1 / 29

“JOB ANALYSIS” DALAM ERGONOMI

“JOB ANALYSIS” DALAM ERGONOMI. Penyaji : dr. Sinatra Gunawan, MK3, SpOk Referensi : Dr. Astrid Sulistomo, MPH, SpOk Subdepartemen Kedokteran Okupasi Bag. IKK-FKUI. TUJUAN SESI. Pada akhir sesi ini peserta: Memahami mengapa perlu melakukan analisis tugas di tempat kerja

ima-camacho
Download Presentation

“JOB ANALYSIS” DALAM ERGONOMI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. “JOB ANALYSIS”DALAM ERGONOMI Penyaji : dr. Sinatra Gunawan, MK3, SpOk Referensi : Dr. Astrid Sulistomo, MPH, SpOk Subdepartemen Kedokteran Okupasi Bag. IKK-FKUI

  2. TUJUAN SESI • Pada akhir sesi ini peserta: • Memahami mengapa perlu melakukan analisis tugas di tempat kerja • Memahami manfaat job analysis • Memahami langkah-langkah dalam melakukan analisis tugas • Mampu mengidentifikasi faktor-faktor risiko ergonomi pada pekerjaan

  3. PENGERTIAN • “Ergonomic Job Analysis” adalah suatu methodologi dalam ergonomi yang bertujuan membandingkan kegiatan suatu pekerjaan dengan kemampuan manusia.

  4. MANFAAT 1. Mengidentifikasi faktor risiko dan faktor bahaya di tempat kerja 2.  Merancang tempat kerja dan peralatan kerja 3.      Memberi penyuluhan kepada pekerja 4.      Melatih para manajer, supervisor dan pekerja 5.      Meningkatkan produktivitas 6.      Memperbaiki cara kerja/prosedur kerja dan protokol kerja 7.      Menghilangkan “human error” dengan demikian meningkatkan mutu produk

  5. Manfaat …….. 8.      Meningkatkan kepuasan kerja para pekerja 9.      Menurunkan angka absensi 10.    Mencegah penyakit dan kecelakaan akibat kerja 11. Menginformasikan tuntutan pekerjaan kepada profesi kesehatan 12. Mengevaluasi kemampuan seorang pekerja kembali bekerja 13. Mengevaluasi upaya pengendalian yang telah dilakukan

  6. TAHAPAN JOB ANALYSIS • Identifikasi faktor risiko potensial • Persiapan studi lapangan • Pelaksanaan studi lapangan • Interpretasi & analisis hasil

  7. 1. Identifikasi faktor risiko potensial a.      Kajian laporan kecelakaan, penyakit atau data absensi: Hasil: Identifikasi pekerjaan/tugas yang berrisiko Identifikasi pekerjaan dengan “turn over rate” tinggi.

  8. b. Survey pendahuluan atau kajian proses kerja, deskripsi tugas. “Walk Through Survey”: • Body discomfort Map • BRIEF Survey • Wawancara Supervisor

  9. Body discomfort map BELAKANG DEPAN

  10. 2. Persiapan Job analysis Mempersiapkan peralatan • Video Camera dan kamera foto • Pita pengukur, Flexi-curve • Handdynamometer • Stopwatch • Dll. Menentukan strategi

  11. 3. Pelaksanaan Job analysis • Pengamatan • Wawancara Supervisor • Wawancara Pekerja • Pengukuran

  12. 4. Interpretasi & Analisis • Kekuatan yang diperlukan (Force) • Posture tubuh selama melakukan tugas • Frekuensi gerakan otot (Repetition rate) • Lama kerja dan periode istirahat (recovery) • Pajanan terhadap faktor-faktor fisik lingkungan/proses kerja: bising, penerangan/iluminasi, vibrasi dan suhu ekstrem

  13. PROGRAM INTERVENSI Prinsip: Tidak mengurangi standar produksi Tidak menambah tenaga pekerja Upaya: • Teknis • Administratif

  14. DOKUMENTASI • Pendahuluan • Permasalahan • Prosedur Kerja • Hasil analisis & pembahasan • Kesimpulan • Rekomendasi • Daftar Rujukan • Lampiran

  15. Pekerja vs Tenaga Ahli • Komite ergonomi: • Manager • Pekerja • Tehnik • Supervisor • Keuntungan: • Partisipasi semua pihak, terutama pekerja • Pengalaman dari berbagai pihak yang terlibat

  16. JOB DESIGN

  17. Pekerjaan monoton • Sejak beberapa dekade, suatu pekerjaan/tugas dipecah menjadi sejumlah tugas kecil yang dilakukan berulang-ulang • Tidak semua orang dapat bekerja dengan kondisi seperti itu, karena kesempatan untuk berkembang tidak ada

  18. Hubungan tingkat kesulitan pekerjaan dengan efisiensi kerja Tinggi E F I S I E N S I Rendah Tinggi KESULITAN PEKERJAAN

  19. Dampak pekerjaan monoton menurut berbagai ahli

  20. Prinsip restrukturisasi desain tugas • Tujuan utama: • Mengurangi kebosanan, termasuk rasa lelah • Membuat pekerjaan lebih menantang • Cara: • Variasi pekerjaan • Memperluas pekerjaan • Work enlargement & Work enrichment

  21. Penerapan Motion Economy • Kedua tangan harus bekerja pada waktu yang sama • Gerakan lengan hendaknya berlawanan arah dan simetris dan serentak • Peletakan alat kerja dan bahan hendaknya sesuai prinsip efisiensi • Bila mungkin libatkan juga anggauta tubuh bagian bawah

  22. PEKERJA FORKLIFT - 5 jam / hari

  23. PAJANAN VIBRASI - Gangg. Muskuloskeletal

  24. Beban kerja: • dos seberat 15 – 25 kg • 50 X per menit

  25. Contoh deskripsi tugas • Judul tugas: Assembler • Standard: 120 unit/jam • Alat Kerja: Pistol shaped power tool • Metode Kerja: • Tangan kiri mengambil skrup segenggam • Kedua tangan mendekatkan pistol pada sekrup • Memasang sekrup • Langkah 2 & 3 – 6 X/assembly

  26. Stress ergonomi: • Gerakan repetitif: • Kiri : 1560/jam • Kanan : 1440/jam • Lebih, bila ada sekrup yang cacad • Statis/contact stress: • Berdiri terus • Memegang alat terus menerus • Force: • Menahan alat pada saat dinyalakan

  27. Exspan Knowledge Forum 2003

  28. TERIMA KASIH

More Related