1 / 18

Da’wah: Kewajiban atau Profesi (Pengajaran dan Upah) Oleh Hisyam

Kajian Fiqh. Da’wah: Kewajiban atau Profesi (Pengajaran dan Upah) Oleh Hisyam. Jatinangor, 4 September 2013. Fakta-fakta yang terlihat. Ustad yang ikhlas mengajarkan ilmunya tanpa ada motif materi Ustad yang menjadikan da’wah sebagai sumber penghasilan (mematok tarif layaknya menjual jasa).

lucio
Download Presentation

Da’wah: Kewajiban atau Profesi (Pengajaran dan Upah) Oleh Hisyam

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kajian Fiqh Da’wah: Kewajiban atau Profesi(Pengajaran dan Upah)Oleh Hisyam Jatinangor, 4 September 2013

  2. Fakta-fakta yang terlihat • Ustad yang ikhlas mengajarkan ilmunya tanpa ada motif materi • Ustad yang menjadikan da’wah sebagai sumber penghasilan (mematok tarif layaknya menjual jasa)

  3. Ustad yang ikhlas (Ulama yang Mukhlis) • Menjalankan da’wah semata-mata karena perintah dari Allah SWT. • Tidak pernah menyembunyikan ayat atau bahkan mempersulit ummat untuk memperoleh pengajaran • Diminta ataupun tidak, lisannya akan selalu menyampaikan kebenaran • Berlomba-lomba untuk mempelajari alqur’an dan mengajarkannya “Sebaik-baik kalian adalah yang menta’lim al-Quran dan yang mengajarkannya,”(HR. Bukhari dan Tirmidzi).

  4. Ustad yang menjadikan da’wah sebagai sumber penghasilan (mematok tarif layaknya menjual jasa) • Mendahulukan populeritas • menyampaikan yang diinginkan orang bukan yang dibutuhkan oleh orang • Lidahnya terkunci oleh bayang-bayang tidak laku • Tidak risih jika diduetkan dgn ahli ma’siyat • Mematok tarif • Mempersulit ummat untuk memperoleh pengajaran

  5. Faktor-Faktor Yang melahirkan Ustad Tarif • Sistem kapitalisme yang melahirkan sistem sosial yang serba materi oriented. • Pergeseran paradigma Da’wah (dari Perintah menjadi profesi, menyampaikan apa yg diinginkan masyarakat bukan yang dibutuhkan masyarakat) • Kesejahteraan para mualim. • Minimnya peran negara dalam mendukung aktivitas da’wah.

  6. Bagaimana hukum Menerima Upah dalam da’wah? • Boleh • Haram

  7. Hukumnya Boleh • Imam Malik dan Imam Syafii termasuk Madzhab Dhohiri memperbolehkan seseorang atau lembaga mengambil upah dari pengajaran al-Quran. Pendapat mereka disandarkan kepada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Nabi saw. bersabda: إنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ “Sesungguhnya suatu pekerjaan yang paling layak kalian ambil upah atasnya adalah (mengajarkan) kitabullah.”(HR. Bukhari). • Ibnu Qudamah dalam al-Mughniy  bahwa hadits di atas berkaitan dengan kejadian seorang sahabat yang mendapat upah dari meruqyah seseorang dengan membacakan al-fatihah kepadanya hingga ia sembuh.

  8. Imam ash-Shan’ani dalam kitab Subulus Salam bab ‘Ahdzu al-ujroh ‘ala  Qiro’atil Quran. bahwa kebolehan mengambil upah dari pengajaran al-Quran itu berlaku baik peserta didiknya orang dewasa atau anak-anak. Sebagaimana Rasulullah saw. juga mengizinkan seorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan mahar pengajaran al-Quran. diriwayatkan oleh Abu Daud, dari sahabat Sahl bin Sa’d Al-Sa’idiy diceritakan bahwa Nabi shallallahu alaih wa sallam pernah menikahkan salah seorang sahabat dengan mahar hapalan Quran yang ia miliki untuk diajarkan kepada istrinya.. “Aku telah nikahkah kau dan dia dengan (mahar) apa yang kau hapal dari Qur’an”(HR Abu Daud)

  9. Imam Jalaluddin as-Suyuthi berpendapat sama. Meski beliau menambahkan bila si pengajar menentukan upah tertentu maka tidak boleh, yang boleh adalah dengan kerelaan. Jadi: • Pendapat pertama ini menyatakan kebolehan terjadinya ijaroh (pengupahan) yang terkait dengan al-Quran. Baik dalam pengajarannya, membacanya, atau dalam ruqyah menggunakan al-Quran. • Ulama bersepakat atas Upah yang diambil dari baitul-maal itu sejatinya bukan pembayaran atas ilmu tersebut, melainkan sebagai bentuk tolong menolong dalam ketaatan (ibadah), dan itu tidak merubah nilai ibadah pengajaran tersebut.[

  10. Hukumnya Haram • Imam Abu Hanifah • Pengajaran Al-Quran serta ilmu yang terkandung di dalamnya merupakan sebuah Qurbah (ketaatan) yang tentunya berbuah pahala dari Allah Ta’ala. Karena ini sebuah ibadah maka tidak perlu adanya imbalan, sama seperti sholat atau puasa. Diriwayatkan Imam Abu DaudDari Ubadah bin ash-Shamit , Nabi saw. bersabda: “Jika engkau mau dikalungkan dengan kalung dari neraka, maka ambillah!” kejadian ini bermula ketika Ubadah bin ash-Shamit ra. mengajarkan baca dan tulis al-Quran kepada ahlush-shuffah (orang-orang yang diberi tempat tinggal di mesjid Nabawi dan mendapat santunan dari baytul mal dan sedekah orang-orang Anshar). Kemudian salah seorang di antara mereka menghadiahkannya busur panah sebagai bayaran

  11. Imam Ahmad menilai hadits Ubadah mungkar karena di dalamnya terdapat rawi bernama al-Aswad bin Tsa’labah yang tidak dikenal di kalangan ahli hadits. • Dalam kitab Subulus Salam  bila seandainya hadits ini shahih maka dapat ditafsirkan bahwa kecaman Rasulullah saw. kepada Ubadah bin ash-Shamit ra. adalah karena Ubadah adalah orang yang telah mendermakan hidupnya untuk berbuat baik dan mengajarkan al-Quran tanpa niat mengambil upah. Sehingga perbuatan Ubadah itu diperingatkan oleh Rasulullah saw. akan merusak pahalanya. Selain itu, Ubadah dianggap tidak pantas menerima upah dari orang-orang shuffah yang termasuk golongan fakir. Mereka hidup dari santunan negara dan kaum muslimin. Oleh karena itu mengambil upah dari mereka adalah makruh

  12. Diriwayatkan Ibnu Majah Sahabat Ubai bin Kaab pernah berkata: “Aku pernah mengajarkan Quran kepada seseorang, kemudian aku diberikan sebuah busur (panah). Lalu aku kabarkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaih wa sallam, lali beliau berkata: ‘jika kau mengambilnya, itu berarti kau telah mengambil sebuah busur dari neraka’, lalu aku kembalikan busur itu” (HR. Ibnu Majah) • Imam Al-Syaukani mengatakan dalam kitabnya Nailul-Author, bahwa hadits Ubai bin Kaab yang melarang mengambil upah tidak bisa dijadikan hujjah karena statusnya yang dhoif / lemah. Tarlebih lagi ada hadits shohih yang menyelisihinya. Kemudian kalaupun itu sanadnya bagus, hadits itu muhtamal (mengandung banyak kemungkinan). Mungkin saja itu adalah Waqo’i A’yan (kejadian personal yang khusus) untuk Ubai bin Kaab dan Ubadah bin Shomit (dalam riwayat lain) yang tidak bisa digeneralisir untuk orang lain. Karena maknanya yang bertentangan dengan hadits shohih itu.

  13. Jadi...... • melakukan akad kerja dari pengajaran al-Quran, membacanya, atau meruqyah dengan menggunakan Kitabullah, hukumnya adalah boleh. Upah yang diterima seorang pengajar al-Quran adalah halal. • Dengan Catatan tidak Membuat tarif yang dapat memberatkan ummat atau bahkan menghalangi ummat utk memperoleh pengajaran “Barang siapa yang ditanya mengenai suatu ilmu lalu ia menyembunyikannya, niscaya ia akan dipecut oleh Allah swt di hari kiamat nanti dengan tali pecut dari neraka” (HR Abu Daud, Turmudzi dan Ibnu Majah)

  14. Bagaimana Sikap Kita?? • Jangan menjadikan da’wah sebagai profesi tapi jadikanlah da’wah sebagai kewajiban yang mulya, layakny kewajiban yang lain. • Menyamapaikan kebenaran karena kewajiban bukan karena keinginan pendengar/orang.

  15. Ingat????

  16. لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُسَلِّطَنَّ عَلَيْكُمْ شِرَارُكُمْ فَيَدْعُوْا خِيَارُكُمْ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَهُمْ Hendaklah kalian benar-benar menyuruh perbuatan yang ma’ruf dan benar-benar melarang perbuatan yang munkar, atau (bila tidak kalian lakukan) Allah akan menjadikan orang-orang jahat di antara kalian berkuasa atas kalian semua (yang akibatnya banyak sekali kejahatan dan kemungkaran diperbuatnya) lalu orang-orang yang baik di antara kalian berdoa (agar kejahatan dan kemungkaran itu hilang) maka doa mereka (orang-orang baik itu) tidak diterima. (HR Al Bazzar dan At Thabrani)

  17. Balasan Dari Dakwah Siapa saja yang menyeru manusia pada petunjuk (Islam), dia pasti akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala yang diperoleh orang yang mengikuti petunjuk itu tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya(HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, an Nasa’i dan Ibn Majah) Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian. (QS Muhammad – 47 : 7)

  18. Akibat tidak Mendakwahkan Islam Sebagai • Didunia Terhina • Diakherat Disiksa

More Related