1 / 28

Outlook kemiskinan 2012 Ahmad erani yustika jakarta , 27 Desember 2011

Outlook kemiskinan 2012 Ahmad erani yustika jakarta , 27 Desember 2011. Spektrum Kemiskinan. Like slavery and apartheid, poverty is not natural, it is man-made, and it can be overcome and eradicated by the action of human beings (Nelson Mandela, 2003)

joyce
Download Presentation

Outlook kemiskinan 2012 Ahmad erani yustika jakarta , 27 Desember 2011

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Outlook kemiskinan 2012Ahmad eraniyustikajakarta, 27 Desember 2011

  2. Spektrum Kemiskinan • Like slavery and apartheid, poverty is not natural, it is man-made, and it can be overcome and eradicated by the action of human beings (Nelson Mandela, 2003) • Penyebab dan deskripsi kemiskinan kian kompleks seiring dengan modernisasi ekonomi • Deskripsi: kuantitatif dan kualitatif • Penyebab: globalisasi, kebijakan pemerintah, modal sosial, sumber daya alam, konflik sosial, dll • Konsekuensinya, program untuk menangani kemiskinan tidak bisa lagi seragam: antardaerah, antarpekerjaan, antarsektor, dll

  3. Pengukuran Kemiskinan • Empat pendekatan untuk mengukur kemiskinan: • Pendekatan monetisasi (pendapatan, pengeluaran, kalori, dll) • Pendekatan kapasitas individu/manusia (pendidikan, kesehatan, keterampilan, dll) • Social exclusion, masyarakat yang terpinggirkan akibat kebijakan pemerintah • Externally imposed (kemiskinan dari kacamata kaum miskin)

  4. Data Makro dan Mikro • Data kemiskinan makro: didasarkan pada data sampel bukan data sensus, sehingga hasilnya adalah estimasi (perkiraan) • Sumber data yang digunakan adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), yang pencacahannya dilakukan setiap Maret dengan jumlah sampel 68.000 RTdan menggunakan ukuran basic needs • Data kemiskinan mikro: pengumpulan data didasarkan pada ciri-ciri RT miskin supaya pendataan bisa dilakukan secara cepat dan hemat biaya • Data yang diperoleh disebut data Rumah Tangga Sasaran (RTS), yang mencakup bukan hanya RT miskin, tetapi juga RT hampir miskin, yaitu RT yang hidup sedikit di atas garis kemiskinan

  5. Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Sumber: Diolah dari BPS, 2011

  6. Data Bank Duniadan BPS Berdasarkan data Bank Dunia dan BPS, makapada 2009penduduk yang berpendapatan USD2 di Indonesia mencapai 50,56 persendari total populasi, sedangkanuntukpendapatan USD1,25 mencapai 18,73 persen. Sementaraitu, padatahun yang sama, persentasependudukamiskinsekitar 14,2 persendengan data BPS.

  7. Data Mikro Kemiskinan • Jumlah RTS hasil pendataan September 2008 adalah 17,5 juta RT dengan jumlah anggota rumah tangga sebesar 60,4 juta jiwa • Namun, sebagian besar publik menggunakan angka 70 juta jiwa, dengan mengasumsikan besarnya rata‐rata anggota RT adalah 4 orang • Jadi, selisih jumlah orang miskin berdasarkan data makro dan mikro kemiskinan itu kurang lebih sekitar 35 juta jiwa

  8. Problem Data Kemiskinan • Menyangkutdasarpenentuanmonetisasiangkabataskemiskinan. Ini mungkin kontroversial, namun yang paling pokok adalah konsistensi • Berkaitanhubungan antara pertumbuhanekonomi dan penurunan kemiskinan. Dalam beberapa hal kerap menjadi pertanyaan! • PeriodeMaret 2010-Maret 2011 kemiskinandipedesaanturun 19,93 jutamenjadi 18,97 orang, padahalpada 2010 sektorpertanianhanyatumbuh 2,9%dan upah riil buruh tani turun sekitar 4%

  9. Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi • Harus diakui pengurangan kemiskinan dalam 10 tahun terakhir berjalan lebih lambat ketimbang sebelum krisis 1997/1998 • Penyebabnya adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, di mana pada 2002-2010 pertumbuhan rata-rata 5,4%; sementara pada 1976-1996 pertumbuhan ekonomi rata-rata 7,5% • Pada 1976 tingkat kemiskinan 40,1% dan 1996 (11,3%). Pada 2002 tingkat kemiskinan 18,2% dan 2010 (13,3%)

  10. Lanjt.... • Tapi, penurunan pertumbuhan ekonomi itu belum bisa menjelaskan semuanya. Harus pula dilihat kontribusi dan pertumbuhan ekonomi sektoral • Dalam beberapa tahun terakhir sektor pertanian dan industri kontribusi dan pertumbuhannya lebih rendah dibanding periode sebelum krisis ekonomi, sehingga efek terhadap penurunan kemiskinan berkurang • Hal ini disebabkan penduduk miskin sebagian besar bekerja di kedua sektor tersebut

  11. Kualitas Sumber Insani Indonesia • Sampai saat ini problem akses pendidikan, kesehatan, air bersih, dan lain-lain masih menjadi tantangan pemerintah • 70% tenaga kerja hanya berpendidikan SMP ke bawah sehingga sulit untuk mengakses peluang ekonomi yang lebih baik. Ini yang menjelaskan globalisasi/liberalisasi ekonomi tidak selalu memiliki efek positif • Hanya 55% anak yang berusia 16-18 tahun dari 20% RT paling miskin yang menyelesaikan pendidikan SMP

  12. Penduduk Usia Kerja Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Sumber : Susenas, 2010

  13. Lanjt... • Data Susenas 2009 juga menunjukkan cuma 48% dari 20% RT paling miskin yang memiliki akses air bersih (di pedesaan) dan 78% (di perkotaan) • Dengan situasi tersebut, menyebabkan IPM di beberapa daerah cukup rendah, seperti NTB, NTB, Kalbar, Kalsel, Sultra, Gorontalo, Sulbar, Malut, Papua, dan Papua Barat (semuanya di bawah 70, dengan memakai data 2009)

  14. Proteksi Sosial • Program jaminan sosial sudah cukup banyak, namun pertanyaan yang berkaitan dengan efektivitas masih selalu muncul • Beberapa program bermasalah karena menyangkut koordinasi di tingkat kementerian atau lembaga • Persoalan lainnya adalah memastikan bahwa setiap program sampai ke sasaran, seperti program Raskin dan Askeskin

  15. Kemiskinan Berdasarkan Provinsi • Pada 2010 terdapat sekitar 16 provinsi yang persentase kemiskinannya di atas nasional, 6 provinsi di antaranya di atas 20% (NAD, NTB, NTT, Gorontalo, Maluku, Papua, dan Papua Barat) • Beberapa wilayah menunjukkan kekayaan SDA tidak memiliki korelasi dengan rendahnya kemiskinan (NAD, Maluku, dan Papua) • Tetapi, wilayah yang miskin SDA diiringi dengan tingkat kemiskinan yang tinggi (NTT & NTB) • Persamaan: wilayah yang memiliki kemiskinan tinggi tersebut biasanya IPM nya rendah

  16. Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi Sumber: Diolah dari BPS, 2010

  17. Kritik atas Beberapa Program • Pemerintah telah mendesain banyak program, antara lain PNPM, KUR, PKH (Program Keluarga Harapan), BOS, BLT, Askeskin, dll • Problemnya: keragaman kegiatan yang spesifik berdasarkan komunitas miskin tertentu belum terlihat, misalnya pembedaan untuk petani, nelayan, peternak, petambak, dll • Akses terhadap modal tidak bertambah secara meyakinkan karena agen yang diberi tugas pelayanan cenderung memberikan kepada pelaku yang sudah mapan (misalnya program KUR)

  18. Lanjt... • Program yang secara sistematis memerkuat struktur aset kaum miskin belum banyak dilakukan, seperti reforma agraria • Perbaikan institutional arrangements antarpelaku ekonomi belum disentuh, seperti hubungan antara petani dan tengkulak/distributor (termasuk perbaikan pasar distribusi) • Belum ada komitmen yang kuat untuk mendongkrak sektor pertanian dan industri sebagai lokomotif pembangunan sehingga memiliki dampak yang besar bagi pengurangan pengangguran dan kemiskinan

  19. NilaiTukarPetani Upah Nominal dan Riil Buruh Tani di Indonesia (Rupiah) Sumber: Diolahdari BPS, 2011 NilaiTukarPetanipada 2010 naiktipisdibandingkan 2009,padahalpertumbuhansektorpertanianpada 2010 turundrastismenjadi 2,9%. Demikian pula pertumbuhanupahburuhtanihanyanaik 0,03% pada 2010 danpertumbuhanupahriiljustru minus 0,04% pada 2010.

  20. Luas Lahan Pertanian Rumah Tangga Petani Sumber: BPS, 2003

  21. Lanjt... • Dengan begitu, perluasan kesempatan kerja (formal) menjadi pekerjaan utama untuk mengurangi kemiskinan secara permanen • Sampai 2011 struktur kesempatan kerja masih didominasi oleh sektor informal (65%) dan sektor formal hanya berkontribusi 35% • Meskipun pengangguran terbuka terus turun (6,8% pada 2011), namun secara umum ketenagakerjaan masih memprihatinkan

  22. Catatan Penutup • Sampai saat ini cara paling efektif menekan kemiskinan adalah dengan menciptakan lapangan kerja (formal) • Akses pendidikan, kesehatan, infrastruktur, air bersih, dll merupakan syarat dasar pengurangan kemiskinan • Distribusi aset ekonomi (tanah, modal) harus dilakukan seiring perbaikan akses pendidikan, dll • Program yang spesifik dengan karakteristik kaum miskin dibutuhkan agar tujuan pengurangan kemiskinan tercapai • Penguatan sektor pertanian dan industri sebagai pencipta lapangan kerja, di samping menata hubungan antarpelaku ekonomi

  23. Outlook Kemiskinan 2012 • Indef memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2012 sebesar 6,1-6,3% (lebih rendah ketimbang pemerintah: 6,7%) • Selanjutnya, kemiskinan 2012 turun ke level 11,7% dan pengangguran terbuka menjadi 6,3% • Penurunan kemiskinan terbesar disebabkan pertumbuhan sektor industri yang bagus pada 2011, sekitar 6,8 – 7,0% • Sayangnya, pertumbuhan sektor industri tadi kurang didukung oleh sektor pertanian, yang kemungkinan tumbuh sekitar 3,5% (meskipun pertumbuhan ekonomi sekitar 6,5%) • Seandainya sektor industri tumbuh 7% dan pertanian 5%, maka kemiskinan dan pengangguran bisa turun lebih meyakinkan (sekitar 1,5%)

  24. Terima Kasih

More Related