1 / 57

ANALISIS SECARA ELEKTROKIMIA

ANALISIS SECARA ELEKTROKIMIA. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah metode analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa kimia, yang reaksinya dipengaruhi oleh arus listrik, beda potensial, dan daya hantar listrik. Alat analisis elektrokimia dibedakan menjadi :

sereno
Download Presentation

ANALISIS SECARA ELEKTROKIMIA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ANALISIS SECARA ELEKTROKIMIA PENDAHULUAN Elektrokimia adalah metode analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa kimia, yang reaksinya dipengaruhi oleh arus listrik, beda potensial, dan daya hantar listrik. Alatanalisiselektrokimiadibedakan menjadi: 1. .Potensimeterberdasaratasperbedaanpotensialkeduaelektrode yang dinyatakandalammilivoltatau mV. 2.Amperemeterberdasartimbulnyaaruslistrik yang dinyatakandalamamperataumili amper 3.Voltametermempunyaiprinsip yang samatetapielektrode yang digunakanagakberbeda 4.Konduktometerberdasarpadadayahantarlistrikataukonduktivitas.

  2. Kelemahan • Arus, tegangan, dan daya hantar listrik dapat digunakan untuk secara sendiri-sendiri, atau secara kombinasi. • Kelemahan penggunaan alat analisis ini (elektrokimia) adalah pada daya resoslusi yang rendah.Paling baik dikombinasikan dengan KCKT. • Alat banyak digunakan dalam analisis baik untuk senyawa organik maupun anorganik, misalnya potensiometer, voltameter dan konduktometer

  3. ELKIM SEBAGAI DETEKTOR • Salahsatucontohalat yang berdasarteganganataupotensioadalahpolarografi, yang dapatdigunakanuntukanalisissenyawatunggalataucampuran. • Sedangkanpotensiometerdankonduktometerlebihbanyakdigunakanuntukindikatorpadatittrasi, ataudetektorpadakromatografi KCKT,

  4. Elektrodepembanding E0 = 0 • Perbedaanpotensialmerupakankekuatanelektrik yang bergerakatauelectromotive force (EMF). • Dalampenggunaannyatelahdibakukandenganelektrodepembanding. Elektrodepembandingadalahelektrodegelas yang mempunyai E0 = 0,00 • Sedangkanuntuklogam-logamtertentumempunyaiharga E0 yang berbeda (tabel I). • Makauntukmendapatkandapatdipilihlogamtetentuuntukmebandingkandansebagielektrode

  5. Tabel 1 harga potensial atau E0 (Willard dkk.1988) 2

  6. Reaksi elektrolit 1.Pengaruh Kadar pada elektrode Reaksi oksidasi sebagai contoh penggunaan potensimeter: Ox + ne­- ——Red (1) Menurut Nerst persamaan menjadi: RT aRED2,3026RT aRED edE = E0 - — ln — =E° ————— log —— (2) nF aOK nF aOK E adalah potensial baku elektrode; R = tetapan molar gas; T suhu Kelvin; n adalah jumlah elektron yang dipindahkan; aok dan ared adalah aktivitas oksidasi maupun reduksi dalam sistem. Kemudian bila kadar dimasukkan dalam persamaan, dan suhu Kelvin = 298°K, persamaan Nerst menjadi:

  7. PersamaanNerst • PersamaanNerstmenjadi: • 0,05916 [red]E = E° log ———— log —— (3) • n [ok] • Bila E° merupakanpotensialelektrodebaku, makakadarlebihmenonjolterlihatdaripadaaktivitas. • Perubahansatu unit logaritmaakanmerubahharga E dengan 59,16/mV. • Persamaan 1 atauoksidasi/reduksiadalahpersamaan yang bolak-balikdalamkeseimbangan, danmengikutikaidahtermodinamika.

  8. Pengaruh Terbentuknya Senyawa Kompleks • 2. Pengaruh Terbentuknya Senyawa Kompleks • Efek suatu pereaksi yang dapat bereaksi dengan salah satu elektrode terlihat pengaruhnya seperti dalam persamaan: • Ag+ + 2NH3 g  Ag(NH3)2+ (4) • Tetapan keseimbangan Kf dirumuskan sebagai berikut [Ag(NH3)2+]Kf= ——————= 6,x 10 -8 (5) [Ag+][NH3]2 • Sehingga potensial dirumuskan sebagai berikut: • E= E° + 0,0596. log[Ag+] (6)

  9. Menggabungkan persamaan 4 dan 5 menjadi satu I • E = E° + 0,0596 log ——+ 0,0596 log Ag(NH3)2]+ (7) • Kf[NH3]2 • Penurunan harga potensial ternyata dapat dipengaruhi oleh pembentukan senyawa kompleks. • Dengan dasar tersebut elektrode Ag dapat digunakan untuk menguji amoniak dan senyawa amin organik yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion Ag. (Willard, dkk., 1989).

  10. Ion Cu++ danElektodePlatina Ion Cu++ yang menuju ke elektode platina membawa muatan dan arus mulai timbul dengan potensial yang diberikan lebih negatif. Kemudian arus akan meningkat sesuai hukum Ohm. Bila potensial diubah menjadi positip arus akan menurun bahkan menjadi nol. Berdasrkan percobaan besarnya potensial akan menjadi 29,5 mV bila kadar Cu (II) ion diturunkan menjadi 10 kali lipat.Gambar hubungan potensial dan arus listrik ini dinamakan voltamogram. Dengan cara ini dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Arus (mA) Potensila (mV)

  11. B.POTENSIOMETRIK Analisisdenganpotensiometermencakupduahal. • Pertamamengukursecaralangsungpotensialelektrode yang berhubungandengankadarzatelektoaktif. • Keduamengukurperubahanemfatauelectromotive forcekarenapenambahantitranpadasampel. • 1. SelElektrokimiaTipepotensiometrikadalahmerupakanpenginderaaktivitaspermukanpadaseparoselelektrokimia, menimbulkanpotensial yang, proporsionaldenganlogaritmaaktivitasanalitataukadaranalit.

  12. KeseimbanganElektrokimia • Potensial diukur secara relatif terhadap elektrode referen (pembanding), yang juga berhubungan dengan larutan analit (sampel) • . Pengukuran potensial dilakukan pada arus listrik sama dengan nol sehingga terhindar dari peristiwa elektrolisis agar tidak mengganggu keseimbangan antara sampel dan membran antar muka (pada elektrode). • Persamaan keseim­bangan sel elektrokimia secara penuh adalah sebagai berikut. • 2. Esel = Eind + Eref + Ej (8) • Eref dan Ej adalah potensial elektrode indikator, referen, dan potensial jembatan larutan.

  13. Jembatan Garam Sumberarus (E sel) Jembatangaram Eletrode (Anode) Larutangaram Eletrode (katode) Eletrodesebagaireferen 1 13

  14. ½ SEL PERTAMA ½ SEL KEDUA

  15. 2.Susunan sel secara skematis • Harga pHs referen diukur sessuai harga emf-nya, pada sel yang mengandung gas Hidrogen, dan perak/perak klorida, dan sel tersebut tanpa jembatan garam. • Pt/H2(l atm),H+ + Cl-(plus K+Cl-,AgCl(s)/Ag dengan persamaan: • E = Eo-0,000198 T log fH+fCl mH+mCl (23) • Dalam keadaan arus turun dalam sel, maka harga iR akan turun dratis (karena potensial yang bertahap tergantung pada arus yang timbul lewat tahanan dari larutan), sesuai dengan persamaan 8.

  16. Keterangan • Dalamkeadaanarusturundalamsel, makahargaiRakanturundratis (karenapotensial yang bertahaptergantungpadaarus yang timbullewattahanandarilarutan), sesuaidenganpersamaan8. • HargaErefadalahtetap, demikian pula Ejdandapatdiabaikan. • Bilademikianelektrodeindikatordapatmemberikanketerangantentangaktivitas ion-ion dalamlarutan. • Elektrodereferenterdiridarielemen internal, larutanpengisi (KCl), yang berfungsisebagaijembatangaram, dan yang terakiradalahlapisantipis yang dapatmelewatkanlarutansecarapelansampaikelarutangaram.

  17. Elektrode • `Dengan demikian terjadi hubungan cairan pada larutan sampel dan larutan dalam sel referen. Maka arus listrik atau beda potensial dapat dideteksi. • Elemen internal sebagai elektrode referen dipilih elemen internal antara lain Hg/Hg2Cl2 dan Ag/AgCl. • Keduanya merupakan elektrode kedua yang bersifat anion yang reversibel. Bila elektrode ini dimasukkan dalam larutan maka akan memberikan potensial yang tetap. • Gambar elektrode dapat dilihat pada slidre berikut: .

  18. Gambar Elektrode Calomel Jenuh Kawat penghu bung (Pb) • a.Saturated calomel Elektrode (SCE) • . Logam pelindung Lubang pengisi larutan KCl Pasta campuran Hg.HgCl 2 Batang gelas KCl padat Penghubung pusat sumber arus listrik Kaca permeabel dengan kapiler halus dari benang asbes

  19. Elektrode gelas

  20. 1. Hubungan pH dan emf RTE = E.° - ———— log [H+] (9) nF • Rumus untuk mengukur pH dikemukakan oleh Nernst. • E0 adalah potensial dasar untuk setiap elektrolit yang digunakan R = tetapan gas, T = Suhu mutlak (Kelvin), F= bilangan Faraday =96845, coulomb/mol, dan n = jumlah elektron yang terlibat dalam proses tersebut • Untuk n =1, maka faktor RT/nF =0,591. (25o C). Maka Sorenson merumuskan: • E = Eo-0,591 pH (10) • Persamaan 3 dapat dikonversi bahwa tiap unit pH = 59,1 mV pada 25° C, untuk setiap elektrode yang mengikuti persamaan Nernst.

  21. Gelaselektrodetelahbanyakdigunakansebagaisatu -satunyaelektrode yang digunakanuntukmengukurpH.The NasionalBereau of Standard (USA), skala pH telahdibuatdanharga pH standar • Beberapalarutantelahdibakukan. tetapandisosiasiasamlemahdapatdiujisecarainformatifdenganpersamaan 20. atau 19. • Persamaan yang baik, walaupunsecaratermodinamikkurangmengun-tungkanadalahsebagaiberikut: E-EspH = pHs + —————— (11) 2,302RT/F • E dan Es adalahpotensialpadasistemelektrokimia, yangberisilarutan yang diketahuistandarreferen pHs maupun yang tidakdiketahui pH-nya.

  22. Penjelasan • E adalah potensial dari referen, maka dengan menggunakan rumus 11 keasaman yang diperoleh p(aH*fCl~) didapat persamaan: E-E° • p(aH+fcr) = - log fH+.fICl-mH+ = —— +log mcl(12) 0,000198T • Harga pHs dari dapar bebas klorida dapat dihitung dengan persamaan: • pHs = p(aH ++fCl-) + log f Cl' (13)Harga p(aH+fCl-)o diperoleh dari perhitungan p(aH+fCl")o berbagai kadar klorida dan kemudian diekstrapolasikan sampai didapat [Cl-]= 0

  23. Dengan cara tersebut dapat diketahui tetapan • aktivitas atau kekuatan ion Cl" pada kadar kurang dari 0,1 dengan persamaan: A-logfCl- = ——— (14) 1+1,1 • A merupakan parameter dari Debye-Huckel yang mempunyai harga berbeda untuk setiap suhu. • Harga pH yang dapat diketahui adalah sekitar 0,005 pH unit pada suhu (0° sampai 60° C), dan 0,008 pH unit untuk suhu 60° sampai 95°C. • Pengukuran pH hanya absah bila larutan tersebut sangat encer yang mempunyai harga pH antara 2 sampai 12, karena dalam keadaan demikian jembatan garam masih mantab.

  24. Ketepatanpengukuran ( 0,01 unit pH danselisihsuhu 2° C). pH meter adalahvoltameter, yang ditambahbeberapaperlengkapan yang berfungsi: • Mengukurpotensialmelaluikonversi pH dansistemreferenelektrode. • Mengalihkanperbedaanpotensial yang diukurpadasetiapsuhukesatuanpH. • Bilasangatdiperlukanuntukmenentukan pH diluarhargatersebutdapatdigunakanlarutanreferenialahkalium tetra oksalatdankalsiumhidroksida. • Karenasusunanelektronikdarialattersebutdibuatsesuaidenganfungsinya, • Cara operasionalpenguat (amflifier),sebagaivolta meter dengandayahalangarusbolak-balik yang tinggi, tetapimengaturkemantabanpengukuransecaraotomatikmemindahkandaribedapotensialkesatuan pH sehinggamencapaiketelitian 0,01 satuan

  25. Susunan elektronik pH meter/potensiometer 1. 4.56 E + E Amper imput • Gambar 0 Pengubah ke angka digital Kalibrasi pH (E ) 0 Faktor skala suhu Pengatur suhu cara manual Pengatur suhu

  26. Berbagai instrumen mempunyai faktor konversi yang spesifik. • Misalnya tiap satuan pH adalah 54,20 mV pada 00 C. 0100° C. Karena kebanyakan pH meter telah ada sistem pengatur untuk menyesuaikan satuan pH dan suhu percobaan. • 2. Elektrode Gelas • Elektrode gelas umumnya disebut elektrode penunjuk pH, yang biasanya bersama dengan elektrode referen (slide 19). • Bahan yang peka terhadap perubahan pH adalah membran kaca dari natrium/kalsium silikat (Corning 015 glass) atau lithium silikat ditambah dengan lantanium dan barium ion.

  27. Potensial yang timbul dari p'erubahan elektrode tersebut terdiri dari dua atau lebih dari kontribusi berbagai proses pada antar muka dan membran aktimya. • Bila suatu muatan terjadi pemisahan, pada permukaan membran, potensial timbul dan menjalar lewat membran. • Karena itu masalah yang sulit menemukan membran yang komposisinya sangat selektif terhadap perubahan ion yang bermacam-macam dalam pengujian.

  28. Oksigenakanbereaksidengan airO2(gas) + 2 H2O ——4 OH"Kemudian OH ion berinteraksidenganCdCd(pdt) + OH" —(OH)2 (pdt) +2e • Timbulnyaelektronakanterpantauolehrekorder, alatinitidakdiperlengkapidengansumberarussepertigambar 8, amplifier maupunpotensitatkarenaelektrodetidakakanmenimbulkanarus yang tinggi, akibatnyatakakanterjadioksidasiterhadapunsur lain yang diperlukanpotensiallebihtinggi. • Aruslistrik yang timbulakanmelewatitahananbakusehinggavoltasenyadapatdikendalikan, kadaroksigen yang terujisetaradenganpotensialangtimbuldanterekampadarekorder. Kadar yang dapatdiamatiantara 1 ppmsampai 1 %.

  29. Natrium dan litium ion merupakan pembawa ion yang mobolitasnya tinggi terutama dalam medan listrik. Ketika ujung gelas elektrode tercelup dalam air maka permukaan membran mengalami penukaran ion antara hidrogen ion diluar membran dengan natrium atau litium didalam membran. Kandungan H+ menurun dengan cara yang kompleks karena makin tambah jarak dari membran, sedangkan Li+ dan Na+ naik sesuai dengan perubahan jumlah ion positip sebagai pembawa muatan dan kation lain sehingga terjadi keseimbangan pada suatu kadar ion tertentu. Ion tersebut untuk mempekuat agar silikat tidak terionkan dan juga mengurangi sifat alkalisi- tasnya karena mobilitas dari Na+ 29

  30. 3, Gambar alat titrasi potensimetrik 1. Buret dan 2. Elektrode kaca titran 3. Elektrode kalomel 4. Gelas piala (wadah) 5. Larutan sampel 6. Magnetik bar (pengaduk) 7. Plate 8. Magnit 9 Motor 10. Tombol untuk menyalakan alat 11 Tombol untuk mengatur panas 12. Tombol untuk mengatur putaran pengaduk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 30 10 11 12

  31. 4. Cara menentukantitikakirtitrasi Titik ekuivalen baru diketahui setelah dilakukan perhitungan atau grafik. Dalam perhitungan terlihat bahwa rasio perubahan volume potensi dan volume akan terlihat melonjak Titik lonjakan itulah merupakan titik akir titrasi tetapi bukan titik ekuivalen. Kurva akan lebih jelas menunjukkan titik akir apa bila dibuat garis hubungan selisih rasio pH atau potensi versus volume titran, Atau turunan rasio tersebut dibagi selisih perubahan volume titran versus volume titran, lihat gambar 20 31

  32. 5.Kurva titrasi pH metrik atau potensiometrik Gambar 10 - 8 - 6 - 4 - 2 - 0 - 150 - 100 - 50 - 0,0 - -50 - -100- -150- pH/ volume/ volume pH 0 2 4 6 8 10 12 ml 0 2 4 6 8 10 12 ml 20 - 16 - 12 - 8 - 4 - 0,0 pH/ volume 0 2 4 6 8 10 12 ml 32

  33. C. AMPEROMETER DAN HUKUM FARADAY • Proses terjadinya pengendapan logam pada katode. • Ketika elektron mencapai katode, kation akan tertarik pada katode bermuatan negatif. • Electrons akan diambil dari katode oleh kation, karena itu kation menjadi netral. • Kation yang netral (jadi logam) akan mengendap atau terdeposit pada katode.

  34. Voltaic Cells

  35. Penambahan kadar secara bertahap pada permukaan elektrode sangat tergantung pada waktu. • Karena itu bila potensial pada sistem tersebut tetap, maka variabel lain merupakan fungsi kadar dari elektroaktif dan waktu. • Bila potensial mencapai suatu harga sehingga proses faradik tidak terjadi, akan timbul arus kembali • Arus tersebut merupakan muatan yang lewat melalui antar permukaan dan elektrode. • Arus tersebut proposional dengan pertambahan kadar elektroaktif. Dan besarnya kadar elektroaktif dalam larutan dapat diukur dengan timbulnya arus listrik.

  36. Proses terjadi reaksi oksidasi reduksi di elektrode menuruti hukum Faraday sehingga disebut proses faradik. • Prose ini penting untuk analisis ion-ion logam dalam larutan yang dapat diendapkan dielektrode. Dengan cara gravimetri dapat ditentukan bobot endapan, sesuai dengan jumlah arus dan waktu yang diberikan • Sehingga hasil selisih bobot sebelum dan sesudah elektrolisis dapat dihitung dan dapat disesuaikan dengan Hukum Farady

  37. HUKUM FARADAY • a. Jumlah logam atau bahan kimia yang menga lami deposit pada elektrode adalah proporsional dengan jumlah elektrolit yang dialalui arus listrik • b. Jumlah berbagai bahan kimia yang dibebaskan dari elektrode dengan arus dan waktu yang sama adalah proporsional dengan harga equvalensi masing-masing unsur bahan kimia: • Arus x waktu Coulomb

  38. Padakondisistertentu, elektrodedalamlarutan, tidakterdapat transfer muatan. Karenasecaratermodinamikdankinetiktidakmungkinterjadi. • Mungkinlarutanterlalukentalataupekat, bahkanterjadiabsorbsisehinggaterjadiperistiwa non faradik. • 4.TranfermassaolehmigrasiKonveksi. • Transfer massadapatdiperkecildenganmengatur transfer massa ion daridankeelektrode (perlambat). • Dapat pula denganmenggunakan transfer massapadapermukaanbatas. Karenapembatasanarusakanmembatasipemberianelektroaktifdanterjadinyareaksiredok.

  39. Tigaprosesmigrasi ion • (1). Migrasimuatan ion dalamsatumedalistrik • (2). Konveksi (penumpukkanpanas) dalamgerakan ion dalamlarutanatauelektrode, • (3). Difusi ion-ion karenapertambahanelektrolit secarabertahap. • Migrasielektris, terjadipadasubstansi ion ataumolekuldipol yang mampumelakukangerakandalammedanlistrik. • Pengaruharuskarenamigrasielektristergantungpadabilangan transport.

  40. IDN dC = = -D (10) Adt dt 2 Fluks tiap mm • Lanjutan • Rumus 10 menyatakan bahwa aliran ( fluks), proporsional dengan pertambahan kadar. (dC/Dt). Yang hargnya menurun bila mendekati elektrode. Dan dalam rumus dinyatakan arah difusi adalah negatif. • d. Hukum Pick kedua • Hukum menyatakan kenaikan kadar merupakan fungsi dari kenaikan waktu. Huhkum ini diturunkan dari Hukum Pick pertama, dengan mengamati kadar pada lokasi kedua, dari sistem yang besarnya = dx Elektrode Elektron

  41. dC dC D dC dx dx = dx - D 2 2 (x + dx) (x - dx) • Rumus diturunkan menjadi • Kemudian bila dx dan dt mendekati nol, dan D diperkirakan tidak tergantung pada x dan t, maka untuk elektrode yang permukaannya rata hukum Pick II, berubah jadi: (11) dx 2 dC d C = (12) dt (dx) 2

  42. c. Pertambahan kadar Elektrode yang tercelup dalam alrutan elektroaktif, kemudian diberi potensial pada sistem tersebut maka elektrode akan berinteraksi dengan ion elektroaktif. Menurut huhuk Pick pertama, difusi tiap-tiap satua luas yang dinyatak A, selama waktu t, akan proporsional dengan kelipatan dari pertambahan kadar. dC (C-Co) fluks = -D ── = -D ────── (13) dx x=0  = menyatakan tebalnya lapisan hipotetis yang dapat ditembus kedalam elektrode.

  43. Lanjut • Bila haraga C0 mendekati nol maka kecepatan difusi menjadi proporsional dengan kadarnya. (lihat slide beerikutnya). • Kadar elektrolit dalam lapisan difusi yang hampir linier merupakan fungsi dari jarak dengan elektrode. Sehingga dirumuskan sebagai berikut: • dx merupakan jarak difusi dari permukaan elektrode. Karena dapat digambarkan sebagai berikut. dC C - Co = (14) dx d

  44. f. Arus yang diperlukan • Faktor arus yang diperlukan dN/dt, merupakan jumlah molekul yang bereaksi di elektrode pada sauatu saat. Kecepatan hilangnya muatan sesuai dengan i/nF sehigga dirumuskan seperti berikut: • Bila faktor arus merupakan kontrol dari kecepatan difusi dari ion yang bereaksi yang mengalami penurunan pada lapisan tipis dari larutan dalam sentuhannya dengan elektrode. I dN — = —— (15) nFdt

  45. Maka difusi arus yang minimal pada setiap waktu adalah id. • Satuan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan 16 • nFAD(C - Co) • id= ———————— (16) •  • Arus difusi yang paling kecil adalah proporsional dengan kadar dan sebaliknya proporsional pada tebal lapisan difusi. • Arus yang berdifusi mengalami penurunan setiap saat arena pertambahan lapisan difusi. • Lapisan difusi bertambah karena adanya deposit pada lapisan elektrode.

  46. 1. Titrasi Amperometrik • Prinsip dari analisis ini adalah pengukuran besarnya arus yang perubahannya sangat tergantung pada titran. • Prisipnya sama dengan potensiometrik, yang diukur bukan potensialnya tetapi pemberian potensial pada suatu larutan yang dititrasi, • Perubahan arus listrik dipantau baik dengan pengumpulan data maupun dengan gambar /skaner langsung.

  47. Prinsipnya. • Sebenarnya titrasi amprometrik lebih teliti dibanding dengan voltametrik maupun polarografi. • Hasil tidak tergantung pada karasteristik mikro- elektrode, elektrolit supportnya. • Suhu percobaan tidak berpengaruh, tetapi sebaiknya selama percobaan suhu dibuat tetap. • Sampel tidak harus reaktif terhadap elektrode, tetapi reaktif terhahap reagen sangat diperlukan agar ekuivalensinya dapat tepat.

  48. Gambar Kurva titrasi Amperometrik • Titrasi dilakukan pada larutan Pb, dengan natrium sulfat (SO4)++, 0.0 - 1.0 - 2.0 - 3.0 - 4.0 - A 0.0 - 1.0 - 2.0 - 3.0 - 4.0 - * A B * Arus B C * C * D D - - - - - 0, -0,4 -0,8 -1,2 1,6 - - - - - 0, 2.0 4.0 6.0 8.0 Potensial SCE Volume titran ++ Gambar kurva perubahan arus larutan Pb karena penambahan SO (a) -- ++ Gambar kurva titrasi amperometrik larutan Pb karena penambahan SO (b) --

  49. Keterangan • Gambar 2 a. menunjukkan perubahan arus sebelum ditambah dengan ion SO42-, adalah i0 kurva sinusoide B, C, dan D merupakan kurva hubungan arus dan potensial setelah penambahan SO42- dengan volume sebesar B, C dan D. • Gambar 2 b, kurva penurunan arus setelah penambahan titran SO42- dalam jumlah tertentu, dan titik akir sampai arus minimal didapat dari titik potong garis datar dan garis kurva penurunan. • Perhitungan volume tinggal mencari garis seperti anak panah. Cara lain dengan mendata besarnya arus setiap ada penambahan titran, sehingga bila digabung dalam bentuk gambar akan didapat gambar 2 b.

  50. Lanjutnya • Kurva 2 b, titik akhir pada saat arus paling minimal ialah i4, hal ini dapat dimengerti karena terjadinya pengendapan total dari ion Pb2+ yang menjadi PbSO4, • Berarti larutan tak terdapat ion lagi untuk menghantarkan arus listrik. • Kurva tersebut menunjuukan bahwa analit makin lama makin berkurang, berkurang karena reagen atau dapat juga karena berinteraksi dengan elektrode. • Tipe gambar kurva perubahan arus pada amperometrik dapat digambarkan sebagai berikut:

More Related