1 / 29

CAIRAN TUBUH, ELEKTROLIT, KESEIMBANGAN ASAM BASA

CAIRAN TUBUH, ELEKTROLIT, KESEIMBANGAN ASAM BASA. Ginus Partadiredja. Massa Tubuh Total. ICF = Intra cellular fluid = CIS = cairan intra selular ECF = extra cellular fluid = CES = cairan ekstra selular. 40% Solids. 45% Solids. 2/3 ICF. 55% Fluids. 60% Fluids. Cairan interstisial.

michel
Download Presentation

CAIRAN TUBUH, ELEKTROLIT, KESEIMBANGAN ASAM BASA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. CAIRAN TUBUH, ELEKTROLIT, KESEIMBANGAN ASAM BASA Ginus Partadiredja

  2. Massa Tubuh Total ICF = Intra cellular fluid = CIS = cairan intra selular ECF = extra cellular fluid = CES = cairan ekstra selular 40% Solids 45% Solids 2/3 ICF 55% Fluids 60% Fluids Cairan interstisial 80% 1/3 ECF 20% Plasma Perempuan Laki-laki

  3. CES: - Plasma • - Cairan interstisial: • - Cairan limfe - Aqueous humor & vitreous body • - Cairan serebrospinal - Endolimfe, Perilimfe • - Cairan synovial - Cairan pleura, pericardium, • peritoneum • Pertukaran cairan dan elektrolit: • Filtrasi - Difusi • Reabsorbsi - Osmosis

  4. Sumber-sumber cairan (input & output) 2500 2000 1500 1000 500 0 GIT 100 ml Minum 1600 ml Metabolik 200 ml Ginjal 1500 ml Paru 300 ml Makanan 700 ml Kulit 600 ml Input Output • Metabolik  respirasi seluler aerobik (produksi ATP) •  sintesis dehidrasi • (glukosa + fruktosa  sukrosa + H2O)

  5. Dehidrasi Saliva Osmolaritas darah Volume darah Mulut & pharynx kering Stimulasi osmoreseptor hypothalamus Tekanan darah Produksi renin oleh Sel2 juxtaglomeral ginjal Stimulasi pusat Haus hypothalamus Angiotensin II Rasa haus Minum Cairan tubuh Regulasi Pemasukan Cairan

  6. Asupan NaCl Konsentrasi plasma Na+ & Cl- Osmosis air dari CIS  Interstisial  plasma Volume darah Regangan atrium jantung Produksi renin Angiotensin II Atrial Natriuretic Peptide (ANP) GFR Aldosterone Na+ & Cl- via urine (Natriuresis) Reabsorbsi NaCl oleh ginjal Kehilangan air di urine via osmosis Volume darah Regulasi Hormonal Na+ & Cl- Renal

  7. Osmolaritas cairan tubuh  ADH  protein aquoporin 2  membran apical sel  permeabilitas terhadap air  osmosis ke darah • Volume darah • Dehidrasi • Hiperventilasi • Vomitus ADH • Diare • Demam • Keringat banyak • Combustio (luka bakar)

  8. Pertukaran air • Konsumsi banyak air  keracunan air • Kehilangan cairan  ganti air tawar  osmolaritas CES  osmosis CES  CIS • Enema

  9. Konsentrasi Elektrolit & Anion Protein di Plasma, Cairan Interstisial, dan Cairan Intrasel mEq/L Plasma Cairan interstisial Cairan intra sel 175 150 125 100 75 50 25 0 142 145 140 100 117 3 2 2 100 20 2 50 2 2 35 24 27 15 1 1 20 10 5 3 0.2 4 4 Na+ K+ Ca+2 Mg+2 Cl- HCO3- HPO42- SO42- Anion Protein

  10. Fungsi ion dari elektrolit: • Kontrol osmosis air • Keseimbangan asam – basa • Aliran listrik  potensial aksi (pada neuron) • Kofaktor enzim • Cairan interstisial >< plasma  protein  tekanan koloid osmotik plasma • Cairan ekstra sel: Na+ & Cl- • Cairan intra sel: K+, protein, HPO42-

  11. Natrium • Pengaruhi ½ osmolaritas CES (142 mOsm/L dari 300 mOsm/L) • Aldosteron  reabsorbsi Na+ meningkat • Hyponatremia  ADH  ekskresi air meningkat • Hormon ANP  ekskresi Na+ meningkat • Gagal ginjal retensi Na+  volume darah , • Hiperaldosteronisme edema • Insufisiensi adrenal  aldosteron • Diuretik  ekskresi Na+  hipovolemia

  12. Chlorida • Mudah keluar masuk antara CES & CIS • Untuk keseimbangan anion H+ + HbO2 HbH + O2 O2 + HbH  HbO2 + H+

  13. Kalium • Resting membrane potential & repolarisasi • Aldosterone  sekresi K+ • Bicarbonate (HCO3-) • Ginjal: pengatur utama HCO3- • Kalsium • 98%  skeleton & gigi • Pembekuan darah, neurotransmiter, tonus otot, eksitabilitas saraf & otot • Hormon parathyroid & calcitriol  Ca2+

  14. Ca2+ plasma  PTH  stimulasi osteoclasts • lepas Ca2+ darah (resorbsi ) • reabsorbsi Ca2+ (ginjal) • Calcitriol  absorbsi Ca2+ (GIT)

  15. Fosfat (H2PO4-, HPO42-, PO43-) • 85% kalsium fosfat (tulang) • HPO42- buffer H+, molekul organik, asam nukleat, ATP • PTH  resorbsi HPO42-  darah •  inhibisi reabsorbsi HPO42- • Calcitriol  absorbsi fosfat & Ca+2 • Magnesium • Kofaktor enzim • Pompa Na+ – K+ • Aktivitas neuromuskular • Transmisi sinaps • Fungsi myokardium

  16. Orang-orang beresiko: Bayi, orang tua, infus, drainase, kateter, diuretik, atlit, militer, dll. • Penyakit kronik (gagal jantung kongestif, diabetes, chronic obstructive pulmonary diseases (COPD), kanker)

  17. Mekanisme eliminasi H+ • Sistem buffer • Ekshalasi CO2 • Ekskresi H+ via ginjal • Sistem buffer • Kebanyakan: asam lemah & garamnya • Konversi asam/ basa kuat  lemah

  18. Sistem Buffer Protein • Protein Hb & Albumin • R R • NH2 – C – COOH  NH2 – C – COO- + H+ • H H • (sebagai asam, ketika pH meningkat) • R R • NH2 – C – COOH + H+ +NH3 – C – COOH • H H • (sebagai basa, ketika pH turun)

  19. Darah di kapiler sistemik: • CO2 + H2O  H2CO3 • H2CO3  H+ + HCO3- • Hb-O2 + H+  Hb-H + O2 O2 + HbH  HbO2 + H+

  20. Sistem Buffer Asam Karbonat – Bikarbonat • Ginjal mensintesis & reabsorbsi HCO3- • pH turun  H+ + HCO3-  H2O + CO2  paru • (basa lemah) • pH naik  H2CO3  H+ + HCO3- • (asam lemah) • - Tak dapat mengkoreksi pH gangguan respirasi (CO2)

  21. Sistem Buffer Fosfat • - H2PO4- = dihydrogen fosfat (asam lemah) • - HPO42- = monohydrogen fosfat (basa lemah) • OH- + H2PO4- H2O + HPO42- • H+ + HPO42- H2PO4- • Ekshalasi CO2 • CO2 H+  pH • CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3- • - Ventilasi  CO2  H+  pH

  22. Stimulus pH ( [H+] ) Reseptor – kemoreseptor sentral & perifer (medulla oblongata, aorta, & a. karotis) Area inspirasi medulla oblongata Diafragma kontraksi Ekshalasi CO2 H2CO3 , pH Umpan Balik Negatif pH Darah oleh Sistem Respirasi

  23. Ketidak Seimbangan Asam – Basa • pH darah normal 7,35 – 7,45 • Asidosis & alkalosis • Asidosis: Depresi sistem saraf pusat, koma, mati • Alkalosis: Eksitabilitas saraf meningkat, spasme otot, kejang, mati • Kompensasi: sempurna/ parsial • pH berubah (metabolik)  kompensasi respiratorik (jam) • pH berubah (respiratorik)  kompensasi renal (berhari-hari) • Asidosis/ alkalosis respiratorik  pCO2 • Asidosis/ alkalosis metabolik  HCO3-

  24. Asidosis respiratorik • CO2 exhalation  pH • Emphysema, edema paru, obstruksi jalan nafas, gangguan otot respirasi, kerusakan pusat respirasi di medulla oblongata. • Kompensasi oleh ginjal: - Ekskresi oleh H+ • - Reabsorbsi HCO3- • - Terapi ventilasi, HCO3- intra vena • Alkalosis respiratorik • pCO2 < 35 mmHg • Hiperventilasi, defisiensi O2 (ketinggian), rangsangan pada area inspirasi batang otak, penyakit paru, stroke, cemas • Kompensasi renal: - Ekskresi H+ • - Reabsorbsi HCO3-

  25. Asidosis metabolik • - HCO3- < 22 mEq/ L • Diare, disfungsi renal, ketosis, kegagalan ginjal mengeluarkan H (protein) • Terapi: hiperventilasi (kompensasi respiratorik), NaHCO3 intra vena • Alkalosis metabolik • HCO3- > 26 mEq/ L • Vomitus, gastric suctioning, diuretik, penyakit-penyakit endokrin, obat alkalin (antasida), dehidrasi • Terapi: hipoventilasi, cairan koreksi defisiensi Cl-, K+

  26. Diagnosis Gangguan Asam – Basa • pH – HCO3- - pCO2 • pH  Alkalosis/ asidosis? • pCO2/ HCO3-? • pCO2  respiratorik; HCO3-  metabolik

  27. Usia & Keseimbangan Cairan/ Asam - Basa

  28. Orang tua: Volume CIS menurun, K+ menurun, lemak meningkat • Orang tua  rawan dehidrasi, hipernatremia, hiponatremia, hipokalemia, asidosis. • Referensi • 1. GJ Tortora & B Derickson. Principles of Anatomy & Physiology, Chapter 27: Fluid, Electrolyte, and Acid-Base Homeostasis

More Related