1 / 3

Manajemen Likuiditas

Cara pemantauan likuiditas Bank

mahrus
Download Presentation

Manajemen Likuiditas

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Menetapkan kebijakan likuiditas 1.Menetapkan kebijakan likuiditas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Manajemen likuiditas di BPRS merupakan bagian dari asset dan liability management yang secara umum bertujuan menjaga likuiditas agar kegiatan operasional tetap berjalan dan terhindar dari risiko reputasi. Ruang lingkup pengelolaan likuiditas yaitu mengoptimalkan penggunaan dana agar tidak terjadi dana menganggur (idle fund) yang besar dan tidak pula menghadapi kesulitan jika terjadi penarikan dana. Pengelolaan likuiditas tidak hanya untuk mengetahui posisi likuiditas saat ini, tapi juga untuk mengantisipasi kebutuhan dana dengan berbagai kondisi berbeda. Definisi Manajemen Likuiditas : Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan permintaan dana oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan. (Duane B. Graddy) Manajemen likuiditas melibatkan perkiraan sumber dana dan penyediaan kas secara terus menerus baik kebutuhan jangka pendek atau musiman maupun kebutuhan jangka panjang. (Oliver G. Wood, Jr) Manajemen likuiditas terdiri dari dari 2 bagian : 1. Deposit inflow : memperkirakan kebutuhan dana yang berasal dari penghimpunan dana pihak ketiga 2. Fund out flow : memperkirakan kebutuhan dana untuk pembiayaan dan berbagai komitmen pembiayaan (finance commitments) Tujuan Manajemen Likuiditas (Leon dan Ericson,2007) : 1. Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang ditentukan oleh otoritas moneter yaitu Bank Indonesia. 2. Mengelola alat-alat likuid agar selalu memenuhi semua kebutuhan arus kas termasuk kebutuhan yang tidak diperkirakan, misalnya penarikan yang tiba-tiba terhadap sejumlah giro atau deposito berjangka yang belum jatuh tempo. 3. Meminimalkan idle fund (dana yang menganggur). 4. Menjaga posisi likuiditas dan proyeksi arus kas agar selalu dalam posisi aman terutama dalam tingkat bunga berfluktuatif.

  2. Fungsi utama manajemen likuiditas bank (Latumaerisa;1999): 1. Menujukkan dirinya sebagai tempat yang aman untuk menyimpan uang. 2. Memungkinkan bank memenuhi komitmen pinjamannya. 3. Menghindari penjualan aktiva yang tidak menguntungkan 4. Menghindarkan diri dari penyalahgunaan kemudahan atau kesan “negative” dari penguasa moneter karena meminjam dana likuiditas dari bank sentral. 5. Memperkecil penilaian risiko ketidakmampuan membayar kewajiban penarikan dana. Penetapan kebijakan likuiditas mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 20 tahun 2019 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Pasal 4 ayat 4 ; Penilaian terhadap faktor likuiditas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d meliputi penilaian terhadap komponen: a. kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek dan potensi maturity mismatch; dan b. kecukupan kebijakan pengelolaan likuiditas. Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan BPRS dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan kecukupan manajemen risiko likuiditas BPRS melalui Penilaian Kuantitatif dan Penilaian Kualitatif atas rasio/komponen sebagai berikut: a. cash ratio (rasio utama); b. short-term mismatch (rasio penunjang). 2.Menentukan strategi pengelolaan likuiditas. Strategi Pengelolaan Likuiditas : Analisis perencanaan likuiditas BPRS adalah mengidentifikasi kebutuhan utama terhadap likuiditas kemudian membandingkan kebutuhan tersebut dengan jumlah aktiva lancar yang dimiliki bank pada saat itu.

  3. 1. Tahap Pertama: a. Mengklasifikasi sumber-sumber dana utama bank berdasarkan tingkat kecepatan berputarnya. b. Mengelompokkan dana yang bersifat stabil atau tetap dan berfluktuasi. c. Mengestimasikan prosentase masing-masing kelompok pada dana tersebut sesuai waktu penarikannya (tabungan wadiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dan tabungan/deposito mudharabah yang dapat ditarik pada saat jatuh tempo saja). d. Analisis pengalaman penarikan dna harian pada masa-masa sebelumnya. 2. Tahap Kedua: Mengelompokkan jenis aktiva yang likuid dan tidak likuid, untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya dari aktiva lancar yang dimilikinya. 3. Tahap Ketiga. Membandingkan total aktiva lancar dengan dana yang dianggap berubah-ubah (volatile). Apabila perbandingan tersebut menghasilkan nilai 1(satu) berarti posisi kebutuhan likuiditas sama dengan jumlah aktiva lancar yang dimiliki ban saat itu (balance liquidity position)

More Related