1 / 30

Matakuliah : W0502 | SEJARAH SENI RUPA INDONESIA Tahun : 2009/2010

Pengaruh Hindu dan Buddha pada seni rupa Indonesia: seni patung, relief dan ragam hias Pertemuan 4. Matakuliah : W0502 | SEJARAH SENI RUPA INDONESIA Tahun : 2009/2010. PRASASTI | hindu. Prasasti Yupa Kutai | 400 M. Prasasti Tarumanegara 450 M | Ciareuteun, Bogor. 3. PRASASTI | buddha.

tricia
Download Presentation

Matakuliah : W0502 | SEJARAH SENI RUPA INDONESIA Tahun : 2009/2010

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pengaruh Hindu dan Buddha pada seni rupa Indonesia: seni patung, relief dan ragam hiasPertemuan 4 Matakuliah : W0502 | SEJARAH SENI RUPA INDONESIA Tahun : 2009/2010

  2. PRASASTI | hindu Prasasti Yupa Kutai | 400 M Prasasti Tarumanegara 450 M | Ciareuteun, Bogor 3

  3. PRASASTI | buddha Prasasti Kedukan Bukit, Sumatera Selatan Selain candi, pada situs lokasi Kerajaan Sriwijaya ditemukan prasasti yang disebut Kedukan Bukit, yang isinya intinya adalah ketika Dapunta Hyang, mendirikan kerajaan Sriwijaya.

  4. PATUNG HINDU Patung Hindu kebanyakan menampilkan figur dewa-dewi. Figur dewa-dewi ditampilkan sebagai titisan dari raja ataupun ratu yang dimuliakan. Maka ketika raja dan ratu tersebut wafat dan didirikan candi untuk menghormatinya, maka pada candi tersebut diletakkan patung-patung dewa yang dianggap menitis dalam rupa raja dan ratu tersebut. Patung Bhairawa (Raja Adityawarman sebagai titisan Shiwa)

  5. PATUNG HINDU Spirit di dewa-dewa tidak langsung berdiam dipatung tersebut. Sang dewa harus diundang dan hal ini akan dilakukan oleh para pendeta dengan berdoa dan melakukan upacara agar dewa datang dan hadir dalam perwujudan patung tersebut. Pada prosesi ini masyarakat dapat hadir dan menyaksikannya. Prajnaparamitha/Kendedes

  6. PATUNG HINDU Parwati Ken Dedes Airlangga

  7. Brahma Membawa tasbih dan kamandalu Kendaraan: angsa Istri: Saraswati Wisnu Membawa panah, tasbih, gada, kulit, kain, pelangi & cakra Kendaraan : garuda Istri : Sri/ Laksmi Shiwa Membawa camara, aksamala, kamandalu, trisula Kendaraan: sapi (nandi) Istri: Parvati/Durga/Uma Durga

  8. SIMBOL-SIMBOL PADA PATUNG HINDU Figur dewa-dewi Hindu memiliki karakter dan riwayat yang sangat khas. Oleh karena itu tampilan mereka juga sangat khas, baik raut wajah yang mencerminkan sifat diri, maupun atribut yang dibawanya.

  9. TRIMURTI • (3 dewa utama Hindu): • Brahma – • Sang Pencipta • 2. Siwa – • Sang Pemusnah • 3. Wisnu – • Sang Pemelihara 10

  10. PATUNG HINDU Tiga dewa Trimurti masing-masing memiliki kekhasan, memiliki pasangan dan tunggangan masing-masing. Misalnya Brahma yang beristri Saraswati mengendarai angsa. Siwa beristri Durga dan mengendarai lembu nandi, Wisnu beristri Laksmi mengendarai garuda. Dewi-dewi mengendarai binatang yang sama dengan suaminya. Putra dan putri dewi biasanya juga berstatus sama. Di antaranya Ganesha, putra Siwa. Patung dewa tertentu di suatu candi seringkali didampingi patung pasangannya maupun patung tunggangan. Ganesha | dewa ilmu pengetahuan 11

  11. PATUNG HINDU Dewa-dewi Hindu sering memiliki nama lain sesuai karakternya saat itu. Misalnya Shiwa disebut juga Kala. Durga memiliki nama lain Parwati dan Uma. Dewa Wisnu di Jawa memiliki nama lain yaitu Sadono yang bersama istrinya, Dewi Sri sering digambarkan dalam bentuk patung Loro Blonyo, sepasang pengantin Jawa yang melambangkan kelanggengan pernikahan dan kesuburan. Patung Loro Blonyo 12

  12. PATUNG HINDU Arca Dwarapala | patung raksasa penjaga Arca Wisnu | Prambanan Arca Kuvera | dewa keberuntungan 13

  13. PATUNG BUDDHA Seperti halnya patung dewa-dewi Hindu dengan karakternya masing-masing, patung Buddha, sekalipun menggambarkan seorang tokoh, namun terdapat beragam cara penggambaran image tokoh Buddha, baik dari rupanya, pakaiannya maupun sikap tubuhnya. Sikap tangan Sang Buddha yang mengandung simbol-simbol tertentu disebut juga sebagai mudra

  14. CIRI-CIRI UMUM ARCA BUDDHA • Ushnisha – gelung rambut • Rambut keriting melingkar ke arah kanan • Urna – tonjolan kecil di antara kedua alis • Jubah rahib dengan bahu kanan terbuka • Mudra – sikap tangan yang mengandung arti • Sikap duduk semedi

  15. MUDRA – SIKAP TANGAN SANG BUDDHA Dhyani Buddha Amoghasiddhi Abaya Mudra | menenangkan Utara Dhyani Buddha Amitabha Dhyana Mudra | meditasi Barat Dhyani Buddha Wairocana Dharmacakra Mudra | memutar roda darma | Tengah Dhyani Buddha Aksobya Bumisparsa Mudra | memanggil bumi sebagai saksi | Timur Dhyani Buddha Ratnasambhawa Vara Mudra | memberi berkah | Selatan

  16. PATUNG BUDDHA Patung Buddha | Candi Kalasan Patung Buddha Akhsobya| koleksi Museum Nasional Patung Buddha Avalokitesvara | koleksi Museum Nasional

  17. Pengaruh Budaya Hellenisme pada patung candi Laocoon Patung periode Hellenis Yunani Kuno Kepala Buddha Patung Gandhara India Lara Jonggrang Patung Jawa Tengah

  18. Perbandingan patung candi di Indonesia dengan India Bentuk patung Indonesia Bentuk patung India Bentuk patung Indonesia Bentuk patung India

  19. RELIEF CANDI Relief pada candi memiliki langgam sesuai dengan candinya, yaitu antar candi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bila relief pada candi Jawa Tengah yang masih banyak dipengaruhi seni India memiliki relief dalam dan bentuk yang cenderung realistis, maka relief pada candi Jawa Timur yang sudah mengalami modifikasi-modifikasi memiliki relief yang cenderung flat dan bentuk yang distilasi. Relief Candi di Jawa Tengah (timbul dan realistik) Relief Candi di Jawa Timur (flat dan distilasi)

  20. RELIEF CANDI | hindu Relief pada candi Hindu biasanya dibuat berdasarkan kesusasteraan Hindu, misalnya kisah Ramayana, Mahabaratha, Barathayuda, yang umumnya berisi filosofi dan ajaran agama. Relief candi merupakan bentuk narasi visual yang dapat segera ditangkap maknanya oleh rakyat jelata. Relief Prambanan

  21. RELIEF CANDI | prambanan

  22. RELIEF BOROBUDUR Borobudur terdiri dari beberapa tingkat dengan relief dikelompokkan sesuai tema tertentu. Relief-relief tersebut diambil dari kisah-kisah yang dimuat kitab-kitab Buddha yang didalamnya terkandung ajaran-ajaran kepada umatnya.

  23. BOROBUDUR | tingkat dan simbolisasi Tkt 1 |Kamadhatu| Dunia keinginan atau dunia nafsu Manusia masih terikat hasrat, kemauan dan hawa nafsu | diwakili relief dari Kitab Karmawibhangga Tkt 2-6|Rupadhatu | Unsur perwujudan dunia Manusia telah meninggalkan hasrat, tapi masih terikat nama dan rupa | diwakili relief dari kitab-kitab yang menceritakan kisah Sidharta Gautama Tkt 7-10 | Arupadhatu| Dunia tanpa rupa Manusia telah melepaskan segala ikatan pada dunia fana | diwakili stupa-stupa yang mengelilingi satu stupa induk (tanpa relief) Denah Borobudur

  24. BOROBUDURrelief

  25. BOROBUDUR | relief Salah satu contoh panel relief pada candi Borobudur yang terdapat pada bagian Kamadhatu, yang disusun dari kitab Karmawibhangga

  26. BOROBUDUR | relief Salah satu contoh panel relief pada candi Borobudur yang terdapat pada bagian Rupadhatu, yang disusun dari kitab Lalitawistara, yang menggambarkan Bodhisatva berada di Nirvana.

  27. BOROBUDUR | relief Salah panel-panel relief pada candi Borobudur yang menceritakan pengajaran agama di Borobudur.

  28. BOROBUDUR | perkiraan pembuatan relief

  29. DAFTAR PUSTAKA • Soekmono, R. (1981). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1, 2 dan 3. Kanisius. Yogyakarta. • Miksic, John (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 1 - Ancient History. Didier Millet. Singapore • Reid, Anthony (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 3 - Early Modern History. Didier Millet. Singapore • Tjahjono, G. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 6 - Architecture. Didier Millet. Singapore • Soemantri, H. (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 7 - Visual Art. Didier Millet. Singapore. • Fox, James (ed) (1998). Indonesian Heritage vol. 9 – Religion and Ritual. Didier Millet. Singapore • McGlynn, J.H. (ed)(1998). Indonesian Heritage vol. 10 - Language and literature. Didier Millet, Singapore

More Related