1 / 59

KEDARURATAN ONKOLOGI

KEDARURATAN ONKOLOGI. M. BACHTIAR BUDIANTO Head of Oncology Section Department of Surgery Saiful Anwar Hospital, Malang. Tujuan. Mengetahui dan memahami Kedaruratan dan Onkologi Mengetahui dan dapat mengupayakan / melakukan terapi Mengetahui dan mengerti upaya pencegahan.

kaden
Download Presentation

KEDARURATAN ONKOLOGI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KEDARURATAN ONKOLOGI M. BACHTIAR BUDIANTO Head of Oncology Section Department of Surgery Saiful Anwar Hospital, Malang

  2. Tujuan • Mengetahui dan memahami Kedaruratan dan Onkologi • Mengetahui dan dapat mengupayakan / melakukan terapi • Mengetahui dan mengerti upaya pencegahan

  3. Kedaruratan dalam Onkologi dapat disebabkan oleh (Oncologic Emergency) • Proses infiltrasi tumor (biasanya pada stadium lanjut) • Tumor lysis syndrome • Terapi tumor yang diberikan • Operasi • Khemoterapi

  4. Permasalahan yang ada : • Life saving dan prevent disability • Kanker dalam stadium lanjut

  5. Sangat penting : • Menegakkan diagnosis • Pengobatan yang cepat dan tepat adekuat.

  6. Berbagai Kondisi Kedaruratan dalam Onkologi 1. Vena cava superior syndroma 2. Kompresi Medula Spinalis 3. Peningkatan Tekanan Intrakranial 4. Kedaruratan Tractus Respiratorius • Pleural Effusion • Obstruksi jalan napas bagian atas 5. GIT/Emergency abdominal • Obstruksi • Perforasi • Ascites (massive) 6. Infeksi 7. Metabolic Emergency • Hiperkalcemia • Tumor lysis syndroma

  7. Superior Vena Syndrome • Emergency atau semi emergency • 80% disebabkan oleh proses keganasan • 3-8% dari ca paru dan lymphoma dapat mengakibatkan ini. • Masa tumor atau pembesaran KGB intra mediastinum,menekan atau menginvasi syst venous (VC)  menghambat aliran balik dari kepala leher dan torak bagian atas termasuk lengan.

  8. Etiology

  9. VCSS terjadi pada : 75% - Bronchogenic Carcinoma 15% - Lymphoma 7% - Metastasis dari tumor primer lain (Ca mamma,Ca testis dll) 3% - Proses Jinak

  10. Diagnosis :Ditegakkan berdasarkan keluhan, tanda klinis dan radiologis

  11. Symptoms • Sesak napas 63% • Edema muka dan kepala 50% • Batuk-batuk 24% • Nyeri dada 15% • Dysphagia (susah makan) 9%

  12. Signs • Dilatasi vena cervica facial 66% • Dilatasi vena thoracal 54% • Edema wajah 40% • Cyanotic 20% • Plethora muka 19% • Edema lengan 14%

  13. Sign and Symptom

  14. Treatment • Radiasi (90%) : 300-400 cgy 2-4 diikuti 200 cgy/hari  total dose 3000-3500 cgy • Chemotherapy : tergantung responsi tumor primer th op khemoterapi • Pembedahan (?) tidak memberikan hasil • Obat-obat : diuretic dan steroid untuk menghilangkan odema.

  15. Kompresi Medula Spinalis Penyebab : • Tumor tulang atau jaringan sekitar menekan langsung durameter. • Kerusakan vertebra atau bagian2nya penekanan/penyempitan medula spinalis atau radix. • Penekanan medula spinalis tidak nyeri penekanan radix spinalis  nyeri radi kanker yg hebat

  16. Jenis keganasan penyebab yang sering:ca paru, ca mamma, prostat, lymphoma, melanoma, sarkoma, unknown primary v. cervicalis  10% v. thorakal  70% v.lumbasacral 20%

  17. Keluhan : • Nyeri punggung/pinggang (90%) setinggi vertebra terkena • Paraestesia • Disfungsi kandung kemih dan usus • Kekakuan daerah leher • Kekakuan ekstremitas • Reflek kulit perut menurun. • Paraparesis • Sphincter disfungsion

  18. Diagnosis • Pemeriksaan fisik dan neurologik yang cermat • Myelography : menentukan lokasi penekanan (CT myelography) dan besarnya tumor yang menyebabkan. • MRI • Bone scintigraphy

  19. Treatment • Kortikosteroid harus segera diberikan. - facilitate pain management - reduce vasogenic cord edema - prevent additional damage to the spinal cord from decreased perfusion. Dosages of up to 10 mg every 6 • Bila keluhan/gejala progrtesif  laminektomi + radiasi • Keluhan lambat dan radiosensitive  radiasi

  20. PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL • Biasanya akibat metastase otak • Metastasis otak ditemukan 20% dari penderita mati karena kanker yang diotopsi • Metastasis otak berasal dari : • ca paru 25-35% • ca mamma 20% • malignant melanoma 10% • hipernephroma 5-10% • GIT 5%

  21. Diagnosis • Peninggian tek.intra cranial  sukar dibedakan dari penyebab lain. • Sakit kepala,terutama pagi ditambah muntah dan mual. • Penglihatan kabur,diplopia dan gejala penglihatan lain. • Focal symptom tergantung area otak yang terkena atau rusak. • Ro CT : • lesi jelas kelihatan apabila di kortex • pelebaran system vembrikel • odema luas sekitar lesi metastasis (patognomonis)

  22. Head CT-Scan

  23. Treatment • Elevasi kepala ringan • Analgesik/antipiretik • Radiasi  terapi utama dosis 4000-5000 cgy selama 4-5 minggu • Steroid u/ edema dexamethason 4 x 5-10 mg/hari • Manitol  1,5-2gr/kgBB/hari, 30-60 menit • External ventriculotomy (ICPdrain) • Internal ventriculomy (VP-Shunting) • Tumor soliter  mungkin operasi

  24. Kedaruratan Traktus Respiratarius • Pleural Effusian • Sumbatan jalan nafas bagian atas

  25. Pleural Effusion Penyebab : • Metastasis pleura • Ca Mamma • Ca paru • Lymphoma • Obstruksi system lymphatic oleh karena pertumbuhan tumor di mediastrium • Pada ascites yang masif dan gagal jantung

  26. Diagnosis • Klinis • Sesak napas yang progresif, redup padaperkusi, bising napas menurun/ilag pada hemitorax ipsilat, egophoni • ThoraxFoto • Cairan intra plural (posisi tegak)

  27. Treatment • Thoracentesis can be safely performed at the level of the posterior ICS 6-7, 1000 - 1500 mL (< 20 mL/KgBB) • Gradual drainage of the fluid is prudent to avoid postexpansion pulmonary edema • Sering kali residif, bila residif pasang drain thorac dan pleurodesis

  28. Pleurodesis • Dilakukan bila produksi drain < 100 mL • Instilasi lidocaine (Xylocaine, 3 mg/kg or up to 250 mg) melalui drain + analgetik + sedatif 1. Bleomycin (60 U in 50 mL of dextrose 5%) 2. Talc (5 g suspended in 100 mL of normal saline) • Pasien disarankan tidur miring kakan dan kiri • Setelah 1 - 2 jam kemudian drain diklem • Setelah 24 jam drain dilepas • Terapi pada tumor primer dapat mengurangi pleural effusion

  29. Obstruksi jalan napas bagian atas Etiologi: • Pertumbuhan tumor • Pendorongan • Infiltrasi • Tumbuh primer • Komplikasi operasi • Tracheomalacia Sering pada lymphoma maligna, thymus, Ca tyroid, Ca larynx • Haematoma Pada operasi besar daerah leher : RND dll

  30. Diagnosis • Adanya tumor dileher atau pasca operasi • Dispneu • Stridor inspiratoir • Wheezing, batuk-batuk Ro • Foto leher AP/L • Endoscopy (?)

  31. Treatment • Bersihkan jalan napas (mucolitic + O2) • Intubasi • Krikotirotomi • Trakheostomi

  32. Problematik Trakheostomi • Timing • Trakheostomi terpaksa menembus masa tumor • Perawatan post operatif diruangan

  33. Kedaruratan Onkologi pada GIT / Abdomen • Obstruksi saluran pencernaan • Perforasi • Perdarahan • Ascites

  34. Obstruksi GIT Disebabkan oleh : • Tumor primer pada saluran cerna termasuk limfoma. • Metastasis peritoneal misalnya pada ca ovarium yang menyebabkan perlengketan-perlengketan. (peritoneal carsinomatosis) • Gejala : adalah gejala obstruksi yang sesuai dengan letak obstruksi apakah letak rendah atau letak tinggi.

  35. Diagnosis • Gejala klinis tanda-tanda obstruksi/ileus atau akibat obstruksi seperti dehidrasi dan asidosis. • Rontgenologis : plain foto abdomen dua posisi yang dapat memperlihatkan pelebaran usus-usus dan adanya air fluid level.

  36. Treatment • Rehidrasi dan elektrolit koreksi • Sementara pasang nasogastrik tube untuk dekompresi • Release obstruksi dengan operasi dapat berupa : • kolostomi • bypass atau • operasi definitif • Tergantung keadaan penderita,jenis tumor dan stadium serta persiapan peralatan waktu itu. • Terapi definitive untuk kankernya dilakukan sekaligus jika memungkinkan.

  37. Perforasi Saluran Pencernaan pada Keganasan

  38. Perforasi ini dapat disebabkan : • Nekrosis tumor sendiri dalam perjalanan penyakitnya, atau disebabkan oleh keadaan obstruksi nya • Akibat terapi radiasi atau khemoterapi yang diberikan.

  39. Prinsip mengatasi keadaan ini sama dengan perforasi akibat lain,disamping pengobatan tumor primernya • perbaiki keadaan umum • melakukan operasi berupa reseksi bagian perforasi dengan berikut tumornya yang umumnya bersifat paliatif saja. Jenis operasinya tergantung dari jenis tumor, stadiumnya dan lokasi sumbatan. • Pada keadaan yang berat terkadang sukar untuk berbuat sesuatu.

  40. ASCITES

  41. Etiology • akibat “ peritoneal carcinomatosis “ • biasanya terjadi pada Ca ovarium,Ca mamma atau keganasan gastrointestinal • eksudasi dari cairan intra peritoneal akibat implantasi sel tumor pada peritonem atau akibat obstruksi system lymphatic sub diafragma • Pada yang masif merupakan keadaan yang mengancam.

  42. Diagnostic • Tumor primernya diketahui • adanya cairan intra abdominal,perut membuncit (Shifting dullness) • keluhan penuh dan tidak enak dapat disertai anorexia,nausia dan gangguan pernafasan • keganasan dibuktikan dengan pemeriksaan cytology cairan ascites.

  43. Treatment • Mengobati tumor primernya • Paracentisis hanya mengurangi keluhan,dan ini bukan terapi, karena cairan ascites biasanya segera dapat terakumulasi kembali • Pada kasus yang jarang dilakukan “peritoneovenous shunting “ (Hoekstra)

  44. INFEKSI

  45. Penderita kanker termasuk dalam kasusimmunocompromised • Infeksi sangat mudah terjadi pada penderita kanker • Apabila leukosit pada darah tepi < 1000/mm3, keadaan ini sangat berbahaya

  46. Faktor predisposisi untuk terjadinya infeksi : • Umum • Usia tua,alkoholisme,perokok berat, diabetes mellitus, defisiensi imunitas Congenital atau yang didapat. • Khusus • Rusaknya natural barier (ulserasi pada kulit atau mukosa) • Adanya obstruksi pada GIT, traktus respiratorius atau saluran kemih. • Radiasi • Sitostatik • Defisiensi imunitas berupa : neuropenia,defek pada t.limfosit monocleus paghosit, penurunan B cell lymphosite. • Pembedahan terutama yang ekstensif.

  47. Jenis-jenis mikroorganisme : • infeksi bakterial • infeksi viral • infeksi mikosis/jamur

  48. Diagnosis • Demam pada penderita kanker,dengan hitung lekosit rendah (leukopenia berat) • Diagnosis dini tumor fever hanya jika infeksi sudah benar-benar disingkirkan

  49. Treatment • Antibiotika broadspektrum harus segera diberikan,apabila kultur resistensi test sudah ada.Umumnya infeksi bacterial pada penderita kanker adalah oleh karena gram Negatif(echerichiacolli, pseudoimonas aeroginosa, klebsiella, pneumonia, enterobakter, proteus, siresia marcesseus). • Pemberian transfusi granulosit dipertimbangkan bila granulositopenia tidak ada Perbaikan dalam beberapa hari. • Apabila demamnya persistent,kultur negatif dan sudah menerima antibiotika yang adekwat maka pikirkan infeksi disebabkan oleh jamur atau parasit atau tuberkulosis.

More Related