1 / 22

Laporan Fundamental Technical Plan (FTP) 2007

Laporan Fundamental Technical Plan (FTP) 2007. Oleh : Bambang Soesijanto ( DPH MASTEL). PENDAHULUAN.

Download Presentation

Laporan Fundamental Technical Plan (FTP) 2007

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Laporan Fundamental Technical Plan (FTP) 2007 Oleh : Bambang Soesijanto ( DPH MASTEL)

  2. PENDAHULUAN • National Fundamental Technical Plan (FTP) atau Rencana Dasar Teknis Nasional, disusun dan ditetapkan untuk menjadi panduan teknis dan pedoman teknik dalam pembangunan telekomunikasi Nasional • FTP sebagai panduan dan pedoman dalam pemilihan teknologi dan rancang bangun teknis, baik operator, vendor maupun supplier perangkat jaringan & terminal. • FTP dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam menyusun rencana induk pembangunan masing-masing operator dan produsen. • FTP harus dapat mewadahi setiap kemajuan teknologi yang akan diadopsi sesuai dengan standar dan rekomendasi Internasional, khususnya rekomendasi dari ITU • Draft FTP 2007 merupakan addendum dari FPT 1985, FTP 1994 (edisi 1994 dan edisi 1996) dan FTP 2000.

  3. RUANG LINGKUP FTP • FTP memberikan jaminan bagi pengguna telekomunikasi/pelanggan dapat tersambung penuh (konektivitas penuh) dan menggunakan jasa dari operator, sesuai kaidah telekomunikasi umum. • FTP menjadi pedoman dan pengaturan pemakaian sumber daya telekomunikasi yang terbatas. Sumber daya terbatas tersebut adalah Penomoran (numbering), Spektrum Frekuensi Radio dan Posisi Orbit Satelit. • FTP menjadi pedoman dan pengaturan keterhubungan dan kerjasama antar perangkat dan antar-jaringan (interoperability). • FTP menjadi penentuan standar teknik yang harus ditaati.

  4. DRAFT FTP 2007 • Mengakomodasi bergesernya paradigma yang ada, terutama dalam bidang elektronika, telekomunikasi, komputer dan internet serta penyiaran (broadcasting). • Mewadahi konvergensi layanan yang terjadi diantara standar telekomunikasi, standar komputer dan standar penyiaran. • Menjadi pedoman teknis dalam perencanaan migrasi dari “switching based” ke “packet based” dan “IP based”. • Tidak termasuk bahasan FTP ini standar telekomunikasi yang ada di industri finansial, industri perhubungan dan telekomunikasi komunitas lainnya.

  5. ISI DRAFT FTP 2007 • Rencana Penomoran dan Pengalamatan (Addressing) • Rencana Interkoneksi Antar Jaringan (Interconnection Plan) • Rencana Pembebanan (Charging Plan) • Rencana Ruting (Routing Plan) • Rencana Transmisi (Transmission Plan) • Rencana Interoperabilitas dan Pensinyalan (Interoperability and Signaling Plan) • Rencana Sentral (Switching Plan) • Rencana Ketersediaan dan Keamanan (Availibility and Security Plan) • Rencana Manajemen Jaringan (Network Management Plan) • Rencana Akses Pelanggan dan Terminal • Rencana Penyelenggaraan dan Mutu Pelayanan.

  6. Terima Kasih

  7. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB II PENOMORAN BAB II PENOMORAN DAN PENGALAMATAN 3. PRINSIP RENCANA PENOMORAN DAN PENGALAMATAN 3.1Pengalamatan IP 3.1.1Struktur IP Address (IPv4) 3.1.2Alamat Khusus (Alamat Jaringan, Broadcast Address, dan Netmask) 3.1.3Sintaks umum URL 3.1.4 Sintaks untuk untuk skema protokol berbasis IP 3.2Penomoran berdasarkan Rekomendasi ITU-T E.l64 3.3Penomoran berdasarkan Rekomendasi ITU-T X.121 3.4Kapasitas register digit untuk trafik internasional. 3.5 Analisa digit 3.6Kerjasama penomoran 3.7Pemetaan Nomor Telepon Pemetaan berdasarkan pada DNS (Domain Name Server) disebut Telephone Number Mapping (ENUM). ENUM menggunakan DNS untuk memetakan nomor E.164 ke URI (Uniform Resource Identifier). 4. PROSEDUR PEMANGGILAN (DIALLING PROCEDURE) 4.1 Umum 4.2 Prosedur Pemanggilan ENUM

  8. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB II PENOMORAN BAB II PENOMORAN DAN PENGALAMATAN 4.2Prosedur pemanggilan antar pelanggan jaringan telepon (PSTNI/ISDN) 4.3 Panggilan oleh Operator Telepon (operator dialling) 4.4Prosedur pemanggilan untuk Jaringan Bergerak Seluler (STBS) 4.4.1Panggilan ke terminal STBS 4.4.2 Panggilan dari Terminal STBS 4.5Prosedur pemanggilan ke/dari terminal jaringan bergerak satelit 4.6Prosedur pemanggilan ke/dari terminal radio trunking 4.7Prosedur pemanggilan ke Pelayanan IN 5 FORMAT DAN PENGALOKASIAN NOMOR 5. FORMAT DAN PENGALOKASIAN NOMOR BERDASARKAN ITU-T E.164 5.1Untuk penomoran dan penggunaan, prefiks 5.2Format dan pengalokasian prefiks 5.2.3 Prefiks Nasional 5.2.4 Prefix SLJJ 5.2.5 Format untuk Prefiks VoIP 5.3 Penomoran untuk pelanggan/terminal PSTN / ISDN

  9. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB II PENOMORAN BAB II PENOMORAN DAN PENGALAMATAN 5.4Penomoran dalam jaringan bergerak seluler (STBS) 5.4.1Mobile Subscriber International ISDN Number (MSISDN) 5.4.2 Kode Tujuan Nasional (NDC) 5.4.3 Nomor Pelanggan 5.4.4 Penomoran internal dalam penyelenggaraan STBS 5.5Penomoran dalam jaringan bergerak satelit 5.6Penomoran dalam penyelenggaraan jasa radio trunking 5.7Penomoran dalam penyelenggaraan jasa Intelligent Network (IN) 5.7.1Nomor Nasional Pelayanan 5.7.2Kode Akses Pelayanan (NDC) 5.7.3 Nomor Pelanggan 5.8 Kode Akses ke Jaringan Komunikasi Data 6. FORMAT DAN PENGALOKASIAN ALAMAT IP DAN PEMETAANNYA TERHADAP FORMAT PENOMORAN E.164 DI INDONESIA

  10. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB III RENCANAINTERKONEKSI ANTARJARINGAN BAB IIIRENCANAINTERKONEKSI Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika 08/Per/M.KOMINF/02/2006 tentang Interkoneksi dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan transparansi penyediaan dan pelayanan interkoneksi antar penyelenggara telekomunikasi, dan untuk menetapkan ketentuan tentang interkoneksi antar penyelenggara telekomunikasi. • POKOK-POKOK INTERKONEKSI ANTAR JARINGAN • 3.1 Jenis jaringan yang berinterkoneksi 3.2Sentral gerbang 3.2 Sentral gerbang (gateway) 3.2.1 Hakekat interkoneksi antar-jaringan adalah interkoneksi antar sentral gerbang (gateway). 3.2.2Tiap penyelenggara jaringan yang berinterkoneksi wajib menyediakan sentralgerbang pada sisi masing-masing 3.2.3 Sentral gerbang (gateway) tidak perlu dikhususkan untuk keperluan interkoneksi antar jaringan. Disamping fungsi tersebut di atas, sentral gerbang (gateway) tetap berfungsi sebagai sentral atau simpul switching. 3.3Interkoneksi fisik 3.4 Untuk menjamin kelancaran interoperabilitas yang efisien, maka perlu diatur tentang mekanisme interkoneksi

  11. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB III RENCANAINTERKONEKSI ANTARJARINGAN BAB IIIRENCANAINTERKONEKSI • INTERKONEKSI ANTAR JARINGAN YANG MENYELENGGARAKAN JASA TELEPONI DASAR • 4.1 Titik interkoneksi Point of Interconnection (POI) • 4.1.1 Jumlah titik interkoneksi • 4.1.2 Letak titik interkoneksi dan jenis interkoneksi • 4.1.3 Terminasi link interkoneksi 4.2 Interface 4.2.1 Interface digital 2 Mbit/s PCM atau kelipatannya 4.2.2 Sebagai standar pensinyalan dapat digunakan Sistem Pensinyalan ITU-T No.7 (CCS No.7) atau sistem pensinyalan lainnya, dengan ISDN User Part (ISUP) seperti dispesifikasikan dalam Rekomendasi ITU-T Q.761-764. 4.2 Interface 4.2.1 Interface digital 2 Mbit/s PCM atau kelipatannya 4.2.2 Sebagai standar pensinyalan dapat digunakan Sistem Pensinyalan ITU-T No.7 (CCS No.7) atau sistem pensinyalan lainnya, dengan ISDN User Part (ISUP) seperti dispesifikasikan dalam Rekomendasi ITU-T Q.761-764. 4.2.3 Untuk keperluan interkoneksi antar jaringan, khususnya saat migrasi dari Jaringan Existing saat ini ke Jaringan Masa Depan, maka perlu inventarisasi dan pengaturan/standarisasi secara nasional 4.3Sinkronisasi 4.4Kinerja (Performance) 4.4.1Loudness rating (LR) 4.4.2Alokasi QDU (Quantizing Distortion Unit) 4.5Grade of Service

  12. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB III RENCANAINTERKONEKSI ANTARJARINGAN BAB IIIRENCANAINTERKONEKSI 4.6Standar Pensinyalan Interkoneksi 4.6Standar Pensinyalan Interkoneksi Jaringan penyelenggara harus menggunakan teknorogi digital. Oleh karena itu interkoneksi antar-jaringan di Indonesia menggunakan pensinyalan CCS No.7 yang di spesifikasikan dalam Rekomendasi IT-T Q.831 (6) Jaringan penyelenggara dapat menggunakan teknologi digital atau teknologi pensinyalan lainnya (sesuai kesepakatan bilateral antara penyelenggara jaringan). Oleh karena itu interkoneksi antar-jaringan di Indonesia menggunakan pensinyalan CCS No.7 yang dispesifikasikan dalam Rekomendasi ITU-T Q.700 sampai Q.821 [6] 4.6.1 Struktur jaringan CCS No.7 yang berinterkoneksi 4.6.2 Tata penomoran Signalling Point Code (SPC) 4.6.3 Penyaringan message CCS No.7 oleh ST/SP gerbang interkoneksi 5. INTERKONEKSI ANTAR JARINGAN YANG MENYELENGGARAKAN JASA MULTIMEDIA

  13. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB IVRENCANA PEMBEBANAN BAB IV RENCANA PEMBEBANAN 3.1 Pembebanan Kepada Pelanggan 3.1 Parameter pembebanan pada pelanggan 3.2 Kinerja Peralatan Sistem Pembebanan dan Peneraan 3.2.1 Persyaratan Kinerja Sistem Pembebanan PPM 3.2.2 Persyaratan kinerja sistem Pembebanan AMA 4. PEMBEBENAN ANTAR PENYELENGGARA 4.1 Metodologi Perhitungan 4.2 Pembebanan atas penggunaan jasa interkoneksi 4.2.1 Pembebanan Jasa Akses 4.2.3 Pembebanan Pemakaian (usage charge) 4.2.4 Kontribusi untuk Pelaksanaan USO 4.3 Pembebanan atas Penggunaan Jaringan Pensinyalan 5. PEMBEBANAN DAN AKONTING JARINGAN STBS KE JARINGAN LAIN 5.1 Prinsip Pembebanan dan Akonting Penjelajahan Antar STBS 5.2 Beberapa Skenario Pembebanan dan Akonting 5.3 Beberapa Skenario Pembebanan dan Akonting

  14. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB VRENCANA RUTING BAB V RENCANA RUTING 3 KETENTUAN DASAR RUTING 3.1 Persyaratan umum Keberhasilan ruting dalam lingkungan multi-jaringan dan multi-penyelenggara ditentukan oleh adanya pejanjian kerjasama (PKS) interkoneksi atau (suatu Service Level Agreement ) antara para penyelenggara jaringan yang terkait 3.2 Ruting internal pengaturan rute di dalam satu jaringan. Ruting internal sepenuhnya menjadi urusan dan tanggung jawab masing-masing penyelenggara. dan tidak diatur di dalam FTP Nasional 2000 ini pengaturan rute di dalam jaringan yang dikelola oleh suatu penyelenggara 3.3Ruting lokal 3.4Ruting jarak jauh 3.5Ruting nasional secara teknis harus memungkinkan memilih infrastruktur penyelenggara ke lokasi terdekat jika comply. 3.6 Ruting internasional

  15. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB VRENCANA RUTING BAB V RENCANA RUTING 4. KETENTUAN RUTING 4.1Ruting untuk panggilan lokal 4.2Ruting untuk panggilan ke pelayanan darurat dan pelayanan khusus 4.3Ruting untuk sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) 4.4Ruting untuk sambungan langsung internasional (SLI) 4.5 Ruting untuk ISDN 4.6 Ruting untuk panggilan ke dan dari terminal STBS 4.7Ruting untuk panggilan ke dan dari terminal jaringan bergerak satelit 4.8Ruting untuk panggilan ke dan dari terminal radio trunking 4.9 Ruting untuk panggilan melalui jasa VoIP 4.10Ruting untuk akses ke pelayanan Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP)

  16. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB VIRENCANA TRANSMISI BAB VI RENCANA TRANSMISI 3. SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN POSISl ORBIT 4. POKOK POKOK KETENTUAN PENGGUNAAN FREKUENSI 5. ALOKASI PITA FREKUENSI UNTUK KOMUNlKASl RADIOJARINGAN TELEKOMUNIKASI Alokasi pita frekuensi untuk komunikasi radio terestrial pada ruas antar sentral dengan gelombang mikro digital (GMD). Gelombang mikro digital sebagai sistem komunikasi radio antar sentral sebaiknya digunakan jika sistem serat optik sulit diimplementasikan karena kondisi geografis yang tidak menguntungkan. Dalam penerapan pita-pita berfrekuensi tinggi seperti 11 GHz, 13 GHz, 15 GHz, 18.23 GHz dan 38 GHz sangat dipengaruhi oleh redaman curah hujan, sehingga penerapannya harus berdasarkan rekomendasi ITU-R 530-3 Alokasi pita frekuensi untuk komunikasi radio terestrial pada ruas antar sentral 6. DIGITALISASI JARINGAN 7. INTERFERENSI

  17. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB VIIRENCANA INTERPORABILITAS DAN PENSINYALAN BAB VIIRENCANA INTERPORABILITAS DAN PENSINYALAN • PENSINYALAN ANTAR JARINGAN • 3.1 Jaringan yang terlibat dalam kerjasama antar-jaringan • - Jaringan tetap PSTN/ISDN - • - Jaringan tetap nirkabel (wireless) • - Jaringan bergerak seluler • - Jaringan bergerak satelit • 3.2 Kerjasama pensinyalan antar-jaringan • PENSlNYALAN ANTARA PERANGKAT PELANGGAN DAN JARINGAN • 4.1 Akses Pelanggan • 4.2 Pensinyalan pada link akses

  18. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB VIIIRENCANA SWITCHING BAB VIII RENCANA SWITCHING FUNGSI DASAR SENTRAL PENYAMBUNGAN 2.1Fungsi switching 2.2 Fungsi pengendalian panggilan 2.3Fungsi signaling 2.4Fungsi Ruting 2.3Fungsi interface 2.4Fungsi pembebanan FUNGSI DASAR SENTRAL PENYAMBUNGAN TELEPON

  19. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB IX RENCANA KETERSEDIAAN DAN KEAMANAN BAB IX RENCANA KETERSEDIAAN DAN KEAMANAN • POKOK-POKOK KETERSEDIAAN DAN KEAMANAN • 2.1 Ketersediaan jaringan • 2.2 Keamanan • KETERSEDIAAN DAN KEAMANAN DALAM LINGKUNGAN • MULTI-PENYELENGGARA

  20. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB X RENCANA MANAJEMEN JARINGAN BAB X RENCANA MANAJEMEN JARINGAN

  21. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB XIRENCANA AKSES BAB XIRENCANA AKSES 3. TEKNOLOGI JARINGAN AKSES 3. AKSES PELANGGAN

  22. FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB XII RENCANA PENYELENGGARAAN DAN MUTU PELAYANAN BAB XII RENCANA PENYELENGGARAAN DAN MUTU PELAYANAN

More Related