1 / 59

Oleh Sumarno

BAB I. PENDAHULUAN KROMATOGRAFI. Oleh Sumarno. KROMATOGRAFIPENDAHULUAN. chromos ( zat warna dan graphos ( gambar ). seorang botanis dari Rusia Tswett. Sebagai alat pemisah. Pemisahan Dalam zat padat. Pemisahan Dalam zat cair. PEMISAHAN YANG TERJADI. Fase gerak. Bahan cair.

holly
Download Presentation

Oleh Sumarno

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB I. PENDAHULUAN KROMATOGRAFI. Oleh Sumarno

  2. KROMATOGRAFIPENDAHULUAN chromos (zatwarnadangraphos (gambar) seorangbotanisdariRusia Tswett

  3. Sebagai alat pemisah Pemisahan Dalam zat padat Pemisahan Dalam zat cair

  4. PEMISAHAN YANG TERJADI Fase gerak Bahan cair • 1. Antara padat dan cair: (Mobile phase) Bahan Padat (Stationair phase) Fase diam

  5. Sistem kromatografi fasegerak duafase yang tidaktercampur selaludalamsatusistem yang bercampur fasediam

  6. Sifat kimiafisika Senyawa nonpolar Senyawa polar • Sifat kimia fisika, suatusenyawakimia mempunyai kelarutan dalam pelarut air maupun pelarut organik, yang berbeda. • Sebagai contoh gambar la, dalam corong pemisah terdapat dua fase air dibagian atas dan kloroform dibagian bawah. • Bila terdapat senyawa yang larut dalam airsebagian, tetapi sebagian besar larut dalam kloroform maka bila senyawa yang terlarutdalam air tersebut disari atau diekstrasi dengan kloroform akan diperlukan waktu tertentumengocoknya agar semua senyawa yang terlarut dalam air berpindah ke pelarutkloroform. -COOH As. Benzoat Larut Air Na-Benzoat -COONa Kloroform

  7. Hukum distribusi Kadar senyawa yang larutdalampelarutorganik D Kadar senyawa yang larutdalampelarutair -COOH Berapi kali pengocokan agar asam Benzoat tersari dalam kloforom secara Sempurna (Kelarutan 1:10)

  8. PERBANDINGAN METODE PEMISAHAN Apa yang menjadi perbedaan Per bedaan Ttk didih • Gambar. Kela- Larutan Dan interaksi kimia Kela- larutan Asam benzoat Corong pemisah Distilasi bertingkat Kromatografi

  9. Agar senyawa dalam suatu campuran dapat terpisah, walaupun perbedaan sifat kimia dan fisika antara komponen dalam campuran hanya sedikit berbeda, dapat diusahakan dengan beberapa cara, dengan dasar • 1.Dasar distribusi suatu senyawa (solut atau linrut), diantara kedua fase adalah hasil keseimbangan tenaga antara molekul linarut dan molekul masing-masing fase. • Distribusi tersebut merupakan gambaran kekuatan tarikan atau penolakan molekul atau ion yang bersaing terhadap fase yang bersangkutan. • 2.Tenaga tersebut karena sifatnya yang polar sehingga menimbulkan momen dipol secara tetap atau hanya memberi imbas, atau mereka terbagi karena ikatan London, atau kekuatan dispersi.

  10. 3.Pada kromatografi penukar ion tenaga molekul linarut umumnya karena sifat ionik, tetapi dapat juga sifat polaritas dan nonpolaritasnya. • Sifat polaritas nisbi pelarut dinyatakan dalam bilangan dielektrika (tetapan dielektrika). Tenaga potensial masing-masing molekul yang terpisah pada kolom kromatografi karena adanya gaya gravitasi, • 4.Sedangkan pemisahan yang terjadi dengan distilasi fraksi karena perbedaan tekanan uap masing-masing senyawa, karena titik didih yang berbeda. • Maka terdapat beberapa tipe atau mekanisme pemisahan akan dibahas tersendiri dalam paragraf berikutnnya.

  11. B.PEMBAGIAN KROMATOGRAFI • Dalambabinikromatografi yang dibicarakandibedakanmenjadikelompok yang berdasaratas: • 1. Menurutprosespemisahannyadibedakanmenjadi: • a. Kromatografiadsorbsi • b. Kromatografipartisi • c. Kromatografipasangan ion • d. Kromatografipenukar ion • e. Kromatografieksklusif • f. Kromatografiafinitas,

  12. Pembagian berdasar alat • 2.Menurut alat yang digunakan terdiri dari 3 alat yang selalu dapat di kembangkan perleng kapannya ialah: • a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat juga dikenal dengan thin layer chromatography(TLC). Dan kromatografi Kertas • b. Kromatografi Gas, jenis kromatografi kolom yang menggunakan fase gerak gas.(GC) • c.Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT, dan berasal dari terjemahan HighPerfomance Liquid Chromatograpfay atau HPLC. Kromatografi ini termasuk kromatografi kolom yang fese geraknya berupa cairan dandialirkan berdasar kekuatan dari tekanan yang diberikan.

  13. Menurut Willard et at, (1989), pembagiankromatografidapatdibuatbagansebagaiberikut: Kromatografi Kromatografi Gas Kromatografi Cair-cair Cair-padat (LSC) Gaspadat GSC Gas Cir GLC Exlusif (EC) Penukar ion (IEC) PPasangan ion (IC) Fase terikat BP C Kr. Penyaringan (FC) Kr. Permeabel (PC)

  14. Keterngan : GLC = Gas Liquid Chromatography GSC = Gas Solid Chromatography IEC = Ion Exchange Chromatography EC=EclusiveChromatography LLC=Liquid-Liquid Chromatography LSC= Liquid-Solid Chromatography BPC = Bonded Phase Chromatography PIC - Pair Ions Chromatography

  15. Pembagian diatas berdasar jenis fase, ialah cair dan gas, sedangkan dalam pembagaian kedua seperti penukar ion dan eklusif serta pasangan ion hanya mengetengahkan salah satu fase diam, • Memang Willard menerangkan bahwa kedua kromatografi penukar ion dan eklusif merupakan kromatografi yang berdasar pada interakasi antara linarut dan fase diam. • Seperti pembagian kromatografi atas dasar pemisahaan, scbenamya kromatografi dibedakan menjadi 2 ialah: adsorbsi, dan partisi yang dapat terjadi baik dalam kromatografi gas maupun kromatografi cair.

  16. Kromatografi eksklusif merupakan kromatografi yang pemisahannya atas dasar ukuran molekul linarut, utamanya pada molekul yang besar, sehingga dinamakan pula kromatografi filtrasi. • Pada kromatografi filtrasi dapat pula terjadi pada kromatogarfi gas tetapi dengan ukuran molekul yang kecil disebut moleculer shiever • Sehingga terdapat teori pemisahan dalam kromatografi • Teori tersebut perlu dibahas terpisah sesuai dengan topik dan aplikasinya.

  17. C.TEORI PEMISAHAN Seperti telah dijelaskan bahwa kromatografi adalah alat pemisahan campuran senyawa kimia, karena itu perlu diketahui teori dan mekanisme dari berbagai pemisahan. 1. Pemisahan Adsorpsi • Peristiwa adsorpsi oleh fase diam terhadap fase gerak dan linarut selalu terjadi kompetitif • Kemampuan fase diammengadsorpsi keduanyasangat tergantung padatopografi gugus aktifyang terdapat pada masing -masing komponen. • Fase diam dari silica yang mempunyai gugas hidoksildari silanol (Si-OH)dapat terjadi interaksi dengan gugus pada linarut maupun pada fase gerak.

  18. Peristiwaadsorbsiumumnya terjadi pada kromatografi padat cair (liquid solid chromatography, atau LSC, terjadi pada KLT). • Dapat pula terjadi pada Gas solid chromatography atau Kromatografi gas (KG) yang berinteraksi antara fase diam dan linarutnya. • Fase gerak pada kromatografi gas, tidak mempunyai gugus aktif yang dapat berinteraksi dengan fase diam. Rumus kompetitif itu sebagai berikut:

  19. Xm + nSads  Xads + nSm(1.1) • Xm dan Xads adalah linarut dalam fase gerak (m) dan fase diam (ads), sedangkan Sm dan Sads adalah fase gerak yang mengalami adsorpsi. • Berdasar persamaan tersebut tempat linarut pada fase diam dapat digantikan oleh fase gerak atau sebaliknya. • Bila senyawa X mempunyai ikatan yang kuat terhadap penjerap (ads), maka X akan lama tertambat pada ads. Pada keadaan seimbang dirumuskan sebagai berikut: • (XAds)(Sm)n KD =  (2.1) (Xm)(Sads)n

  20. Rumus Distribusi • Rumus 2 dapat disederhanakan menjadi: • KD =CS/CM(3.1) • CS menyatakan kadar linarut dalam fase diam (stationair phase),dan CM kadar linarut dalam fase gerak (mobile phase). • Persamaan diatas menunjukkan bahwa linarut X lebih banyak berinteraksi dengan fase diam karena indeknya lebih kecil dan jumlah dalam masing-masing fase juga sangat kecil. • Dengan pedoman tersebut bcrarti kadar linarut dalam fase diam selalu lebih kecil dari kadar linarut dalam fase gerak.

  21. Faktor yang berpengruh padaAdsorpsi • Dalam kromatografi selalu menggunakan pedoman umum seperti ini, sehingga harga KD selalu lebih kecil dari 1, Tetapi mungkin dapat terjadi yang sebaliknya. • Dasar tersebut yang menyebabkan terjadinya pemisahan. Adsorpsi linarut oleh fase diam sangat tergan-tungpada: • a. Struktur kimia linarut atau adanya gugus aktif yang ada • b. Ukuran partikel fase diam, makin kecil ukuran partikel fase diam makin luas permukaannya sehingga kontak dengan linarut makin luas. • c. Kelarutan linarut dalam fase gerak, makin mudah larut linarut dalamfase gerak, linarutmakin mudah lepas dari fase diam.

  22. Interaksi Fase Diam dan Analit • d. Kemampuan interaksi (isotermik) yang terjadi antara fasediam dan fasegerak. Contoh interaksi antara beberapa senyawa aromatik (analit ) dengan silica(fase diam) H O OH H O H O H O H O H O OH H O OH OH Si Si Si Si Si O O O O

  23. Bentukikatanantarasilikasebagaifasediamdengansenyawadihidroksibenzin, karenaa adan gugus OH • Benzenatidakmembentukinteraksiikatanhidrogendengansilanol, tetapiasetofenondanbenzolmembentukikatan, danikatanbenzoldengansilanol paling kuat, sehinggaterelusi paling akir. OH C-CH O 3 Benzol (hidroksi benzin) Asetofenon Kedudukangugusjugamenyebabkaninteraksi yang berbedasepertiparadihdroksibenzen, meta danortodihidroksilbenzen, lihat slide

  24. Ikatan hidrogen yang terbentukdari para dihidroksi benzen paling kuat karena jarak gugus OH sama dengan jarak SiOH. • Bentuk ikatan tersebut menunjukka n bahwa para dihidroksi benzen membentuk ikatan pada ke dua sisi dengan silanol. • Hal tersebut juga terjadi pada gugus yang lain seperti nitro, amina, karena gugus yang terdapat pada senyawa tersebut sebagai pemberi atau penerima elekron maupun proton ( atom N, 0, P dan S) maka kejadiannya dapat dilihat pada gambar slide 25. • Puncak hasil analisis dengan HPLC atau bercak yang terjadi pada analisis dengan KLT untuk dihidroksi benzen sangat berbeda dengan yang lain.

  25. Contoh • Puncak dan bercak. OH 1 OH 3 2 1 o-dihidroksi benzen OH KCKT OH 2 Waktu retensi (menit) m -dihidroksi benzen 2 1 3 KLT OH OH 3 Campuransebelumelusi p -dihidroksi benzen

  26. Keterangan • Puncak pada KCKT p-dihidroksi benzen palinglama tertahan dalam kolom dengan fase diam silica gel. Karena iktannya paling kuat. • Bercak pada KLT p-dihidroksi benzin paling pendek migrasinya, karena ikatan dengan fase diam silica paling kuat. • Makin dekat gugus hidroksil, ialah meta dihidroksi dan o –dihidroksi benzen paling mudah terelusi oleh pelarut, tetap ikatan adsorbsinya dengan silika makin lemah,

  27. Penggolongan tipe adsorbsi isotermik • Peristiwa adsorbsi isotermik dapat digolongkan dalam beberapa tipe. a.Tipe konkap, terjadi bila mula-mula linarut tidak kuat interaksinya. tetapi kemudian menjadi lebih kuat sehingga terikat lama pada fase diam. berarti K < 1 • b. Tipe normal (linier), ikatan yang terjadi pada sctiap saat panggah atau tetap. Sehingga berupa garis lurus dan K = 1. • c. Tipe konvek, adsorpsi mula-mula terikat dengan kuat oleh fese diam, tetapi makin lama makin lemah sehingga bentuk kurvanya menjadi konvek atau harga K>1 • Puncak berckor • Tipe a dan b tersebut yang sering menyebabkan terjadinya pelebaran puncak lihat gambar 3.2

  28. Cntoh gambar adsorbsi isotermik Gambar: Berekor/tailing Konveks Berekor/tailing Normal/linier Normal/semitris Normal/bulat Leading(pendahulu) Leading(pendahulu) Konkaf

  29. a. Jenis fase diam • Fase diam untuk kromatografi adsorbsi yang paling banyak digunakan adalah silica gel, hampir semua bahan kimia dapat dipisahkan secara kromatografi menggunakan fase diam silica gel. • Partikel fase diam mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda. Ukuran makin kecil akan makin memperluas pcrmukaan fase diam, dan memperluas pula gugus aktif dan fase diam yang aktif berhubungan dengan linarut • Bentuk dengan pori yang dalam, bila pori tersebut sangat banyak akan menaikkan harga K, yang jauh lebih besar dari 1 dan menimbulkan garis kurva adsorbsi isotermik yang konkaf

  30. Makin dangkal pori yang ada, makin efisien untuk pemisahan.dan kromatografi model sekarang digunakan yang paling efisien. • Dianjurkan untuk memilih fase diam dengan pedoman sebagai berikut: • 1).Fase diam yang bentuk pelikuler (pori yang dalam) akan menurunkan efisiensi, tetapimenaikkan kapasitasnya. • 2). Bentuk pelikuler tak berporus umumnya dibuat packing dengan cara kering c= tidak berporus a=porus dangkal b=porus dalam

  31. 3/. Bentukmikroporus, dikepaksecarabasah (adonanatauslurry, permukaan jadi luas menambah harga K • 4/. Bilapemisahanantaralinarutsukar. sebaiknyamenggunakanmikroporus, karenaefisiensinyamakintinggi, luaspermukaanpartikelmakinbesar, sehinggakontakdenganlinarutmakinbanyak (K menjadi besar). • Kejadiantersebutakanmenaikkansifatselektivitasfasediamterhadaplinarut, dankapasitasfasediamakanmenjadilebihbesar. 02 4 6 8 10 WaktutambatdaiammemtGambar 4. 1 Duapuncakdarisenyawaalkena yang isomer sampel 1 dan 2 untukmelewatikolom. Makin besarselisih tR2dengantR1, keduapuncakakanmakinjelaspemisahannya. Kejadianseperttituadalahtujuanutamauntukpemisahansekaligusanalisis yang menggunakankromatografi, • b. TetapanPartisi • Bilalinarutdimasukkandalamsi stem kromatografi, makalinarutakansegeramenebarkebagian-bagianfasediammaupunfasegerak. Pada saatrasegerakberhenti. linarutakanterbagikedalamduafase yang mempunyaiperbandingantertentu, bandingkandengangambar 2a dan 2b yang besamyadiberiistilahtetapanpartisitermodinamik, denganrumus: • K = Cs/Cm (10.1) • Csmerupakankadarlinarutdalamfasediamdan Cm kadarlinarutdalamrasegerak. Hargainiakantergantungkekuataninteraksiantaralinarutdenganfasediamdanlinarutdenganfasegerak. Untukpuncak yang semitrismakalinarutakanterbagisecarateraturkedalamvr, atauterelusidansebagiantersisadalamrasediamdanfasegerak (Vs danVm). karenaitudirumuskan: • Cm = VfflCm + VsCs(11.1)Atau: • VR = Vm Cm / Cm + Vs.Cs/ Cm menjadi VR = Vm + K.VsatauVR-Vm-KVs • Dalampersamaaniniterlihatbahwa volume retensi (VR) sangatbergantungpadaruangkosong (Vm), tetapanpartisi (K), dankemampuanfasediammelarutkanlinarut (Vs). Bilapersamaantersebutditerapkanpadaperistiwaadsorbsimisalnyamaka Vs dapatdiganti As tR2 tR1 tm

  32. Perbedaan porositas • Porositasmerupakanrasioantara volume total fasediamdengan volume kolom. Untukpengepakan yang rapatporositasantara 0,35 - 0,45, sedangporositas yang kurangrapatantara 0,70 - 0,90. • Makin besarhargarasiotersebuttempatkosongdalamkolomakanmakinbesarsebinggaakanmenurunkankapasitasdanefisiensi. • Tetapipadakolomkapilerterutamapadakromatografi gas cair, hargaporositastidakada, karenafasediammenempelpadadindingkapilerbagiaodalam.

  33. Rumus porositas =  • Kecepatan rata-rata rase gerak dalam kolom dapat dinyatakan dengan yang merupakan kecepatan linier, yang harganya dirumuskan: • Vt (Voltotal) •  = (6.1) • V d (Vol. fase diam) • Volume fase diam= L/tm(7.1) • Gambar 4 menunjukkan beberapa parameter, tm waktu yang diperlukan fase gerak

  34. Tabel I.I Beberapa nama adsorben/penjerapdanukurannya (Johson dan Stevenson 1979) HS =High solution HC=High capacity

  35. Keterangan • Dalammemilihfasediam, yang perludiperhatikankepentingandanjenisfasediamsertaasalfasediam yang digunakan. • Corasilmisalnyaukuranpartikelnyasangatjauhrcntangannyasehinggaluaspermukaanpersatuanberatjugabervariasi, danakanmenurunkanselektivitasdankapasitas. • Floresil yang jarangdigunakankarenaasamkuat, digunakanbilabahan lain tidakmampumemisahkansenyawa yang dikehendaki. • Pada kromatografipartisi, terdapatbilanganpartisiatautetapanpartisidenganinial k' (perbandingankadarlinarutdalamfasediamdibandingdengankadarlinarutdalamfasegerak).

  36. 2. Partisi • Pemisahan cara partisi sangat erat kaitannya dengan kelarutan senyawa ke dalam pelarut. • Dalam kromatografi didasarkan pada kelarutan linarut dalam fase diam maupun fase cair, maka terdapat istilah koefisien partisi, yang peristiwanya akan mengembang menjadi koefisen distribusi yang umumnnya berlaku pada kromatografi. • Koefisien partisi dapat dinyatakan sebagai perbandingan kadar(kelarutan) linarut dalam fase diam dengan kadar(kelarutan) linarut dalam fase gerak.

  37. Sedangkan secara umum adalah perbandingan kelarutan senyawa dalam oktanol diban-ding kelarutannya dalam air, (lihat rumus 10.1) • Sifat linarut dalam kromatografi dapat digambarkan dalam berbagai cara, pada kromatografi kolom dikenal dengan volume tambat atau VR. • VR (sesuai dengan jumlah volume fase gerak yang digunakan untuk membawa satu linarut keluar dari kolom). • Tetapi bila dinyatakan dengan tR (waktu tambat) menyatakan waktu yang diperlukan fase gerak membawa linarut keluar dari kolom. Kolom KLT c VR1 a VR2 b

  38. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk membawa linarut bergerak dari satu titik ke titik yang lain dalam KLT atau elektroforese disebut Rf. • Satuan ini merupakan perbandingan jarak yang ditempuh linarut dengan jarak yang ditempuh pelarut (fase gerak) dalam waktu yang sama • Rf =  • Pada kromatografi partisi, terdapat bilangan partisi atau tetapan partisi dengan inial k' (perbandingan kadar linarut dalam fase diam dibanding dengan kadar linarut dalam fase gerak). • Rumusnya adalah: seperti k’= CsVs/ (CmVm) Jarakmigrasisampel Jarakmigrasipelarut

  39. Teori pemisahan • Pemisahan yang terjadi dalam sistem selalu mengalami keseimbangan yang dinamis, baik pemisahan tersebut karena peristiwa adsorbsi partisi, penukaran ion, permiasi, maupun cara afinitas. tR2 tR1 tm . . . . . . . 0 1 2 3 4 5 6 menit

  40. a. Retensi (Tambat) • Sifat tambat suatu linarut menggambarkan jenis distribusi linarut diantara fase gerak dan fase diam. • Slide 35 menunjukkan pemisahan dua senyawa dihidroksi benzen. • Volume dari fase gerak yang diperlukan untuk membawa linarut dari permulaan sampai akir elusi (sampai pada detektor, untuk kromatografi gas dan kromatografi cair) lewat fase diam baik dalam kolom atau lempeng tipis dinamakan volume tambat. • Retensi ini dinyatakan sebagai VR (volume tambat) atau tR (waktu tambat), kedua istilah itu berlaku untuk kromatografi gas dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).

  41. 1 Contoh: 2 Kolom Waktu tambat Kolom dalam satuan menit. 1 Jarak migrasi 2 Kromatografi lapisan tipis atau kertas Kemampuan merambat atau migrasi Daya rambat satuannuya cm atau mm Sehingga Rf (tanpa satuan) dan pecahan, bila dikalikan 100 hRf

  42. Sedangkan Rf (=retenstion faktor atau rasio waktu tambat dari pelarut dan linarut), juga disebut retardation factor yang umumnnya digunakn untuk KLT dan kromatografi kertas: • Maka dalam kromatografi kolom dirumuskan sebagai berikut : • VR = tR.Ft(4.1) • Ft - kecepatan alir rase gerak tiap satuan waktu dan Ft dapat dihitung atas dasar: • (dc)2 L Vcol(tot) • Ft=—— X(tot)X ——= ———— (5.1) • 4 tm tm • d = garis tengah kolom dalam keadaan kosong( = porositas, L/tm = kecepatan rata-rata • L = panjang kolom. V= volume kolom seluruhnya

  43. Porositas tinggi (kerapatan rendah) • Arti porositas Porositas agak tinggi (kerapatan agak rendah) Porositas rendah ( kerapan tinggi)

  44. Porositas merupakan rasio antara volume total fase diam dengan volume kolom. • Untuk pengepakan yang rapat porositas antara 0,35 - 0,45, sedang porositas yang kurang rapat antara 0,70 - 0,90. • Makin besar harga rasio tersebut tempat kosong dalam kolom akan makin besar sehingga akan menurunkan kapasitas dan efisiensi. • Tetapi pada kolom kapiler terutama pada kromatografi gas cair, harga porositas tidak ada, karena fase diam menempel pada dinding kapiler bagian dalam.

  45. Kecepatan rata-ratafase gerak dalam kolom dapat dinyatakan sama dengan kecepatanlinier,yang harganya dirumuskan: Vt (Voltotal)  = (6.1) V d (Vol. fase diam) µ=L/tm (7.1) • Gambar slide 32 menunjukkan beberapa parameter, tm waktu yang diperlukan fase gerak untuk keluar dari kolom. • Sedangkan tR1 dan tR2 menyatakan waktu yang diperlukan sampel 1 dan 2 untuk melewati kolom. Makin besar selisih tR2 dengan tR2 , kedua puncak akan makin jelas pemisahannya.

  46. Kejadian seperti itu adalah tujuan utama untuk pemisahan sekaligus analisis yang menggunakan kromatografi, • Pelarut atau fase gerak yang tidak ditahan oleh fase diam dan dinyatakan dengan waktu tm , pada waktu itu tidak ada linarut yang telah terdusi sehingga Vm = Vo, harga ini disebut juga dead spaceruang mati yang tak berfungsi, maka bila dihitung harga sesungguhnya:VR -Vo -VR 'atau tR=tm-tR(8.1) • Dalam kromatografi lapis tipis parameter seperti tersebut tidak diketemukan, sehingga hanya berlaku bagi kromatograti gas, kromatografi kolom, dan KCKT

  47. Pada kromatografi gas fase gerak yang berupa gas harus dinyatakan tekanan dan suhunya, karena kenyataannya kecepatan alir gas pada pennulaan kolom atau inlet lebih besar dari kecepatan pada akir kolom atau outlet. • Maka dari itu kecepatan tersebut secara bertahap mengalami penurunan yang digunakan faktor: sebagai koreksi: 3{(Pt/P0 )2 -1} j =  (9-1) 2{(Pt/P0)3-l} • P, adalah tekanan pada suhu t atau inlet pada kolom, dan P0tckanan pada suhu (kamar), atau outlet.

  48. b. Tetapan Partisi • Bila linarut dimasukkan dalam sistem kromatografi, maka linarut akan segera menebar kebagian-bagian fase diam maupun fase gerak. • Pada saat fase gerak berhenti. linarut akan terbagi kedalam dua fase yang mempunyai perbandingan tertentu, bandingkan dengan slide 2a dan 2b yang besamya diberi istilah tetapan partisi termodinamik, dengan rumus: • K = Cs/Cm (10.1) • Cs merupakan kadar linarut dalam fase diam dan Cm kadar linarut dalam fase gerak. Harga ini akan tergantung kekuatan interaksi antara linarut dengan fase diam dan linarut dengan fase gerak

  49. . Untuk puncak yang semitris maka linarut akan terbagi secara teratur ke dalam VR, atau terelusi dan sebagian tersisa dalam fase diam karena itu dirumuskan: • Cm = VfflCm + VsCs Atau:(11.1)VR = Vm Cm / Cm + Vs.Cs/ Cm menjadi • VR = Vm + K. VsatauVR-Vm=KVs (12.1) • Dalam persamaan ini terlihat bahwa volume retensi (VR) sangat bergantung pada ruang kosong (Vm), tetapan partisi (K), dan kemampuan fase diam melarutkan linarut (Vs). • Bila persamaan tersebut diterapkan pada peristiwa adsorbsi misalnya maka Vs dapat diganti As

  50. 3. Rasio Partisi • Istilah diatas lebih dikenal dengan nama kapsitas atau k1, bilangan ini menyatakan kuantitas rasio kemampuan fase menampung linarut yang sangat penting dalam kromatografi kolom • Sesuai dengan definisi maka harga tersebut merupakan perbandingan jumlah molekul linarut dalam fase diam dengan jumlah molekul linarut dalam fase gerak, yang dirumuskan: • k' = (Cs Vs)/(CmVin) (13.1) • Simbul perbandingan volume V/Vm dinyatakan dengan , sehingga • k’=K/ (14.1)

More Related