1 / 30

STANDARD PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR (SPM)

STANDARD PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR (SPM). Kajian Kondisi Awal SPM (Status Quo Assessment/SQA). Pendahuluan. Apa itu SQA ? Komponen Dasar SQA Organisasi Pelaksanaan SQA Jad u al Kegiatan SQA Pelaporan. Apa Itu SQA (1).

mrinal
Download Presentation

STANDARD PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR (SPM)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. STANDARD PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR(SPM) KajianKondisiAwal SPM (Status Quo Assessment/SQA)

  2. Pendahuluan • Apa itu SQA ? • Komponen Dasar SQA • Organisasi Pelaksanaan SQA • Jadual Kegiatan SQA • Pelaporan

  3. Apa Itu SQA (1) • The Status Quo Assessment (SQA) adalah tahapkegiatanyang akan dilaksanakan di setiap kabupaten/kota sasaran dalam rangka penyediaan pengetahuan kuantitatif dan kualitatif kepadaDinas terkait kondisi SPM saat ini serta isu-isu kunci yang mempengaruhi pelaksanaannya. • Hasildari SQA akandigunakansebagaisalahsatudasarpenyusunan proposal pengembangankapasitaspenerapan SPM.

  4. Apa Itu SQA (2) • SQA akan dilaksanakan olehpemerintah kabupaten/kota.Tugasdanperan dari Tim KonsultanKabupaten/Kota (District Advisory Teams/DAT)selamapelaksanaan SQA adalahsebagaiberikut: • Membantu pemerintahkabupaten/kota dalam proses pengumpulaninformasidanmenilai kondisi SPM di wilayahnyapadasaatinidan kemudianmenentukan kesenjanganpencapaian SPM untuk setiapindikatornya; dan • Menyusun laporan status quo SPM (score cards) untuk setiap kabupaten/kota sasaran yang menggambarkan tingkat pencapaian SPM kabupaten/kotapadasaat ini, dengan menggunakan format standar. • Laporan status quo SPM (scorecards) akan memberikaninformasitentangacuanawal yang dapatdigunakankabupaten/kotauntukmenyiapkan strategi dan rencanaperbaikan SPM serta mengukur pencapaiannya dari waktu ke waktu.

  5. Apa itu SQA (3) • Tim KonsultanPusat (Operational ManagementTeam/OMT) akan mendukung SQA dalam penyediaan materi yang standar (rancanganpengambilan sampel, kuesioner, format pengolahan data, format pelaporan, dll.) • Organisasi, manajemen, dan pelaksanaan SQA merupakan tanggung jawab DAT dan keberhasilanpelaksanaannyamenjadisalahsatudeliverable DAT.

  6. KomponenDasar SQA (1) • Survei sekolah • DAT akan membantu dinas kabupaten/kota untuk mengorganisir dan melaksanakan survei terhadap sampelSD/MI dan SMP/MTs dengan menggunakan instrumen pengumpulan data danrancanganpengambilansampel yang sudahditetapkanoleh Tim Pusat. Survei tersebut akanmengumpulkandata yang relevan dengan seluruh indikator SPM dan menyerahkannya kepada kabupaten/kota untuk menyiapkan laporan status quo SPM (score cards) yang menguraikan tingkat pencapaian SPM saat ini. • Focus Group Discussions (FGD) • Sebagai bagian dari SQA, DATakan melakukan serangkaian FGDdi setiap kabupaten/kota dengan kelompok pemangku kepentingan terpilihuntuk mendapatkan tambahan informasi kualitatif terkait pencapaian SPM.

  7. KomponenDasar SQA (2) • Data Sekunder • DATakan membantu kabupaten/kota dalam menganalisis dan menggunakan data sekunder SPM,yang meliputi: • Indikator SPM dari Survey Sekolah Nasional yang dilakukan olehACDP 018. Namun demikian, indikator tersebut hanya dapat digunakan pada tingkat propinsi atau regional, bukan pada masing-masing kabupaten/kota. • Indikator SPM dari database DAPODIK Kemdikbud. Namun indikator ini hanya mencakup 9 indikator SPM dan hanya untuk sekolah di lingkungan Kemdikbud (SD dan SMP). • Data sekunder ini akan disediakan oleh OMT. • DAT juga akan membantu kabupaten/kota untuk mengkompilasi dan menganalisis data statistik sekolah yang relevan yang dikumpulkandi tingkat kabupaten/kota.

  8. SurveiSekolah– Kuesioner (1) • Survei Sekolah akan menggunakan 3 jenis kuesioner: • Kuesioner untuk SD dan MI; • KuesioneruntukSMP dan MTs; dan • KuesioneruntukDinas dan Kantor Kemenag Kabupaten/Kota. • Rancanganinstrumenstandar (dalam bentuk soft copy) disusunoleh OMT danakandiberikankepada DAT. Selanjutnya, DAT bertanggung jawab untukmenggandakaninstrumentersebutsesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dan mendistribusikannya untuk digunakan di lapangan.

  9. SurveiSekolah – Kuesioner(2) • Kuesioner dirancang untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk perhitungan seluruh27 indikator SPM. • Cakupan indikator meliputi: • Kapasitas dansarana-prasaranadasarsekolah (indikator 3-4); • Penyediaan jumlah guru yang memadai (indikator 5-6); • Kualifikasi guru dan kepala sekolah (indikator 7-11); • Penjaminanmutudanmanajemenkabupaten/kota (indikator 12 & 14); • Penyediaansumberdayabelajar-mengajar (indikator 15 - 18); • Kecukupan proses pengajaran (indikator 19 - 23); dan • Jaminan mutu dan manajemensekolah (indikator 24 - 27).

  10. SurveiSekolah– RancanganSampel (1) • Karena kendala waktu dan biaya dalam SQA, Survei Sekolah akan mencakup sampel yang mewakili sejumlah sekolah dengan memisahkansampel untuk SD/MI dan SMP/MTs; • Pengambilan sampel dirancang untuk menghasilkan sampling error maksimum sekitar +/- 10 persen untuksebagian besar indikator. Ini merupakan trade-off antara akurasi dan kelayakan terkait dengan ketersediaan waktu yang pendekuntuk SQA; • Namunbegitu, kabupaten/kota didorong, dengandibantuoleh DAT, untuk mensurveisekolahlainnya yang belumdisurveidengan menggunakan sumber dana lain di luar yang dialokasikan untuk SQA.

  11. SurveiSekolah – RancanganSampel (2) • Jumlah total sekolah yang akan disurvei bervariasi antar kabupaten/kotadanberkisarantarakurangdari 100 sekolah di kabupaten/kota yang kecilsampai 170 sekolah di kabupaten/kota yang paling besar. • Sampel sekolah untuk survei dipilih secara acak dariDaftarIndukSekolahmenurut SD, MI, SMP dan MTs, dengandisertakansekolahcadanganuntuksekolahsampel yang tidak dapat disurvei. PENTING untuk diperhatikan bahwa kabupaten/kota harusmengikuti rancangansampelini dan tidak berusaha untuk memilih sekolah sendiri. • Sekolahcadangandigunakanapabila: (a) tidak bias dikunjungiakibatbencanaalam, (b) sekolahsudahtidakberoperasi, dan (c) karenafaktorkeamanan. Apabilaadaalasan lain, makapenggantiansekolahharusmelaluipersetujuan OMT (melalui DATL).

  12. SurveiSekolah – Pengolahan Data • OMT akan menyediakan format (Excel) untuk entri data, pengolahan data, dan penghitungan indikator SPM(score cards). • Format akan mencakup kontrol keypunching dan pemeriksaan kesalahan. Namunbegitu, DAT tetap perlu menjaga control kualitas pengawasannya melalui verifikasi manual terhadap seluruh kuesioner serta melakukan pemantauan proses input data. • The templates will include basic keypunching controls and error checks. However, Advisory Teams will also need to maintain supervisory quality control by manual verification of completed questionnaires and monitoring of data entry operations. • Format ini harus digunakan oleh semua kabupaten/kota untukmenjaminkonsistensi database antarwilayah.

  13. Focus Group Discussions (1) • DAT akan mengorganisir dan melaksanakan serangkaian FGD dengan kelompok pemangku kepentingan terpilihuntuk mengumpulkan informasi yang lebihkualitatif terkaitisu-isu kunci dan permasalahan SPM yang terkait dengan kinerja sistem pendidikan. • FGD ini akan fokus pada empat kelompok pemangku kepentingan: • Pejabat sekolah tingkat kabupaten/kota (Dinas Pendidikan, Kankemenag Kab/Kota); • Kepala sekolah (SD/MI dan SMP/MTs); • Guru sekolah (SD/MI dan SMP/MTs); dan • Anggota komite sekolah – walimurid (SD/MI dan SMP/MTs).

  14. Focus Group Discussions (2) • Tujuan FGDakandiarahkanpada tema substantif (kapasitas sekolah, fasilitas, peralatan, proses pendidikan, manajemen, dll) yang mendasari SPM dan untuk melihat persepsi pemangku kepentingan terhadap isu yang lebih luas yang mungkin akandimasukkan dalam proposal kabupaten/kota. • Lokasi untuk FGD akan ditentukan sendiri. Namun, OMT akan menyiapkan pedoman dan prosedur standar dalampelaksanaan FGD. Pedomandanproseduriniharusdiikutisecarakonsisten di lapangan.

  15. KunjunganSekolah • Meskipun bukan bagian dari SQA, DAT dianjurkan untuk melakukan kunjungan langsung ke sejumlah sekolah (kombinasi SD/MI/SMP/MTs). • Selama kunjungan kesekolah, DAT harusmengambilfoto-foto yang menggambarkan fasilitas sekolah(sarana-prasarana) dan melakukanpembicaraan singkat dengan staf sekolah (kepala sekolah, guru, siswa) untuk mendapatkan gambaran tentangkekuatan, kelemahan, dan isu-isu kunci di tingkat sekolah yang relevan dengan pelaksanaan SPM dan untuk melengkapi informasi darihasil FGD yang lebih terstruktur.

  16. Data Sekunder (1) • Tabulasi dari Survei Evaluasi SPM Nasional 2013: • Survei nasional ACDP 2013 mencakup seluruh27 indikator SPM dengan sampel sekitar 5.000 SD/MI dan SMP/MTs dari total lebih dari 200.000sekolahdi tingkatnasional. • Meskipun ukuran sampel tidak cukup untuk perhitungan indikator SPM untuk masing-masing kabupaten/kota, namun ukuran tersebut cukup untuk menggambarkancapaian SPM di tingkat provinsi (untuk beberapa provinsi besar) atau kelompok provinsi yang relevan dengan pekerjaan DAT di berbagai daerah. • Hal ini dapat memberikan gambaran indikatif dari kondisi umum di suatu wilayah di mana kabupaten/kota sasaran berada dan dapat digunakan sebagai pembanding dan bahan pemeriksaan silang terhadap hasil Survei Sekolah.

  17. Data Sekunder(2) • Database Sekolah Dapodik: • Dapodik adalah sistem yang saat ini digunakan oleh Kemdikbud untuk mengumpulkan dan mengelola data sekolah pada pendidikan dasar. • Data yang dikompilasi di tingkat sekolah menggunakan format standar dan dikirim kembali oleh sekolah secara on-linekepadaKemdikbud di Jakarta. • Data ini mencakup semua sekolah (sensus), tetapi hanya mencakup sekolah di bawah Kemdikbud (tidak termasuksekolah di bawahKemenag). • Dari data Dapodikhanya dapatdihasilkan9 indikator SPM terutama yang terkait dengan kapasitas sekolah, fasilitas, dan jumlah serta kualifikasi guru. • Data ini jugaakanditanyakandalam Survei Sekolah. Sedangkandata Dapodik masih dapat digunakan oleh kabupaten/kota untuk tujuan validasi dan perbandingan.

  18. OrganisasiLapangan SQA • Organisasi lapangan di tingkat kabupaten/kota akan mencakup tiga lapisan tanggung jawab, yaitu: • StafDinasPendidikanKabupaten/Kota (seperti pengawas sekolah dan staf yang bertanggung jawab atas statistik sekolah). • Tim KonsultanKabupaten/Kota (District Advisory Team/DAT). • Tim tambahan yang terdiridariKoordinator Regional (Regional Assessment Coordinators/RAC) dan Supervisor Survei (District Assessment Supervisors/DAS) yang akan direkruttersendiri untuk jangka waktuselama periode SQA. 18

  19. StafDinasPendidikanKabupaten/Kota (1) • Karena fokus utama dari program ini adalah pada pembangunan kapasitas,maka sasaran utamakegiatan SQA adalahpetugaspelaksana kegiatan, petugasinput data, pengolahan data, dan analisis Survei Sekolah di tingkat kabupaten/kota (pengawas sekolah, staf pendataan sekolah, dll). • Pelatihan, pedoman umum, dan pengawasan akan dilakukan oleh anggota DAT dengan menggunakan materi survei standar yang disediakan oleh OMT.

  20. StafDinasPendidikanKabupaten/Kota (2) • Secara khusus, staf DinasPendidikankabupaten/kota akan: • Melakukan pemetaan sampel sekolah dan menetapkan beban kerja bagi pewawancara. • Berperan sebagai pewawancara dalam surveisekolah, kunjungankesekolah-sekolah, pengumpulan data, dan pengembalian kuesioner yang telah selesai diisi ke kantor kabupaten/kota untuk proses verifikasi, dataentri, dan pengolahan. • Melakukan verifikasi manual terhadap kuesioner yang terkumpul (dapatmenugaskanstaf yang berbeda). • Melakukan input data dengan menggunakan format standar. • Mengelola pengolahan data dan penyajian indikator SPM (score cards). • Melakukan analisis terhadap hasil SQA.

  21. District Advisory Teams (1) • District Advisory Tim (termasuk short-term DAS) akan bertanggung jawab untuk pelatihan, arahan umum, dan pengawasan terhadapStaf Dinas Pendidikan di seluruh tahapkegiatan SQA, serta untukmelaksanakan aspek-aspek tertentu dalam SQA, seperti FGD. • Meskipun diharapkan bahwa banyak kegiatan akan dilakukan oleh staf kabupaten/kota, tetapiperluterusditekankanbahwabahwa DAT yang akan tetap bertanggung jawab ataskeberhasilanpelaksanaanSQA, termasukketikastaf dinas ternyatatidak memberikan partisipasi secara penuhdalamkegiatan.

  22. District Advisory Teams (2) • Secara khusus, DAT (termasuk tambahan DAS) akan bertanggung jawab untuk: • Mensosialisasikan SQA dan kegiatan SQAkepadakabupaten/kota. • Memastikan bahwa Kabupaten/kota siap melaksanakan kegiatan Survei Sekolah dan telahmenunjuk staf yang mampu untukikutmelakukannya. • Membantu dengan pemetaan sampel sekolah dan mengorganisir rencana wawancara dan beban pekerjaan. • Melakukan pelatihan yang diperlukan bagi staf tingkat kabupaten/kotatentang semua tugasterkait SQA serta memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap semua pelaksanaan Survei Sekolah.

  23. District Advisory Teams (3) • Tanggungjawab District Advisory Tim (termasuk tambahan DAS) - lanjutan: • Mengorganisir FGD (dengan asistensi pemerintah daerah), melaksanakan FGD, dan mengkomunikasikan hasilnyakepada para pejabat terkait di kabupaten. • Membantu menganalisis hasil Survei Sekolah dan informasi dari sumberlain (FGD, hasil kunjungan sekolah, dan data dari sumber sekunder baik yang disediakan oleh OMT atau dari data lokal yang diberikansekolah. • Membantu mensintesis hasil kedalam format profil SPM untuk dimasukkan ke dalam Proposal Pembiayaan Kabupaten/Kota,serta mengumpulkan dan mengkomunikasikan semua data dan hasilnya kepada OMT.

  24. District Assessment Supervisors (DAS) • Perusahaan dari masing-masing region akan melengkapi DAT yang ada saatinidengan beberapa personil jangka pendek (DAS) yang memilikiketrampilan survei dan pendataan yang relevan agar dapatmencakupseluruhkabupaten/kotasasarandansekaligusmelakukanquality control. • DAS akan memiliki beban tugas dan tanggung jawab yang sama seperti DAT dan akan bekerja sebagai bagian dari tim manajemen SQA secarakeseluruhan di masing-masing kabupaten dan region kerja.

  25. Regional Assessment Coordinators (RAC) • OMT akan merekrut khusus sejumlah kecil personil jangka pendek yang akan membantu OMT dalam manajemen teknis dan pengawasan kegiatan SQA. • RAC akan bertanggung jawab untuk: • Melakukan pelatihan khusus kegiatan SQA untuk DAT dan DAS di regionnya. • Membantu DATL dalam pengelolaan dan pengawasan aspek teknis dari SQA selama pelaksanaan SQA. • Membantu DATL dalam pengkoordinasian laporan kemajuan SQA, menyusun, dan mengirimkan data dan analisis SQA ke OMT.

  26. Jadual kegiatan SQA (1) • Kegiatan SQA, termasuk analisis dan sintesa hasil, akan dilakukan selama periode kira-kira 2 ½ bulan dari awal Februari sampai pertengahan April, 2014 • Tahapan yang akandilaluiadalahsebagaiberikut: • 3 - 14 Februari 2014 (3 minggu) - Sosialisasi dan persiapan untuk kegiatan SQA di setiap kabupaten. • 16 - 26 Februari 2014 (2 minggu) - Pelatihan KhususSQA untukDAT dan DAS. Sesi pelatihan selama dua hari akan dilakukan oleh Regional Assessment Coordinator (RAC) di setiappropinsiataukelompokpropinsi. Waktu pelatihan akan dikoordinasikan antara OMT dan DATL yang akan mengatur lokasi pelatihan danakandiikutiolehDAT dan DAS.

  27. Jadual kegiatan SQA (2) • Jadual SQA - lanjutan • 21 Februari - 21 Maret 2014 (4 minggu) - Pengumpulan data untuk Survei Sekolah • 4 - 21 Maret 2014 (3 minggu) - Data entri untuk Survei Sekolah. Hal ini akan bersamaan dengan pengumpulan data (data bisa di-entri segera setelah diterima dan diverifikasi). FGD dan Kunjungan Sekolah juga akan dilakukan pada periode waktu yang sama. • 21 Maret - 5 April 2014 (2 minggu) - Pengolahan data, penyiapan SQA score cards,dan analisis hasil Survei Sekolah, FGD, dan dari sumber data dan informasi lain yang ada di tingkat kabupaten.

  28. Jadual kegiatan SQA (3) • Jadual SQA - Lanjutan • 8 - 12 April (1 minggu) – Penyiapan laporan akhir pelaksanaanSQA oleh DAT dan penyerahan laporan dan data kepada DATL untuk disintesakandankemudian diserahkan kepada OMT. • Kecuali ada hal-hal diluar rencana, pembagian waktu ini mencerminkan usaha terbaik agar SQA bisa berjalan.Dan agar ada waktu yang cukup untuk persiapan proposal, jika memungkinkan, tim diharapkan bisa menyelesaikan pekerjaan ini lebih cepat dari jadual.

  29. Pelaporan • Di masing-masingkabupaten/kota, DAT/DAS akanmembuatlaporansepertiberikut: • LaporanKemajuanMingguanyang merangkum kemajuan pengumpulan data Survei Sekolah, data entry, FGD, dll serta setiap masalah yang dihadapi. • Pada akhir kegiatan SQA menyerahkanLaporanPelaksanaan SQA yang merangkumsemua hasil kegiatan SQAsertahasilkegiatan (SPM Score Cards)serta temuan penting lainnya. Laporan akan mencakup: soft copy data SurveiSekolah, catatan dan/atau rekaman FGD, serta informasi lain yang relevan. • Format Pelaporan akan diberikan pada waktu pelatihan khusus SQA untuk DAT dan DAS pada bulan Februari.

  30. TERIMAKASIH

More Related