1 / 77

PSIKODIAGNOSTIKA (II) (Observasi)

PSIKODIAGNOSTIKA (II) (Observasi). Yuli Fajar Susetyo Amitya Kumara.

netis
Download Presentation

PSIKODIAGNOSTIKA (II) (Observasi)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PSIKODIAGNOSTIKA (II)(Observasi) Yuli Fajar Susetyo Amitya Kumara

  2. 1. Definisi, tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Kelemahan,2. Observer, proses observasi, dan objektivitas data observasi3. Observasi sehari-hari dan observasi ilmiah, dan observasi sebagai alat psikodiagnotik4. observasi sistematik-non sistematik, Partisipan-non partisipan, Eksperimental-natural5. Pencatatan hasil observasi dan praktek6. Strategi observasi jenis naratif7. Strategi observasi Event sampling dan time sampling8. Strategi observasi Check lists dan rating scales9. Pengolahan dan interpretasi data observasi10. Penutup : penyajian data observasi dan review MATERI KULIAH OBSERVASI

  3. OBSERVASI Penemuan Pengamatan/ pengumpulan data Penilaian PENELITIAN OBSERVASI ASESMEN Non perilaku Pemberian arti Perilaku DIAGNOSTIK Inferensi Penegakan diagnosis Sampel perilaku Konstruk hipotetis

  4. OBSERVASI dalam PSIKODIAGNOSTIKA Berkaitan dengan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psikologis Ada proses pengukuran dan penggunaan berbagai teknik untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis Psikodiagnostik bukan hanya milik psikologi klinis, walapun istilah diagnosis didominasi di psikologi klinis.

  5. Mengapa Perlu Observasi bagi PsikologGoodwin & Driscoll (dalam Bentzen, 1993) • Memungkinkan mengukur perilaku yang tidak dapat dengan alat ukur psikologis lain (banyak pada anak) • Prosedur formal ditanggapi tidak serius (tidak dapat dilakukan) • Lebih tidak mengancam (pada anak lebih akurat)

  6. Kegunaan observasi dalam psikodiagnostik • Keperluan asesmen awal • Menentukan kekuatan observee dan menggunakannya untuk meningkatkan hal-hal yang masih lemah • Dasar merancang rencana individual • Dasar dari titik awal kemajuan klien • Mengetahui perkembangan anak pada area tertentu • Untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan anak • Bahan untuk memberi laporan kepada orang tua, guru, dokter, dan profesi lain • Informasi status anak/remaja di sekolah untuk keperluan BK • Informasi status klien klinis (di rumah sakit jiwa)

  7. TUGAS • Carilah objek observasi : • Fisik • Manusia (individu) • Kelompok • Catatlah hasil amatan Anda • Apa makna amatan tersebut? • Apa kesimpulan Anda?

  8. PRO DAN KONTRA • Patton (1990) persepsi selektif manusia menyebabkan munculnya keragu-raguan terhadap validitas dan reliabilitas observasi sebagai suatu metode pengumpulan data ilmiah. • Dia menjelaskan pengaruh persepsi selektif yang diwarnai bias dan minat pribadi terjadi pada kebanyak orang awam yang tidak terlatih untuk dapat disebut sebagai peneliti terlatih • Agar dapat menjadi metode yang akurat maka harus dilakukan oleh peneliti yang melewati latihan-latihan yang memadai dan telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap.

  9. Observasi Definisi dan deskripsi umum • Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul , dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. • Sebagai metode yang paling dasar dan paling tua, dasar karena dalam setiap aktivitas psikologi ada aspek observasi • Semua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif mengandung aspek obsevasi • Dapat berlangsung dalam konteks laboratorium (eksperimental) maupun dalam konteks alamiah (Banister, 1994)

  10. PENGERTIAN • Observasi Metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti • Pengertian sempit Pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik dalam situasi alamiah maupun situasi buatan • Pengertian luas Termasuk pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya maupun yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut.

  11. TUJUAN OBSERVASImendeskripsikan seting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati. PENTINGNYA OBSERVASI, Patton (1990) 1. peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks 2. Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientsai pada penemuan daripada pembuktian, dan mendekati masalah secara induktif. Pengaruh konseptualisasi (yang ada sebelumnya) ttg topik yang diamati berkurang 3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang oleh partisipan kurang disadari atau partisipan kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu 4. Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara terbuka dengan wawancara 5. Mengatasi persepsi selektif dan peneliti dapat bergerak lebih jauh 6. Memungkinkan peneliti merefleksi & bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan.Impresi & perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami fenomena

  12. Apa yang diobservasi • Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi target • Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus, atau kemunculan indikator khusus • Level observasi dapat aspek khusus dari perilaku, individu, kelompok, dan situasi/proses • Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata)

  13. Webb dkk (1966) & Denzin (1970) Yang diobservasi : Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan dll Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik Language behaviour : menyilangkan kaki dll Time duration Diterapkan pada kelas sosial, status, jender, dan sikap sosial

  14. Reliabilitas & Validitas • Reliabilitas : Metode yang reliabel, metode yang digunakan orang lain dalam kondisi yang sama akan menunjukkan hasil yang sama atau serupa. Perlunya reliabilitas antar rater • Valisitas : keakuratan/keterpercayaan seberapa tepat metode mengukur apa yang diukur. Validitas tidak intrinsik ada pada metode karena dapat lebih dihubungkan dengan problem yang diteliti. Contoh Untuk meneliti tentang kelas sosial lebih valid dengan wawancara daripada observasi mobil yang dipakai

  15. ETIKA OBSERVASI • Privacy subjek • Keamanan subjek • Persetujuan subjek • Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan • Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan • Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau masyarakat • Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif Pertimbangan diatas diterapkan pada 3 tahap penelitian yaitu rencangan penelitian, proses di lapangan, dan penulisan-publikasi

  16. JENIS OBSERVASI

  17. Observasi obstrusif Observasi Partisipan Observasi Sistematik/ terstruktur Observasi laboratory/ eksperimental Observasi natural Observasi tidak sistematik Observasi Non partisipan Observasi unobstrusif SILAHKAN DIKEMBANGKAN SENDIRI : kombinasi jenis observasi

  18. OBSERVASI SISTEMATIK • Disbt juga observasi terstruktur; ada kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati • Sistematik : lebihmenekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit) • Hal perlu diperhatikan : • Isi dan luas observasi lebih terbatas, sesuai rumusan khusus • Memungkinkan respons dan peristiwa dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan • Dapat menggunakan one way screen

  19. OBSERVASI EKSPERIMENTAL • Dilakukan dengan cara mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat dikendalikan untuk mengurangi atau menghindari bahaya timbulnya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi situasi • Ciri penting : • Observee dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seragam atau berbeda • Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memunculkan variasi perilaku • Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observee tidak mengetahui maksud observasi

  20. OBSERVASI PARTISIPAN • Orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi • Umumnya untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Menyelidiki perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam pabrik-penjara dll • Perlu diperhatikan : • Materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi • Waktu dan Bentuk pencatatan : segera setelah kejadian dg kata kunci. Kronologis – sistematis • HUbungan : mencegah kecurigaan, pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap wajar • Kedalaman partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi

  21. TINGKAT PARTISIPASI • Partisipasi lengkap (penuh) • Anggota penuh • Partisipasi fungsional • Aktivitas tertentu bergabung • Partisipasi sebagai pengamat

  22. Obtrusive dan unobtrusive • Unobstrusive measures - unobstrusive methods – non reactive methods • Metode tidak mengganggu lingkungan sosial, tidak terlibat dengan penduduk, tanpa berinteraksi dengan subjek melalui pertanyaan atau perlakuan lainnya. • Termasuk un obtrusive methods: tulisan dan rekaman audio visual, materi budaya (objek fisik), jejak-jejak perilaku, arsip pekerjaan, pakaian atau benda lain di musium, isi dari buku-buku di perpustakaan, observasi sederhana, hardware techniques; kamera, video dll, rekaman politik dan demografi • Obtrusive : wawancara, kuesioner, eksperimen manipulatif, tes • “Contrived“ observationMenggunakan perangkat keras seperti kamera, tape recorders, one way mirrors dll. • Experimental manipulation dipandang sebagai non reactive jika tidak disadari oleh subjek (Bochner, 1979) vs sisi etika observasi

  23. OBSERVASI FORMAL DAN INFORMAL(Goodwin & Driscoll, 1980) • Observasi formal mempunyai sifat tersruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian • Observasi formal perlu mengidentifikasi definisi secara hati-hati, menyusun data, melatih obsrerver dan menjaga reliabilitas antar rater, pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan prosedur yang sophisticated. • Observasi in formal mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan. • Observasi informal sering disebut juga naturalistic observation (lho menopo hubunganipun kalian observasi yang non eskperimental?)

  24. Observasi Partisipan & Observasi Unobstrusif Observasi partisipan : peneliti berinteraksi dengan subjek yang dipelajari dan melakukan observasi dalam interaksi tersebut, dan biasanya sebagai bagian dari proses wawancara dan menggunakan informan Observasi dengan observer yang tidak menampakan diri (penyembunyian diri) dan memisahkan diri dari yang diobservasi

  25. Data “nyata“ bukan perilaku yang dilaporkan Aman Mungkin untuk diulang Tanpa mengganggu Mudah diakses dan dilakukan Mudah Baik sebagai sumber data longitudinal Distorsi dari data asli, terutama sumber berupa arsip Decontextualising (emic-ingroup/etic-outsider) Peran Intervening variable Bias dari metode tunggal Keterbatasan wilayah terapan Keuntungan dan kelemahan

  26. Observasi Dipandang Ilmiah, Jika : (Jehoda) • Mengabdi pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan • Direncanakan secara sistematik, bukan kebetulan dan tidak beraturan • Dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proposisi yang lebih umum, tidak sekedar memenuhi rasa ingin tahu • Dapat dicek dan dikontrol validitas dan reliabilitasnya

  27. Checklist notations • Time sampling • Event sampling • Field unit analysis • Narrative types • Diary descriptions • Specimen descriptions STRATEGI OBSERVASI Rating scales Wright (1960) Brandt (1972)

  28. Larah-larahipun mekaten den ! • Narrative types pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya sesuai (sama) dengan kejadian dan urutan kejadiannya sebagaimana yang terjadi pada situasi nyata. • Checklist notations Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek • Rating scales Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dengan sebagai refleksi dari penilaian observer

  29. Salajengipun mekaten ! • Diary descriptions : Pengamatan (pencatatan) perubahan-perubahan pada perkembangan perilaku secara umum atau perilaku spesifik sesuai tujuan observasi seperti perkembangan bahasa dll. Membutuhkan waktu yang panjang dan frekuensi kontak yang banyak • Specimen descriptions (desriftif naratif, running records) Pengamatan yang detail dan lengkap, intensif dan kontinyu dengan pencatatan naratif sekuensial terhadap episode tunggal dari perilaku dan keadaan lingkungannya. • Time sampling Pengamatan seperti specimen descriptions terhadap perilaku tertentu (sesuai tujuan observasi) pada interval waktu tertentu yang telah ditentukan (biasanya frekuensi kejadian perilaku) • Event sampling Pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilaku-perilaku penting yang diamati pada situasi tertentu • Field unit analysis Ada kesamaannya dengan specimen records, tapi metode ini mengkaitkan perilaku-perilaku yang terjadi pada pengamatan ke dalam unit-unit perilaku yang sudah disusun dan menyediakan fasilitas on the spot coding.

  30. Checklist • Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek • Melihat kehadiran perilaku yang dianggap penting • Tidak memberikan informasi tentang frekuensi, durasi, dan kualitas perilaku • Digunakan pada time sampling, event sampling

  31. Keunggulan Strategi yang sederhana dan relatif mudah Merekam dengan cepat dan efisien, kebutuhan energi observer minimum Ketrampilan yang dibutuhkan dari observer relatif lebih sederhana Seteleh dilakukan check terhadap perilaku dapat ditambahkan catatan tertentu Mudah diolah dalam lembar komputasi (dan proses kuantifikasi) Kelemahan Informasi terlalu sedikit Informasi kurang mendalam Tidak ada informasi tentang bagaimana (kualitas, durasi, frekwensi) KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

  32. PANDUAN CHECKLIST • Tentukan tujuan observasi • Tentukan definisi operasional perilaku • Tentukan content perilaku yang akan diobservasi • Susun checklist berdasarkan content perilaku sebelum observasi dilakukan • Identifikasi secara detail content perilaku • Organisasi detail content perilaku harus logis • Organisasi checklist harus dapat mencapai tujuan : identifikasi kehadiran/ketidakhadiran target perilaku dan merekam perkembangan kronologis (munculnya ketrampilan tertentu) • Gunakan cheklist untuk melihat kehadiran perilaku target

  33. Dua tipe checklist • Static descriptor • Seperangkat aitem yang mendeskripsikan karakteristik subjek atau setting yang relatif stabil : umur, jenis kelamin, ras, status ekonomi, karakteristik lingkungan, dan waktu • Action • Seperangkat aitem yang mendeskripsikan perilaku/tindakan spesifik observee

  34. Rating scales Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dalam bentuk nilai tertentu (angka) sebagai refleksi dari penilaian observer

  35. DESKRIPSI RATING SCALES • Didesain untuk mengukur kuantifikasi impresi dari pengamatan • Penilaian kuantitatif tentang tingkat terjadinya perilaku atau bagaimana perilaku ditampakan • Menjadi mudah dan cepat untuk memaknakan kesimpulan dari impresi yang didapatkan • Dapat mengukur ciri sifat dan perilaku yang tidak dapat diungkap oleh strategi lain • Metode asesment > metode deskriptif • Dapat sebagai perekaman on the spot, ada yang tidak

  36. TIPE RATING SCALES • Numerical : angka tertentu dikaitkan dengan nilai tertentu dari perilaku 1 = Perilaku mengganggu, meninggalkan kelompok 2 = Perilaku mengganggu tidak tampak 3 = Mengikuti guru, tatapan mengarah ke guru 4 = Mengikuti guru, ekspresi menunjukkan ketertarikan 5 = Mengikuti guru, melaksanakan instruksi • Graphic : Kemunculan perilaku tertentu dinilai berdasarkan rentang penilaian yang bersifat meningkat (bentuk garis lurus) Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah kadang • Semantic differential (termasuk grafik) dengan tujuh unit penilaian pada perilaku yang bipolar 1 2 3 4 5 6 7 Aktif Pasif BersahabatBermusuhan

  37. Standart Penilai dihadapkan pada satu set standar untuk menilai yang lain • Cumulated points Penilaian didasarkan pada akumulasi terhadap penilaian unit-unit perilaku tertentu • Forced-choice Rater dihadapkan pada satu set deskripsi kualitas tertentu dan memilih satu yang sesuai dengan hasil pengamatan

  38. 6 FAKTOR POTENSIAL RATER ERRORS • Error of leniency • Error of central tendency • Hallo effect • Error of logic • Error of contrast • Proximity error

  39. KEUNTUNGAN Efisiensi waktu Lebih menarik bagi observer Lebih mudah diskor dan dikuantifikasi (statistik) Dapat mengukur perilaku lebih luas termasuk trait Dapat membandingkan antar individu dan intraindividu Membutuhkan minimum training Memfasilitasi melihat hubungan realita dan persepsi individu (rating guru dan DO) KELEMAHAN Peluang error dan bias cukup besar Ambiguitas aitem Pengaruh penerimaan sosial Kurang bercerita tentang penyebab perilaku

  40. SIAP LETNAN? • Pernyataan pendek, simple, dan tidak ambigu • Berhubungan dengan trait yang akan diungkap • Pilih kata yang berhubungan dengan skala (tidak overlap dengan deskripsi) • Hindari penggunaan pernyataan seperti average, excellent, dan very • Hindari pernyataan yang mengandung unsur baik-buruk • Nilai semua individu pada satu trait sebelum ke trait lainnya • Lebih baik jika kita tidak kenal • Lakukan dengan hati-hati

  41. Time sampling Pengamatan terhadap perilaku tertentu (sesuai tujuan observasi) pada interval waktu yang telah ditentukan (biasanya kemunculan perilaku, frekuensi, dan durasi)

  42. Deskripsi Time Sampling • Subjek diobservasi pada periode waktu tertentu yang relatif pendek, dan perilaku yang diperoleh dipandang sebagai sampel dari perilaku yang biasa terjadi (Goodenough). • Efektif pada perilaku yang cukup sering muncul karena perilaku diamati selama periode waktu tertentu yang pendek . Arrington (1943) ; minimal 15 menit sekali. • Time sampling sebaiknya digunakan untuk overt behavior • Variasi penggunaan time sampling: • Mengukur frekuensi kemunculan perilaku. Mencatat setiap perilaku yang muncul selama interval waktu tertentu. • Mengukur kemunculan perilaku. Satu atau 5 kali selama interval waktu 5 menit dalam pengamatan dengan tanda cek satu. • Mengukur durasi ( berapa lama) perilaku terjadi dalam frame waktu tertentu. NB : Yang perlu dipertimbangkan adalah : panjang interval, jarak antar interval, dan jumlah interval waktu.

  43. Kelemahan Time sampling Kerlinger (1973) • Kehilangan gambaran kontinyuitas • Kehilangan konteks • Kehilangan sifat-sifat natural.

  44. Panduan Time Sampling • Definisi operasional overt behavior harus jelas dan dipahami semua yang terlibat (observer) • Tetapkan tujuan observasi dengan jelas sehingga dapat membuat struktur time sampling dengan jelas, antara lain : • Jumlah subjek yang dibutuhkan • Fokus observasi pada hasil yang menekankan pada perilaku individu atau kelompok • Seberapa banyak observasi akan dilakukan agar sample representatif • Tetapkan informasi apa yang dibutuhkan untuk direkam : apakah kemunculan perilaku, frekuensi perilaku atau durasi. • Tetapkan interval waktu yang digunakan : • Penentuan panjang interval didasarkan pada frekuensi kehadiran perilaku, dan interval minimum kemunuculan satu perilaku • Jeda antar interval waktu (spacing), tergantung pada panjang interval dan detail yang direkam (misalnya berapa katergori) atau tanpa jeda . • Jumlah total interval yang dibutuhkan pada setiap subjek tergantung pada terpenuhinya sample perilaku yang representative.

  45. Contoh Rancangan Observasinipun mekaten ! Seorang psikolog yang tertarik dengan permasalahan anak di sekolah, dan ingin mendapatkan informasi spesifik, dia dapat , mengobservasi anak pada 5 menit pertama tiap jam, dan focus pada perilaku ketika ada tugas dan tanpa tugas. Dia dapat mengobservasi dengan beberapa pilihan : • Mengobservasi 5 menit pertama setiap jam (dapat memberi informasi selama satu hari tapi tidak mendapatkan gambaran pada aktivitas yang berbeda) • Mengobservasi 5 menit pertama pada tiap aktivitas terpilih (dapat dibandingkan antar aktivitas) • Memilih satu atau lebih aktivitas dan mengobservasi selama 10-15 menit untuk mendapatkan gambaran pada ke dua jenis situasi

  46. PERBANDINGAN TIME SAMPLING DAN EVENT SAMPLING • Kesamaan dengan time sampling adalah sampel perilaku • Time sampling focus pada waktu tertentu, event sampling focus pada perilaku itu sendiri. • Time sampling focus pada eksistensi dari event, sedangkan event sampling focus pada eksplorasi dari karakteristik event. • Pada event sampling, obserber menunggu kemunculan perilaku yang dipilih kemudian merekamnya. Tidak ada batasan waktu, focus ada pada perilaku itu sendiri dan waktu adalah sebagai akibat dari durasi normal dari peristiwa. Rentang perilaku-perilaku yang diamati dibatasi • pada event sampling, waktu yang dibutuhkan tidak dapat ditentukan seperti pada time sampling. • Time sampling focus pada frekuensi dan durasi guru berbicara dibandingkan siswa berbicara, maka event sampling focus pada kepada siapa guru berbicara, dan apa penyebab dan hasil dari perilaku tersebut.

  47. Event sampling Pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilaku-perilaku penting yang diamati pada situasi tertentu

  48. KEUNGGULAN EVENT SAMPLING • Efisien untuk mengurangi waktu observasi • Dapat dirangkum dan dianalisis statistik dengan mudah.

  49. Panduan Event sampling 1. Identifikasi dan susun definisi operasional perilaku yang akan diobservasi dengan jelas 2. Ketahui secara umum dimana dan kapan perilaku dapat terjadi 3. Tentukan jenis informasi yang akan direkam. (dapat menggunakan pencatatan naratif maupun kategoris. Misalnya pada studi tentang pertengkaran tadi adalah berapa lama terjadi, apa yang terjadi ketika pertengkaran dimulai, jenis perilaku dalam pertengkaran, apa yang dilakukan dan dikatakan, apa akibatnya, dan apa yang terjadi setelah pertengkaran. 4. Susunlah lembar pencatatan semudah mungkin

  50. Contoh observasi event sampling dilakukan oleh Helen C. dawe (1934) • Observasi pada natural setting, observasi pada 200 pertengkaran anak TK. Penyelidikan diarahkan pada pertengkaran spontan selama bermain bebas pada sekolah TK dari 19 oktober 1931 sampai 17 pebruari 1932. Subjek adalah 19 perempuan dan 21 laki-laki. Berumur 25-60 bulan. • Proses observasi : Observer menunggu pertengkaran terjadi, ketika terjadi stopwatch diaktifkan, dan mengamati apa yang terjadi, ketika pertengkaran selesai maka stopwatch dimatikan. Yang disiapkan adalah blangko pengamatan yaitu nama subjek, umur dan jenis kelamin anak yang terlibat, durasi pertengkaran, problem yang menyebabkan pertengkaran, perilaku yang terjadi,. Setelah kejadian observer menuliskan secepatnya apa yang diingat. • Hasil Analisis data : • dari 58.75 jam observasi, terjadi 200 pertengkaran, dengan rata-rata 3.4 perjam • 68 pertengkaran terjjadi di luar ruangan, dan 132 di dalam ruangan • Hanya 13 yang lebih dari 1 menit • Laki-laki lebih sering bertengkar dari perempuan. • Penyebab pertengkaran adalah perselisihan terkait dengan kepemilikian benda • Anak-anak yang terlibat pertengkaran cepat berbaikan kembali seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

More Related