1 / 16

Judirical Aspect on the Islamic Banking Dispute Resolution

Islamic banking dispute resolution pursuant to Article 55 paragraph (1) of the Constitution of Islamic Banking through the courts in religious courts (litigation). However, pursuant to Article 55 paragraph (2) and (3), there is another choice outside the court in religious courts, as long as the parties have portend that they agree in the contract and does not conflict with Islamic principles, ie, through the efforts of deliberation, mediation, arbitration sharia (non-litigation), and /or through the courts in the general court. On the one hand, this option refers to the principle of freedom of contract, but on the other hand, the provisions of the court in the judicial selection shall be considered a form of dualism and inconsistency that will create legal uncertainty and disputes over authority between the judiciary.

maniksukoco
Download Presentation

Judirical Aspect on the Islamic Banking Dispute Resolution

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/311913557See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/311913557 Judirical Aspect on the Islamic Banking Dispute Resolution Working Paper · September 2013 DOI: 10.13140/RG.2.2.14016.94722 CITATIONS 0 READS 391 1 author: Manik Sukoco Universitas Negeri Yogyakarta 22PUBLICATIONS0CITATIONS SEE PROFILE Some of the authors of this publication are also working on these related projects: The Problems of Implementing Scientific Approach Faced by Civics and Citizenship Education Teacher at SMP Negeri 1 GrujuganView project International Perspective of Civics and Citizenship EducationView project All content following this page was uploaded by Manik Sukoco on 27 December 2016. The user has requested enhancement of the downloaded file.

  2. AspekYuridisPenyelesaianSengketa Perbankan Syariah(Manik Sukoco) ASPEKYURIDISPENYELESAIANSENGKETAPERBANKANSYARIAH (JURIDICAL ASPECTONTHEISLAMICBANKINGDISPUTERESOLUTION) Manik Sukoco Kolumnis Majalah Inside Indonesia Jl.Kebagusan Dalam 200Jakarta12000Indonesia Email:itsmanik@fastmail.net (Naskahditerima16/08/2013,direvisi11/09/2013,disetujui25/09/2013) Abstrak PenyelesaiansengketaperbankansyariahberdasarkanPasal55ayat(z1)Undang-Undangtentang PerbankanSyariahdilakukanmelaluipengadilandilingkunganperadilanagama(jalurlitigasi).Namun demikian,berasarkanPasal55ayat(2)dan(3)diberikanpilihandiluarpengadilandilingkungan peradilanagama,sepanjangparapihaktelahmemperjanjikandalamakadyangmerekasepakatidantidak bertentangandenganprinsipsyariah,yaknimelaluiupayamusyawarah,mediasiperbankan,arbitrase syariah(jalurnonlitigasi),dan/ataumelaluipengadilandilingkunganperadilanumum.Disatusisi, pilihaninimerujukpadaasaskebebasanberkontrak,namundisisilain,ketentuanpilihanpengadilan dilingkunganperadilanumumdinilaisebagaibentukinkonsistensidandualismepengaturanyangakan menimbulkanketidakpastianhukumdansengketakewenanganantarakedualembagaperadilan. Katakunci:penyelesaiansengketa,perbankansyariah,peradilan. Abstract IslamicbankingdisputeresolutionpursuanttoArticle55paragraph(1)oftheConstitutionofIslamicBanking throughthecourtsinreligiouscourts(litigation).However,pursuanttoArticle55paragraph(2)and(3),there isanotherchoiceoutsidethecourtinreligiouscourts,aslongasthepartieshaveportendthattheyagreein thecontractanddoesnotconflictwithIslamicprinciples,ie,throughtheeffortsofdeliberation,mediation, arbitrationsharia(non-litigation),and/orthroughthecourtsinthegeneralcourt.Ontheonehand,this optionreferstotheprincipleoffreedomofcontract,butontheotherhand,theprovisionsofthecourtinthe judicialselectionshallbeconsideredaformofdualismandinconsistencythatwillcreatelegaluncertainty anddisputesoverauthoritybetweenthejudiciary. Keywords:disputeresolution,Islamicbanking,court. A.Pendahuluan Dalamkegiatankeperdataanterutamadalam suatutransaksiekonomidanperbankan,sangat dimungkinkanterjadinyasuatumasalahatau sengketakeperdataanantarparapihak.Kondisiini tentusajamenimbukankebutuhanterhadapsuatu perangkatnormadanaturangunamenyelesaikan sengketatersebut. Penyelesaiansengketapadahakikatnyamasuk dalamranahhukumperjanjiansehinggaberlaku asaskebebasanberkontrak,yakniparapihak bebasmelakukanpilihanhukumdanpilihanforum penyelesaiansengketayangakandipakaimanakala terjadisengketakeperdataandiantaramereka. Klausulapenyelesaiansengketainihampirdapat dikatakanselaluadadalamkontrak-kontrakbisnis dewasaini,termasukdalamkontrakpembiayaan yangdibuatantarapihaknasabahdanpihak perbankansyariah. Dalamkontekskegiatantransaksional perbankansyariah,sengketaantaranasabahdan pihakbanksyariahselamainilebihbanyakdipicu olehtigahalyaitu:pertama,adanyaperbedaan penafsiranmengenaiakadyangsudahdisepakati, kedua,adanyaperselisihanketikatransaksisudah berjalan,danketiga,adanyakerugianyangdialami salahsatupihaksehinggamelakukanwanprestasi. 1 kegiatanperbankansyariahpadadasarnya serupadenganpenyelesaiansengketaperbankan konvensional.Namundemikian,mengingat kekhususansistemyangdianutdalamkegiatan perbankansyariah,mekanismepenyelesaiannya harusdisesuaikandenganprinsip-prinsipsyariah. SebelumlahirnyaUndang-UndangNomor 21Tahun2008tentangPerbankanSyariah(UU tentangPerbankanSyariah)yangmengatur 1 baca/hol17114/kompetensi-pengadilan-agama-terbentur-uu-arbitrasediaksestanggal4/03/2013. “KompetensiPengadilanAgamaTerbenturUUArbitrase”,Sabtu7Juli2007,diunduhdarihttp://www.hukumonline.com/berita/ Penyelesaiansengketaantarparapihakdalam 279

  3. JurnalLEGISLASIINDONESIAVol.10No.03-September2013:279-290 secaramenyeluruhkegiatanperbankansyariah termasuk penyelesaian penyelesaiansengketaperbankansyariahtelah diatursecaratidaklangsungdalambeberapa peraturanperundang-undangansepertiUndang- UndangNomor30Tahun1999tentangArbitrase danAlternatifPenyelesaianSengketa(UUtentang AAPS),Undang-UndangNomor3Tahun2006 tentangPerubahanatasUndang-UndangNomor7 Tahun1989tentangPeradilanAgama(UUtentang Peradilan Agama), Peraturan tentang Mediasi Perbankan, MahkamahAgung(PERMA). Ketentuanmengenaipenyelesaiansengketa perbankansyariahdiajukankeMahkamahKonsitusi untukdiuji.Ketentuanmengenaipenyelesaian sengketaterutamadalamPasal55ayat(2)dan(3) UUtentangPerbankanSyariahdinilaipemohon mengandungdualismepengaturanyangpada akhirnyamenimbulkanketidakpastianhukum.Uji materiterhadapperkaratersebutpernahdiajukan padatahun2010namunkemudianpemohon menarikkembalipermohonan.PadaTahun2012 materipermohonanyangsamadiajukankembali melaluiPerkaraNomor93/PUU-X/2012,namun sampaisaatPenulismenuliskankajianini,belum adaPutusandariMahkamahKonstitusiterkait perkaradimaksud. UUtentangPerbankanSyariahlahirdariadanya kebutuhandanpraktikkegiatanperbankandengan prinsipsyariahyangsudahberjalandimasyarakat. Dalamhalpenyelesaiansengketa,UU PerbankanSyariahmemperhatikanaspek-aspek empirisdaripraktikperbankandenganprinsip syariahyangtelahberjalandalammasyarakatdi satusisidandisisilainmemperhatikanpengaturan dariperaturanperundanganyangberlaku.Dalam halinitampakadanyaupayapengaturanyang bersifatkompromististerkaitpenyelesaiansengketa perbankansyariahdengantetapmengakomodir jalurnonlitigasi(apabilatelahdiperjanjikansejak awaldalamakad)dengantetapmendahulukan penyelesaianmelaluijalurlitigasi. Permasalahan hukum penjelasanPasal55ayat(2)UUtentangPerbankan Syariahjugamenyebutkanjalurpengadilandalam lingkunganperadilanumumsebagaisalahsatu saranapenyelesaiansengketayangdimungkinkan diperjanjikan dalam mengandungdualismedaninkonsistensi,lebihjauh Pasal55menyebabkanadanyakerancuandalam halkewenanganduabadanperadilantersebut, sehingga timbul penafsiran Agamatidakmemilikikewenanganabsolutdalam menanganiperkaraperbankansyariah. Dalamhalinipenulismengkajiaspek penyelesaiansengketadalamkegiatanperbankan syariahdalamperspektifyuridisnormative, denganterlebihdahulumemaparkansecara yuridisnormativepengaturantentangpenyelesaian sengketaperbankansyariah,kemudian menganalisalatarbelakanglahirnyaketentuanatau normamengenaipenyelesaiansengketaperbankan syariahsebagaimanadiaturdalamPasal55UU tentangPerbankanSyariah,mengkajiperaturan perundang-udanganterkaityangmengaturhal yangsamasertamengkajipermohonanujimateri terhadapPasal55UUtentangPerbankanSyariah. Kajianakandidasarkanpadasumber kepustakaanmengenaipenyelesaiansengketa perbankansyariah,peraturanperundang- undanganyangmengaturhaltersebutserta melihatbagaimanasuasanaperdebatandalam prosespembahasanUUtentangPerbankanSyariah terutamapadapembahasanPasal55berdasarkan risalahpembahasanRancanganUndang-Undang dimaksud. sengketa perbankan, BankIndonesia dan Peraturan B.Pembahasan B.1PenyelesaianSengketaPerbankanSyariah UUtentangPerbankanSyariahlahirsebagai bentuksolusidarikebutuhanperangkataturan terhadappraktikperbankanyangberdasarkan prinsipsyariah.PerbankanSyariahsebagaisalah satusistemperbankannasionalmemerlukan berbagaisaranapendukungagardapatmemberikan kontribusiyangmaksimalbagipengembangan ekonominasional.Salahsatusaranapendukung vitaladalahadanyapengaturanyangmemadai dansesuaidengankarakteristiknya.Pengaturan tersebutdiantaranyadituangkandalamUUtentang 2 tentang PerbankanSyariah. PembentukanUUtentangPerbankan Syariahmenjadikebutuhandankeniscayaan bagiberkembangnyaindustridankelembagaan perbankanyangdijalankandenganprinsipsyariah. Pengaturanmengenaiperbankansyariahdalam Undang-UndangNomor7Tahun1992tentang Perbankansebagaimanatelahdiubahdengan Undang-UndangNomor10Tahun1998belum spesifikdankurangmengakomodasikarakteristik operasionalperbankansyariah.Disisilain, pertumbuhandanvolumeusahabanksyariah muncul ketika 3 akad. Selain dinilai berkembangcukuppesat.Selainpenyempurnaan terhadapsisikelembagaan,penyempurnaandari sisihukummenjadisuatukemestian.Halini gunamenjadilandasanbagipenyelenggaraan praktikperbankanterutamauntukmengantisipasi munculnyaberbagaimacampermasalahandalam operasionalnya. bahwa Peradilan 2 3 280 PenjelasanUmumUndang-UndangNomor21Tahun2008tentangPerbankanSyariah. Ibid.

  4. KajianYuridisPenyelesaianSengketa...(Khopiatuziadah) Sengketayangmungkintimbuldalampraktik perbankansyariah,akandiselesaikanmelalui pengadilandilingkunganperadilanagama,namun selainitu,tetapdibukakemungkinanpenyelesaian sengketamelaluimusyawarah,mediasiperbankan, lembagaarbitrase,ataumelaluipengadilandi lingkunganperadilanumumsepanjangdisepakati didalamakadolehparapihakdantidakboleh bertentangandenganprinsipsyariah.Ketentuanini secaraeksplisitdiaturdalamPasal55UUtentang PerbankanSyariahyangselengkapnyaberbunyi sebagaiberikut: (1)Penyelesaian sengketaPerbankanSyariah dilakukanolehpengadilandalamlingkungan PeradilanAgama. (2)Dalamhalparapihaktelahmemperjanjikan penyelesaiansengketaselainsebagaimana dimaksudpadaayat(1),penyelesaiansengketa dilakukansesuaidenganisiAkad. (3)Penyelesaiansengketasebagaimanadimaksud padaayat(2)tidakbolehbertentangandengan PrinsipSyariah. Berdasarkan ketentuan penyelesaiansengketaterkaitkegiatanekonomi perbankan syariah diselesaikan cara,yaknimelaluijalurlitigasidanjalurnon litigasi.Pilihanlitigasidilakukanmelaluilembaga peradilanagama,namundemikianjikaparapihak telahmemperjanjikanuntukpenyelesaiansengketa diluarlembagaperadilanagamamakaterdapat pilihanpenyelesaiansengketanonlitigasiyaitu melaluimusyawarah,mediasiperbankanmaupun jalurarbitrasediBadanArbitraseSyariahNasional (Basyarnas)ataulembagaarbiterlainnya. Pilihanpenyelesaiannonlitigasiinidinyatakan dalampenjelasandariayat(2)pasal55dalamhal adanyakesepakatanparapihakmengenaitatacara penyelesaiansengketayangtelahdiperjanjikan dandisepakatibersamadalamakad.Padaayat(3) diberikanpenegasanbahwapilihanpenyelesaian nonlitigasiyangtelahdiperjanjikansejakawal dalamakadtidakbolehbertentangandengan prinsipsyariah. DalampraktikekonomiIslam,penyelesaian sengketadapatdilakukandengancaraperdamaian (shulh/ishlah),arbitrase,danpengadilanbiasa(al- 4 1945,sehinggalembagayangberwenangdengan tugaspokokuntukmenerima,memeriksadan mengadilisertamenyelesaikansetiapperkara adalahbadanperadilanyangbernaungdibawah kekuasaankehakimanyangberpuncakdi MahkamahAgung.Pasal2Undang-UndangNomor 14Tahun1970tentangKekuasaanKehakiman (UUtentangKekuasaaanKehakiman)secarategas menyatakanbahwayangberwenangdanberfungsi melaksanakanperadilanhanyabadan-badan peradilanyangdibentukberdasarkanundang- undang. Namunmekanismepenyelesaiansengketa dengancaraperdamaiandanarbitrasejuga diakuiberdasarkanPasal1851,Pasal1855,dan Pasal1858KitabUndang-UndangHukumPerdata (KUHPerdata),Pasal14ayat(2)danPenjelasan Pasal3UUtentangKekuasaanKehakimanserta Undang-UndangNomor30Tahun1999tentang ArbitrasedanAlternatifPenyelesaianSengketa(UU tentangAAPS). Pasal14ayat(2)UUtentangKekuasaaan Kehakimanmenyebutkanbahwaketentuantidak bolehnyasuatupengadilanmenolakperkara yangdiajukantidakmenutupkemungkinan untukusahapenyelesaianperkaraperdatasecara perdamaian.SedangkanpenjelasanPasal3UU tentangKekuasaaanKehakimanmenyebutkan bahwapenyelesaianperkaradiluarpengadilan atasdasarperdamaianataumelaluiarbitrase tetapdiperbolehkan.Jadi,terbukakemungkinan bagiparapihakmenyelesaikansengketaperdata denganmenggunakanlembagabukanpengadilan (nonlitigasi),sepertiarbitraseatauperdamaian 5 B.2.PenyelesaianSengketaPerbankanSyariah MelaluiJalurLitigasi Pasal55ayat(1)secarajelasdantegas menyebutkanbahwapenyelesaiansengketa perbankansyariahdilakukanolehpengadilan dalamlingkunganperadilanagama.Ketentuanini telahsinkrondenganketentuandalamUndang- UndangNomor3Tahun2006tentangPerubahan atasUndang-UndangNomor7Tahun1999tentang PeradilanAgama. DalamPasal49UUtentangPeradilanAgama, salahsatutugasdankewenanganpengadilanagama adalahmemeriksa,memutusdanmenyelesaikan perkaradibidangekonomisyariah.Secaralengkap pasal49menyebutkanbahwa“Pengadilanagama bertugasdanberwenangmemeriksa,memutus,dan menyelesaikanperkaraditingkatpertamaantara orang-orangyangberagamaIslamdibidang:a. perkawinan;b.waris;c.wasiat;d.hibah;e.wakaf; f.zakat;g.infaq;h.shadaqah;dani.ekonomi syari’ah.” Pasal 55 ini, dengan dua (ishlah). qadha`).Perdamaiandanarbitrasemerupakan mekanisme penyelesaian jalurpengadilan(nonlitigasi)danmekanisme penyelesaian melalui proses pengadilan(proseslitigasi). Penegakan hukum prinsipnya hanya dilakukan kehakimansesuaidenganPasal24Undang- UndangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun sengketa di luar persidangan di dan keadilan oleh pada kekuasaan 4 5 Wirdyningsih,2005.BankdanAsuransiIslamdiIndonesia,PrenadaMedia,Jakarta.,hlm.273-88. KarnaenPerwataatmaja,dkk.,2005.BankdanAsuransiIslamdiIndonesia,PrenadaMedia,Jakarta,hlm.288. 281

  5. JurnalLEGISLASIINDONESIAVol.10No.03-September2013:279-290 KetentuanPasal49UUtentangPeradilan Agamamerupakansalahsatuketentuanbaru yangmendasar dariperubahan Peradilanagamayangmemperluaskewenangan dankompetensiPeradilanAgamayangsebelumnya hanya hanya terbatas perkawinan,kewarisan,wasiat,hibah,wakafdan shadaqah. Secara garis besar Undang-undagNomor7Tahun1989menjadi Undang-UndangNomor3tahun2006tentang PeradilanAgamameliputi3halmendasaryakni mengenaikompetensi,pembinaandanhakopsi dalamsengketawaris.Kompetensiperadilanagama sebelumnyahanyaberwenangmemeriksaperkara perdatatertentudibidangperkawinan,wasiatdan hibah,wakafdanshadaqoh(Pasal2danPasal 49ayat1Undang-UndangNomor7Tahun1989 tentangPeradilanAgama).BerdasarkanUUNomor 3Tahun2006kata“perdata”padaPasal2diatas dihilangkansehinggaberbunyi:“PeradilanAgama adalahsalahsatupelakukekuasaankehakiman bagirakyatpencarikeadilanyangberagamaIslam mengenaiperkaratertentusebagaimanadimaksud dalamUndang-Undangini”.Sedangkanpasal49 ayat(1)diubahsehinggaberbunyi:“Pengadilan agama bertugas dan memutus,danmenyelesaikanperkaraditingkat pertamaantaraorang-orangyangberagamaIslam dibidang:a.perkawinan; hibah;e.wakaf;f.zakat;g.infaq;h.shadaqah;dan 6 DalamPenjelasanPasal49dinyatakanbahwa “Penyelesaiansengketatidakhanyadibatasi dibidangperbankansyari’ah,melainkanjuga dibidangekonomisyari’ahlainnya”.Selainitu yangdimaksuddengan“antaraorang-orangyang beragamaIslam”adalahtermasukorangataubadan hukumyangdengansendirinyamenundukkandiri dengansukarelakepadahukumIslammengenai hal-halyangmenjadikewenanganPeradilanAgama sesuaidenganketentuanPasalini. Adapunbatasanekonomisyariahadalah perbuatanataukegiatanusahayangdilaksanakan UUtentang mengadili perkara perubahan terhadap 7 menurutprinsipsyari’ah,antaralainmeliputi: a.banksyari’ah; b.lembagakeuanganmikrosyari’ah. c.asuransisyari’ah; d.reasuransisyari’ah; e.reksadanasyari’ah; f.obligasisyari’ahdansuratberhargaberjangka menengahsyari’ah; g.sekuritassyari’ah; h.pembiayaansyari’ah; i.pegadaiansyari’ah; j.danapensiunlembagakeuangansyari’ah;dan k.bisnissyari’ah. BerdasarkanpenjelasanPasal49tersebut, makaseluruhnasabahlembagakeuangan danlembagapembiayaansyariah,atauunit usahasyariahdaribankkonvensionalterikat denganketentuanekonomisyariah,baikdalam pelaksanaanakadmaupundalampenyelesaian perselisihan.Secaraumumsengketadalambidang ekonomisyariahdapatdikelompokkansebagai 8 berwenang memeriksa, b.waris;c.wasiat;d. i.ekonomisyari’ah”. Halinijugaditegaskandalampenjelasan umumUndang-UndangNomor3Tahun2006 tentangPeubahanatasUndang-UndangNomor 7Tahun1989tentangPeradilanAgamayang menyebutkanbahwa: “DalamUndang-Undang pengadilan di lingkungan Agamadiperluas,halinisesuaidengan perkembangan hukum hukummasyarakat,khususnyamasyarakat muslim.Perluasantersebutantaralain meliputiekonomisyari’ah.Dalamkaitannya denganperubahanUndang-Undanginipula, kalimatyangterdapatdalampenjelasan umumUndang-UndangNomor7Tahun1989 tentangPeradilanAgamayangmenyatakan: “Para Pihaksebelum mempertimbangkanuntukmemilihhukum apayangdipergunakandalampembagian warisan”,dinyatakandihapus.“ berikut: a.Sengketadibidangekonomisyariahantara lembagakeuangandanlembagapembiayaan syariahdengannasabahnya; b.Sengketadibidangekonomisyariahantara sesamelembagakeuangandanlembaga pembiayaansyariah; c.Sengketadibidangekonomisyariahantara orang-orangyangberagamaIslam,yangmana akadperjanjiannyadisebutkandengantegas bahwakegiatanusahayangdilakukanadalah berdasarkanprinsip-prinsipsyariah. MeskipunPasal2UUtentangPeradilanAgama menghapuskankata“perdata”darikewenangan peradilanagama,namundariredaksionalPasal49 UUtentangPeradilanAgama,dapatdipahamibahwa inikewenangan Peradilan dan kebutuhan berperkara dapat 6 perkaraperdatasaja,tetapidimungkinkanuntukmemriksaperkaralain(pidana)sejauhdiaturdalamperaturanperundang-undangan. Kedua,kompetensiperadilanagamadiperluassampaikepadaranahekonomisyariah.Ketiga,dihapusnyahakopsidalamsengketa warislihatHasbiHasan,2010.KompetensiPeradilanAgamadalamPenyelesaianPerkaraEkonomiSyariah,GramataPublishing, Jakarta,hlm.74-75 7 PeradilanAgama. 8 2007,hlm.8. 282 PerubahanpadaPasal2danpasal49ayat(1)inimengadung3makna:Pertama,peradilanagamatidaklagisemata-matamengadili PenjelasanPasal49Undang-UndangNomor3Tahun2006tentangPerubahanatasUndang-UndangNomor7Tahun1999tentang AbdulManan,BeberapaMasalahHukumdalamPraktekEkonomiSyariah,MakalahDiklatCalonHakimAngkatan-2diBanten,

  6. KajianYuridisPenyelesaianSengketa...(Khopiatuziadah) perkaraatausengketayangmenjadikewenangan absolutlingkunganperadilanagamaadalahhanya perkaraatausengketadibidanghukumperdata (privatlaw)saja.Meskipunpengaturanaktivitasdan operasionalperbankansyariahterkaitpuladengan bidanghukumpidanadantatausahaNegara, namunjangkauankewenanganperadilanagama hanyapadaperkaraperdatasaja.Lebihlanjut jangkauankewenanganmengadilisengketaperdata tersebut dapatdianalisis asaspersonalitaskeislaman,sebagaisalahasas dasardalamUUtentangPeradilanAgamayang merupakanpedomanumumdalammenentukan B.3.PenyelesaianSengketaPerbankanSyariah MelaluiJalurNonLitigasi B.3.1.Musyawarah Dalamhalterjadisengketadalamkegiatan usahayangdijalankanberdasarkanprinsip ekonomiSyariah,makaberdasarkanfatwaDewan SyariahNasional(DSN)Nomor04/DSNMUI/ IV/2000,penyelesaianyangdilakukanseyogyanya melaluijalurmusyawarahuntukmufakat.Hal inimerujukpadanilai-nilaiajaranIslamyang menyatakanbahwajikaterjadisengketadalam kegiatanfiqhmuamalah,penyelesaiansecaradamai merupakansebaik-baikjalanyangdipilih.Sesama muslimadalahbersaudarasehinggasangatpenting menjagatalipersaudaraan. KetentuaninimerujukpadaAlQur’anSurat AlHujaratayat9yangartinya:“Danapabilaada duagolonganorangmukminberperang,maka damaikanlahantarakeduanya…Jikagolongan itutelahkembali(kepadaperintahAllah),maka damaikanlahantarakeduanyadenganadil,dan berlakulahadil.Sungguh,Allahmencintaiorang- orangyangberlakuadil.” denganpendekatan 9 kewenanganlingkunganpengadilanagama. Asaspersonalitas tergambardalampenjelasanPasal49merupakan asaspemberlakuanhukumIslamterhadaporang (person)yangberagamaIslambaiksecarasubjektif maupunsecaraobjektif(tundukpada)hukum Islamsertabadanhukumyangmenundukkandiri padahukumIslam.Secarasubjekartinyamenurut hukum,setiaporangIslamsebagaisubjekhukum tundukkepadahukumIslamsehinggasegala tindakannyaharusdianggapdilakukanmenurut hukumIslam,jikatidakmakahaltersebutdianggap sebagai pelanggaran. Secara sesuatuyangmenyangkutaspekhukumorang Islamsebagaiobjekhukumharusdukurdandinilai berdasarkanhukumIslamsehinggahukumIslam secaraimperatif(otomatis)diberlakukanterhadap dirinya,dankarenanyajikaterjadisengketaharus diselesaikanmenuruthukumIslamolehhakim 10 keislaman sebagaimana B.3.2.Mediasi objektif, segala Dalamkegiatanperbankansecaraumum, terutamadalampraktikperbankankonvensional, sengketaantaranasabahdenganbankdapat diselesaikanmelaluijalurmediasiperbankan. BankIndonesiatelahmengeluarkanPeraturan BankIndonesiaNomor:8/5/PBI/2006tentang MediasiPerbankan.MediasiPerbankanditujukan agarnasabahmendapatkepuasandansengketa tidakberlarut-larutkarenahaltersebutakan menyebabkanmenurunnyareputasibankdan berkurangnyatingkatkepercayaan(trust)dari nasabahterhadapbankyangpadaakhirnyaakan membahayakankelangsunganhidupbank. PengertianMediasidalamPBI8/5/PBI/2006 adalahprosespenyelesaiansengketayang melibatkanmediatoruntukmembantuparapihak yangbersengketagunamencapaipenyelesaian dalambentukkesepakatansukarelaterhadap sebagianataupunseluruhpermasalahanyang disengketakan.SedangkanMediatoradalahpihak yangtidakmemihakdalammembantupelaksanaan mediasi.SesuaidenganketentuanPasal2PBI, sengketaantaranasabahdanbankyangdisebabkan tidakdipenuhinyatuntutanfinansialnasabaholeh (pengadilan)Islam. Kewenangan penyelesaian syariahjugameliputiputusanarbitrasesyariah terutamaputusandariBadanArbitraseSyariah Nasional(Basyarnas)dalamhalparapihaktidak maumelaksanakanputusanarbitrasesyariah secarasukarela.MengingatBasyarnastidak mempunyaikewenanganuntukmenjalankanatau mengeksekusiputusannyasendirimakaputusan arbitrasesyariahtersebutakandilaksanakan berdasarkanperintahKetuaPengadilanAgamaatas permohonansalahsatupihakyangbersengketa. 11 pengadilan sengketa agama di terhadap perbankan perdata Akantetapijangkauankewenanganperadilan agamatidakdapatmenjangkauklausulaarbitrase daribadanarbitraseumumyangmenurutUU tentangAAPSmenjadikewenangan umum. peradilan 9 Jakartahlm.102-102. 10 11 KetuaPengadilanNegeridibacaKetuaPengadilanAgamasesuaidenganSuratEdaranMahkamahAgung(SEMA)Nomor08Tahun2008 tentangEksekusiPutusanArbitraseSyariah. CikHasanBasir,2009.PenyelesaianSengketaPerbankanSyariahdipengadilanAgamadanMahkamahSyariyyah,Kencana, A.MuktiArto,1996.PraktikPerkaraPerdataPadaPengadilanAgama,Pustakapelajar,Yogyakarta,hlm.21-22. KetentuaninipadadasarnyamerujukpadaPasal61UUtentangAAPS,Namunkhususuntukputusanarbitrasesyariahkata 283

  7. JurnalLEGISLASIINDONESIAVol.10No.03-September2013:279-290 bankdalampenyelesaianpengaduannasabah dapatdiupayakanpenyelesaiannyamelaluimediasi perbankan.Adapunmediasiperbankan sengketayangmemilikinilaituntutanfinansial palingbanyakRp.500.000.000,00(limaratusjuta rupiah)denganberbagaiketentuanlain. Prosesmediasidilaksanakansetelahnasabah atauperwakilannasabahdanbankmenandatangani perjanjianmediasi(agreementtomediate)yang memuat: 1. Kesepakatanuntukmemilihmediasisebagai alternativepenyelesaiansengketa;dan 2. Persetujuanuntukpatuhdantundukpada aturanmediasiyangditetapkanolehBank Indonesia BerdasarkanPBINo10/1/PBI/2008,fungsi mediasi perbankan dilaksanakan IndonesiawalaupunberdasarkanPasal3PBI No.8/5/PBI 2008 diharuskan lembagamediasiperbankanselambat-lambatnya padatanggal31Desember2007.KetentuanPasal 3PBIinitidakdapatdilaksanakansehingga dinyatakandihapusmelaluiPBINo10/1/PBI/2008 danpelaksanaanmediasiperbankandilakukan olehBankIndonesiatanpamembentuklembaga khususuntukkeperluantersebut. Dalam praktik muamalah syariah,terminologimediasijugasudahdikenal dengansebutanishlahyangberasaldarikata ash-shulhu,yangberartimemutuspertengkaran atauperselisihan.Dalampengertiansyariat,ash- shulhuadalahsuatujenisakad(perjanjian)untuk mengakhiriperlawanan(sengketa)antara2(dua) dalammediasitersebuttidakadapihakyangkalah danmenang.Persoalanyangmunculdiselesaikan secarakekeluargaan,sehinggahasilkeputusan mediasitentunyamerupakankonsensuskedua 14 adalah belahpihak.Pemerintahtelahmengakomodasi kebutuhanterhadapmediasidenganmengeluarkan PeraturanMahkamahAgung(PERMA)No.02Tahun 2003tentangProsedurMediasidiPengadilan. Sengketaataubedapendapatdalambidang perdataIslamdapatdiselesaikanolehpara pihakmelauialternatifpenyelesaiansengketa yangdidasarkanpadaiktikadbaikdengan mengesampingkanpenyelesaiansecaralitigasi. Apabilasengketatersebuttidakdapatdiselesaikan, makaataskesepakatantertulisparapihak,sengketa ataubedapendapatdiselesaikanmelaluibantuan seseorangataulebihpenasehatahlimaupunmelalui seorangmediator.Apabilaparapihaktersebut dalamwaktupalinglambat14(empatbelas)hari denganbantuanseorangataulebihpenasehatahli maupunmelaluiseorangmediatortidakberhasil jugamencapaikatasepakat,ataumediatortidak berhasilmempertemukankeduabelahpihak,maka parapihakdapatmenghubungilembagaalternatif penyelesaiansengketauntukmenunjukseorang mediator. Tidaksepertiarbiteratauhakim,seorang mediatortidakmembuatkeputusanmengenai sengketayangterjaditetapihanyamembantu parapihakuntukmencapaitujuanmerekadan menemukanpemecahanmasalahdenganhasilwin- 15 yangmenang,semuasengketadiselesaikandengan carakekeluargaan,sehinggahasilkeputusan mediasitentunyamerupakankonsensuskedua belahpihak. Kecenderunganmemilihalternatifpenyelesaian sengketa(AlternativeDisputeResulotion)oleh oleh Bank terbentuknya atau ekonomi winsolution.Tidakadapihakyangkalahatau 12 orangyangbersengketa. sebenarnyamempunyaikonsepyangsama,yaitu suatuprosespenyelesaiansengketadenganjalan damai,yaituparapihakyangbersengketaduduk bersamauntukmencaripenyelesaianbersama terhadapmasalahyangdihadapi. yangdiambilberdasarkankesepakatanbersama sehinggamasing-masingpihakikhlasdanridho atashasilkesepakatantersebut.Agarproses penyelesaiansengketabisaberjalanefektifdan efisien,makabiasanyaparapihakmemanggil pihakketigayangtidakmemihakdanmemahami persoalanyangmerekahadapisebagaimediator untukmembantumerekamemperolehkesepakatan perjanjiandenganmemuaskan.Islahdanmediasi Ishlahdanmediasi 16 masyarakatdewasainididasarkanpada: 1.Kurangpercayanyapadasistempengadilan danpadasaatyangsamakurangdipahaminya keuntunganataukelebihansistemarbitrase dibandingpengadilan,sehinggamasyarakat pelakubisnislebihmencarialternatiflain dalamupayamenyelesaikanperbedaan pendapatatausengketabisnisnya; 2.Kepercayaanmasyarakatterhadaplembaga arbitrasemulaimenurunyangdisebabkan banyaknyaklausul-klausularbitraseyang tidakberdirisendiri,melainkanmengikuti klausulkemungkinanpengajuansengketake pengadilanjikaputusanarbitrasenyatidak berhasildiselesaikan. Keputusan 13 adalahadalahbentukpenyelesaianyangsama. Lembagayangcocokuntukmenyelesaikan sengketa perbankan perdamaianadalahlembagamediasi(ishlah),karena syari`ah melalui cara 12 13 14 15 16 284 SayyidSabiq,1997,FikihSunnah(TerjemahanJilid13),PT.Al-Ma’arif,Bandung,hlm.189. Wirdyningsih,Op.Cit.,hlm.288-289. Ibid,hlm.290. KarnaenPerwataatmadjadkk.,Op.Cit.,hlm.292. SuyudMargono,2000.ADRdanArbitrase:ProsesPelembagaandanAspekHukum,GhaliaIndonesia,Jakarta,hlm.82

  8. KajianYuridisPenyelesaianSengketa...(Khopiatuziadah) danMadura(RechtsreglementBuitengewesten, 19 ModelyangdikembangkanolehAlternatif PenyelesaianSengketamemangcukupidealdalam halkonsep,namundalamprakteknyajugatidak menutupkemungkinanterdapatkesulitanjika masing-masingpihaktidakadakesepakatanatau wanprestasi karenakesepakatan olehparapihakdenganperantaramediatortidak mempunyaikekuataneksekutorial. Staatsblad1927:227). Padaumumnyalembagaarbitrasemempunyai kelebihandibandingkandenganlembagaperadilan. Kelebihantersebutantaralain:a.dijamin kerahasiaansengketaparapihak;b.dapatdihindari kelambatanyangdiakibatkanolehhalprosedural danadministratif;c.parapihakdapatmemilih arbiteryangmenurutkeyakinannyamempunyai pengetahuan,pengalamansertalatarbelakang yangcukupmengenaimasalahyangdisengketakan, jujurdanadil;d.parapihakdapatmenentukan pilihanhukumuntukmenyelesaikanmasalahnya sertaprosesdantempatpenyelenggaraanarbitrase; dane.putusanarbitermerupakanputusanyang mengikatparapihakdandenganmelaluitatacara (prosedur)sederhanasajaataupunlangsungdapat 20 yangdibuat B.3.3.Arbitrase Arbitrase Secarateknisperwasitanadalahsuatuperadilan perdamaiandimanaparapihakbersepakatagar perselisihanantarmerekadiperiksadandiadili olehhakimyangmerekatunjukdanputusannya mengikatkeduabelahpihak.Dalampengertian lainarbitraseadalahsuatuprosespenyelesaian sengketadiluarperadilanataskesepakatanpara pihakyangbersangkutanolehseorangwasitatau 17 merupakan suatu perwasitan. dilaksanakan. Kondisidiatasmemangtidakselaluberlakudi semuanegara,terutamadinegara-negaratertentu prosesperadilandapatlebihcepatdaripadaproses arbitrase.Namunyangpasti,kelebihanarbitrase terhadappengadilanadalahsifatkerahasiannya karenakeputusannyatidakdipublikasikan.Namun demikianpenyelesaiansengketamelaluiarbitrase masihlebihdiminatidaripadalitigasi,terutama untukkontrakbisnisbersifatinternasional mengingataspekkerahasiaaninimenjadipenting bagipelakuekonomidanbisnis. DalamperspektifIslam,arbitrasedapat disepadankandenganistilahtahkim.Tahkim berasaldarikatahakkama,secaraetimologis berartimenjadikanseseorangsebagaipencegah suatusengketa.Pengertiantersebuteratkaitannya denganpengertianmenurutterminologisnya. 21 lebih. Arbitraseadalahcarapenyelesaiansuatu sengketaperdatadiluarperadilanumumyang didasarkanpadaperjanjianarbitraseyangdibuat secaratertulisolehparapihakyangbersengketa. 18 PenjelasanPasal3ayat(1)Undang-undangNomor 14Tahun1970menyebutkanbahwapenyelesaian perkaradiluarpengadilanatasdasarperdamaian ataumelaluiarbitrasetetapdiperbolehkan,akan tetapiputusanarbiterhanyamempunyaikekuatan eksekutorialsetelahmemperolehizinatauperintah untukdieksekusi(executoir)daripengadilan. Penyelesaiansengketakeperdataanmelalui jalurarbitrasedanalternatifpenyelesaiansengketa dalamtatahukumnasionalsendiritelahmemiliki dasar pengaturan yang berlakunyaUndang-UndangNo.30Tahun1999. ArbitraseyangdiaturdalamUndang-undangini merupakancarapenyelesaiansuatusengketa diluarperadilanumumyangdidasarkanatas perjanjiantertulisdaripihakyangbersengketa. Sengketayangdapatdiselesaikanmelaluiarbitrase hanyasengketamengenaihakyangmenurut hukumdikuasaisepenuhnyaolehparapihak yangbersengketaatasdasarkatasepakatmereka. Sebelumnya,dasarhukumyangdipakaisebagai dasarpemeriksaanarbitrasediIndonesiaadalah Pasal615sampaidenganPasal651Reglemen AcaraPerdata(ReglementopdeRechtsvordering, Staatsblad1847:52)danPasal377Reglemen Indonesia Yang Diperbaharui IndonesischReglement,Staatsblad1941:44)dan Pasal705ReglemenAcaraUntukDaerahLuarJawa lebih tegas dengan LembagainitelahdikenalsejakzamanpraIslam. Padamasaitu,meskipunbelumterdapatsistem peradilanyangterorganisir,setiapperselisihan mengenaihakmilik,warisdanhak-haklainnya seringkalidiselesaikanmelaluibantuanjurudamai atauwasityangditunjukolehmasing-masingpihak 22 yangberselisih. SebelumadanyaperubahanUUtentang PeradilanAgamayangmenambahkankewenangan menyelesaikanperkaraekonomisyariah,salah satukendalahukumbagiperadilanagamauntuk menyelesaikansengketaperbankansyariahadalah terkaitkelembagaan.HalinimengingatPengadilan Negeritidakmenggunakansyariahsebagailandasan hukumbagipenyelesaianperkara,sedangkan wewenangPengadilansaatitumenurutUUNo. (Het Herziene 17 18 19 20 21 22 HasbiHasan,Op.Cit.,hlm.153-154. Pasal1Angka1Undang-UndangNomor30Tahun1999tentangArbitrasedanAlternatifPenyelesaianSengketa. PenjelasanUmumUndang-UndangNomor30Tahun1999tentangArbitrasedanAlternatifPenyelesaianSengketa. Ibid. A.RahmatRosyadi,2002.ArbitrasedalamPerspektifIslamdanHukumPositif,CitraAdityaBakti,Bandunghlm.43. NJ.Coulson,1991.aHistoryofIslamicLaw,UniversityPress,Edinburg,hlm.10. 285

  9. JurnalLEGISLASIINDONESIAVol.10No.03-September2013:279-290 7Tahun1989hanyaterbatasmengadiliperkara perkawinan,kewarisan,wasiat,hibah,wakafdan shadaqah. Mengantisipasikondisidaruratinikemudian KejaksaanAgungRIdanMUIsecarabersama mendirikanBadanArbitraseMuamalahIndonesia (BAMUI).Gagasanberdirinyalembagaarbitrase IslamdiIndonesia,diawalidenganbertemunyapara pakar,cendekiawanmuslim,praktisihukum,para kyaidanulamauntukbertukarpikirantentang perlunyalembagaarbitraseIslamdiIndonesia. PertemuaninidimotoriDewanPimpinanMUI padatanggal22April1992.Setelahmengadakan beberapakalirapatdansetelahdiadakanbeberapa kalipenyempurnaanterhadaprancanganstruktur organisasidanprosedurberacara,akhirnyapada tanggal23Oktober1993diresmikanBadanArbitrase Apabilajalurarbitrasetidakdapat menyelesaikanperselisihan,makalembaga peradilanadalahjalanterakhirsebagaipemutus perkaratersebut.Hakimharusmemperhatikan rujukanyangberasaldariarbiteryangsebelumnya telahmenanganikasustersebutsebagaibahan pertimbangandanuntukmenghindarilamanya prosespenyelesaian.Kondisiinimenjadisalahsatu kendalayangmenyebabkantidakefektifnyajalur 26 arbitrasemelaluibadanini. PadasaatituperkembanganBasyarnas belummaksimaluntukmengimbangipesatnya perkembanganlembagakeuangansyariahdi Indonesia.Darisisimanajerial,Basyarnasmasih harusberbenahdiriuntukdapatmenjadilembaga yangdipercayamasyarakatdenganperformance yangbaik,denganfasilitasdansupportingsystem yangmemadaisertamemilikiarbiteryangmampu membantupenyelesaianpersengketaansecarabaik danmemuaskan. Namundemikiansesungguhnyaterdapat beberapakelebihandalammenyelesaikanperkara 23 MuamalatIndonesia(BAMUI),yangsekarangtelah bergantinamamenjadiBadanArbitraseSyariah Nasional(Basyarnas) yangdiputuskan RakernasMUItahun2002.Perubahanbentuk danpengurusBAMUIdituangkandalamSKMUI No.Kep-09/MUI/XII/2003tanggal24Desember 2003sebagailembagaarbiteryangmenangani penyelesaian perselisihan ekonomisyariah BAMUIiniadalahcikalbakaldariBadan ArbitraseSyariahNasional(Basyarnas)melalui SK.No.Kep-09/MUI/XII/2003tentangperubahan BAMUImenjadiBasyarnas.Basyarnasadalah lembaga arbitrase permanen menyelesaikankemungkinanterjadinyasengketa muamalah yang timbul perdagangan,industri,keuangan,jasa. Basyarnas dapat rekomendasi ataupendapat advis),yaitupendapatyangmengikattanpaadanya suatupersoalantertentuyangberkenaandengan pelaksanaanperjanjianyangsudahbarangtentu ataspermintaanparapihakyangmengadakan dalam 27 melaluiBasyarnasyakni: 1).Memberikankepercayaankepadaparapihak, karenapenyelesaiannyasecaraterhormatdan bertanggungjawab; 2).Parapihakmenaruhkepercayaanyangbesar padaarbiter,karenaditanganiolehorang- orangyangahlidibidangnya(expertise); 3).Prosespengambilanputusannyacepat,dengan tidakmelaluiproseduryangberbelit-belitserta denganbiayayangmurah; 4).Parapihakmenyerahkanpenyelesaian persengketaannyasecarasukarelakepada orang-orang(badan)yangdipercaya, sehinggaparapihakjugasecarasukarela akanmelaksanakanputusanarbiter sebagaikonsekuensiataskesepakatan merekamengangkatarbiter,karenahakekat kesepakatanitumengandungjanjidansetiap janjiituharusditepati; 5).Didalamprosesarbitrasepadahakekatnya terkandungperdamaiandanmusyawarah. Sedangkanmusyawarahdanperdamaian merupakankeinginannuranisetiaporang. 6).KhususuntukkepentinganMuamalatIslam dantransaksimelaluiBankMuamalat IndonesiamaupunBPRIslam,Arbitrase Muamalat(Basyarnas)akanmemberipeluang bagiberlakunyahukumIslamsebagaipedoman penyelesaianperkara,karenadidalamsetiap kontrakterdapatklausuldiberlakuannya penyelesaianmelaluiBasyarnas. sengketa dibidang yang berfungsi dalam hubungan memberikan hukum(bindend suatu 24 perjanjian kewenanganBasyarnasmeliputi:1).Menyelesaikan secaraadildancepatsengketamuamalat(perdata) yangtimbuldibidangpedagangan,industri, keuangan,jasadansebagainyayangmenurut hukum dan peraturan dikuasasiolehparapihakyangbersengketa,dan parapihaksepakatsecaratertulisdalamperjanjian yangmenyebutkanadanyaklausulaarbitrase; dan2).Memberikanpendapatyangmengikat ataspermintaanparapihaktanpaadanyasuatu sengketamengenaipersoalanberkenaandengan 25 untuk diselesaikan. Lingkup perundang-undangan suatuperjanjian. 23 Indonesia),RajaGrafindoPersada,Jakarta,hlm.167. 24 25 26 27 286 WarkumSumitro,2004.Asas-AsasPerbankanIslam&Lembaga-lembagaTerkait(BAMUI,TakafuldanPasarModalSyariahdi RachmadiUsman,2002.Aspek-AspekHukumPerbankanIslamdiIndonesia,PT.CitraAdityaBakti,Bandung,hlm.105. HasbiHasan,Op.Cit.,hlm.164. AsmuniM.Thaher,Kendala-kendalaSeputarEksistensiPerbankanSyariahdiIndonesia,MSI-UII.Net-3/9/2004. WarkumSumitro,Op.Cit.,hlm.167-168.

  10. KajianYuridisPenyelesaianSengketa...(Khopiatuziadah) C.MembedahPasal55UUtentangPerbankan Syariah Persoalankewenanganpenyelesaiansengketa perbankansyariahsebagaimanatelahdipaparkan sebelumnyaantaralainkarenapengaturandalam penjelasanPasal55ayat(2)UUtentangPerbankan Syariahyangmencantumkan“pengadilandalam lingkunganperadilanumum”sebagaisalahsatu mediapenyelesaiansengketaperbankansyariah. SecaralengkappenjelasanPasal55ayat(2) berbunyisebagaiberikut: Yangdimaksuddengan“penyelesaiansengketa dilakukansesuaidenganisiAkad”adalahupaya sebagaiberikut: a. musyawarah; b. mediasiperbankan; c. melaluiBadanArbitraseSyariahNasional (Basyarnas)ataulembagaarbitraselain;dan/ atau d. melalui pengadilan PeradilanUmum. Penjelasan huruf permasalahan hukum pertimbangansebagaiberikut: a. pengadilan dalam Umum bukanlah sengketanonlitigasisebagaimanaupaya musyawarah,mediasidanarbitrase(hurufa, b,danc),sehinggatampaknyapengelompokan pengadilan umum menjadirancudantidaksealurdenganupaya penyelesaiansengketayanglainsebagaimana dimaksuddalamhurufa,hurufbdanhurufc. b. denganmencantumkan lingkunganPeradilanUmumsebagaisalah satumediapenyelesaiansengketaperbankan syariah,timbulpenafsiranbahwaketentuan inimereduksikewenanganpengadilandi lingkunganperadilanagamasebagaimana dimaksuddalamPasal55ayat(1).Lebih jauhketentuaninidianggapbertentangan atautidaksinkronsatusamalainsehingga ketentuanPasal55ayat(1)yangmemberikan kewenanganpadaperadilanagamamenjadi tidakbermaknadengandimungkinkannya penyelesaianlewatjalurperadilanumum. c. kekuatiranakanadanyaperbedaanatau dualisme pengaturan ketidakpastian hukum kemungkinanpenyelesaianmelaluipengadilan umum. Sebelummengkajilebihmendalam,penulis akanmencobamelihatbagaimanasuasanaatau latarbelakanglahirnyaketentuanPasal55secara keseluruhandanpenjelasanayat(2)hurufb 28 padakhususnya. dilakukanpadaRapatPanjake8dariRapatPanja RUUtentangPerbankanSyariah,khususpada DaftarInventarisasiMasalah(DIM)nomor305dan 29 PembahasanterkaitPasal55 306. PadapaparanawalsaatPimpinanPanja memberikankesempatankepadaPemerintahuntuk menyampaikanpenjelasanatasDIMPemerintah, KepalaBadanKebijakanFiskalmemberikanwaktu kepadaDitjenBimasIslamuntukmenjelaskan. Kemudiandisampaikanpenjelasandanpenguatan terkaitdengankewenanganperadilanagamadalam menanganiperkaraekonomisyariahtermasuk perbankansyariah.NormaawaldalamRUU adalah“penyelesaiansengketaperbankansyariah dilakukanberdasarkanketentuanperaturan perundang-undangan”belumsecaraspesifik menyebutkanPeradilanAgama.Namunsecara umumkemudiandisepakatibahwapenyelesaian sengketaperbankansyariahharusdilakukan melaluipengadilandilingkunganperadilanagama sesuaidenganketentuandalamUUtentang 30 dalam lingkungan d. menimbulkan mengingat tersendiri lingkungan upaya Peradilan penyelesaian PeradilanAgama,sebagaimanatercantumdalam Pasal55ayat(1). Wacanayangkemudianmunculsaatitu digulirkanolehKepalaBadanKebijakanFiskal terkaitDIM306yanghendakmemberikanpilihan nonlitigasibagipenyelesaiansengketamelalui pilihanhukum(choiceoflaw)terkaitfaktabahwa nasabahbanksyariahtidakhanyaorang-orang Islam.Diskusikemudianberlanjutdiseputarisu pilihanalternatifpenyelesaiandiluarpengadilan agamadalamhalparapihak(terutamadalamkasus nasabahnonmuslim)telahmemperjanjikansejak awaluntukmemilihupayaataumediapenyelesaian sengketayanglaindiluarperbankansyariah, termasukdiperadilanumum.Halinididasarkan padaprinsipdasarkebebasanberkontrak.Namun demikiantetapdiarahkanadanyakewajibanuntuk menggunakandasarpenyelesaiansengketayang sesuaiatautidakbertentangandenganprinsip- 31 dalam penjelasan ini pengadilandalam prinsipsyariah. Terkaitdenganperadilanumum,pada hakikatnyatelahdijelaskanolehpihakDitjen HukumdanPerundang-undanganbahwa kewenanganuntukmengadiliperkaraekonomi dan dengan timbulnya diberikan 28 pembahasanRUUdimaksudyangtelahdibukukanolehSekretariatjenderalDPRRIdalamBuku2ProsespembahasanRancangan Undang-UndangtentangPerbankanSyariah. 29 Soefihara,MMAdihadirioleh15oranganggotadari30anggotaPanja,sementaradaripihakpemerintahdiwakiliolehKepalaBadan KebijakanFiskal,DitjenBimasIslamdanDitjenHukumdanPerundang-undangan. 30 605 31 PenulisturutmenjaditimpendampingdalanpembahasanRUUtentangPerbankanSyariahdanmendasarkanpulapadarisalah Rapatpanjake8RUUtentangPerbankanSyraihdilaksanakanSabtu,29Maret2008dipimpinolehketuaPanjaDrs.EndinAj. SekretariatjenderalDPRRI,2008.Buku2ProsespembahasanRancanganUndang-UndangtentangPerbankanSyariah,hlm.602- Ibidhlm.606-624. 287

  11. JurnalLEGISLASIINDONESIAVol.10No.03-September2013:279-290 syariahtelahdilimpahkanpadaperadilanagama, namun diskusi dalam akhirnyamemilihjalankompromiuntuktetap memasukkanupayamelalui sebagaisalahsatupilihan.Ketentuaninikemudian dipagaridenganayat(3)bahwaupayapenyelesaian sengketadiluarperadilanagamaharustetap berlandaskanprinsip-prinsipsyariah. Pencantumanalternatifupayapenyelesaian sengketadalampenjelasanayat(2)dalamhal telah diperjanjikan para meliputimusyawarah, melaluiperadilanumumadalahuntukhendak mengakomodirpraktikempirisyangsudahterjadi ataudilakukan dalampenyelesaian perbankansyariahselamaini,karenamediaatau upayatersebutlahyangdilakukanolehparapihak dalampenyelesaiansengketaperbankanyang terjadidenganmemperjanjikannyadalamakad. Jikadibacasecararunut,secarateknis perancanganundang-undang,ayat(2)dan(3)pada Pasal55padahakikatnyamerupakanpengecualian. Frasa“dalamhal”padaayat(2)dankata“telah”di depankata“memperjanjikan”dalamkalimat“Dalam halparapihaktelahmemperjanjikanpenyelesaian sengketaselainsebagaimanadimaksudpadaayat (1),penyelesaiansengketadilakukansesuaidengan isiAkad”menunjukkanbahwaayat(2)merupakan suatukondisiyangtelahterjadiketikaparapihak sudahatautelahbersepakatmemilihupayaatau medialainselainpengadilanagama.Jikadimaknai secarabenar,pasalinisemacamsuatukondisi peralihanyangkhususdiberikanpadakondisi ketikasebelumberlakunyaketentuanayat(1)para pihakyangmelakukantransaksiperbankansyariah telahmenyepakatiuntukmemilihmedia/upaya laindalamakadatauperjanjian,makahaltersebut dimungkinkan. Dengan semuatransaksiatauakadatauperjanjianyang dibuatsetelahberlakunyaUUtentangPerbankan Syariahtidakmencantumkanataumenyepakati medialainselainperadilanagama. Namunpadapraktiknyaketentuaninitidak ditafsirkandemikian,ayat(2)menjadinorma alternatifdariayat(1)sehinggameskipunperjanjian atauakaddilakukan,namunsetelahberlakunya UUtentangPerbankanSyariahdimungkinkan memilihmediaatauupayalainselainperadilan agama.Kondisiinilahkemudianyangmemicu permasalahanhukumsehinggaPasalinikemudian diujimateridiMahkamahKonstitusidanmenjadi perdebatanterkaitkewenangandalammengadili perkaraperbankansyariah. Prodankontraterkaithaltersebutsecara umumterbagipadaduapandanganbesar.Pertama, bahwadalamhukumperdata,terutamabidang hukumperikatandikenalsumberhukumtidak tertulisyangdisebutperjanjianataupersetujuan. DalamPasal1233KUHPerdatadinyatakanbahwa suatuperikatanselaindilahirkankarenaundang- undangjugadilahirkankarenasuatupersetujuan. Sehubungandenganpersetujuaniniberlakuapa yangdisebutsebagai“asaskebebasanberkontrak”. Berdasarkan“asaskebebasanberkontrak”ini setiaporangpadadasarnyadapatmembuat perjanjiandenganisibagaimanapunjugaasaltidak bertentangandenganundang-undang,kesusilaan pembahasan tersebut peradilanumum pihak dalam akad mediasi,arbitrasedan 32 danketertibanumum. 1338KUHPerdata,semuapersetujuanyangdibuat secarasahadalahberlakusebagaiundang-undang bagimereka(parapihak)yangmembuatnya.Kata “semua”dipahamimengandungasaskebebasan berkontrakyaituasasyangmemberikankebebasan kepadaparapihakuntuk:a.membuatatautidak membuatperjanjian;b.mengadakanperjanjian dengansiapapun;c.menentukanisiperjanjian, pelaksanaan,danpersyaratannya;dand. menentukanbentukperjanjianbaiksecaratertulis 33 BahkanmenurutPasal sengketa maupunlisan.BerdasarkanketentuanPasal1340 KUHPerdatasuatupersetujuanberlakumengikat bagiparapihakyangmembuatnya. Pilihanparapihakuntukmenyepakatidalam suatuperjanjianbahwasengketaakandiselesaikan melaluijalurlitigasiataunonlitigasimerupakan kebebasanparapihakdalammenentukanisisuatu perjanjian.Terdapat2caradalammenentukan pilihandimanasengketaakandiselesaikan berdasarkanbelumatausudahterjadinya sengketa,yaitumelaluifactumdecompromittendo yangmerupakanklausulaantisipatifdanacta 34 compromiseyangdibuatsetelahterjadisengketa. Senadadenganargumentasidiatas, AdiwarmanAKarimberpendapatbahwadalam hukumyangberlakudiIndonesia,parapihakyang berperkarabebasmemilihperadilanmanayang akandigunakanketikaterjadiperselisihanatau persengketaan(choiceofforum).Selainmerujuk padaasaskebebasanberkontrakyangdalam bahasasederhanaadalahadanyarelasamarela antaraparapihak,Karimjugamerujukpada kaidahhukumasaldalammuamalahyangbersifat boleh(alashlufilalmuámalahalibahahah),kecuali mengharamkanyanghalaldanmenghalalkanyang haram.Dalamkaitannyadenganpenyelesaian perkaraekonomisyariah,forumyangselamaini digunakanadalahPengadilanNegeriatauBadan demikian seharusnya 32 33 34 peradilandilingkunganyangberbedalihatHasbiHasan,Op.Cit.,hlm.140. 288 JSatrio,1999.HukumPerikatan:PerikatanpadaUmumnya,PenerbitAlumni,Bandung,hlm.36. SalimH.S.2004.HukumKontrak:TeoridanteknikPenyusunanKontrak,SinarGrafika,Jakartahlm.9. Pilihaninibiasanyamengarahpadapilihanwilayahyurisdiksipengadilandalamsatulingkunganperadilanbukanpilihanterhadap

  12. KajianYuridisPenyelesaianSengketa...(Khopiatuziadah) Arbitrase.DengandemikiandiundangkannyaUU tentangPeradilanAgamasebenarnyahanyalah menambahpilihanforumbagipelakuperbankan tidakberwenangmengadilisengketatersebut. Demikianpulajikaterjadiyangsebaliknya,jika memilihuntukmelakukanperjanjiandengan lembagayangmenerapkanasasdankaidahhukum syariahmakayangbersangkutansecarasukarela menundukkandiripadakaidahhukumsyariah, yangberdasarkanUUtentangPeradilanAgama perkaraatausengketaekonomisyariahmenjadi 35 syariah,yakniperadilanagama. Kedua,pendapatlainnyasenadadengan gugatanpemohonujimateriPasal55UUtentang PerbankanSyariahyaitubahwaPasal55ayat (2)merupakanbentukinkonsistensihukumdan suatubentukreduksikompetensiperadilanagama. MenurutBagirManan,terkaitdengankompetensi absolutdarilembagaperadilan,bukanforumyang melahirkankompetensiabsolutmelainkanhukum substantifyang(akan)diserahkandansubjek yangakanmenjadipihakdalamsengketaatau perkara.Adanyaduaataulebihforumtidakserta mertamenghilangkankompetensiabsolute,karena kompetensiabsolutmerupakanwewenangyang berkaitandenganhukumsubstantifatauhukum materiil yang ditegakkan. substantifyangditegakkansama,masing-masing mempunyaikompetensiabsolut.Namundemikian kondisiinimenyebabkanterjadinyaconcurrent authority (kekuasaan menimbulkansengketaantar-wewenang(dispute 36 38 kewenanganperadilanagama. AbdulGaniAbdullahmenilaiterjadi contradictiointerminisdalamPasal55ayat (1)denganpenjelasanPasal55ayat(2),karena memposisikan“pengadilandalamlingkungan peradilanumum”padaposisinon-litigasisehingga ketentuaninidapatdikesampingkanolehhakim gunamemperlancarpenyelenggaraanperadilan denganmenyerahkanperkaraperbankansyariah 39 kepadaperadilanagama. Walaupun hukum D.Penutup SebelumadaPutusandariMahkamahKonsitusi terkaitdenganujimateriterhadapketentuanPasal 55ayat(2)dan(3)UUtentangPerbankanSyariah, makapadatataranpraktistetapterdapatpilihan forumpenyelesaiansengketaperbankansyariah. PilihanlitigasidiPeradilanAgamadanPeradilan Umumselamatelahdiperjanjikandalamakadoleh parapihakdanpilihannonlitigasimelaluiupaya musyawarah,mediasidanarbitrasesyariahselama tidakbertentangandenganprinsip-prinsipsyariah. Pilihaniniberdasarkanpemahamanterhadap asaskebebasanberkontrakdankebolehandalam perkaramuamalatdalamhukumIslam.Disisi lainadanyapilihanforumdinilaimenimbulkan ketidakpastianhukumdancenderungpada terjadinyasengketakewenanganantaraperadilan umumdanperadilanagama. DaftarPustaka Buku/Artikel : “KompetensiPengadilanAgamaTerbenturUU Arbitrase”,Sabtu7Juli2007,diunduhdari http://www.hukumonline.com/berita/baca/ hol17114/kompetensi-pengadilan-agama- terbentur-uu-arbitrasediaksestanggal 4/03/2013 bersama) yang dapat authority). Perkaraekonomisyariahmengandungmakna menerapkanhukumsubstantifdanprosedural yangsamadanberlakubagisetiaporangtanpa memandangperbedaanagama.Dengandemikian tidaksemestinyaadaforumyangberbedayang bebasdipilih(choiceofforum)olehyangmengajukan sengketa.Suatupilihanyangopportunistikbukan sajaakanmenimbulkandisparitasdanketidak pastianhukumbahkanlebihjauhmenimbulkan 37 kekacauanhukum(legaldisorder). BagirMananmemaparkanpulabeberapa argumentasiyangmembenarkanchoiceofforum antaralainterkaitasaskebebasanberkontrak, namunbeliauberpendapatdalamkasusiniyang belakuadalahchoiceoflawbukanchoiceofforum. Ketikaparapihak(banksyariahdannasabah, baikmuslimmaupunnonmuslim)bersepakat terhadapsuatuperjanjianperbankansyariahmaka seharusnyakeduapihaktundukpadaasasdan kaidahhukumsyariah,dimanakeduabelahpihak sepakatuntukmemilihhukumsyariah(choiceoflaw) bukanmemilihforum.Choiceofforumditentukan olehchoiceoflaw,yaitujikadisepakatiuntuktidak menggunakanlembagayangmenerapkanasasdan kaidahhukumsyariah,makayangbersangkutan bukansajabolehmelainkanwajibmembawa sengketa ke peradilan umum dan peradilan agama Abdullah,AbdulGani,SolusiPenyelesaianSengketa PerbankanSyariahMenurutPasal49UU No.3Tahun2006tentangperubahanatasUU No.7tahun1989tentangPeradilanAgama danpasal55UUNo.21tahun2008tentang 35 36 37 38 39 atasUUNo.7tahun1989tentangPeradilanAgamadanpasal55UUNo.21tahun2008tentangPerbankanSyariah,makalahdisampaikan padatanggal7februari2009diYogyakarta. AdiwarmanA.Karim.,ChoiceofForumPerbankanSyariahdiunduhdariwww.mui.or.id/mui_in/hikmah.php?id=50. BagirManandalamkatapengantarHasbiHasan,Op.Cit.,hlm.ix-x Ibidhlm.xi. Ibid.,hlm.xii. AbdulGaniAbdullah,SolusiPenyelesaianSengketaPerbankanSyariahMenurutPasal49UUNo.3Thaun2006tentangperubahan 289

  13. JurnalLEGISLASIINDONESIAVol.10No.03-September2013:279-290

  14. PerbankanSyariah,makalahdisampaikan padatanggal7februari2009diYogyakarta. Arto,A.Mukti,1996.PraktikPerkaraPerdata PadaPengadilanAgama,Pustakapelajar, Yogyakarta Basir,CikHasan.,2009.PenyelesaianSengketa PerbankanSyariahdipengadilanAgamadan MahkamahSyariyyah,Kencana,Jakarta Coulson,NJ.,1991.aHistoryofIslamicLaw, UniversityPress,Edinburg H.S.,Salim,2004.HukumKontrak:Teoridanteknik PenyusunanKontrak,SinarGrafika,Jakarta Hasan,Hasbi,2010.KompetensiPeradilanAgama dalam Penyelesaian Syariah,GramataPublishing,Jakarta, Perkara Ekonomi Karim.,AdiwarmanA.,ChoiceofForumPerbankan Syariahdiunduhdariwww.mui.or.id/mui_ in/hikmah.php?id=50. Manan,Abdul,BeberapaMasalahHukumdalam PraktekEkonomiSyariah,MakalahDiklat CalonHakimAngkatan-2diBanten,2007 Margono,Suyud,2000.ADRdanArbitrase:Proses PelembagaandanAspekHukum,Ghalia Indonesia,Jakarta Perwataatmaja,Karnaen,dkk.,2005.Bankdan AsuransiIslamdiIndonesia,PrenadaMedia Rosyadi,A.Rahmat, PerspektifIslamdanHukumPositif,Citra AdityaBakti,Bandung 2002.Arbitrasedalam Sabiq,Sayyid,1997,FikihSunnah(Terjemahan Jilid13),PT.Al-Ma’arif,Bandung Satrio,J.,1999.HukumPerikatan:Perikatanpada Umumnya,PenerbitAlumni,Bandung SekretariatjenderalDPRRI,2008.Buku2Proses pembahasan Rancangan tentangPerbankanSyariah Undang-Undang

  15. 290

  16. Sumitro,Warkum,2004.Asas-AsasPerbankan Islam&Lembaga-lembagaTerkait(BAMUI, TakafuldanPasarModalSyariahdi Indonesia),RajaGrafindoPersada,Jakarta Thaher,AsmuniM.,Kendala-kendalaSeputar EksistensiPerbankanSyariahdiIndonesia, MSI-UII.Net-3/9/2004 Usman,Rachmadi,2002.Aspek-AspekHukum PerbankanIslamdiIndonesia,PT.Citra AdityaBakti,Bandung Wirdyaningsih,2005.BankdanAsuransiIslamdi Indonesia,PrenadaMedia,Jakarta Peraturan Perundang-undangan : Undang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesia Tahun1945 Undang-UndangNomor21Tahun2008tentang PerbankanSyariah Undang-UndangNomor14Tahun1970tentang KekuasaanKehakiman Undang-UndangNomor3Tahun2006tentang PerubahanatasUndang-UndangNomor7 Tahun1999tentangPeradilanAgama Undang-UndangNomor30Tahun1999tentang ArbitrasedanAlternatifPenyelesaian Sengketa Kitab Undang-Undang Hukum Perdata : FatwaDewanSyariahNasional(DSN)Nomor04/ DSNMUI/IV/2000 PeraturanBankIndonesiaNomor:8/5/PBI/2006 tentangMediasiPerbankan SuratEdaranMahkamahAgung(SEMA)Nomor 08Tahun2008tentangEksekusiPutusan ArbitraseSyariah PeraturanMahkamahAgung(PERMA)No.02Tahun 2003tentangProsedur View publication stats View publication stats

More Related