1 / 60

MATAKULIAH ILMU HUKUM DIPROGRAMKAN PADA SEMESTER I (2 SKS) Pembina Matakuliah:

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS HUKUM PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM Jl. Kalimantan 37 Jember Telp (0331) 335462, Fax (0331) 330482. MATAKULIAH ILMU HUKUM DIPROGRAMKAN PADA SEMESTER I (2 SKS) Pembina Matakuliah: Prof. Dr. M. Arief Amrullah, S.H., M.Hum.

gerik
Download Presentation

MATAKULIAH ILMU HUKUM DIPROGRAMKAN PADA SEMESTER I (2 SKS) Pembina Matakuliah:

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS HUKUM PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM Jl. Kalimantan 37 Jember Telp (0331) 335462, Fax (0331) 330482 MATAKULIAH ILMU HUKUM DIPROGRAMKAN PADA SEMESTER I (2 SKS) Pembina Matakuliah: Prof. Dr. M. Arief Amrullah, S.H., M.Hum. Dr. Fendi Setyawan, S.H., M.H.

  2. LATAR BELAKANG MATA KULIAH ILMU HUKUM MASUK KE DALAM KURIKULUM MAGISTER ILMU HUKUM

  3. Jan Gijsselsdan Mark van Hoecke • Hukumpadadirinyasendiritidakpernahmerupakansuatutujuan, tetapisuatusaranauntukmencapaisuatutujuan non-hukum • Finalitasdarihukumbukanhukumkarenaituiamemperolehdoronganpertumbuhannyadariluarhukum • Faktor-faktorekstra-yuridismemeliharaprosespertumbuhanhukum yang dinamisdanberlangsungterus • Contohmengenaihalini: tidakadapenjualantanpamaksuduntukmemperolehuangdenganmelepaskansebuahbarang; tidakadaperkawinan (menurutfaham Barat) jikakeduapasanganmempunyaimaksuduntukmengembangkanseksualdanmateri; tidakada UUD yang melimpahkankekuasaannegarakepadaparlemenhasilPemilu, jikaorangtidakmempunyaitujuanuntukmengorganisasisuatudemokrasidenganperwakilan

  4. PERISTILAHAN ILMU HUKUM (Dalam Bahasa Asing) • RECHTSWETENSCHAP • RECHTSTHEORIE • JURISPRUDENCE • LEGAL SCIENCE Istilah dlm bhs Belanda Istilah dlm bhs Inggris

  5. ISTILAH DALAM BAHASA BELANDA Rechtswetenschap & Rechtstheorie mengandung makna dalam arti sempit dan dalam arti luas

  6. Sosiologi Hukum Dogmatika Hukum (Ilmu Hukum dalam arti sempit) Teori Hukum (dalam arti luas) Teori Hukum (dalam arti sempit) Ilmu Hukum Dalam Arti Luas Filsafat Hukum Hukum Ekonomi Politik Hukum Perbandingan Hukum

  7. INTI ILMU HUKUM Kurnas S-1 Ilmu Hukum Positif Ilmu Menerapkan/Law Enforcement Kurnas S-2 Law Making Politik Hukum Ilmu membuat/memperbaharui Law Reform/ Development Kurnas S-2 Perbandingan Hukum Memperluas Wawasan: untuk POLITIK HUKUM

  8. ISTILAH DALAM BAHASA INGGRIS • Legal science is concerned with empirically observable facts and events (berkaitandenganfaktadanperistiwahukum yang dapatdiamatisecaraempiris). • Jurisprudence involves the study of general theoretical questions about the nature of law and legal system, about the relationship of law to justiceand morality, and about the social nature of law (meliputikajianterhadapsoalteoriumummengenaihakikathukumdansistemhukum, mengenaihubunganhukumdengankeadilandanmoralitas, dankenyataanhukumdalammasyarakat). • Sehubungandenganitumenurut Jan Gijsselsdan Mark van Hoeckebahwaperkataanilmuhukumsebagainama (istilah) mencakupuntuksemuahal yang berkaitandengankegiatanmempelajarihukum. PadanannyaadalahJurisprudencedalambahasaInggrisdanJurisprudenzdalambahasaJerman.

  9. PERISTILAHAN ILMU HUKUM (Dalam Bahasa Indonesia) Dalam kepustakaan bahasa Indonesia, istilah ilmu hukum begitu saja disejajarkan dengan istilah dalam bahasa asing:RECHTSWETENSCHAP, RECHTSTHEORIE; JURISPRUDENCE, LEGAL SCIENCE, LEGAL PHILOSOPHY.

  10. RUANGLINGKUPNYA MENCAKUP & MEMBICARAKAN SEGALA HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN HUKUM. ILMU HUKUM OBJEKNYA H U K U M

  11. HUKUM PADA HAKIKATNYA ADALAH NORMA, PENGERTIAN HUKUM SEBAGAI NORMA BERBEDA DENGAN BENTUK ATAU PERWUJUDANNYA. BENTUK ATAU PERWUJUDAN DARI HUKUM, BISA BERMACAM-MACAM HUKUM POSITIF HUKUM YANG AKAN DATANG IN-ABSTRACTO DOKTRIN HUKUM NILAI HUKUM YANG HIDUP DI MASYARAKAT HUKUM HUKUM POSITIF ASING IN-CONCRETO KEPUTUSAN HAKIM BEKERJANYA/ BERFUNGSINYA HUKUM PROSES PENEGAKAN HUKUM

  12. APAKAH ILMU HUKUM I L M U ?

  13. TERDAPAT DUA JAWABAN YANG BERBEDA DARI : • Pandangan Positivistik • Pandangan Normatif

  14. PANDANGAN POSITIVISTIK • Menganut teori kebenaran Korespondensi • Kebenaran adalah kesamaan antara teori dan dunia kenyataan • Hubungan sentral di dalam ilmu adalah hubungan antara Subjek (ilmuwan) dan Objek (dunia kenyataan)

  15. POSITIF & POSITIVISME • Positivismeberasaldarikatadasarpositif, yang dimaksuddenganpositifadalah: a. sebagailawanataukebalikandarisesuatu yang bersifatkhayal, positifdiartikansebagaipensifatansesuatu yang nyata. b. sebagailawanataukebalikandari yang bersifatkabur, positif diartikansebagaipensifatansesuatu yang jelasatautepat. • Positivismeadalahpahamfilsafat yang membatasipengetahuan benarmanusiakepadahal-hal yang dapatdiperolehdenganmenggunakanmetodeilmupengetahuan (science). Suatufaktapositif, berartisesuatu yang mestidibenarkanolehsetiaporang yang mempunyaikesempatansamauntukmenilainya.

  16. PANDANGAN NORMATIF • Menganut teori kebenaran Pragmatik • Kebenaran adalah jika teori berfungsi • secara memuaskan • Hubungan inti di dalam ilmu adalah • hubungan antara Subjek dan Subjek

  17. PRAGMATISME • Suatu pertimbangan itu benar apabila terbukti bahwa pertimbangan itu berguna secara praktis, mempunyai nilai praktis bagi kehidupan dan juga berguna dalam ilmu, seni dan agama. • Pragmatis merupakan aliran filsafat yang lahir di Amerika, tokohnya: John Dewey.

  18. PARADIGMA DALAM ILMU HUKUM • Tesis-tesis tidak diperoleh melalui observasi, tetapi melalui judgments (contoh: perintah tidak boleh memperkosa, mencuri, dsb.). • Ilmu normatif bertolak dari judgments.

  19. Moral Judgment (Philosophical) Sollen, what ought to be JUDGMENT Positif Judgment What it is in the book

  20. UNTUK ILMU HUKUM MENGANUT TEORI KEBENARAN PRAGMATIK BERDASARKAN KEBENARAN TERSEBUT, BERARTI ILMU HUKUM ADALAH ILMU

  21. TEORI TENTANG KEBENARAN • Manusia adalah hewan yg berpikir. Berpikir adalah bertanya. Bertanya adalah mencari jawaban. Mencari jawaban adalah mencari kebenaran. Mencari jawaban ttg Tuhan, alam, dan manusia, artinya mencari kebenaran ttg Tuhan, alam, dan manusia. Jadi pada akhirnya: Manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Apakah kebenaran itu? Utk menjawab pertanyaan ini kita hrs menyimak mengenai teori ttg kebenaran. Paling tidak, ada tiga teori yg berusaha utk menjawab thd pertanyaan tsb.: (1) Teori Korespondensi; (2) Teori Konsistensi;(3) Teori Pragmatis.

  22. 1. TeoriKorespondensitentangKebenaran  The Correspondence Theory of Truth atau Accordance Theory of Truth menyatakan bhw kebenaran atau keadaan benar itu brp kesesuaian (correspondence) antara arti yg dimaksud oleh suatu pendapat dg apa yg sungguh mrpk halnya atau faktanya. Suatu proposisi (pengertian) adalah benar apabila terdpt suatu fakta yg diselarasinya, apabila ia menyatakan apa adanya. Kebenaran ialah yg bersesuaian dg fakta, yg berselarasan dg realitas, yg serasi dg situasi aktual. Krn itu kebenaran dpt didefinisikan sbg kesetiaan pd realitas obyektif. Apabila suatu putusan sesuai dg fakta, benarlah ia; bila tdk salahlah ia.

  23. Teori Korespondensi pd umumnya dianut oleh para pengikut aliran realisme (positivisme). K. Rogers, seorang penganut realisme kritis Amerika, berpendpt bhw keadaan benar ini terletak dlm kesesuaian antara: (1) “esensi atau arti yg kita berikan” dg (2) “esensi yg terdpt di dlm obyeknya”. Realisme epistemologi berpandangan bhw terdpt realitas yg independen, yg terlepas dr pemikiran; dan kita tdk dpt mengubahnya bila kita mengalaminya atau memahaminya. Itulah sebabnya realisme epistemologis kadangkala disebut obyektivisme. Dg kata lain, realisme epistemologis atau obyektivisme berpegang kpd kemandirian kenyataan, tdk tergantung pd yg di luarnya.

  24.  Dlm kepustakaan Marxis dpt dibaca hal-hal berikut: Apabila sensi kita , persepsi kita, pemahaman kita, konsep dan teori kita, bersesuaian dg realitas obyektif, apabila itu semua mencerminkannya dg cermat, maka kita katakan itu semua benar; pernyataan, putusan dan teori yg benar kita sebut kebenaran. Materialisme dialektika memahamkan kebenaran sbg pngetahuan ttg obyek, yg mencerminkan obyek tsb secara tepat, atau dg kata lain, bersesuaian dg obyek tsb. Misalnya, pengertian ilmiah bhw “tubuh terdiri dr atom2”, bhw “bumi lbh dahulu ada drpd manusia”, bhw “rakyat adalah pembuat sejarah”, dlsb, adalah benar.

  25.  Berlawanan dg aliranidealisme, mkmaterialismedialektikamempertahankanbhwkebenaran adalahobyektif. Selamakebenaranmencerminkanduniawujudsecaraobyektif, mkwujudnyaitutdktergantung, baikkpdmanusiamaupunkpdkemanusiaan. Kandungankebenaransepenuhnyaditentukanolehprosesobyektifygdicerminkannya. Kaum Marxist mengenalduamacamkebenaran, yaknikebenaranmutlak(absolute truth)dankebenaranrelatif(relative truth). Kebenaranmutlakialahkebenaranygselengkapobyektif, yaknisuatupencerminan darirealitassecaramutlak.Sedangkan kebenaranrelatifialahkebenaranygtdksempurna, tdklengkap.

  26.  Sbg kesimpulan dariTeori Korespondensi ttg Kebenaran, kita dpt mengenal dua hal, yakni pernyataan dankenyataan. Menurut teori ini, kebenaran ialah kesesuaian antara pernyataan ttgsesuatu dg kenyataan sesuatu itu sendiri. Mis., “Jakarta ad ibukota RI sekarang”. Ini adalah sebuah pernyataan, dan apabila kenyataannya memang “Jakarta itu adalah ibukota RI”, mk pernyataan itu benar, mk pernyataan itu adalah suatu kebenaran.Rumusan Teori Korespondensi ttg Kebenaran itu berasal dari Aristoteles, yg disebut Teori Penggambaran, yg didefinisikan sbg berikut: Veritas est adaequatio intellectus et rhei – Kebenaran ad persesuaian antara pikiran dan kenyataan.

  27.  KeberatandankritikthdTeoriKorespondensittgKebenaran: Apabilaygdisebutkebenaranituialah “kesesuaianantarapernyataan dg kenyataan” atau “pernyataansesuai dg kenyataan”, mktimbulpertanyaan: “Bagaimanakitadptmembandingkanpernyataan (idea) kita dg kenyataan (realitas) itu?”. Utkmembuatperbandingan, mkterlebihdahulukita hrs mengetahuiapayghendakkitaperbandingkanitu, yakni, sebutlah, kepercayaan pd satupihakdankenyataan pd pihaklainnya. Namun, apabilakitatdkmengetahuikenyataan (realitas) itu, bgmnkitadptmembuatperbandingan? Itulah, antara lain, keberatandankritik dari teori Korespondensi.

  28. 2. TeoriKonsistensiTentangKebenaran The Consistence Theory of Truth atau The Coherence Theory of Truth menyatakan bhwkebenaran tdk dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment) dg sesuatu yg lain, yakni fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri. Dg kata lain, kebenaran ditegakkan atas hub antara putusan yg baru itu dg putusan-putusan lainnya yg tlh kita ketahui dan akui benarnya terlbh dahulu. Jadi suatu proposisi itu cenderung utk benar jika proposisi itu coherent (saling hubungan) dg lain proposisi yg benar, atau jika arti yg dikandung oleh propisisi itu coherent dg pengalaman kita.

  29. Suatukepercayaanadalahbenarbukanlahkrniabersesuaian dg fakta, melainkankrniabersesuaianatauberselaras dg binaanpengetahuanygkitamiliki. Menurutteoriini, apabilakitamenerima kepercayaan2 barusbg kebenaran2, mkhalitu semata2 atasdasar kepercayaan2 itusalingberhubungan(coherent) dg pengetahuanygtlhkitamiliki. Suatuputusanadalahbenarapabilaputusanitukonsisten dg putusan2 ygterlebihdahulukitaterimadanketahuibenarnya. Putusanygbenaradalahsesuatuygsalinghubungansecaralogis(coherent) dg putusan2 ygrelevan.

  30. Jadimenurutteoriini, putusanygsatu dg putusanyglainnyasalinghubungandansalingmenerangkansatusama lain. Makalahirlahrumusan: Truth is systematic coherence – Kebenaranadalahsalinghubunganygsistematik. Truth is consistency- Kebenaranadalahkonsistensi, kecocokan. Terdptsaling hub ygsempurna, dansaling hub ini dg suatuyg lain ygtlhkitaterimaitu, disebutlahkebenaran.

  31. ApabilaTeoriKorespondensidianutolehpenganutrealismedanmaterialisme, makaTeoriKonsistensiberkembang pd abadke 19 dibawahpengaruh Hegel dandiikutiolehpengikutmazhabidealisme, sptfilsufBritania F.H. Bradley (1864 – 1924). Menurutidealismeepistemologis (secarailmupengetahuan), mkdunialuaritutdktersendiri(an sich), seperti ygdipahamkanolehkaummaterialis, melainkanhanyasbgisisuatukesadaranygberfikirsambilmeninjau.

  32. Idealismeepistemologisberpandanganbhwobyekpengetahuan, ataukualitasygkitaserap dg inderakitaitutdklahterwujuddrkesadaranttgobyektsb. Itulahsebabnyateoriiniseringdisebutsubyektivisme. Kaumidealisberpegangbhwkebenaranitusubyektifdankebanaranitutergantung pd orangygmenentukansendirikebenaranpengetahuannyatanpamemandangkeadaanriil peristiwa2. “Manusiaadalahukuran se-gala2nya” – dg carademikianlahinterpretasittgkebenarantlhdirumuskanolehkaumidealis(filsufYunani, Pitagoras).

  33. Kesimpulan dariTeoriKonsistensiadalahsbgberikut: Pertama,Kebanaran menurutteoriiniialahkesesuaianantarasuatupernyataan dg pernyataan (-pernyataan) lainnyaygsdhlbhdulukitaketahui, terimadanakuisbgsuatu kebenaran. Kedua, teoriagaknyadptjugadinamakanTeoriPenyaksian (justifikasi) ttgKebenaran, krnteoriinisuatuputusandianggapbenarapabilamendptpenyaksian (justifikasi, pembenaran) oleh putusan2 lainnyaygterdahuluygsdhdiketahui, dterima, dandiakuibenarnya. Mis., “Sri Jawarharlah Nehru adalah ayah dariIndira Gandhi”

  34. adalah suatu putusan yg atau pernyataan yg tlh kita ketahui, terima, dan akui sbg benar. Pernyataan lain bhw “Sri Jawarharlal Nehru mempunyai puteri” dan bhw “Indira Gandhi adalah puteri Sri Jawarharlah Nehru”, keduanya mrpk kebenaran pula krn konsisten dg pernyataan yg pertama, yg tlh kita ketahui, terima, dan akui sbg suatu kebenaran.  Keberatan atau kritik thd Teori Konsistensi ini diantaranya adalah: Para pengeritik menyatakan bhw kita dpt saja membangun suatu sistem saling hubungan (coherent) yg salah, di samping yg benar.

  35. Teori ini tdk membedakan antara kebenaran yg konsisten dg kesalahan yg konsisten. Suatu sistem pd masa lalu yg konsisten (berpautan) secara logis, namun kmd terbukti sama sekali salah. Ambillah sbg contoh, buku2 spt “Alice in Wonderland” serta cerita2 detektif yg baik penulisannya (mis. karangan Agatha Christi) yg ceritanya direncanakan secara hati2 shg segala2nya saling berhubungan.Selama anda berpegang pd anggapan2 yg dimuat dlm buku itu, mk tdk ada yg salah atau tdk benar …. Ini tdk berarti bhw saling hubungan itu (kadang2) mrpk ukuran yg sangat berharga ttg kebenaran.

  36. TeoriPragmatisTentangKebenaran Pragmatisme (berasal daribahasaYunani: pragma, artinyadikerjakan, ygdilakukan, perbuatan, tindakan), mrpksebutanbagifilsafatygdikembangkandiAmerikaSerikatoleh William James. Menurutfilsafatinibenartidaknyasuatuucapan, dalilatauteori semata2 bergantung pd berfaedahtidaknyaucapan, dalilatauteoritsbbagimanusiadlmpenghidupannya (T.S.G. Mulisdan K.A.H. Hidding).

  37.  TeoriPragmatisttgKebenaranmenyatakanbhwsuatuproposisi adalahbenarsepanjangproposisiitu berlaku(works), ataumemuaskan(satisfies); berlakudanmemuaskannyaitudiuraikan dg pelbagairagamolehparapenganutteoritsb (Charles A. Baylis). Teori, hipotesis, atau idea adalahbenarapabilaiamembawakpdakibatygmemuaskan, apabilaiaberlakudlmpraktek, apabilaiamempunyainilaipraktis. Kebanaranterbuktiolehkegunaannya, olehhasilnya, oleh akibat2 praktisnya. Jadikebenaranialahapasajaygberlaku (G.T.W. Patrick).  Harold H. Titus menyatakanbhwmenurut William James, “idea2 ygbenarialah idea2 ygdptkitaserasikan, kitaumumkanberlakunya, kitakuatkandankitaperiksa.

  38. Sebaliknya idea ygsalahialah idea ygtdkdmk. Suatu idea, atauteori, maupunhipotesisadalahbenarbilaiadptberlakudlmpraktekatauapabilaiamembawakpdhalygmemuaskan.  Ygdimaksud dg hasilygmemuaskan, antara lain: (1) Sesuatuitubenarapabilamemuaskankeinginandantujuanmanusia; (2) Sesuatuitubenarapabiladptdiujibenar dg eksperimen; (3) Sesuatuitubenarapabilaiamenolongataumembantuperjuanganbiologisutktetapada.  Jadibatuujian (ukuran) kebenaran, bagipara pragmatist, ialahkegunaan (utility), dptdikerjakan,(workability), akibatataupengaruhnyaygmemuaskan(satisfactory consequences).

  39.  Makaolehkrnitu menurutpendekatanini, tdkterdptapaygdisebutkebanaranygtetapataukebenaranmutlak.  BeberapakeberatandankritikthdTeoriPragmatisadalah: 1) John H. Randall dan Justus Buchlermenyatakan: “KeberatanthdkonsepsikebenaranmenurutTeoriPragmatisini hrs diambil, bertitiktolak daripertimbanganmengenaibetapakaburdansamarnyaistilah “berguna” (useful)itu.

  40. 2) A.C. Ewing memberikan kritik, a.l: (a) Dpt digambarkan secara jelas, bhw suatu kepercayaan mungkin saja berlaku dg baik walaupun tdk benar, atau sebaliknya suatu kepercayaan mungkin saja berjalan dg buruk walaupun ia benar; (b) Kepercayaan yg benar biasanya berlaku, hal ini biasanya krn per-tama2 kepercayaan itu benar; (c) Apa yg berlaku bagi seseorang mungkin saja tdk berlaku bagi orang lainnya, bahkan apa yg berlaku bagi seorang tertentu pd waktu tertentu mungkin saja tdk berlaku lagi bagi dia pd waktu yg lain. Tuhan tdk dpt ada dan dlm waktu yg sama tdk ada, walaupun bagi sementara orang percaya akan adanya Tuhan, Tuhan itu menolong

  41. danbagiyglainnyamerintangibelaka. Bilasuatuproposisi sungguh2 benar, hendaknyaiabenarbagisemuaorang, bukanbenarbagisementaraorangygbaginyaberlaku, dan pd waktuygsamaadalahsalahbagiyglainnyakrnbaginyatdkberlaku.  PandangankaumpragmatisttgTuhanmenyatakanbhwsuatu agama bukanbenarkrnTuhanygdisembaholehparapenganut agama itu sungguh2 ada, tetapikrnpengaruhnyaygpositifataskehidupanmanusiaberkatkepercayaanorangakanTuhan, mkkehidupanmasyarakatberlakusecaratertib.

  42.  Terhadap pandangan ini Peirce menyatakan bhw suatu idea tidaklah disebut benar karena ia memuaskan, ia dikatakan memuaskan karena ia benar. Dan A.C. Ewing menyatakan bhw kepercayaan2 itu benar, bukan karena kepercayaan2 itu berguna.

  43. KONTRIBUSI ILMU HUKUM Temuanmahabesardari Ilmu Hukum(Normatif), antara lain adalahbadanhukumsebagaisubjekhukum, pertanggungjawabanpidanakorporasi, asas-asasumumpemerintahan yang baik

  44. Ilmu Formal Ilmu Teoretis Ilmu Empiris • Ditujukan untuk memperoleh pengetahuan saja, • atau untuk mengubah, penambah pengetahuan. • Penerapan ilmu pengetahuan disebut teknologi Pengelompokan Ilmu Nomologis Ilmu Praktis Normologis • Ilmu yang mempelajari aktivitas penerapan itu • sendiri sebgai objeknya • Penerapan ilmu ini disebut ars (kiat), atau keahlian • berkeilmuan • Tujuannya untuk mengubah keadaan, atau mena- • warkan penyelesaian terhadap masalah konkrit.

  45. Logika ILMU FORMAL Matematika Teori sistem Ilmu yang tidak bertumpu pada pengalaman atau empiris. Kebenarannya tidak memerlukan pembuktian (verifikasi) empiris, melainkan pembuktian rasional. Jadi, berdasarkan validitasnya (proses nalarnya). Sis- tem formal yang dihasilkan adalah produk rekaan akal budi (pemikiran) manusia semata. Krn itu, pengeta- huan yg dihasilkan disebut pengetahuan “a priori”. ILMU TEORETIS ILMU EMPIRIS Ilmu Alam Ditujukan untuk memperoleh pengetahuan faktual ttg kenyataan aktual. Krn bersumber & bertumpu pada empiris, maka pengetahuan yg dihasilkan disebut pengetahuan “a posteriori”.

  46. Ilmu Praktis NOMOLOGIS • Berusaha memperoleh pengetahuan faktual-empiris • Produknya dpt diungkapkan dlm rumus logikal: jika A (ada/ • terjadi), maka B (ada/terjadi). Dlm ilmu kedokteran, misalnya, • jika sudah dpt dipastikan X menyebabkan penyakit Y, maka • utk menyembuhkannya pasien, X harus dinetralisir. • . Ilmu Praktis dibagi kedalam dua Jenis Ilmu Praktis NORMOLOGIS • Berusaha menemukan hubungan antara dua hal atau lebih • berdsarkan azas imputasi (menautkan tanggung jawab/ • kewajiban) utk menetapkan apa yg seharusnya menjadi kewa- • jiban subjek tertentu dlm situasi konkrit tertentu, sehubungan • dg terjadinya perbuatan tertentu. • Apa yang seharusnya terjadi itu tidak niscaya dg sendirinya • terjadi. Jika A (terjadi/ada), maka seyogyanya B (terjadi).

  47. LAPISAN ILMU HUKUM FILSAFAT HUKUM (Eksplanasi reflektif) TEORI HUKUM (Eksplanasi analisis) DOGMATIKA HUKUM (Eksplanasi teknik yuridis) PRAKTIK HUKUM

  48. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT HUKUM, TEORI HUKUM DAN DOGMATIKA HUKUM FILSAFAT HUKUM Meta-meta teori Meta teori TEORI HUKUM Meta teori DOGMATIKA HUKUM T e o r i HUKUM POSITIF

  49. HubunganFilsafatHukumdanTeoriHukum Filsafathukumsebagaiajarannilaiharusdilihatsebagai meta disiplindariTeoriHukum

  50. HubunganDogmatikaHukumdanTeoriHukum Dogmatikahukummempelajarihukumpositifpadasuatutempattertentudandisuatutempattertentumemilkikekuatanberlaku Teorihukummempelajarihukumdalamkeumumannyalepasdariaturan-aturanhukumkokretdansistem-sistemhukumkonkret. TeorihukumtidakmembatasidiripadapemaparandansistematisasisebagaimaadalamDogmatikahukum, tetapimemainkanperananmenjelaskandanmenjernihkan.

More Related