1 / 43

Kebijakan Makroprudensial & Stabilitas Sistem Keuangan

Kebijakan Makroprudensial & Stabilitas Sistem Keuangan. Yogyakarta , 20 Maret 201 4. Agenda. Latar Belakang. 3. Pentingnya Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan : Fungsi Sistem Keuangan sangat vital: “ Udara ” bagi perekonomian Intermediary roles Transmisi kebijakan moneter

gerik
Download Presentation

Kebijakan Makroprudensial & Stabilitas Sistem Keuangan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kebijakan Makroprudensial & Stabilitas Sistem Keuangan Yogyakarta, 20Maret 2014

  2. Agenda

  3. Latar Belakang 3 • PentingnyaMenjagaStabilitasSistemKeuangan: • FungsiSistemKeuangansangat vital: • “Udara” bagiperekonomian • Intermediary roles • Transmisikebijakanmoneter • Pengelolaan asset (wealth management) • Sumberpembiayaanbagisektorriil • Sistempembayarandansetelmen • Adanyapotensipeningkatanrisikopadaperekonomian. • Krisis di lembagadanpasarkeuanganberdampaksignifikanterhadapperekonomiandanberbiayabesar: • Indonesia (1997-1998) sebesar 51% dari PDB. • AS (Sept 2008 )ditaksir>43% dari PDB (IIF, 2008). • Socialdanpolitical costssangattinggi. • Kegagalankebijakanmakro, kegagalanpasar, kegagalanregulasi. • Atasdasarkrisis 2008, FSB menekankan bank sentraluntukmelengkapikebijakanmacroeconomic dengankebijakanmacroprudential. (Trend perubahandalammisi bank sentral) Source : Research Briefing, 14 Mei 2012, Deutsche Bank Research.

  4. Latar Belakang : Financial Imperfections Upswing (“boom”) Procyclicality Desired economic cycle Downswing (“Burst”) Financial imperfections (asymetric information, agency problem, moral hazard dsb) menyebabkan excessive risk taking behavior, contagion risk (domino effect), dan prosiklisitas intermediasi keuangan… Risk Taking Behaviour Procyclicality Suku Bunga Credit Rationing “Bad Creditor” Loan Supply “Good Creditor” Loan Demand Vol Kredit Interconnectedness 19XX 20XX

  5. Latar Belakang : Reformasi Keuangan Global “We will amend our regulatory systems to ensure authorities are able to identify and take account of macro-prudential risks across the financial system” -- G20 declaration on strengthening the financial system, 2 April 2009 • Penguatanrejimpermodalan global danstandarlikuiditasperbankansertamitigasiprocyclicality (Building high quality capital and liquidity standards/”Basel III”) • Reformasiskim kompensasibagieksekutif di lembagakeuangan (Reforming compensation practices) • PenguatanpasarOTC derivative markets (Improving over-the-counter derivative markets) • Pengaturanresolusiuntuklembagakeuangan yang berdampaksistemik (Addressing systemically important financial institutions and cross-border resolutions) • Penguatankepatuhanterhadap standard internasional (Strengthening adherence to international standards) • Penguatanstandard akuntansi(Strengthening accounting standards) • Pengembangankerangkakebijakanmakroprudensial (Developing macro-prudential policy frameworks and tools) • Harmonisasiregulasipasardanlembagakeuangan (Differentiated nature and scope of regulation) • Pengaturan Hedge Funds (Hedge Funds regulations) • Pengaturan LembagaPemeringkat(Credit Rating Agencies) • PendirianSupervisory Colleges (Supervisory Colleges) • Reaktivasipasarsekuritisasidenganlandasanprudensial yang lebihkuat (Re-launching securitization on sound basis)

  6. Agenda

  7. KomponenUtama SSK 7 Cross section risks Financial Resilience Sound framework of macroprudential supervision Stable macroeconomic environment Time dimesion risks Avoiding Imbalance/Excesses Efficient financial market Financial Stability Safe & robust payment system SSK adalah tanggung-jawab semua pihak, baik BI, Pemerintah (Kemenkeu), OJK, LPS, market,.... Well managed financial institutions Sound framework of prudential supervision

  8. General Framework SSK MONITORING & ANALYSIS Financial Institutions Macro Economic Condition Financial Markets Financial Infrastructures ASSESSMENT Inside financial stability corridor Near boundary stability corridor Outside financial stability corridor REMEDIAL ACTION RESOLUTION PREVENTION FINANCIAL STABILITY Sources: Schinasi (2006); Houben, Kakes, and Schinasi (2004).

  9. Definisi Stabilitas Sistem Keuangan 9 “ … suatukondisidimanasistemkeuangan yang terdiridarilembagaintermediasi, pasarkeuangandaninfrastrukturpasar, tahanterhadaptekanandanmampumengatasiketidakseimbangankeuanganyang bersumberdari proses intermediasi yang mengalamigangguansecarasignifikan” European Central Bank (2011) “ …. suatukondisiterpeliharanyakepercayaanmasyarakatterhadapsistemkeuangan” Bank of England (2008) “ Stabilitaskeuanganmendeskripsikankondisidimana proses intermediasikeuanganberfungsisecarasmoothdanterdapatkepercayaandalamkegiatanusahainstitusikeuangandanpasar di dalamperekonomian” Bank Negara Malaysia (2011) Salah satu usaha untuk menjaga stabilitas sistem keuangan adalah melalui kebijakan makroprudensial

  10. KebijakanMakroekonomi, Mikroprudensial, danMakroprudensial Macroprudential Policy fokuspadakestabilansistemkeuangandengancaramemitigasirisiko internal sistemkeuangandankecenderunganperilakuprocyclical. Macroeconomic Policy fokuspadahargabarangdanjasasecaraagregatdenganmenyeimbangkan demand dan supply. Microprudential Policy fokuspadakesehataninstitusikeuangansecara individual Masing-masing kebijakan ini tidak bisa berdiri sendiri untuk memecahkan permasalahan dalam perekonomian. Kebijakan Makroprudensial sifatnya melengkapi kebijakan makroekonomi (termasuk kebijakan moneter) dan kebijakan mikroprudensial yang sudah lebih dulu mapan.

  11. Agenda

  12. DefinisiKebijakanMakroprudensial Versi IMF: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang memiliki tujuan utama untuk memelihara stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan melalui pembatasan peningkatan risiko sistemik (IMF, “Macroprudential Policy: An Organizing Framework”, 2011). Versi BIS: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik (BIS, “Macroprudential Policy - A Literature Review”, 2011). Versi Bank of England: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk memelihara kestabilan intermediasi keuangan (misalnya jasa-jasa pembayaran, intermediasi kredit dan penjaminan atas risiko) terhadap perekonomian (Bank of England, “The Role of Macroprudential Policy”, 2009). Versi Working Group G-30: Kebijakan makroprudensial adalah kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan dan untuk memitigasi risiko sistemik yang timbul akibat keterkaitan antar institusi dan kecenderungan institusi keuangan untuk mengikuti siklus ekonomi (procyclical) sehingga memperbesar risiko sistemik(WG G30, “Enhancing Financial Stability and Resilience: Macroprudential Policy, Tools, and Systems for the Future”, 2010). .

  13. Makroprudensial 13 Borio (2009): • Kebijakan Makroprudensial bertujuan untuk membatasi tekanan/risiko sistemik secara luas untuk menghindari biaya yang besar apabila terjadi instabilitas di sistem keuangan. • Fokus kebijakan pada sistem keuangan secara keseluruhan; • Ancaman risiko secara agregate sebagai endogenous yang mengarah kepada perubahan perilaku institusi keuangan secara kolektif;

  14. Contoh Kebijakan Makroprudential di Berbagai Negara 14

  15. Makroprudensial, Mikroprudensial , Moneter & Fiskal Policy Objective Ultimate goal (level of impact) Monetary Policy Price Stability Stable economic growth (economic system) BI Macro-prudential Financial Stability Soundness of financial institutions Micro-prudential OJK Protection of consumers (individual institution) Orderly markets and fair treatment of consumers Conduct of business Fiscal Policy Increasing growth & employment Increasing Wealth Government Adapted dari Kremers & Schoenmaker, “Twin Peaks: Experiences in the Netherlands”, 2010

  16. KEBIJAKAN MACROPRUDENTIAL : implementasi Source : Czezch FSR 2011

  17. 17 Keterkaitan dan Keselarasan antara Makro dan Mikro Prudensial Aspek mikroprudensial : • Meningkatkan daya tahan individual bank dalam menghadapi krisis: • Kualitas dan level permodalan yang lebih tinggi dengan fokus utama pada komponen common equity • Kecukupan buffer modal Aspek makroprudensial: • Memantau tingkat procyclicality sistem keuangan dan dampak terhadap bank untuk mengantisipasi perubahan siklus ekonomi dan bisnis serta risiko sistemik. - Menyiapkan buffer di saat ekonomi baik (boom period) agar dapat menyerap kerugian saat terjadi krisis (boost period) - Countercyclical capital buffer - Capital surchargebagi institusi yang dipandang sistemik

  18. Time series & Cross Section DimensiWaktu • Bagaimanarisiko dalam sistem keuangan berevolusi sepanjang waktu, termasuk evolusi dengan sektor ekonomi (procyclicality). • Kebijakan: countercyclical • Bagaimana risiko terdistribusi dalam sistem keuangan pada satu periode tertentu yang disebabkan oleh kesamaan eksposur (consentration risk) dan/atau interlink dalam sistem keuangan (contagion risk). • Permasalahan yang terjadi di satuinstitusikeuangandapatberakibatnegatifpadainstitusikeuanganlainnyabaikmelaluisaluranlangsungmaupuntidaklangsung. • Kebijakan: kalibrasiprudential tools. DimensiRuang

  19. MacroprudentialConcerns dalamMicroprudential Supervision • DimensiRuang (contagion, concentration risks) • Apakahpermasalahandisuatu bank berdampakpada bank lainnya? • Apakahperilakudisuatu bank, walaupun profitable untuk bank tersebut, dapatmerugikan bank lainnyaatausistemkeuangansecarakeseluruhan? • Apakahportofolio bank terkonsentrasipadaprodukatau counterparty tertentu? • DimensiWaktu (procyclicality, countercyclical measures) • Apakahkondisisuatu bank yang terlihatbaikuntukjangkapendek, masihbisa sustainable untukjangkapanjang? • Apakahperilaku bank yang cenderung profitable saatiniberpotensimenimbulkankerugiandikemudianhariketikakondisipasarmemburuk?

  20. Mengapa Sektor Keuangan Selalu Menimbulkan Fluktuasi Makroekonomi? • Optimisme berlebihan • Mendorong kredit yang berlebihan • Terjadi akumulasi risiko di sektor keuangan Ekspansi • Pesimisme yang berlebihan • Enggan menyalurkan kredit karena dianggap berisiko tinggi • Risk averse Kontraksi

  21. MakroprudensialTools 21 Tools • Memperbaiki basis data & informasi untuk mendukung penyusunan kebijakan makroprudensial (closing data gap). • Riset makroprudensial untuk mengakumulasi pengetahuan, serta membangun dan mengembangkan tools & indicators

  22. Desain dan Implementasi Kebijakan Makroprudensial

  23. Desain dan Implementasi Kebijakan Makroprudensial Instrumen kebijakan makroprudensial dapat diklasifikasikan berikut.... Instrumen yang dikembangkan khusus untuk mitigasi risiko sistemik Instrumen yang memerlukan kalibrasi berulang

  24. Desain dan Implementasi Kebijakan Makroprudensial Klasifikasi instrumen kebijakan makroprudensial di Indonesia....

  25. Desain dan Implementasi Kebijakan Makroprudensial Transmisi kebijakan makroprudensial.... Intermediate Target Ultimate Target O perational Instrument Ta rget Robust solvency • CAR • Leverage - Adequate capital Capital - Related - Sustainable leverage Op t imal intermediation • Credit Growth • RWA - Credit - Related Supporting growth Minimized Systemic Risk - High quality Liquidity - Related · Liquid assets Sufficient liquidity · Liquidity ratio - Minimized mismatch - High quality liquid assets • SBDK • Efficiency Measures • Supervisory actions Governance - Related • Good Governance • Minimized moral hazard • Healthy competition (Harun, A. Cicilia & Rachmanira, S., 2013)

  26. Agenda

  27. Peranan BANK INDONESIA dalam Pemeliharaan Stabilitas Sistem Keuangan SASARAN Menciptakan dan memelihara sistem keuangan yang stabil dan handal Pengawasan Lembaga dan Pasar Keuangan Penguatan Riset dan Surveillance Sistem Keuangan Koordinasi dan Kerjasama Antar Otoritas JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN - JPSK STRATEGI • Regulasi • Sistem Pengawasan • Disiplin Pasar Sistem Deteksi Dini : indikator Makroprudensial dan Indikator Mikro Prudensial Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) • Program Penjaminan Simpanan • Fasilitas Pencegahan dan Penanganan Krisis • Crisis Management Protocol INSTRUMEN OTORITAS O J K B I KEMENKEU,BI, OJK,LPS KEMENKEU, BI,OJK,LPS

  28. KERANGKA BASEL III (1/3) • LATAR BELAKANG Krisis keuangan global pada tahun 2008 • Rendahnyakualitasdankuantitas modal bank • Ketidakcukupan buffer modal yang dimiliki bank dalamkondisiburuk/krisis • Tingkat leverage perbankan tinggi baik di on balance sheet maupun off balance sheet • Keterkaitan risiko antar systemically important financial institution (SIFIs) yang tidak didukung dengan modal dan cadangan likuiditas yang memadai sebagai buffer • Permasalahan dalam kualitas corporate governance, kualitas manajemen risiko dan transparansi

  29. Lessons Learned from Financial Crisis (Bank Capital) Insufficient common equity Hybrid capital not sufficiently loss absorbent Insufficient capital buffers above minimum Capital ≥ 8% Risk-Weighted Assets No recognition of point in credit cycle Inadequate risk capture : Certain complex securitizations Trading and derivatives activities Counterparty credit risk No recognition of greater risk posed by systemically important banks No constraint on leverage Source : Financial Stability Institute

  30. KERANGKA BASEL III (3/3) 30 Microprudential measures Macroprudential overlay Raising the level and quality of capital Leverage ratio New capital ratios • Mitigating Procyclicality • capital buffers, provisioning • Mitigating systemic risk • systemic capital charge for SIFIs • contingent capital • Bail-in debt • Supervisory review, CCP, others Capital Capital ratio = Risk-weigted assets Liquidty Coverage Ratio (LCR) Enhancing Risk Coverage Global Liqudity Standards Net Stable Funding Ratio (NSFR)

  31. Ringkasan Fungsi SSK di Beberapa Negara 31 31

  32. Indonesia • Penjelasan UU OJK No.21 Tahun 2011: • Tugas pengaturan dan pengawasan terhadap lembaga keuangan perbankan, yang meliputi kelembagaan, kesehatan, kehati-hatian, dan pemeriksaan bank, akan dialihkan dari Bank Indonesia ke OJK. Sementara Bank Indonesia tetap memiliki tugas pengaturan perbankan terkait aspek makroprudensial. • Bank Indonesia dapatmelakukanpemeriksaansecaralangsungterhadap bank ttt yang masuksystemically important bank dan/atau bank lainnyasesuaikewenangan Bank Indonesia di bidangmakroprudensial.

  33. Stabilitas Sistem Keuangan: Strategi, Prinsip, Fungsi dan Kegiatan Utama 33 (Dukungan) berkembangnyadanterjaganyaStabilitasSistemKeuangan (SSK), yaitusuatukondisi yang memungkinkansistemkeuangannasionalbekerjasecaraefektifdanefisiensertamampubertahanterhadapgejolak internal daneksternalsehinggaalokasisumberpendanaan/ pembiayaandapatberkontribusipadapertumbuhandanstabilitasperekonomiannasional Sasaran Elemen Enhanced Financial Efficiency Strengthened FS Resilience Balanced Financial Intermediation Penguatan Resilience, IntermediasidanEfisiensiSistemKeuanganmelalui Surveillance, KebijakanMakroprudensial, Financial Development danKoordinasi Strategi System wide perspective Governance and Coordination Research & Surveillance based Forward Looking (Long Term Horizon) Prinsip Pengembangan Sektor Keuangan Crisis Mgt & KerjasamaLembaga Systemic Surveillance Kebijakan Makroprudensial Fungsi Pemeriksaan Bank dan LKBB berpotensi sistemik (SIFIs) • Riset, Analisis dan Pendalaman Sektor Keuangan : • Lembaga • Pasar • Infrastruktur • Produk dan Instrument AsesmenStabilitasSistemKeuangan Koordinasi Kebijakan Sektor Keuangan OutlookStabilitasSistemKeuangan Kerjasama Internasional Sektor Keuangan (a.l. FSB& BIS) Surveillance Sistemik SIFIs Evaluasi & RekomendasiKebijakan & RegulasiMakroprudensial Kegiatan Utama Komunikasi Kebijakan Riset & Analisissistemkeuangan (institusi & pasar), rumahtangga, korporasi, sektoral Mendorong Efisiensi Pengembangan tools, indikator dan model Protokol Manajemen Krisis (incl. LOLR) Financial Inclusion

  34. Kerangka Kebijakan Makroprudensialdalam SSK CMP Crisis Resolution 1 4 3 2 5 6 • Instrumen kebijakan makroprudensial Elemen 2 Di bawah & mendekati threshold melewati threshold • Indikator makroprudensial • EWS • Prompt Indicator • Composite Indicator • Outlook • Loss Given Default • Kepada Internal (BI dan FKSSK) • KepadaPasar, InstitusiKeuangan dan Publik Elemen 1 Kondisi normal Data, Informasi dan Riset (Harun, A. Cicilia & Rachmanira, S., 2013)

  35. PelaksanaanSurveillance di BI - Monitoring Sistem Keuangan Monitoring sistem keuangan merupakan monitoring terhadap indikator, kejadian, dan/atau perilaku yang dapat merepresentasikan potensi risiko dalam sistem keuangan. Monitoring ini bertujuan untuk mendeteksi dan memberikan sinyal akumulasi imbalance dan vulnerabilities yang mungkin berdampak sistemik. Origin: Trigger: Impact: Idiosyncratic incl. concerns over D-SIB Build-up period:

  36. PelaksanaanSurveillance di BI – Identifikasi & PenilaianRisiko 36 • Early warning system (menggunakan berbagai tools dan indikator) • Macro stress testingcredit risk, combined with : • Probability of Default (PD) analysis • Transition matrices (probability of NPL) • Stress Tests of various risks : • Credit risk • Interest rate risk • Exchange rate risk • Government bonds’ price risk • Liquidity risk • Integrated stress test (kombinasi semua risiko) • Interbank Stress Testing,untuk mengukur dampak contagion karena kondisi antar bank. • Financial Stability Index (FSI) / Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) Bulanan/RDG ProdukUtama: Monitoring likuiditasharian Bahan RDG Mingguan Bahan RDG bulanan KajianStabilitasKeuangan HasilRiset / Kajian Laporan Pengawasan Perbankan

  37. PelaksanaanSurveillance di BI – PemberianSinyalRisiko • Pemberiansinyaldapatdilakukansecaraperiodiksertapadasaatdiperlukankepada: • Internal BI dan FKSSK (otoritaskeuanganlainnya), melalui • Dashboard • RDG • Rapat FKSSK • Eksternal: Pasar, InstitusiKeuangan dan Publik • PemberianpesankepadapasarolehDewanGubernur • SosialisasiKebijakan dan Langkah-LangkahMitigasiRisiko • KomunikasiPers (SiaranPersatauJumpaPers) • Rapatdenganpihak-pihakterkait (asosiasiprofesi, asosiasipengusaha, pelakupasar) • Publikasi dan Riset • Beberapa format pemberiansinyalsecaraperiodikadalahsebagaiberikut:

  38. Stabilitas Sistem Keuangan Ke Depan: Dasar Pemikiran 38 Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan thdp gejolak internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan/ pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

  39. Mekanisme Kerja Fungsi SSK

  40. Systemic Risk Regulator Systemic Risk Regulator

  41. Monitoring the Soundness of Financial Sector Sumber: IMF 2005, Financial Soundness Indicator 41

  42. TerimaKasih

  43. Kebijakan Makroprudensial dan Stabilitas Sistem Keuangan 1. TEORI STABILITAS SISTEM KEUANGAN 1.1 Definisistabilitassistemkeuangan 1.2Faktor yang mempengaruhistabilitassistemkeuangan 1.3Hubunganstabilitasmoneterdanstabilitassistemkeuangan 1.4Otoritas yang berperandalammenjagastabilitassistemkeuangan 1.5Kebijakandalammenjagastabilitas system keuangan 2. MICROPRUDENTIAL VS MACROPRUDENTIAL 2.1. PengaturandanPengawasan Bank secaraMikro (Microprudential) 2.2. PengaturandanPengawasan Bank secaraMakro (Macroprudential) 2.3. Instrumen Makroprudensial (LTV, LDR, SBDK, PDN, 3. MANAJEMEN KRISIS 3.1. PembelajarandariKrisisKeuangan yang Lalu 3.2. TeoriManajemenKrisis 3.2.1 KoordinasipengaturandanpengawasansecaraMikrodanMakro 3.2.2 ManajemendanResolusikrisis di beberapanegara 3.2.3 Manajemendanresolusikrisis di Indonesia

More Related