1 / 117

PSIKOLOGI ABNORMAL

PSIKOLOGI ABNORMAL. Psikologi Abnormal. Suatu ilmu yang mempelajari perilaku abnormal-menyimpang Kriteria perilaku abnormal Infrequency as abnormality  The Statistical definition  tinggi badan, adanya delusi, halusinasi. Kriteria abnormalitas.

vachel
Download Presentation

PSIKOLOGI ABNORMAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PSIKOLOGI ABNORMAL

  2. Psikologi Abnormal • Suatu ilmu yang mempelajari perilaku abnormal-menyimpang • Kriteria perilaku abnormal • Infrequency as abnormality  The Statistical definition  tinggi badan, adanya delusi, halusinasi

  3. Kriteria abnormalitas • Feeling discomfort as abnormality  The experiential definition Cemas, depresi, merasa sendiri, sakit fisik • Breaking the law as abnormality  The legal definition  mencoba bunuh diri • Social unacceptability as abnormality  The cultural situation definition

  4. TUJUH UKURAN ABNORMAL(DSM IV) • Distress-disability • Maladaptiveness • Irrationality • Unpredictability • Unconventionality and Statistical rarity • Observer discomfort • Violation of moral and standards

  5. Hubungan dengan bidang lain • Perkembangan • Sosial • Pendidikan • Klinis • Industri-Organisasi • Hukum • Militer

  6. Kriteria Tingkahlaku Abnormal 1 • Dari sudut biologis • Ketidakseimbangan zat-zat biokemis di dalam sistem syaraf • Adanya simtom jasmani yang mencakup  gangguan tidur, makan, dan enerji • Gangguan dalam struktur dan fungsi di bagian otak • Dari sudut psikologis • Pengalaman pengindraan dan persepsi yang tidak normal • Penyimpangan dalam proses kognitif • Emosi yang terganggu • Distress/kesedihan • Tingkahlaku maladaptif/malsuai

  7. Kriteria Tingkahlaku Abnormal 2 • Dari sudut sosiokultural • Pelanggaran normal sosial • Menyakiti atau mengganggu orang lain • Ada 3 tema untuk menerangkan gangguan psikologi sepanjang masa • Secara mistik, bahwa tingkahlaku abnormal hasil kerasukan roh jahat, iblis atau setan • Secara ilmiah, mencari penyebab yang sifatnya natural atau alamiah seperti ketidakseimbangan biologis, proses belajar yang salah atau adanya stresor emosional • Pendekatan humanitarian, melihat gangguan psikologis sebagai akibat dari kekejaman, ditolak, atau kondisi kehidupan yang miskin • Masa pra sejarah tingkahlaku abnormal sebagai kerasukan setan, untuk mengusirnya diadakan upacara • Masa Yunani kuno dan Romawi empedu hitam, kunig, lendir dan darah

  8. Pengukuran Psikologis 1 • Mengandung evaluasi tentang status psikologis seseorang  dilakukan untuk • Diagnosis • Menentukan kapasitas mental • Memprediksi • Kesesuaian individu dengan pekerjaan tertentu • Menentukan apakah individu secara mental dapat dituntut

  9. Pengukuran Psikologis 2 • Beberapa alat pengukuran • Wawancara • Tes psikologis  kepribadian • Observasi perilaku • Pengukuran psikofisiologis • Fisik • Neuropsikologis

  10. Pengukuran Psikologis 3 • Pemeriksaan status mental • Tingkahlaku  gerakan badan, katatonia, kompulsi • Orientasi  waktu, tempat dan identitas • Isi fikiran  obsesi yaitu pikiran dan bayangan yang repititif yang tidak dikehendaki dan masuk dalam alam kesadaran individu. Kompulsi  tingkahlaku yang repititif yang berhubungan dg adanya obsesi. Delusi  Kepercayaan yang tidak sesuai dengan nalar dan kebudayaan • Gaya berfikir dan bahasa  tidak logis dan tidak sistimatik

  11. Pengukuran Psikologis 4 • Afek dan suasana hati  ekspresi emosi yang dapat dilihat orang lain • Sedih akan tetapi tertawa • Bicara monoton, tanpa ekspresi • Suasana hati kadang disforik-euforik berganti-ganti • Pengalaman persepsi  halusinasi dan ilusi • Perasaan diri  depersonalisasi. Kekacauan identitas • Motivasi • Intelegensi-insight

  12. Pengukuran Psikologis 5 • Testing psikologis • Pengukuran behavior  ABC • Pengukuran fisiologis  pengukuran dan analisis aktivitas otak  Brain electrical activity mapping (BEAM) • Pengukuran neuropsikologis  MRI-PET • Diagnosis dan diagnosis deferensial • Merencanakan treatment  dengan segera, tujuan jangka pendek-panjang

  13. The ABCs of Observation Observational Assessment Focusesion Antecendent Behavior Consequencyes

  14. Pengukuran Psikologis 6 • Macam treatment • Kelompok • Individual • Keluarga • lingkungan

  15. A Schematic view of the clinical assessment process Planning data Collection procedures Collecting Assessment data Data processing And hypothesis Formation Communicating Assessment data

  16. Value of Assessment depend on • Reliability  the degree to which a measurement is consistent • Validity  the degree to which a technique measures what it is designed to measure • Standardization  Application of certain standards to ensure consistency across different measurement

  17. Abnormalitas Mild Disorder Moderate Disorder Continuity Discontinuity Severe Disorder NORMAL Normal Mild Disorder Moderate Disorder Severe Disorder

  18. ANXIETY DISORDER(CEMAS-TAKUT DAN PANIK) • Kecemasan • Kondisi suasana hati • Emosi-perasaan yang negatif • Ketegangan anggauta badan • Rasa cemas tentang masa depan • Ditandai dengan perilaku • Cemas dan khawatir • Gugup • Perubahan fisiologis • Jantung berdetak lebih keras • Ketegangan otot

  19. Anxiety Disorder 1 • Takut • Suatu tanda yang tiba-tiba sebagai reaksi terhadap bahaya • Bentuk reaksi yang mengikut sertakan sistem syaraf otonom • Reaksi yang nampak dapat flight atau fight • Kecemasan • Bentuk reaksi yang masih dapat diorganisir • Nilai realitasnya masih baik • Subjek masih dapat memisahkan penderitaannya dg fantasi subjektivitas dan realitas dunia luar

  20. Anxiety Disorder 2 • Dalam kehidupan sehari-hari siapa saja dapat mengalami kecemasan • Tanda-tandanya • Ketegangan fisiologis • Emosional • Ketakutan • Yang ditandai denmgan suatu sebab khusus-peristiwa

  21. Anxiety Disorder 3 • Macamnya : • Anxiety state • Panic attack • Generalized anxaiety • Phobic disorder • Simple/Object phobia • Situational phobia • Socia phobia • Obsessive-compulsive disorder • Obsessive reaction • Compulsive reaction

  22. Anxiety Disorder 4 • Macam • Sterss related adjustmen disorder/PTSD • PANIC ATTACK • Perasaan takut yang kuat-hebat  ada doronag untuk bunuh diri • Suatu reaksi yang tiba-tiba dan menyeluruh sifatnya tanpa dapat diantisipasi • Diiringi dengan gejala fisik • Jantung berdetak keras • Dada sesak • Bernafas sulit • pusing

  23. Anxiety disorder 5 • Ada tiga macam reaksi panik • Situationally bound • Unexpected • Situationally predisposed • GENERALIZED ANXIETY DISORDER • Rasa cemas yang bersifat konstan • Ketegangan motorik • Syaraf otonom hiperaktif • Khawatir yang berlebihan • Kewaspadaan yang berlebihan

  24. Anxiety Disorder 6 • Phobic disorder • Ketakutan yang kuat dan tidak masuk akal • Menjadi terganggu jika : • Objek ketakutan ada disekitar lingkungannya • Kemampuannya terganggu • Macamnya : • Simple/object phobia • Ketakutan terhadap objek tertentu • Sifatnya tunggal dan khusus  anjing, binatang kecil

  25. Anxiety Disorder 7 • Situational phobia • Ketakutan pada situasi tertentu • Sifatnya jauh lebih mengganggu  takut tempat terbuka • Social phobia • Jarang terjadi • Takut tampil;, merasa perpenampilan bodoh waktu berbicara, menulis dan makan

  26. Anxiety Disorder 8 • Obsessive-Compulsive • Cara individu untuk mengontrol kecemasan dengan intelektualisasi dan ritual • Obsessive Compulsive Disorder • Obsessive reaction • Adanya ide, fikiran yang berulang • Bersifat ego distonik • Dimulai pada remaja dewasa awal • Obs. Seksual • Obs. Permusuhan • Compulsive reaction • Tingkahlaku berulang • Tampak bertujuan dan ditampilkan secara stereotype

  27. Anxiety Disorder 9 • Stress related adjustment disorder (PTSD) • Adanya tekanan yang menyebabkan ketakutan karena kejadian traumatic • Disebabkan karena stresor dari luar • Perang, kecelakaan dan bencana alam • Acute stress reaction • Chronic post traumatic disorder

  28. SOMATOFORM AND DISSOCIATIVE DISORDER • Somatoform disorder • Hypochondriasis • Somatozation disorder • Conversion disorder • Sensory conversion • Tactual anesthesia • Glove anesthesia • Swimsuit anesthesia • hyperesthesia

  29. Somatoform disorderlanjutan…… • Motor conversion • Conversion convulsion • Astasia abasia • Writers cramp • Hysterical aphoni • Autonomic conversion • Pseudocyesis-Phantom pregnancy • Pain disorder-psychogenic disorder • Dissociative disorder • Dissociative amnesia • Dissoiciative fugue • Dissociative trance disorder • Dissociative identity disorder

  30. SOMATOFORM DISORDER • Gangguan tipe somatoform merupakan bentuk gangguan kecemasan yang tidak begitu jelas, karena dimunculkan dalam bentuk keluhan fisik • Pada DSM III gangguan somatoform dibagi menjadi dua • Melibatkan gejala-gejala fisik artinya tampak betul gangguan fisiknya • Gangguan somatisasi/somatozation • Psychogenic pain • hypochondriasis

  31. Somatization • Merupakan gangguan somatis yang dikeluhkan secara berulang-ulang dan macam-macam keluhan yang membutuhkan perhatian medis • Secara medis tidak ada bukti • Gangguan terjadi mulai umur 25 th • Keluhannya • Sakit kepala • Kelelahan • Sakit di dada • Perut • Saluran kencing • Mau muntah/mual • Mau pingsan

  32. Somatizationlanjutan…….. • Wanita lebih banyak daripada pria • Secara memikat dapat menunjukkan keluhannya • Dapat menyakinkan dokternya

  33. PENENTUAN GANGGUANSOMATISASI (DSM IV) • Paling sedikit ada 4 gejala yang berbeda fungsinya • Sakit kepala, dada, punggung, gangguan dalam berjalan, sakit pada waktu menstruasi • Ada dua gejala keluhan di sistem pencernaan • Mau muntah, mual, diare dan tidak tahan terhadap makanan • Ada satu gejala gangguan seksual • Gangguan ereksi, menstruasi • Ada satu gejala pseudoneurologis • Histeria, paralisis, gangguan keseimbangan

  34. Somatoform lanjutan ….. • Psychogenic pain • Keluhan yang muncul biasanya pada punggung dan leher • Diiringi dengan/dicetuskan oleh perubahan yang menyakinkan dalam hubungan antara sakitnya dengan stres emosional • Ada kecenderungan menolak dan mengingkari sebab psikologis • Individu biasanya tidak menyadario ada hubungan antara sakitnya dengan stres emosional • Sulit ditritmen secara psikologis

  35. Somatoform lanjutan……. • Hypochondriasis • Keluhan hampir sama dengan psychogenic pain • Ada kecenderungan salah menafsirkan perasaan-perasaan dan sensasi tentang fisiknya yang normal sebagai indikasi penyakit fisik ynag berat • Keluahannya pada setiap bagian tubuh biasanya pada perut dan jantung • Pasien selalu datang ke dokter, meskipun dokter tidak mampu melakukan pengobatan • Prognosis jelek • Untuk sembuh sangat sulit karena ada negative style • Pasien dengan hipokhondri sangat pandai berperan sebagai orang sakit dengan tujuan untuk : • Mendapatkan simpati • Mendapatkan perhatian • Diterima kegagalannya

  36. Somatoform lanjutan ……. • Conversion disorder • Ada hubungan dengan konflik-konflik psikologis • Ketidakmampuan fisik tanpa bukti medis • Conversion • Sensory • Motor/autonomic system • Sensory conversion • Kesulitan/tidak mampu menerima, mengolah stimuli sensosrik

  37. Conversion lanjutan …… • Pada kulit  mati rasa • Tactual anesthesia • Tidak mampu merasakan sentuhan • Glove anesthesia • Mati rasa pada jari-jari tangan dan pergelangan • Swimsuit anesthesia • Mati rasa pada daerah pantat dan selangkang • Hyperesthesia • Terlalu-sangat sensitif terhadap rangsang

  38. Conversion lanjutan…… • Motor conversion • Tidak mampu mengontrol konstraksi otot, termor/seizure tanpa ada dasar fisik • Conversion convulsion • Gerakannya tidak teratur • Tidak menggigit lidah • tidak lepas kontrol • Jarang menyakiti diri • Jatuh pada tempat yang aman

  39. Conversion lanjutan …… • Conversion convulsion • Astasia abasia • Tidak dapat jalan • Jika jalan membutuhkan pegangan • Writers cramp • Kelumpuhan pada saat menulis • Berhubungan dengan pekerjaan • Hysterical aphoni • Tidak mampu berbicara keras • Suaranya berbisik

  40. Conversion lanjutan ….. • Autonomic Conversion • Pengaruhnya pada pencernaan makanan • Sistem pembuangan • Reproduksi • Pseudocyesis/Phantom pregnancy • Wanita berhenti menstruasi • Perut dan buah dada membesar • Mual di pagi hari (seperti mengandung)

  41. DISSOCIATIVE DISORDER • Individu merasa terpisah dari dirinya maupun lingkungan sekitarnya • Individu merasa bermimpi • Merasa hidup dalam gerakan yang lamban • Terjadi setelah mengalami kejadian yang penuh dengan stres-mengalami kecelakaan • Ketika mengalami kelelahan yang sangat • Dibawah tekanan psikis-mental-fisik • Peristiwa yang sangat menakutkan

  42. Dissociative disorder lanjutan…… • Ada dua macam pengalaman yang dapat dibadi menjadi dua tipe : • Depersonalization • Ada persepsi yang secara temporer bahwa dirinya merasa lepas dengan realita • Derealization • Perasaan hubungan dengan dunia luar hilang

  43. Dissociative Disorder lanjutan….. • Dissociative Amnesia • Individu tidak ingat samasekali tentang dirinya (generalized amnesia) • Gagal untuk mengingat kejadian yang spesifik (traumatis)  localized-selective amnesia

  44. Dissociative Fugue (Fugue=flight) • Tidak dapat mengingat kembali atas kejadian yang spesifik • Tidak dapat mengingat bagaimana dan mengapa dia ada di tempat tersebut • Menggunakan identitas baru sebab bingung dengan identitas dirinya

  45. DissociativeTrance Disorder  across culture • Trance or possession • Tiba-tiba berubah kepribadiannya karena kerasukan • Biasa terjadi pada wanita • Karena trauma-stres

  46. Dissociative Identity Disorder (DID) • Mengadopsi 100 identitas baru • Termasuk perilaku, nada suara, gerakan anggauta tubuh

  47. MOOD DISORDER(Affective disorder) • Gangguan ini berpusat pada emosi bukan pada pikiran • Dapat dibagi menjadi dua : • Unipolar depression • Bipolar disorder • Unipolar disorder

  48. Mood disorderlanjutan 1…. • Unipolar disorder  ditandai dengan : • Kehilangan minat/ketertarikan terhadap aktivita • Gangguan pada selera makan, gangguan tidur (hyper insomnia) • Berat badan menurun • Agitasi motorik • Kesulitan mengontrol gerakan • Retardasio psikomotorik • Munculnya perasaan bersalah • Kesulitan konsentrasi • Ingin bunuh diri

  49. Mood disorderlanjutan 2 ….. • KASUS • Katie (16 th) termasuk anak yang pemalu • Jarang berinteraksi dengan orang lain kecuali dengan keluarga • Ada kecemasan terhadap situasi sosial • Merasa hidupnya kosong dan bodoh • Sering menangis seharian • Mulai mabuk-mabukan karena minum minuman keras • Orientasi terhadap masa depannya dirasa sangat suram • Orientasi terhadap dunia luar-orang lain negatif • Ada kecenderungan ingin bunuh diri

  50. Mood disorderlanjutan 3 …… • Pengalaman Katie ini merupakan bentuk gangguan depresi • Mengalami situasi seperti jatuh dalam suatu lobang yang dalam , gelap dan merasa tidak dapat melepaskan diri • Merasa sudah berteriak akan tetapi tidak ada orang yang mendengar

More Related