1 / 21

MATERI TASQIF

MATERI TASQIF. DISAJIKAN OLEH : HENDRI ABI BARORO DI DD. D MASJID ASH-SHAF. “ABDUL QADIR ‘AUDAH” .

gus
Download Presentation

MATERI TASQIF

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MATERI TASQIF DISAJIKAN OLEH : HENDRI ABI BARORO DI DD. D MASJID ASH-SHAF

  2. “ABDUL QADIR ‘AUDAH” Adalah Qadir ‘Audah adalah sosok ulama dan cendikiawan mujahid. Hari-harinya dihabiskan dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin untuk membela dan mempertahankan kemuliaan Islam dari serangan para musuh. Dikenal sebagai pakar hukum sekaligus advokat profesional. Ketika banyak kader-kader Ikhwanul Muslimin yang diadili di berbagai pengadilan Mesir, beliau bangkit sebagai pengacara mereka dengan kekuatan logika yang cerdas dan memikat.

  3. Ketajaman lisannya juga berbanding lurus dengan ketajaman penanya, karena ia dikenal sebagai penulis produktif.Diantara buku yang menjadi buah karyanya antara lain :

  4. Al-Islam wa Audha’una Al-Qanuniyyah (Islam dan situasi Hukum Kita) • Al-Islam wa Audha’una As-Siyasiyyah (Islam dan Situasi Politik Kita) • Al Islam Baina Jahl Abaihi wa ‘Az Ulamaihi (Islam antara Kebodohan Umat dan Kelemahan Ulamanya). • Al-Mal wa Al-Hukum fil Islam (Harta dan Konstitusi Menurut Islam). • At-Tasyi’ Al-Jinaiy fil Islam Muqaranan bil Qanun Al-Wadh’iy (Hukum Pidana Islam dan Perbandingannya dengan hukum pidanna Positif)

  5. Keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin, banyak memberi angin segar bagi harakah dakwah Hasan Al-banna ini. Tak heran bila Hasan Al-Banna begitu mengagumi dan mencintainya. Beliau banyak menyebut kelebihan ‘Audah di hadapan para kader lainnya. Karena keluasan ilmu dan kemuliaan akhlaknya. Ketika Hasan Hudaibi menjadi Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin, ‘Audah dipilih sebagai sekjen sihingga beliau memutuskan berhenti dari aktivitas kepengacaraannya dan total menekuni perjuangan dakwah.

  6. ‘Audah termasuk orang yang berbaik sangka kepada Gamal Abdul Naser pada awalnya. Ketika meletus perang di Terusan Suez melawan Inggris, Kamil Syarif dalam bukunya Perlawanan Gerilya di Terusan Suez menyebutkan bahwa pada pertengahan bulan Oktober 1951, ia menerima telegram kilat yang ditandatangani ‘Audah agar menghubunginya di kota Kairo untuk urusan krusial. Iapun segera berangkat ke Kairo menumpang kereta api. Setibanya di rumah ‘Audah, terjadilah perbincangan serius mengenai kondisi terakhir dan beliau pun mengabarkan kepada Kamil bahwa Ikhwanul Muslimin memutuskan untuk ikut bertempur dalam perang Suez. ‘Audah memerintahkan kamil untuk membuat analisis terakhir tentang kondisi di Terusan Suez.

  7. Ketika terjadi konflik antara Ikhwanul Muslimin dengan perwira revolusi juga propoganda kebohongan dan fitnah Gamal Abdel Nasser, maka sebagai sekjen, ‘Audah pun mengeluarkan bayan (press release) dengan judul “Inilah Klarifikasi untuk Publik”. Dalam bayan-nya itu ‘Audah menegaskan bahwa peristiwa ini merupakan batu ujian bagi dakwah agar perjalanan dakwah dilakukan lebih cermat dan cerdas. Ini dilakukan karena begitu piawainya musuh-musuh dalam menjegal perjalanan dakwah.

  8. “Dakwah hari ini tengah mengalami ujian sulit yang sangat berpengaruh bagi masa depan dakwah itu sendiri, bahkan masa depan generasi mendatang. Oleh karenanya, kalian dituntut untuk cerdas membaca segala situasi agar tindakan kalian tetap seirama dengan kebenaran dan fakta lapangan. Maka tetaplah kalian berfikir dan bertindak dalam rel Islam.”

  9. Ia mengingatkan bahwa paraqiyadahdanjundiyahuntuk terus berpedoman kepada Al-Qur’an dan Sunnah, serta meningkatkan keimanan dan persatuan. “Wahai saudaraku yang mulia, kita bukanlah pemberontak(bughat)karena Islam sendiri melarang tindakan bughat. Kita bukan pula penyebar fitnah. Karena se-orang mukmin hanyalah penyeru. Seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Kendati demikian, jamaah Ikhwanul Muslimin telah dibubarkan untuk kedua kalinya dan para pimpinan serta anggotanya ditangkapi……

  10. Inilah ujian baru bagi kita. Inilah sunatullah untuk memilah yang baik dari yang jelek sebagaimana firman-Nya, “Tidaklah Allah membiarkan apa yang terjadi pada kalian sehingga Allah memilah yang jelek dari yang baik. Dan tidaklah Allah juga akan memberitahukan kalian tentang yang ghaib, akan tetapi Allah memilih para Rasul-Nya dari orang-orang yang Ia pilih. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan para Rasul-Nya dan bertakwalah, maka bagi kalian tersedia pahala yang besar.” (QS. Ali Imran : 179)

  11. “Oleh karena itu, seluruh kader Ikhwan harus menghadapi ujian ini dengan sabar karena sabar sebagaimana sabda nabi adalah setengah dari iman. Janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah, karena rahmat-Nya itu lebih dekat dari yang kalian duga. Perkuatlah hubungan kalian dengan Allah dan para kader lainnya. Teruslah berdisiplin menjalankan titah-Nya, bertolong-menolonglah dalam kebaikan dan takwa. Ikhwanul Muslimin tidak bisa dibubarkan oleh selembar surat keptusan rejim. Ia hanya bubar ketika memudarnya ikatan ukhwah dan cinta dakwah. Pintu dakwah tidak akan tertutup selamanya jika kalian menjadikan hati kalian sebagai rumah dakwah dan jiwa kalian sebagai bentengnya.

  12. “Ketahuilah bahwa Jamaah Ikhwanul Muslimin tidak akan bubar hanya karena secarik kertas keputusan pemerintah atau karena markas ditutup. Ia hanya bubar seiring dengan memudarnya ikatan hati dan cinta di antara para anggotanya, serta redupnya semangat dakwah. Penutupan tempat dan mimbar, bukan merugikan dakwah selama kalian menjadikan hati kalian sebagai rumah dakwah, jiwa kalian sebagai benteng dakwah. Dengan izin Allah, dakwah kita tetap hidup dan kuat yang tetap diperhitungkan kemuliaannya selama kalian bersatu, berkaitan, saling mencintai, sabar, serta berwasiat dengan kesabaran.”

  13. Pada tanggal 28 Februari 1954, ribuan massa melakukan demonstrasi besar-besaran kepada Presiden Muhammad Najib menuntut : • Menghilangkan segala kelaliman ; • Membebaskan para tahanan tak berdosa • Menangkap aparat yang terlibat dalam pembunuhan demonstran di Jembatan Qasr’Ainy; • Memberlakukan syariat Islam

  14. Melihat gelombang massa yang tumpah ruah, Presiden Muhamad Najib pun kalang-kabut dan terpaksa meminta tuan Abdul Qadir ‘Audah yang saat itu berada di sampingnya untuk menenangkan massa. ‘Audah pun mengindahkannya lalu naik ke balkon kepresidenan seraya berpidato yang isinya mengajak para demonstran mengendalikan emosi dan pulang ke rumah masing-masing dengan segera, karena Presiden sudah bersedia menjalankan tuntutan para demonstran. Pidatonya yang penuh wibawa ini akhirnya mampu meluluhkan hati ribuan orang sehingga mereka pun membubarkan diri dengan tenang.

  15. Melihat kekuatan wibawa ‘Audah yang dahsyat inilah, Gamal Abdul Nasser pun sadar bahwa tokoh semisal ‘Audah akan menjadi duri bagi kediktatorannya di masa mendatang. Maka, tanpa berpikir panjang, pada sore hari kejadian demonstrasi itu berlangsung, ‘Audah pun ditangkap oleh aparat lalu dijebloskan ke dalam penjara militer. Ia mengalami penyiksaan tak berperikemanusiaan dari para sipir. Ia dipaksa berdiri selama tiga jam dengan pukulan cemeti dan besi mengenai tubuhnya. Hanya dengan kekuatan iman jualah, beliau sanggup menahan beban siksaan yang berat itu.

  16. Dalam pengadilan yang merupakan sandiwara belaka,’Audah berkata,”Saya dituntut dengan tuduhan –kalaupun benar, tentu saya ini pelaku kriminal dan kalian adalah korban. Saya benar-benar tidak tahu kebenaran para korban dalam pengadilan ini. Juga saya tidak mendapatkan pengadilan semacam ini dimanapun karena bagaimana mungkin bahwa hakim bisa bertindak sebagai musuh dan sekaligus penentu vonis?”Pengadilan tetap dilanjutkan dan vonis matipun dijatuhkan atas ‘Audah.

  17. Pada detik-detik ekskusinya,’Audah maju ke tiang gantungan dengan langkah kemenangan karena sudah siap menerima takdir-Nya. Ucapan terakhir kali yang keluar dari lisannya adalah,”Sesungguhnya darahku ini akan menjadi laknat bagi para tokoh revolusi 1952’.

  18. Ternyata Allah mengabulkan do’a ‘Audah ini. Satu persatu para tokoh revolusi 1952 menerima akibatnya di dunia. Gamal Salim, hakim ‘Audah, terserang penyakit syaraf. Saudaranya, Shalah Salim, ginjalnya rusak dan beser serta akhirnya mati keracunan. Syamsu Badran dihukum seumur hidup. Jenderal Abdul Hakim Amir mati bunuh diri. Hamzah Basyuni tewas tertabrak truk. Inilah nasib-nasib orang yang menzhalimi Ikhwanul Muslimin. Kita telah banyak menyaksikan berbagai ayat Allah dalam kehidupan para thagut. Raja FARUQ telah membantai Ikhwan pada tahun 1948, maka ia terlempar dari kekuasaan pada tahun 1954, maka Mesir pun dikeroyok tiga negara dan Israelpun menguasai Sinai dan Port Said. Lalu kembali membantai Ikhwan tahun 1965, maka Mesir pun mengalami kekalahan pada perang tahun 1967.

  19. ‘Audah tercatat sebagai mujahid sejati yang telah memenuhi janjinya sebagai syuhada. Ia tinggal menerima pahala di sisi Rabb-nya.”Dan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah, maka tidaklah amal-amal mereka akan disia-siakan. Allah akan memberi hadiyah kepada mereka dan memberinya ganjaran. Dan Allah memasukkan mereka ke dalam kamr-kamar di surga.”(QS. Muhammad: 4-6)

  20. SEKIAN…….. Jazakillahu khoiron katsiro…….. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh ---------------

More Related