1 / 19

Direktorat Bina Kesehatan Anak Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen kesehatan RI

PEDOMAN TEKNIS PEMBERIAN PROFILAKSIS INJEKSI VITAMIN K1 PADA BAYI BARU LAHIR DI TINGKAT PELAYANAN DASAR. Direktorat Bina Kesehatan Anak Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen kesehatan RI . PENDAHULUAN. Permasalahan :

korbin
Download Presentation

Direktorat Bina Kesehatan Anak Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen kesehatan RI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEDOMAN TEKNIS PEMBERIAN PROFILAKSIS INJEKSI VITAMIN K1 PADA BAYI BARU LAHIR DI TINGKAT PELAYANAN DASAR Direktorat Bina Kesehatan Anak Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen kesehatan RI

  2. PENDAHULUAN • Permasalahan : • BBL cendrungmemilikikadar VIT K dancadangan VIT K dalamhati yang relatiflebihrendahdibandingbayi yang lebihbesar • Asupan VIT K dalam ASI belummencukupi ( 0,5 mg/L) sedangkan VIT K darimakanantambahandansayuranbelumdimulai • Negara ASIA angkakesakitanbayikarena PDVK berkisarantara 1 :1200 -1 : 1400 KH angkatersebutdapatturunmenjadi 1 :10000 denganpemberianprofilaksis VIT K pada BBL

  3. Akibat PDVK adalah terjadi perdarahan otak dengan angka kematian 10 -50 % yang umumnya terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu sapai 6 bulan dengan angka kecacatan 30 – 50 % • Secara nasional belum ada angka PDVK sedangkan dari RSCM bagian Anak ( 1990-2000) menunjukan terdapatnya 21 kasus diantaranya 17 (81%) mengalami komplikasi perdarahan intrakranial • Selain itu akibat PDVK terlihat kejadian KIPI berupa perdarahan yang timbul 2 jam sampai 8 hari pasca imunisasi • Data KIPI tahun 2003 -2006 sebanyak 42 kasus dimana 27 kasus (65%) diantaranya meninggal

  4. PENGERTIAN • VIT K vitamin larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivitas beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah sep protrombin atau faktor II,VII,IX,Xdan anti koagulan protein C dan S dll yang belum banyak diketahui

  5. 3 Bentuk VIK yang Diketahui • VIT K 1 (Phytomenadione) terdapat pada sayuran hijau, sedian yang ada saat ini adalah cremophor dan VIT K mixed micelles (KMK) • VIK K2 (Menaquinone) disintesis oleh flora usus normal seperti bacteriodes fragilis dan beberpa strain E.coli • VIT K 3 (Menadione) yang sering dipakai sekarang merupakan VIT K sintetik tetapi jarang diberikan lagi pada neonatus karena dapat menyebabkan anemia hemolitik

  6. Secara fisiologis kadar faktor koagulasi yang tergantung VIT K dalam tali pusat sekitar 50 % dan akan menurun dengan cepat mencapai titik terendah dala 48-72 jam setelah kelahiran • VIT K 1 Selain sedian injeksi terdapat pula sedian oral tab 2 mg tetapi absorpsi VIK K1 oral tidak sebaik VIT K 1 injeksi terutama bayi yang menderita diare • Pemberian VIK K1 oral pemberiannya memerlukan beberapa minggu (3 x dosis oral, masing-masing 2 mg yang diberikan pada waktu lahir, umur 3-5 hari, dan umur 4-6 minggu) • Sebagai konsekuensinya maka tingkat kepatuhan ortu merupakan suatu masalah tersendiri

  7. Perdarahan Akibat Defisiensi VIT K (PDVK) • PDVK dapat terjadi spontan atau perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau pada operasi disebabkan karena berkurangnya faktor pembekuan darah (koagulasi) yang tergantung pada VIT K yaitu faktor II,VII,IX.X sedangkan faktor kuagulasi lainya , kadar fibrinogen dan jumlah trombosit dalam batas normal • Manifestasi klinis yang sering ditemukan adalah perdarahan, pucat dan hepatomegali ringan • Perdarahan dapat terjadi spontan atau akibat trauma, terutama trauma lahir

  8. Pada kebanyakan kasus perdarahan terjadi dikulit, mata, hidung dan saluran cerna (muntah atau berak darah) • Perdarahan kulit sering berupa purpura, ekimosis, atau perdarahan melalui bekas tusukan jarum suntik • Tempat perdarahan yang utama adalah umbilikus, membran mukosa, saluran cerna, sirkumsisi dan dan pungsi vena • Perdarahan juga berupa hematoma pada tempat trauma seperti cepal hematoma akibat lebih lanjut adalah timbulnya perdarahan intrakranial yang menyebabkan mortalitas dan morbilitas yang menetap

  9. Perdarahan intrakranial merupakan komplikasi tersering 63 % dimana 80 -100 % berupa perdarahan subdural dan subaraknoid • Pada perdarahan intrakranial didapatkan gejala peningkatan tekanan intrakranial (TIK) bahkan tidak menunjukan gejala ataupun tanda • Pada sebagian kasus 60 % didapatkan sakit kepala, anak menjadi iritabel, ubun2 besar menonjol, pucat dan kejang, kejang bersifat lokal dan umum • Gejala yang paling mudah dikenali adalah tangisan bayi yamelengking ng dengan nada tinggi (high pitch cry) yang tidak bisa dihentikan walaupun bayi tersebut sudah ditenangkan dan diletakan dipundak sambil dielus-elus punggungnya

  10. Tujuan Umum • Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat PDVK Tujuan Khusus : • Tercapainya target pemberian prof.inj Vit K1 segera setelah lahir pada BBL ( setelah proses menyusu dini) • Tercapainya target yankes pd BBL yg komprehensif di tingkat yankesdas • Terlindunginya BBL thdp PDVK • Meningkatnya jangkauan & kualitas yankes bagi BBL

  11. Pelaksana • Tenaga kesehatan yg melakukan pertolongan persalinan/petugas yankes ibu dan anak di semua unit pelayanan II. KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEBIJAKAN • Penyelenggaraan pemberian prof.inj.Vit K1 o/ fasilitas kes pemerintah,swasta & masyarakat yg berbasis hak anak melalui LP.LS • Mengupayakan pemerataan jangkauan • Mengupayakan kualitas yankesBBL yg bermutu • Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan

  12. II. KEBIJAKAN DAN STRATEGI (lanjutan…) STRATEGI • Pelayanan oleh nakes segera setelah bayi lahir atau pada saat KN1 • Menerapkan sistem PWS-KIA utk menentukan prioritas kegiatan & tindakan perbaikan • Menjamin ketersediaan dana, kecukupan sediaan Vit K1 injeksi dan alat suntik • Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan secara berjenjang

  13. PELAKSANAAN a. Cara pemberiaan : semua BBL Jenis:Vit K1 dlm ampul 10mg/1 ml atau 2mg/1 ml • Cara : masukan vit K1 sterile disposible 1 ml/1cc, kemudian disuntik im dipaha kiri anterolateral sebanyak 1mg dosis tunggal, segera stlh lahir (setelah inisiasi menyusu dini), diberikan sebelum inj Hepatitis B • Pada bayi yg akan dirujuk tetap diberikan dgn cara dan dosis yg sama • Pada bayi yg tdk ditolong oleh bidan dibeikan pada KN1

  14. PELAKSANAAN (lanjutan………) b. Logistik • sediaan vit K1 dalam ampul 10 mg/1ml dan 2 mg/ml • Sterile disposible spuite 1ml/1cc (tuberculin) • Cara menghitung : Sensus desa (jmlh penduduk) Proyeksi angka kelahiran (CBR x jmlh penduduk, kebutuhan vit K1 sesuai BBL • Penyimpanan sediaan : Tempat kering, sejuk dan terhindar dari sinar matahari

  15. PENGELOLAAN PEMBERIAN PROFILAKSIS INJEKSI VIT K1 PD BBL • Pengadaan • Penyimpanan • Distribusi • Pemakaian PENANGANAN LIMBAH • Incenerator • Sistem pembakaran yg tersedia di unit kesehatan masing-masing

  16. PENCATATAN DAN PELAPORAN PENCATATAN Tingkat Desa Tingkat Puskesmas Tingkat Kab/Kota Tingkat Provinsi

  17. SKEMA PELAPORAN DINKES PROVINSI DINKES KAB/KOTA PUSKESMAS

  18. SUPERVISI • Cakupan & target • Data PDVK • Ketenagaan • Logistik & distribusi • Pencatatan & pelaporan • Hasil kerjasama LP,LS • Permasalahan yg ditemukan MONITORING DAN EVALUASI • Menilai dampak Vit K1 : penurunan angka kesakitan & kematian bayi karena PDVK • Data stok : gambaran pemakaian & distribusi • Cakupan pertahun : acuan utk memperbaiki kebijakan

  19. Terima kasih

More Related