1 / 25

SKRINING

SKRINING. By. Nur Alvira. DEFINISI. US Comission on chronic Illnes (1951) telah mendefinisikan skrining sebagai suatu upaya dalam menduga ciri-ciri suatu penyakit atau kelainan yang belum diketahui dengan cara menguji, memeriksa atau prosedur lain yang dapat dilakukan dengan cepat.

melvyn
Download Presentation

SKRINING

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SKRINING By. NurAlvira

  2. DEFINISI US Comission on chronic Illnes (1951) telah mendefinisikan skrining sebagai suatu upaya dalam menduga ciri-ciri suatu penyakit atau kelainan yang belum diketahui dengan cara menguji, memeriksa atau prosedur lain yang dapat dilakukan dengan cepat

  3. Skrinning  Perjalanan Alamiah Penyakit Fase Prasimtomatik telah terjadi perubahan fisiologis ataupun anatomi  Gejala suatu penyakit yang dapat diketahui secara dini  bukan gejala klinis pemeriksaan, uji klinik, atau dgn prosedur ttt

  4. Skrining bukan alat untuk mendiagnosis, subjek yang ditemukan positif atau kemungkinan mengidap suatu penyakit tertentu dalam skrining masih perlu dirujuk kembali untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa. Biasanya kegiatan skrining bukan berasal dari kemauan penderita tetapi berasal dari petugas kesehatan atau pihak lain yang ingin mengetahui besarnya kejadian penyakit tertentu.

  5. CATATAN Berani melakukan skrining, maka harus berani melakukan diangnosa positif, shg dana utk skrining telah termasuk diagnosa dan terapi, jadi ketika orang yang terskrining dan terdiagnosa positif, maka org tsb hrs diberikan terapi

  6. Hasil skrining diatas dinyatakan baik..... KENAPA???

  7. Jenis-jenisSkrining

  8. KRITERIA SKRINNING Penyakit atau keadaan yang dicari haruslah merupakan masalah kesehatan yang penting. Tersedia obat yang potensial dan disepakati untuk pengobatan penderita yang ditemukan. c. Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis pasti dan pengobatan. d. Penyakit atau keadaan yang dideteksi harus mempunyai masa laten atau asimtomatik dini. e. Tersedia alat uji skrining yang sesuai.

  9. Uji skrining yang tersedia harus dapat diterima oleh populasi sasaran. g.Perjalanan alamiah penyakit atau keadaan yang akan dideteksi harus benar – benar diketahui. h.Harus ada kebijakan yang sudah disepakati dari mereka yang diobati sebagai penderita. Biaya skrining secara ekonomis harus seimbang dengan risiko biaya untuk perawatan medis secarakeseluruhan. j. Harus dimungkinkan untuk diadakan follow up dan kemungkinan untuk pencariaan / penemuan penderita secara berkesinambungan.

  10. TujuanSkrining

  11. EX: SKRINNINiNG DM: Uji Diagnostik: reduksiurine metodeBenedict (carakualitatif) Baku Emas: carakeduadenganmetodespektrofotometer(carakuantitatif).pengambilansampeldarahsewaktu. Positif BAGAN INI DILAKUKAN APABILA ALAT TERSEBUT TELAH DI UJI COBA TERLEBIH DAHULU DAN TELAH MENUNJUKKAN SENSITIVITAS DAN SPESIVISITAS TINGGI  LEBIH MURAH DAN DAPAT DIJANGKAU Positif Negatif Model 1 SAKIT/ - FR TidakSAKIT / + FR terapi

  12. Model II: MENCARI SENITIVITAS & SPESIVITAS UJI DIAGNOSTIK NEGATIF KARTU SNELLEN POSITIF GEJALA KLINIS POSITIF POSITIF NEGATIF KARTU SNELLEN NEGATIF SENSITIVITAS SPESIVISITAS PPV NPV

  13. TABEL UJI VALIDITAS

  14. Interpretasi tabel

  15. Ukuran-ukuran

  16. CONTOH : PREVALENSI a+c/(a+b+c+d) x 100 52,5% Sensitivitas a/(a+c) x 100 160/(210) x 100 = 76,2% PPV a/(a+b) x 100 160/(170) x 100 = 94,1% Spesivisitas d/(b+d) x 100 180/(190) x 100 = 94,7% NPV d/(c+d) x 100 180/(230) x 100 = 78,3%

  17. SKRINING VISUS MATA PADA ANAK SD USIA 7-10 THN DI KECAMATAN BANTUL

  18. 1 Sasaran: anakusia 7-10 thn, cused: 2 3

  19. Alat ukur

  20. Tabel DisribusiHasilPemeriksaanTajamPenglihatanBerdasarkan TempatSekolahDasardiKecamatanBantulTahun 2008 HASIL SKRINING

  21. TabelDistribusi Hasil Pemeriksaan Tajam Penglihatan Berdasarkan Jenis Kelamin Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Bantul tahun 2008

  22. Tabel Distribusi Hasil Pemeriksaan Tajam Penglihatan Berdasarkan Jenis Kelamin Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Bantul tahun 2008

  23. Tabel Hasil Pemeriksaan Gejala Klinis dan Ketajaman Penglihatan (visus) Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Bantul tahun 2008

  24. INGAT!!!! Alat skrinning harus murah dan praktis Gold Standart baku dan standar Tersedia tindakan kuratif (pengobatan yang tepat untuk penyakit tersebut) Skrinning dapat memperbaiki prognosis dalam PAP Masalah kesehatan merupakan masalah yang penting

More Related