1 / 10

5.5. PENGUKURAN POLIGON

5.5. PENGUKURAN POLIGON. 5.1. Persiapan Pengukuran. a. Persiapan Umum : buku ukur, alat tulis, payung, seperangkat alat ukur & peralatan bantu lainnya. b. Persiapan Pesawat : disini pengkondisikan agar pesawat ukur siap pakai (dioperasikan). Pedoman arah :

harken
Download Presentation

5.5. PENGUKURAN POLIGON

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 5.5. PENGUKURAN POLIGON 5.1. Persiapan Pengukuran a. Persiapan Umum : buku ukur, alat tulis, payung, seperangkat alat ukur & peralatan bantu lainnya b. Persiapan Pesawat : disini pengkondisikan agar pesawat ukur siap pakai (dioperasikan) • Pedoman arah : • Perhatikan dulu apakah pesawat yang akan digunakan mempunyai pedoman arah atau tiidak. • Pedoman arah bisa berupa jarum/piringan kompas atau hanya berupa jarum penunjuk arah utara saja • Bila tidak mempunyai pedoman arah, berarti sudut ukur berupa sudut arah/jurusan

  2. Kedudukan teropong & skala datar : • Kedudukan/posisi teropong berkaitan erat dengan skala 00 sudut datar yang berada di bagian bawah dalam pesawat. • Telaah kedudukan ujung teropong (lensa objektif) agar saat pembidikan awal (sebaiknya) arah bidik diimpitkan dengan skala 00 • Telaah perputaran pembagian skala datar, apakah dari 00 berputar ke arah timur (kanan) atau barat (kiri) • Diketahuinya putaran pembagian skala tersebut bermanfaat untuk pembacaan arah azimut (utara-timur atau utara-barat) atau pembacaan putaran sudut datar. • Skala tegak : • Telaah apakah 00 berada pada titik zenith atau bidang datar • Telaah pembagian skala, apakah bersifat penuh (3600) atau hanya sampai 900

  3. Mendirikan kaki-tiga : • Tancapan ujung kaki-tiga ke tanah diusahakan sekuat mungkin dan jaraknya diusahakan ± sama antara kedua tungkai kaki terdekat • Kepala kaki-tiga (tempat kedudukan dasar pesawat) diusahakan sedatar mungkin (± sejajar dengan bidang datar) • Meletakkan Pesawat : • Usahakan letak pesawat di atas kepala kaki-tiga berada ditengah-tengah • Pastikan sekrup yang mengikat pesawat (di sebelah bawah kaki-tiga) cukup kuat • Longgarkan semua sekrup di badan pesawat

  4. Batu duga : kaitan batu duga di bawah kepala kaki-tiga • Ujung batu hendaknya hampir menyentuh permukaan tanah guna menancapkan ujung patok (biasanya pada kedudukan awal pesawat), atau • Ujung batu hendaknya hampir menyentuh ujung atas patok yang telah diletakkan sebelumnya (biasanya bekas kedudukan rambu ukur) • Datarkan pesawat : mendatarkan kedudukan pesawat agar kedudukan pesawat sejajar dengan bidang datar • Untuk mendatarkan pesawat gunakan sekrup pendatar yang yang diputar ke kiri atau ke kanan • Dengan waktu yang bersamaan perhatikan gelembung udara pada nivo. Usahakan gelembung udara berada di tengah-tengah • Bila gelembung udara telah berada di tengah-tengah, berarti pesawat telah pada kedudukkan datar

  5. Sebelum gelembung udara belum berada di tengah-tengah, maka pesawat belum siap untuk digunakan • lihat ulang kedudukan ujung batu duga apakah tidak berubah • Tinggi Pesawat : • Ukur tinggi pesawat dari permukaan tanah ke titik yang ditentukan pada badan pesawat (titik tsb biasanya berwarna merah atau lekukan titik tungkai teropong) • Ukuran tinggi pesawat dicatat untuk digunakan dalam pembidikan rambu setinggi tinggi pesawat yang berpatokan pada benang tengah • Pesawat siap ukur : • Posisikan teropong sesuai arah penunjukkan 00 pada skala piringan datar • Setelah langkah sebelumnya dipenuhi, maka pengukuran siap dilaksanakan (pembidikan rambu)

  6. 5.2. Kerja Pengukuran • Pengukuran suatu wilayah umumnya dilaksanakan secara sodok atau lompat. •  Cara sodok • Setiap kedudukan rambu, selanjutnya ditempati pesawat • Pekerjaan ukur dengan cara sodok sangat memakan waktu R1 R4 R2 R3 P2 P3 P4 P1

  7.  Cara lompat • Setiap kedudukan rambu atau pesawat saling dilompati, layaknya seperti orang “main dam” • Pekerjaan ukur dengan cara ini lebih banyak digunakan karena cara kerjanya lebih cepat R3 R2 R1 P2 P1

  8. 5.3. Proses Kerja • Saat pengukuran berlangsung yang perlu menjadi perhatian utama adalah • Setiap kali pemindahan pesawat, tinggi pesawat selalu diukur. Ini sering terlupakan. • Kedudukkan pesawat atau rambu selalu di atas patok (bila letak patok ditentukan sebelumnya). Khusus untuk kedudukkan rambu berimpit dengan patok. • Jalur pengukuran atau kondisi medan ukur hendaknya dibuat sketsanya. Ini sangat membantu saat pembuatan peta maupun peninjuan ulang penampang memanjang (keterkaitan dengan bentuk lapangan; pembuatan kontur). • Pesawat hendaknya selalu dilindungi dengan payung agar tidak terkena cahaya matahari langsung.

  9. Soal Latihan 5-5 : • Ceritakan secara ringkas cara mempersiapkan pesawat ukur agar menjadi siap pakai (dioperasikan). • Mengapa setiap pindah ke titik baru, tinggi pesawat selalu diukur. • Apa manfaat batu duga. • Apa perbedaan dasar antara cara pengukuran lompat dengan cara sodok.

  10. 5.4. Perhitungan Poligon Untuk memudahkan dalam menghitung data ukur diperlukan dua macam blanko : (1) tally sheet pengukuran, (2) daftar/tabel untuk menghitung data yang diperoleh dari tally sheet. Berikut beberapa contoh hasil pengukuran suatu wilayah dan cara penyelesaiannya. • Segibanyak Tertutup Terikat Satu Titik. (KITA) • Segibanyak Terbuka Sempurna. (KITA) • Segibanyak Terbuka Bebas Setengah Sempurna. (KAKU)

More Related