1 / 27

POLITICAL CONTEXT & DIPLOMATIC LANDSCAPES: ACTORS, ROLES & INTERESTS

POLITICAL CONTEXT & DIPLOMATIC LANDSCAPES: ACTORS, ROLES & INTERESTS. M.K. Rejim Lingkungan Internasional Program Sarjana Reguler Departemen Hubungan Internasional FISIP UI Semester Gasal 2009-2010 Nurul Isnaeni. AKTOR. NEGARA ORGANISASI INTERNASIONAL KORPORASI MULTINASIONAL

licia
Download Presentation

POLITICAL CONTEXT & DIPLOMATIC LANDSCAPES: ACTORS, ROLES & INTERESTS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. POLITICAL CONTEXT & DIPLOMATIC LANDSCAPES: ACTORS, ROLES & INTERESTS M.K. Rejim Lingkungan Internasional Program Sarjana Reguler Departemen Hubungan Internasional FISIP UI Semester Gasal 2009-2010 Nurul Isnaeni

  2. AKTOR • NEGARA • ORGANISASI INTERNASIONAL • KORPORASI MULTINASIONAL • ORGANISASI NON PEMERINTAH • KOMUNITAS EPISTEMIK

  3. NEGARA • Subjek Hukum Internasional • Memegang kendali utama dalam proses formulasi kesepakatan & perjanjian internasional serta implementasinya • Menentukan kebijakan perdagangan & keuangan serta bantuan pembangunan internasional. • Menentukan agenda internasional • Mempertimbangkan keterlibatan aktor lain.

  4. NEGARA • LEAD STATE Melakukan inisiatif, komitmen kuat untuk kesuksesan rejim, dukungan politik & pendanaan bagi negara lain. • SUPPORTING STATE Sukseskan proposal negara pemimpin • SWING STATE Mengajukan konsensi untuk setiap dukungan • VETO / BLOCKING STATE Menolak proposal & melemahkan efektivtas rejim

  5. PERTANYAAN (1) • Faktor-faktor apa yang menentukan posisi diplomatik negara? • Faktor apa yang paling dominan? • Sejauhmana terjadi polarisasi antar negara? • Bagaimana peta aliansi negara-negara dalam negosiasi multilateral? Jelaskan dalam sebuah contoh kasus

  6. References for further studies: • Gareth Porter & Janet W. Brown, Global Environmental Politics, Oxford, Westview Press, 1996 (Bab 2: Nation-States Actors: Roles and Interests, hal:32-41) • Paul G. Haris (Eds.), International Environmental Cooperation: Politics and Diplomacy in Pacific Asia, Colorado: University Press of Colorado, 2002. (Bab 6: Environmental Agreements in SEA: Balancing Economic Interests and Regional Politics, hl:133)

  7. References for further studies: • Richard N. Cooper, “US Policy Towards the Global Environment” dalam, A. Hurrell & B. KIngsburry (Eds.), The International Politics of the Environment, Oxford University Press, 1992, hal.290 • Nurul Isnaeni, “Japan and Global Environmental Politics: An Overview on Japan’s International Roles in Environmental Issues”, MANABU (Journal of Japanese Studies), Vol.1, No.2, April/Juni 2006. • Nurul Isnaeni, “Bencana Hutan Gundul, Akankah Berakhir?: Menelisik 2 Tahun Kebijakan Lingkungan SBY-JK)”, SPEKTRUM (Jurnal Kebijakan Publik dan Hubungan Internasional), Vol.IV, No.3, Juli 2007.

  8. ORGANISASI INTERNASIONAL (1) • Berperan besar dalam proses pembentukan hukum lingkungan internasional (soft law & hard law) • Berperan besar dalam mendukung proses penegakan aturan (hukum) dan regulasi internasional OI = “Reservoir of legal and technical expertise”

  9. ORGANISASI INTERNASIONAL (2) • Menyediakan forum dialog, kerjasama dan koordinasi antar negara • Menjadi agen yang mengumpulkan, menyebarkan dan mempertukarkan informasi • Menjadi fasilitator bagi pengembangan hukum internasional • Mendorong kepatuhan (compliance) negara anggota terhadap standar & kewajiban yg sudah disepakati • Menjadi fasilitator penyelesaian konflik

  10. ORGANISASI INTERNASIONAL (3) • Menyediakan dana bantuan bagi proyek pembangunan, termasuk bantuan teknis utk mempertajam strategi pembangunan • Melakukan riset yang bertujuan untuk mempengaruhi birokrat lembaga pemerintahan untuk mengadopsi suatu kebijakan tertentu • Memfokuskan diri pada tekanan-tekanan yang bersifat normatif, misal isu pembangunan berkelanjutan

  11. AGEN KHUSUS PBB • UNEP (Resolusi GA-2997, 15 Des.1972) Menjalankan mandat Stockholm Plan: menjadi koordinator, fasilitator dan katalisator program-program LH • CSD (Resolusi GA-47/191, 22 Des 1992) Memonitor implementasi Agenda 21 & Mengintegrasikan kepentingan pembangunan & LH dlm sistem PBB dan negara-negara anggota • GEF (November 1990) Menyediakan dana bagi proyek-proyek LH (ivestasi, bantuan teknis, penelitian) di negara miskin yang berpengaruh pada kondisi lingkungan global

  12. BRETTON WOODS INSTITUTION • Mempengaruhi strategi pembangunan & kebijakan ekonomi negara-negara berkembang melalui dana-dana pinjaman pembangunan setiap tahunnya • Structural Adjustment Lending: Shift resources from domestic consumption to the export sector • WB: large scale, capital-intensive, centralized projects, and the basis of quantiable rate of return

  13. WTO • Mengatur hampir semua aspek perdagangan, termasuk komoditi pertanian, jasa, teknologi, investasi dan perbankan. • Miliki enforcibility yang kuat dalam implementasi aturan-aturannya • Article XX -> ambiguity • Proses dan metode produksi, internalisasi biaya lingkungan

  14. PERTANYAAN (2) • Bagaimana mekanisme kerja agen-agen khusus tersebut? • Sejauhmana kinerja dan capaian tujuan mereka dalam mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan? • Apa masalah-masalah utama yang dihadapi mereka dalam menjalankan peran dan fungsinya?

  15. References for further studies of International Organizations • Patricia Birnie & Alan Boyle, International Law & the Environment, 2nd Edition, Oxford: Oxford University Press, 2002 (Bab 2: International Governance and the Formulation of Environmental Law & Policy, hal. 34-57) • Gareth Porter & Janet W. Brown, Global Environmental Politics, Oxford, Westview Press, 1996 (Bab 2: International Organizations as Actors, hal:41-50)

  16. KORPORASI MULTINASIONAL • Motor pertumbuhan ekonomi negara-negara maju dan berkembang. • 7000 -> 37.000 TNCs (1970 -> 2000) • 500 Top TNCs hasilkan 50% emisi dunia; 20/500 kuasai distribusi pestisida di dunia • 90% berbasis di negara-negara maju _> kontrol sekitar 200.000 subsidiaries • 70% kontrol perdagangan dunia • 90% kuasai teknologi & hak paten 70%

  17. KARAKTER TNCs • Profit oriented • Ambiguity dalam bersikap terhadap hukum/regulasi. • Bergantung pada kekuatan lobby terhadap pemerintah (dan aktor lain) • Berperan dalam inovasi teknologi ramah lingkungan, khususnya otomotif dan elektronik • Fenomena “corporate environmentalism”

  18. PERTANYAAN (3) • Apakah kontrol TNCs terhadap pemerintah suatu yang absolut? • Bagaimana anda menilai “corporate environmentalism”? • Sudahkah transfer teknologi berjalan? Sejauhmana? • Apakah teknolgi sebuah jawaban (yang efektif) bagi permasalahan lingkungan?

  19. References for further studies • Ian Rowlands, “Transnational Corporations and Global Environmental Politics”, in Josselin & Wallace (Eds.), Non-State Actors in World Politics, Palgrave Publishers, 2001 • Jed Greer & Kenny Bruno, Greenwash: The Reality Behind Corporate Environmentalism, Penang: Third World Network, 1996 • Peter Utting, The Greening of Business in Developing Countries: Rethoric, Reality and Prospects, London: Zed Books, 2002 (Bab 7: Environmental Regulation of TNCs: Needs and Prospects)

  20. ORGANISASI NON PEMERINTAH • Independen secara politik dan kelembagaan thd pemerintah & bisnis • 1980an, fenomena pertumbuhan NGO di level internasional maupun nasional/lokal • Bersandar pada kekuatan jaringan, spesialisasi isu dan kedekatan pada grass-roots • Aset utama: legitimasi, transparansi dan transnasionalisme

  21. KATEGORISASI NGOs • International NGOs (INGOs) memiliki perwakilan di beberapa negara. Struktur dapat berupa federasi, atau sebuah organisasi yang terpusat Misal: Friends of the Earth International (FOEI), berbasis di Amsterdam, konfederasi 33 NGO di tingkat nasional • National NGOs Di AS telah berakar sejak akhir abad ke-19; punya program internasional, pendekatan hukum, ekonomi. Misal: Sierra Club, the NWF, EDF, NRDC • Environmental Think Tanks Keberadaannya didukung oleh para ahli, program2 riset dan publikasi ilmiah. Misal: WWI, WRI

  22. PERTANYAAN (4) • Bagaimana profil NGOs di negara berkembang? • Adakah features yang membedakan antara NGOs di negara-negara berkembang dan di negara-negara maju? • Bagaimana (sejauhmana) anda menilai keberhasilan peran NGOs, baik dalam mempengaruhi proses perundingan ataupun reformasi kebijakan? • Apakah hubungan NGOs – State atau NGOs – Corporations selalu diametral?

  23. References for further studies • Lorraine Elliot, the Global Politics of the Environment, New York: New York University Press, 2004. (Bab 5: Global Environmental Governance: Democratization and Local Voices -Global Civil Society- hal 119-125 • Gareth Porter & Janet W. Brown, Global Environmental Politics, Oxford, Westview Press, 1996 (Bab 2: Nongovernmental Organizations as Actors, hal:41-50) • Thomas Princen & Matthias Finger: Environmental NGO in World Politics: Linking te Local and the Global, Routledge, London, 1994

  24. KOMUNITAS EPISTEMIK • Jaringan profesional dengan keahlian dan kemampuan yang telah diakui dalam bidang tertentu; serta miliki tuntutan kewenangan atas pengetahuan yang berhubungan dengan kebijakan dalam wilayah / bidang isu tertentu. • Miliki kesamaan atas norma/prinsip & cara pandang thd suatu masalah, metodologi dalam mencari akar permasalahan & solusinya, bgm hrs memformulasikan rekomendasi kebijakan • Scientific Assessment -> legitimasi politik

  25. PERTANYAAN (5) • Apakah Komunitas Epistemik dapat dianggap sebagai sebuah kelompok kepentingan / kelompok penekan? • Sejauhmana pertimbangan politik dan ilmiah dapat diselaraskan? • Bagaimana (sejauhmana) anda menilai peran mereka dalam perundingan internasional? Ambil contoh kasus untuk menjelaskan.

  26. References for further studies • Lorraine Elliot, the Global Politics of the Environment, New York: New York University Press, 2004. (Bab 5: Science and Environmental Governance, hal. 114-119) • Stephen H. Schneider, et.all (Eds.), Climate Change Policy: A Survey, Washington: Island Press, 2002 (Bab 2: Uncertainty and Climate Change, hal.53)

  27. Additional References • Andreas Pramudianto, Diplomasi Lingkungan: Teori dan Fakta, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 2008 (Bab 3 dan 4) • Nurul Isnaeni, “Pembangunan Berkelanjutan dan Peran Strategis Kelompok Bisnis-Industri”, GLOBAL (Jurnal Politik Internasional), Vol: 5, No.1, November 2002) • Daniel C. Esty, “Pivotal States and the Environment” dalam Robert Chase, Emily Hill and Paul Kennedy (Eds), The Pivotal States: A New Framework for U.S. Policy in the Developing World, New York: WW Norton, 1999

More Related