan Kaku – kuduk, serta tanda rangsangan meningeal lain seperti: Tes Brudzinsky yang positif • Pada persangkaan Meningitis bakterial, pemeriksaan cairan serebro-spinal wajib • Kelainan cairan-serebro-spinal berupa : Pleositosis, peninggian kadar protein dan penurunan kadar glukosa

  10. Meningitis bakterial ( lanjutan ) • Diagnosa pasti ditentukan dengan ditemukannya mikro-organisme penyebab dengan pengecatan dan / atau biakan • Teknik baru adalah dengan pemeriksaan polimerase chain reaction

  11. Pengobatan • Kausal : dengan antibiotika yang peka terhadap kuman yang bersangkutan • Harus dapat menembus sawar darah – otak / cairan serebro-spinal dengan baik • Dosis obat dipertahankan sekurangnya 7-10 hari • Simptomatik : terhadap gejala seperti demam, kejang, edema otak • Suportif: kebutuhan cairan ,kalori, protein dipenuhi. Kebersihan dijaga

  12. Meningitis bakterial • Teoretis segala macam bakteria dapat menjadi penyebab, tetapi beberapa perlu dibicarakan kerena merupakan penyebab tersering • Hemophylus Influenzae Merupakan penyebab endemis yang utama pada anak dan dewasa • Terdapat vaksin untuk pencegahan, dan saat ini dianjurkan diberikan pada bayi/anak • Terapi dengan Ceftriazone atau Khloramfenicol

  13. Meningitis meningokok • 1982 dan 1987 2000  1500 jemaah haji meninggal di tanah suci • 1988 : vaksinasi meningokok • Indonesia 200.000-300.000 calon jemaah / tahun perlu vaksinasi

  14. Gejala • Demam • Penurunan kesadaran • Kaku kuduk • Kejang-kejang • Bercak-bercak perdarahan •  Sindroma Waterhouse Frederichsen

  15. Pencegahan • Vaksinasi • Ada 13 strain meningokok • Vaksin : strain A, C, Y, W135 • !! Tidak terhadap strain B • Kemoprofilaksis • Untuk KONTAK • Ciprofloksasin | Rifampisin | Ceftriakson

  16. Meningitis tuberkulosa • Sesuai dengan bertambahnya kasus Tuberkulosis Pulmonal, kejadian meningitis Tuberkulosa bertambah • Penderita sering datang dalam stadium lanjut. Sering disertai penyakit infeksi sekunder di Pulmo dan tuberkulosis di organ lain. • Sebagian besar telah berobat, tetapi salah diagnosa sebagai Tifus Abdominalis.

  17. Meningitis tuberkulosa ( lanjutan ) • Diagnosis berdasar pemeriksaan cairan serebro-spinal dan disokong dengan adanya TBC di organ lain, khususnya Pulmo. • Likuor n\ menunjukkan pleositosis Limfositer, dan jumlah sel biasanya kurang dari 1000/mm3

  18. Terapi Meningitis tuberkulosa • Seperti Tbc paru • Saat ini dianjurkan sekurangnya 4 jenis OAT dalam dua bulan pertama, dilanjutkan dengan sekurangnya 2 jenis OAT ( Rif dan INH) selama 6-9 bulan • Pemberian kortiko steroid pada stadium permulaaan dapat dianjurkan • Tetap tak boleh dilupakan terapi symptomatik dan supportif • Komplikasi yang sering adalah Arteritis dan hidrosefalus, kerena eksudat yang terutama di dasar rongga otak

  19. Lues Susunan Saraf pusat • Beberapa waktu sesudah infeksi primer , dapat terjadi Meningtis Luetica, yang tanpa pengobatan dapat “ sembuh ” sendiri. • Sesudah beberapa waktu, sampai beberapa tahun dapat terjadi arteritis luetica, yang menimbulkan “ stroke like” sindrom. Kedua hal di atas disebut LUES MENINGO-VASKULOSA.

  20. Lues Susunan Saraf pusat( lanjutan ) • Sesudah l0-2- tahun bila infeksi masih ada maka terjadi LUES PARENKHIMATOSA, yang bila dominant di otak, menimbulkan DEMENTIA PARALITIKA, dan bila mengenai medulla spinalis dan n. opticus, disebut TABES DORSALIS • Diagnostik adalah dengan tes serologis dari likuor • Terapi dengan penisilin I.m. selama 3 minggu atau eritromisin oral untuk waktu yang sama

  21. Abses otak • Terutama disebabkan infeksi pyogenik disekitar kepala, yang tersering adalah Mastoiditis / otitis media . • Gambaran klinis lebih suatu proses desak ruang, dan pada pemeriksaan sering didapat edema papil. • Pada persangkaan abses otak, diagnosa pembantu utama pada periksaan CT – Scan kepala dengan kontras. • Tindakan pengobatan adalah dengan operatif, biasanya cukup dengan punksi abses. Disertai pemberian antibiotika

  22. Sinus tromboflebitis • Gejala tergantung sinus mana yang terkena • Terutama disebabkan infeksi kepala • Sinus kavernosis trombo-flebitis sering disebabkan penjalaran dari fokus infeksi wajah bagian atas ( hidung / mata ) • Pengobatan dengan antibiotika seperti pada meningitis purulenta

  23. Tetanus Penyakit LAMA dan masih ENDEMIS Pencegahan MUDAH Vaksinasi : Primer risiko tinggi terluka SEKUNDERbila mendapat luka

  24. Tetanus (lanjutan) • TERAPI • KAUSAL • Metronidazole, Penicilline G • Serum Antitetanus, Imunoglobulin Tetanus • Terhadap infeksi sekunder • SIMTOMATIS • Anti kejang : Diazepam • Trakeostomi (untuk laringospasme) • Propranolol (pada disotonomia)

  25. Infeksi virus akut pada SSP Manifestasi utama adalah : • ENSEFALITIS : radang otak difus • MENINGITIS : Dahulu disebut aseptik meningitis , kerena tak ditemukan bakteria, dan virus belum dikenal • MYELITIS : radang pada medulla spinalis Saat ini pengobatan lebih bersifat symptomatik kerena belum banyak anti-viral yang efektif dan tak toksik. Untuk golongan HERPES VIRUS , acyclovir dan derivatnya cukup effektif, tetapi tidak untuk virus lain

  26. Gambaran likuor pada infeksi virus • Terjadi pleositosis limfositer yang tak mencolok seperti pada infeksi Bakterial • Kadar protein biasanya tak begitu meninggi • Glukosa Likuor umumnya normal • Diagnosa tepat harus dengan serologi ? PCR dan kultur jaringan

  27. Japanese B Encephalitis (JBE) Virus RNA Penyebab ensefalitis UTAMA di ASIA Reservoar : bangau, itik, babi Penyebaran : gigitan nyamuk Culex Endemis di Thailand, Vietnam, India, Cina Indonesia : Bali, Kal-Bar, Papua Terapi HANYA simtomatis Pencegahan : VAKSIN tersedia Bila bersama Cysticercosis  kerusakan otak lebih berat

  28. Nipah Encephalitis Penyakit BARU – oleh PARAMYXOVIRUS Di Malaysia  WABAH 1998-1999 Pekerja di peternakan babi & dikira JBE Kerusakan batang otak (Doll’s Eye negatif) dan takikardia  prognosa buruk Obat dan Vaksin belum ada

  29. Rabies Penyakit LAMA, endemis Gigitan hewan liar (negara maju), anjing (Indonesia), kelelawar (Am-Sel/Teng) Berikan vaksin pada gigitan hewan yang tidak terbukti tidak-rabies Vaksin Baru : SMB, HDC tak memberikan gejala alergi (beda dengan vaksin Maccacus)

  30. Poliomyelitis • Infeksi virus yang terutama menyerang kornu-anterior medulla spinalis • Merupakan penyebab kelumpuhan, terutama tungkai yang penting di waktu yang lalu • Saat ini dengan adanya program pemberantasan dengan vaksin oral diharapkan dalam beberapa tahun dapat dibasmi . • Di Indonesia program berjalan baik dan dalam tahun terakhir tak ditemukan penderita polio lagi

  31. Postinfectious/postvaccinal ensefalo-myelitis • Terjadi 7-l4 hari sesudah infeksi atau vaksinasi/pemberian serum dari khewan • Tanda-tanda peradangan akut sudah reda • Gejala defisit serebral-sebellar ataupun meduller • Pengobatan dengan coricosteroid dosis tinggi • Bila pengobatan dini umumnya prognosa baik • Dengan penggunaan vaksin dari kultur jaringan / rekombitant, kejadian penyakit ini sudah sangat berkurang

  32. Penyakit parasit SSP • Malaria masih merupakan peyakit yang utama di daerah perifer / negara berkembang. • Toksoplasma pada orang dewasa terutama menyertai penderita AIDS, dan memberikan gambaran tumor otak • Cystecercosis didapat dimana orang memelihara babi dalam rumah tangga dan sanitasi lingkungan kurang baik

  33. Malaria serebral Penderita malaria dengan GCS  7 60-70% dari malaria karena Pl. falciparum Di kota-kota besar di P Jawa : diagnosis sering terlupakan pada typhoid fever, demam berdarah, atau meningitis TB Pencegahan : antimalaria mulai 2 minggu sebelum berkunjung ke daerah endemis Penderita febris dengan penurunan kesadaran perlu ditanyakan riwayat perjalanan ke daerah endemis malaria

  34. Cysticercosis cerebral Sering bersama malaria Penyebab Taenia solium (bentuk kista) Penderita sering adalah pemelihara babi Penularan melalui daging babi/sayuran yang terkontaminasi/ tak matang Di Am-Sel/Teng : epilepsi dan tumor otak Irian (60-an) : “wabah luka bakar” Terapi : Albendazole dan Prazyquantel Simptomatis : Anti-epilepsi

  35. Trypanosomiasis Afrika : “sleeping sickness” Am-Sel : Chagas disease 2 jenis :T. gambiense (pantai barat)  gangguan tidur T. rhodesiense (pantai timur)  ensefalitis Penyebar : lalat Tse-tse (Glossina) Reservoar : ternak Terapi : belum ada Pencegahan : hindari gigitan lalat Tse-tse

  36. Toksoplasma • Dahulu hanya berbahaya bila ibu hamil terserang, karena dapat menularkan pada janin, dan menimbulkan cacat mental dan epilepsi • Pada orang dewasa dengan sistem immun yang baik, hanya memberikan gejala seperti flu • Pada penderita immun defisien, dapat menyebakan tumor infeksi pada otak, umumnya pada penderita AIDS

  37. Cryptococcus neoformans Terutama pada kondisi imuno-defisiensi AIDS, Cangkok organ, terapi keganasan Klinis : gambaran Meningitis serosa (mirip Meningits TB) Diagnosis : Gram, tinta India, Agar Sabauraud Terapi : Amphotericin B atau Fluconazole

  38. Bovine Spongioform Encephalopathy Lebih dikenal sebagai Mad Cow disease Penyebab : prion Wabah di Inggris raya 1993-1994 : manusia dan ternak sapi Klinis : gangguan psikiatrik, kelumpuhan, dan kejang mioklonik Seperti CJD; sering pada orang muda

  39. Bovine Spongioform Encephalopathy Penyebaran : makan produk sapi terkontaminasi Prion terbanyak di otak dan jeroan Pakan ternak yang dilarang di Inggris sebagian masuk ke Indonesia (300 ribu ton!!)

  40. Subakut sklerosisng pan ensefalitis • Biasanya timbul sesudah beberapa waktu terkena infeksi morbilli ( strain mutant ). • Ditandai dengan kemunduran mental dan kejang-kejang myoklonik • Penyakit bersifat progresif dan saat in tak ada obat anti virus untuk penyakit ini • Vaksinasi untuk Morbilli mengurangi kejadian penyakit ini

  41. Neuro AIDS • Epidemia Luas • Afrika 77 • Indonesia • DKI Jakarta • Papua

  42. Manifestasi Klinis • Demensia H.I.V • Infeksi Oportunistik : • Meningitis TBC • Toxoplasmosis cereblal • Meningitis Kriptococcus • Neuropati sensorik

  43. Pemeriksaan Penunjang Serologi Virus C D 4 CT Scan/ MRI Kepala EMG

  44. Pengobatan • Angka harapan Hidup meningkat HIV dengan pengunaan tiga kombinasi ARV • Obat-obat ARV : • Stavudin 2x 30 mg • Zidovudin 2x300 mg • Neviravin 2x150 mg • Efavirens 1x600 mg

  45. Akhir kata Ada re-emerging dan new emerging disease Mobilitas penduduk  penyebaran  Perlu diketahui penyakit endemis di berbagai negara/daerah , serta Host dan vektornya Melakukan pencegahan lewat vaksinasi atau kemoprofilaksis Pengenalan gejala untuk diagnosis dini Bila telah terjadi infeksi SSP, pengobatan sering sulit dan angka kematian dan terjadinya sekwele tinggi

  46. TERIMA KASIH

More Related