1 / 14

Prospek Masa Depan

Prospek Masa Depan. Yusman Syaukat Department of Resource & Environmental Economics Faculty of Economics & Management Bogor Agricultural University. Pendahuluan. Dua pandangan masyarakat terhadap permasalahan lingkungan saat ini dan masa datang : Pesimistik Optimistik

shana-noble
Download Presentation

Prospek Masa Depan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ProspekMasaDepan YusmanSyaukat Department of Resource & Environmental Economics Faculty of Economics & Management Bogor Agricultural University

  2. Pendahuluan • Duapandanganmasyarakatterhadappermasalahanlingkungansaatinidanmasadatang: • Pesimistik • Optimistik • Pesimistik: permasalahanlingkungandi LDCs semakinparah, denganakarmasalahpadapertumbuhanpenduduk yang cepat, pengrusakanlingkungan yang terus-menerus, danmyopic (hanyamemandangpermasalahanpadasaatsekarang) • Optimistik: telahadaperkembangan, terutamadi DCs, dalammenghadapipermasalahanpertumbuhanpendudukdanlingkungan • “ProspekMasaDepan” (prospect for the future) - melihatkeduapandangantersebutdalammenghadapipermasalahan-permasalahanlingkungan. Pandangan-pandangantersebutdisajikanpada sub-babberikut.

  3. Absolute Scarcity (KelangkaanAbsolut) Basis: pendapat Malthus – karenalahanterbatas, kelangkaantakterhindarkan. Pertumbuhanumatmanusialebihcepatdibandingkanpertumbuhanpangan, menimbulkankelaparan (starvation) (lihatgambarMalthusian Model). Ramalan Malthus tsbtidak (belum) terbukti Namun, padatahun 1960 & 1970-an beberapapakarmenghidupkankembalipandangantsbkarenajumlahpendudukmembludak, kelaparanmeningkat, polusimeningkat, kekuranganenerjidansumberdaya. Finiteness of the resources and scarcity is inescapable. PandanganinidisebutNeo-Malthusian.

  4. Malthusian Model population food time T

  5. Entropy and Economics Nicholas Georgescu-Roegen (1971, 1975): Entropy = the amount of disorder (tingkatketidakteraturan) disuatusistem Entropy merupakansumberutama scarcity Semakintinggientopy, semakinmeningkatketidakteraturan Hukum entropy: Barangdansumberdaya yang bermanfaatmemiliki entropy yang rendah, prosesekonomijustrumeningkatkan entropy. Misal, ketikakarbondigunakansebagai BBM, iaakanmenghasilkan gas buang; sehinggameningkatkan entropy danmengurangitingkatkegunaannya (usefulness) Karenakerusakanakibat entropy irreversible, iaakanmembatasiaktivitasmanusia – source of ultimate scarcity Kita akan ‘kehabisan’ barangdansumberdaya yang menghasilkanentropy rendahdalammendukungkehidupan

  6. Entropy and Economics: Kritik Duakritikanutama: Kita tidakmengetahuistoksumberdayaber-entropy rendah Kita mendapatkansinarmatahari, yang energinyadapatdigunakandalammengurangikerusakan yang ditimbulkan entropy Arahkebijakanekonomi: mendukungaktivitas yang menghasilkan entropy rendah, karenaiamenimbulkanlebihsedikitbiayabagigenerasi yang akandatang Prinsipmeminimumkan entropy: minimumkanpenggunaan inputs danmeminimumkanlimbah (waste)

  7. Doomsday Model Meadows et al. (1972) menerbitkanbukuLimits to Growth: pertumbuhanpendudukakanmembatasipertumbuhan (wealth); dalamjangkawaktu 20-50 tahunpertumbuhanekonomitidakmampulagimenopangkehidupan – sumberdayaterkuras, kekuranganpangan, polusi. Kehidupanmanusiaakandihadapkankepadakematian – Doomsday Model Aspekpositif Limits to growth: (1) masyarakatsemakinsadarakanmasalahlingkungan, (2) masyarakatsadarakanperan computer modelling Aspeknegatif Doomsday Model: (1) model sangatsensitif – karenamempergunakanpertumbuhaneksponensial; dan (2) tidakadapositive feedback didalam model – termasukpengaruh scarcity terhadaphargadansebaliknya

  8. Doomsday Model: Kritik Tidakadaumpanbalik (feedback) dariadanyapeningkatankelangkaan, polusidanpendudukterhadaptingkahlakumanusia. Misal: scarcity meningkat, akanmeningkatkanharga. Bagaimanaresponterhadappeningkatanhargatersebut?

  9. Price, Scarcity & Neo-classical Economics • Hotelling (1931): user cost sebagairefleksidari scarcity • Barnett & Morse (1963): mekanismehargamempengaruhikelangkaan. Peningkatanhargamengindikasikansemakinlangkanyasumberdaya? Misal: BBM • Implikasipeningkatanharga BBM: • Mendorongupayapenemuansumberminyakbaru • Mendorong R&D untukmenghasilkanteknologibaru • Eksplorasipotensiminyakdiwilayah “relatifterjangkau” (relatifdekat) • Mendorongpengembangansumberenerjialternatif • Barnett & Morse: 2 tahapevaluasikelangkaansumberdaya • Pengembangan conceptual model of scarcity • Mengujiapakah scarcity meningkatataumenurun

  10. Price, Scarcity & Neo-classical Economics (2) • Barnett & Morse (B&M) Hypothesis: Semakinlangkasumberdaya, opportunity cost akansemakinmeningkat • Strong hypothesis: the costs of extracting resources (labor & capital costs) increase overtime? • Weak hypothesis: the costs of extractive materials have been rising RELATIVE to the price of other goods? • Kritikterhadap Model B&M: • Sulitmembuatprediksiberdasarkan trend data masalalu, apalagiketikafaktor yang mempengaruhihaltsb (sepertibiayaekstraksi) tidakdimasukkan • Indikator yang digunakan B&M mungkinbukanindikatorterbaik (karenatidakmemasukkan environmental costs) • Alasanmengapa environmental costs pentinguntukdipertimbangkan • Semakinrendahkualitassumberdaya (egbijihbesi), akanmenimbulkanlebihbanyaklimbah (waste) • Semakinrendahkualitasdanpotensi, semakinbanyakenerji yang diperlukandalameksploitasi • Peningkatankerusakanlingkungan, meningkatkan external costs

  11. Price, Scarcity & Neo-classical Economics (3) Apakahjikahargaextractive goodssudahmeng-internalisasikanenvironmental costs, makaiaakanmenjadiindikator yang baikbagi scarcity? (haliniharusdidukungdenganperaturan yang tegas) Karenaenvironmental costs belumtersedia, maka test terhadap scarcity (apakahkelangkaansuatusumberdayameningkatataumenurun) belumbisadilakukan

  12. System-Wide Change and Sustainability Aktivitasekonomitelahmenimbulkanperubahanpadaekosistemdanlingkunganfisik System-wide Change: global warming, acid rain, ozone depletion, deforestation, soil loss, water availability and quality problems System-wide change terjadiakibatsistemproduksi yang adasaatinibersifattidak sustainable System-wide change berpotensimembatasiprospekmasadatang. Potensitersebutmasihdiperdebatkan: what level of proof is required before one acts? (menunggusampaiterjadibarubertindak?) Risk-averse: perlubertindaksekarangsebelumterlambat. Perluevaluasikriteriasustanability! Kita bukannya anti pertumbuhanekonomi, tetapiperlumembatasipertumbuhandanmengarahkannyakejalur yang sustainable

  13. System-Wide Change and Sustainability (2) Konseppembangunanberkelanjutan (PB) berbedadengan Malthusian Limits to Growth, karena PB mengimplikasikanopsi-opsipertumbuhan. Sustainable pathsmempertimbangkankebijakan-kebijakanuntukmengontrol greenhouse effects, soil erosion, limiting population growth, etc. PB fokuspada systems, bukansektoralataulokasitertentu. Growth that is conserving of systems is sustainable, even though individual resources may be depleted. Growth that degrades systems is fundamentally unsustainable. PB mengimplikasikanbahwafuturebenefits and costs harusdimasukkandalampengambilankeputusansaatsekarang. PB harusmemperhatikanaspek equity danbersediamengorbankankepentinganjangkapendekuntukkepentinganjangkapanjang

  14. Program Umum PB Kontrolpertumbuhanpenduduk Mengurangiketergantunganpada fossil fuels Mengurangipolusidanlimbah Mengurangitingkatkemiskinan, terutamadi LDCs Penekanan deforestation, desertification, soil erosion, overexploitation of fisheries and other non-renewable resources Mengurangikonflikmiliter Pengembanganteknologibarudantepatguna yang dapatmemenuhikebutuhanekonomidenganbiayalingkungan minimal (minimal environmental costs), terutamadi LDCs

More Related