1 / 44

IMUNISASI

IMUNISASI. Nur Auliyah F, S.ST. T ujuan. Mengetahui pentingnya imunisasi Immunisasi PPI dan Non PPI: jadwal, cara, dosis, kontraindikasi, efek samping. Pendahuluan. K ematian dan kesakitan anak : Penyakit infeksi yang dapat dicegah dng imunisasi Tujuan :

kaylee
Download Presentation

IMUNISASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. IMUNISASI Nur Auliyah F, S.ST

  2. Tujuan • Mengetahui pentingnya imunisasi • Immunisasi PPI dan Non PPI: jadwal, cara, dosis, kontraindikasi, efek samping

  3. Pendahuluan • Kematiandankesakitananak: Penyakitinfeksi yang dapatdicegahdngimunisasi • Tujuan : • Individu: mencegahsuatupenyakittertentu/ mengurangiberatnyapenyakitpadaseseorang • Global/ komunitas: • Eliminasi : tetanus neonatorum • Reduksi : campak • Eradikasi: cacar, polio • herd immunity: • Cakupan yang tinggi  mengurangitransmisi • Eradikasi: cakupan yang tinggipadasaatbersamaan  memutustransmisi; host nyahanyamanusia

  4. Aspekimunologivaksinasi • Kekebalan: • Non spesifik: • Kulit, air mata, asamlambung, urin, bersindll • Sel: makrofag, lekositdll • Spesifik: • Pasif : tubuhtidakmembentukimunoglobolin, tidakberlangsung lama. • Aktif : dibuatolehtubuhsetelahterpajan antigen, berlangsung lama karenaadaselmemori • Alamiah : sakit • vaksinasi

  5. Responimun

  6. Vaksinasi • Responimundanmemorimiripdenganinfeksialamiah, tetapitanpamenimbulkanpenyakit(tinggiimunogenitas, rendahreaktogenitas) • Klasifikasi: • Program: • Pengembangan Program Imunisasi ( PPI ): Hep B, BCG, Anti Polio, DPT, Campak • Non PPI: Hib, Hepatis A, MMR, Varicella • Kandungan Antigen: • Vaksin hidup yang dilemahkan ( BCG, OPV, Campak, MMR, Varicela, Typhoid oral) • Vaksin inactive: Toksoid, rekombinan, konjugasi, sel utuh, sebagian sel ( Hepatitis A, B, DPT, DPaT, Tipus inj, IPV, HiB)

  7. Vaksin Hidup yang dilemahkan • Harusreplikasi • Reaksiberat penyakitalamiah • Kontraindikasi : imunodefisiensi, kehamilan • Responimunserupadenganinfeksialamiah • Biasanyaefektifdengansatudosis • Berinterferensidenganantibodi • Tidakstabil: rantaidingin, penanganan yang hati-hati

  8. Vaksin inaktif • Tidak dapat replikasi: aman pada pasien imunodefisiensi • Tidak seefektif vaksin hidup • Titer menurun : perlu boster • Membutuhkan 3 –5 dosis • Berinterferensi minimal dengan antibodi yang beredar

  9. Aturan pemberian vaksin • Penjelasan : tujuan, kemungkinanefeksamping • Carikontraindikasi : meminimalkanefeksamping : Cek list, antisipasidansiapkanalatresusitasi • Lihatjadwal, catch-up vaccination. • Tehnik yang benar: dosis, tempatsuntikan, tindakanaseptik, rantaidingin • Pencatatandanpelaporan : termasuk KIPI

  10. Cek list/ quesioner • Bagaimana kondisi anak hari ini • Riwayat alergi ? • Apakah ada efek samping berat pada imunisasi sebelumnya • Apakah ada masalah dengan respon imun? , anggota keluarga ? • Menerima transfusi darah, imunoglobulin • Apakah vaksinasi virus hidup dalam 4 mgg • Hamil / akan hamil • Pernah kejang, problem / penyakit syaraf?

  11. Kontraindikasi/precautions (umum) • Permanent : • Reaksiberatsetelahvaksinasisebelumnya DPT : ensefalopati, syok, menangisterusmenerus>3 jam,suhu > 40,50C dalam 48 jam,kejangdalam 3 hari, SGB dalam 6 minggu • Temporary: • Vaksinhidup: kehamilan, penderita imunodefisiensi, setelahtransfusi/ terapiimunoglobulin • Menderitapenyakitberat/ sedang

  12. Bukan Kontraindikasi • Penyakitringandengan/ tanpademamringan • Reaksiringan/ demamringansetelahvaksinasisebelumnya • Dalamterapiantibiotika • Terpaparpenyakit, masapenyembuhan • Kehamilandalamkeluarga • Menyusui, malnutrisi, prematur • Alergiterhadapbukankomponenvaksin •  missed opportunity

  13. Efek samping ( umum ) • Bervariasi : ringan – berat, lokal – sistemik, segera – tertunda • Lokal: • Nyeri, bengkak, kemerahantempatsuntik • Biasanyavaksindgn adjuvant ( DPT< TT< DT ) • Biasanyaringan , sembuhsendiri • Sistemik: • Demam, lesu, sakitkepala • Vaksinhidup: gejalaseperiinfeksialamiah, ringan, setelahinkubasi • Apakahalergiterhadapkomponenvaksin? Lainnya ? • Jarang, dapatdiminimalkandenganscreening

  14. Vaksinasi PPI (Program Pengembangan Imunisasi) • Tuberkulosis (BCG) • Hepatitis B • DPT • Polio • Campak

  15. Tuberkulosis (BCG) • Vaksin hidup yg dilemahkan dari Mycobacterium bovis • Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari langsung, disimpan pada suhu 2-80C • Vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam 3 jam • Tidak diberikan pada pasien imunokompromise • Tidak mencegah infeksi TBC → mengurangi risiko TBC berat (meningitis TB, TB milier)

  16. BCG lanjutan... • Diberikan pada usia < 2 bln • Bila diberikan pada usia >3 bln →lakukan uji tuberkulin dahulu • Pemberian: m. deltoideus kanan, intrakutan • Dosis bayi: 0,05ml; anak: 0,1ml • Dosis ulangan tidak dianjurkan

  17. BCG lanjutan... • KIPI: • Limfadenitis supuratif di aksila atau di leher • BCG-itis • Kontraindikasi: • Reaksi uji tuberkulin >5mm • Imunokompromise, infeksi HIV, sedang mendapat tx imunosupresif • Gizi buruk • Kehamilan

  18. Hepatitis B • Penyebab: virus Hepatitis B • Pemberian: intramuskuler di paha anterolateral (bukan di bokong) • Vaksin yang beredar di Indonesia: Uniject, Engerix • Reaksi KIPI: demam, nyeri & bengkak di tempat penyuntikan • Kontraindikasi absolut: - • Diberikan sebanyak 3 dosis • Diberikan segera setelah lahir. Jarak dosis 1 dan ke-2 adalah 1-2 bln, dosis ke-3: 6 bulan setelah dosis 1 (misal: usia 0, 1, 6 bln)

  19. Imunoprofilaksi Hepatitis B pada bayi prematur dan BBLR

  20. Imunoprofilaksi Hepatitis B pada bayi prematur dan BBLR

  21. Imunoprofilaksi Hepatitis B pada bayi prematur dan BBLR

  22. Difteria, Pertusis, Tetanus (DPT) DIFTERIA • Penyebab: toksin dari Corynebacterium diphteria • Infeksi di nasofaring → toksin destruksi jaringan, terbentuk membran/selaput→ diabsorbsi aliran darah → seluruh tubuh • Komplikasi: miokarditis, neuritis, kematian

  23. Difteria, Pertusis, Tetanus (DPT) PERTUSIS • Batuk rejan / batuk 100 hari • Penyebab: bakteri Bordatella pertussis • Kuman menghasilkan toksin →gangguan aliran sekret saluran napas →pneumonia • Gejala timbul akibat penumpukan lendir di saluran napas: batuk paroksismal tanpa inspirasi, diakhiri bunyi ‘whoop’, muntah, sianosis • Komplikasi: pneumonia, kejang, ensefalopati, dehidrasi, perdarahan konjungtiva

  24. Difteria, Pertusis, Tetanus (DPT) TETANUS • Penyebab: Clostridium tetani • Kuman tidak bisa hidup di lingkungan beroksigen • Terdapat pada: kotoran dan debu jalanan, usus dan tinja kuda, domba, anjing, kucing, tikus • Luka→ kuman masuk → suasana anaerob → penyebaran lewat darah → menempel pada reseptor saraf • Gejala: kejang-kejang, gangguan sistem saraf otonom • Komplikasi: laringospasme, pneumonia, kematian

  25. DTaP atau DTwP • DTaP (vaksin DTP dengan komponen acelluler pertusis) • DTwP (vaksin DTP dengan komponen whole cell pertusis) • Mulai diberikan sejak umur 2 bln (tidak boleh diberikan sebelum umur 6 mgg), interval 4-6 mgg • DTP dasar diberikan 3 kali: usia 2, 3, 4 bln • DTP ulangan (DTP4) diberikan 1 th setelah DTP1: yaitu usia 18-24 bln • DTP5 diberikan saat umur 5 th (saat masuk SD) • DTP6 diberikan saat umur 12 th

  26. DTaP atau DTwP • Dosis 0,5 ml, intramuskuler • KIPI: • Reaksi lokal kemerahan, bengkak, nyeri pd lokasi injeksi • Demam, ringan – hiperpireksi • Iritabel, menangis terus menerus selama beberapa jam pasca suntikan • Kejang • Hypotonic-hyporesponsive • Ensefalopati, reaksi anafilaksis →reaksi ikutan paling serius • Kontraindikasi: • Riwayat anafilaksis • Ensefalopati pd pemberian sebelumnya • KIPI lain pada pemberian sebelumnya

  27. POLIOMIELITIS (POLIO) • Disebabkan: virus polio termasuk famili Picornaviridae • Infeksi terjadi diseluruh dunia • Gejala: 95% subklinis (asimptomatis), iritabel, kaku kuduk, kaku punggung dan kaki, paralisis (lumpuh layu) • Program eradikasi polio (ERAPO) global, di Indonesia: • Meningkatkan cakupan imunisasi OPV • Melaksanakan PIN • Surveilans AFP (acute flaccid paralysis)

  28. OPV (oral polio vaccine) • Vaksin dari virus polio hidup yang sudah dilemahkan, oral • OPV-1 diberikan sejak lahir • Dosis: 2 tetes oral • Diberikan di RS/RB pada saat sebelum pulang • 3 dosis berikutnya diberikan dengan jarak interval 1-2 bulan • KIPI: pusing, diare ringan, nyeri otot, VAPP, VDPV • VAPP= vaccine associated polio paralytic • VDPV= vaccine derived polio virus

  29. IPV (inactivated poliomyelytis vaccine) • Vaksin polio inactivated • Dosis: 0,5 ml, sub kutan • Diberikan 3 kali berturut-turut dengan jarak 2 bulan

  30. OPV Keuntungan • Mendapat imunitas humoral dan lokal • Imunitas mukosa usus • Pemberian mudah • Murah • Herd immunity • Contact immunity Kerugian • Risiko VAPP, VDPV • Kontraindikasi pada imunokompromise • Gagal imunisasi (pada diare, muntah) • Perlu cold chain

  31. IPV Keuntungan • Tidak ada risiko terjadi VAPP dan VDPV • Imunitas konstan, tinggi, menetap • Direkomendasikan untuk pasien imunokompromise • Termostabil • Menimbulkan herd immunity Kerugian • Imunitas intestinal sedang • Tidak ada contact immunity • Mahal

  32. CAMPAK • Vaksin dari virus hidup yang dilemahkan • Diberikan umur 9 bln • Dosis: 0,5 ml; subkutan dalam • Dosis ulangan pada umur 5-6 th (program BIAS) • KIPI: • Demam tidak tinggi • Ruam • Gangguan sistem saraf pusat: ensefalitis atau ensefalopati • Kontraindikasi: • Demam tinggi • Pengobatan imunosupresi • Ibu hamil • Riwayat alergi

  33. Vaksinasi non-PPI • MMR • HiB • Varicella • Typhoid

  34. MMR • Measles, Mumps, Rubela • Vaksin dari virus hidup • Dosis: 0,5 ml, subkutan dalam, intramuskuler • Jarak: 6 bln dari campak (usia 15 bln), diulang usia 10-12 tahun • Kontraindikasi: pada anak imunokompromise, wanita hamil • KIPI: demam, rash

  35. Haemophyllus influenza tipe B (HiB) • Mencegah meningitis, pneumonia • Merupakan vaksin konjugasi: • PRP-OMP: konjugasi dg protein Neisseria meningitidis • PRP-T : konjugasi dg toksoid tetanus • Vaksin HiB diberikan sejak umur 2 bulan, diberikan 3 kali dg jarak 2 bulan • Diberikan pada usia: 2, 4, 6 bln, ulangan pada usia 18 bln • Bila suntikan awal: usia 6-1 th →diberikan 2x • Bila suntikan awal >1 th →diberikan 1x

  36. VARISELA • Untuk mencegah varisela (cacar air) • Vaksin dari virus hidup yang dilemahkan • Diberikan mulai usia 5 tahun, atau atas permintaan orang tua • Dosis: 0,5 ml subkutan

  37. TYPHOID • Ada 2 jenis vaksin tifoid: • vaksin tifoid oral: vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan • Vaksin polisakarida: polisakarida • Vaksin tifoid oral: • Kemasan bentuk kapsul • Untuk anak usia >6 tahun • Diulang setiap 5 tahun • Vaksin tifoid polisakarida: • Dosis: 0,5 ml, subkutan dalam, intramuskuler • Diulang setiap 3 tahun

  38. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) • Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam kurun waktu 1 bln setelah imunisasi • Diperkirakan sebagai akibat dari imunisasi • Klasifikasi lapangan (WHO, 1999): • Reaksi vaksin • Kesalahan program / teknik pelaksanaan imunisasi • Reaksi suntikan • Kebetulan • Tidak diketahui

  39. Pencegahan terjadinya KIPI • Mencegah KIPI akibat reaksi vaksin: • Memperhatikan indikasi kontra • Orangtua diajarkan menangani reaksi vaksin yang ringan & dianjurkan segera kembali apabila ada reaksi yg mencemaskan • Mengenal dan dapat mengatasi reaksi anafilaksis • Sesuaikan dengan reaksi ringan/berat yg terjadi atau harus dirujuk ke RS dg fasilitas lengkap

  40. Pencegahan terjadinya KIPI • Mencegah KIPI akibat program error: • Gunakan alat suntik disposibel • Gunakan pelarut vaksin yang sudah disediakan oleh produsen vaksin • Vaksin yg sudah dilarutkan harus segera dibuang • Dalam lemari pendingin tidak boleh ada obat lain selain vaksin • Program error dilacak, agar tidak terulang kesalahan yang sama

  41. Terima kasih

More Related