1 / 57

Konsep manajemen jaringan telekomunikasi

Konsep manajemen jaringan telekomunikasi. Beberapa Pengertian Manajemen Jaringan Sebuah fungsi pengawasan terhadap unjuk kerja jaringan dan pengambilan tindakan untuk mengendalikan aliran trafik agar diperoleh kapasitas jaringan dengan pengoperasian yang maksimum pada berbagai situasi [CCITT]

xandy
Download Presentation

Konsep manajemen jaringan telekomunikasi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Konsep manajemen jaringan telekomunikasi

  2. Beberapa Pengertian Manajemen Jaringan • Sebuah fungsi pengawasan terhadap unjuk kerja jaringan dan pengambilan tindakan untuk mengendalikan aliran trafik agar diperoleh kapasitas jaringan dengan pengoperasian yang maksimum pada berbagai situasi [CCITT] • Upaya mengkoordinasikan dan mendistribusikan sumber daya (resource) untuk merencanakan, menganalisa, mengevaluasi, mendesain, mengadministrasikan, dan mengembangkan jaringan telekomunikasi sehingga diperoleh kualitas pelayanan yang baik pada seluruh waktu dengan ongkos yang proporsional dan kapasitas yang optimal [Kornel Terplan]

  3. Beberapa konsep yang perlu diketahui • Sistem Routing Proses memilih rute untuk menghubungkan suatu sentral dengan sentral lain yang menjadi tujuan • Tujuan routing : memperoleh pemakaian sirkit (link antar sentral) yang efisien sehingga pemakain sirkit dapat dilakukan secara optimal • Macam-macam routing • Ruting langsung (direct routing) • Ruting tandem (tandem routing) • Ruting alternatif (alternative routing) • Pada alternative routing, grup sirkit (sekelompok sirkit) yang dirancang untuk meluap ke satu atau lebih grup sirkit lainnya disebut high-usage route atau high-usage circuit

  4. B A Direct routing T B A Tandem routing T Final route Trafik luap B A High usage route Alternative routing

  5. Beberapa konsep yang perlu diketahui (cont.) • Jaringan Berbeban Lebih • Beban lebih dapat disebabkan oleh • Masalah internal : misalkan kerusakan pada perangkat di sentral, sirkit dll. • Masalah eksternal : perubahan pola trafik • Beban lebih pada sentral • Sentral memiliki kapasitas terbatas  efisien bila berkerja di bawah atau mendekati titik beban maksimumnya (sekitar 90% - 95%) • Jika terdapat beban tinggi, penggunaan peralatan pada sentral dan holding time megalami peningkatan  menyebabkan delay penyambungan akibat suatu peralatan menunggu peralatan lainnya  menimbulkan kemacetan  kemacetan pada suatu sentral dapat menyebar ke sentral lainnya

  6. Jalur histeresis yang membawa kembali jaringan ke keadaan semula (dengan membatasi panggilan yang masuk) Beban yg dilayani Beban rekayasa Br Kondisi beban lebih Br Beban yg ditawarkan

  7. Beberapa konsep yang perlu diketahui (cont.) • Beban lebih pada grup sirkit Pada kondisi beban lebih (trafik tinggi), grup sirkit yang memiliki Grade Of Service (GOS) tertentu, tidak akan dapat melalukan semua trafik yang mengalir  terjadi loss akibat tidak tersedianya sirkit  blocking  pengulangan panggilan bisa terus berlangsung  jumlah panggilan yang melalui rute alternatif bertambah banyak  penggunaan alternative routing menjadi tidak efisien lagi  menyebabkan kemacetan jaringan  efisiensi sirkit akan menurun. Rumus Erlang-B memberikan hubungan antara A (trafik yang ditawarkan), GOS (Blocking) dan N (jumlah saluran)

  8. Faktor pemicu beban lebih • Beban lebih dapat terjadi bila jaringan menerima beban trafik yang tidak normal, terjadi pengurangan kapasitas, atau keduanya • Faktor pemicu • Hari-hari berbeban puncak : Hari raya, hari libur yang tidak sama waktunya, hari adanya pameran dsb. • Kegagalan sistem : bencana alam, salah pengoperasian dsb. • Panggilan masal ke tujuan tertentu : quiz “Jari-jari”, bencana alam dsb. • Pengenalan jenis layanan baru

  9. Tujuan dasar mengembangkan jaringan telekomunikasi • Meningkatkan Quality of Service (QoS) • QoS meningkat  jumlah pelanggan meningkat  keuntungan operator meningkat • Konsekuensi lain : kapasitas jaringan menjadi tidak memadai  permintaan tidak terpenuhi  QoS menurun • Strategi penanggulangan : • Expanded Network Oriented • Management Oriented

  10. Konsep manajemen jaringan sudah berkembang sejak pertama kali jaringan telekomunikasi terbentuk : • Pada sentral manual, manajer jaringan adalah operator • Pada sentral otomat, sub sistem jaringan yang menangani masalah manajemen jaringan adl.: • Mekanik yang dapat mengontrol kondisi dan status jaringan secara semi-otomatik (Non-SPC) • Teknologi SPC dan Operation System pada sentral • Operation system memungkinkan perluasan kapasitas pengontrolan dan pengawasan kondisi , status jaringan serta pengumpulan data • Operation system yang dapat mengontrol banyak sentral memungkinkan dibuat proses manajemen yang terpusat

  11. Menurut pengertian tradisional, manajemen jaringan merupakan nama lain dari manajemen trafik • Dalam pengertian tersebut, manajemen jaringan hanya berurusan dengan me-manajemen-i masalah trafik, yaitu berhubungan dengan masalah kemacetan (kongesti), beban lebih (overload) atau proses routing. • Dalam pengertian yang lebih modern, selain masalah trafik, manajemen jaringan juga meliputi proses pemeliharaan, perencanaan, administrasi dan pengembangan jaringan telekomunikasi

  12. Tujuan, Tugas, dan Strategi Manajemen Jaringan Telekomunikasi Tujuan • Mendapatkan sebanyak mungkin panggilan yang sukses untuk berbagai situasi. • Menjamin efektifitas dan efisiensi jaringan pada saat terjadi beban lebih maupun pada saat ditemukan kekeliruan pada salah satu bagian sistem • Tujuan dicapai terutama melalui upaya pengendalian terhadap jaringan eksisting secara menyeluruh

  13. Tujuan, Tugas, dan Strategi Manajemen Jaringan Telekomunikasi (Cont.) • Keuntungan menjamin efektifitas dan efisiensi kapasitas jaringan yang eksisting : • Meningkatkan pendapatan perusahaan (bagi operator) dari meningkatnya panggilan yang sukses • Memperbaiki pelayanan kepada pelanggan : • Perbaikan hubungan antar pelanggan • Pelanggan terdorong untuk banyak melakukan penaggilan • Meningkatnya minat pelanggan terhadap jenis-jenis layanan baru • Penggunaan jaringan lebih efisien, yang akan menyebabkan : • Percepatan pengembalian biaya investasi jaringan • Meningkatkan Succesfull Call Ratio (SCR) • Kesadaran terhadap kondisi dan kinerja jaringan akan semakin besar sehingga menyebabkan : • Memperoleh dasar bagi penentuan prioritas dalam melakukan manajemen dan pemeliharaan jaringan • Memperoleh informasi akurat yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan. • Mendapatkan informasi yang digunakan untuk memperkirakan biaya investasi pada jaringan yang akan datang. • Pelayanan terhadap panggilan yang sifatnya emergency lebih terjamin, khususnya ketika terjadi beban lebih pada jaringan.

  14. Tujuan, Tugas, dan Strategi Manajemen Jaringan Telekomunikasi (Cont.) Tugas • Melakukan seluruh tindakan yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi setiap permasalahan yang berpengaruh terhadap kinerja dan pelayanan jaringan serta mengembangkan upaya untuk mengurangi pengaruh tersebut • Semua tugas tersebut tercakup dalam tindakan-tindakan berikut : • Memantau status dan kinerja jaringan dalam basisi rela time juga termasuk mengumpulkan dan menganalisa data yang relevan • Mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak normal • Menyelidiki dan mengidentifikasi penyebab terjadinya kondisi tidak normal. • Mengambil inisiatif untuk melakukan pengendalian jaringan dan langkah perbaikan • Melakukan sinkronisasi dengan bagian-bagian lainnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

  15. Tujuan, Tugas, dan Strategi Manajemen Jaringan Telekomunikasi (Cont.) Strategi Manajemen Jaringan • Prinsip dasar untuk melakukan tindakan manajemen yang tidak tergantung pada struktur jaringan, teknik ruting maupun teknologi sistem penyambungan • Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : • Menjaga agar setiap sirkit tetap dipenuhi oleh panggilan-pangggilan yang sukses. • Jumlah sirkit pada jaringan telekomunikasi terbatas. Semakin banyak jumlah sirkit maka semakin besar peluang tidak terjadi beban lebih maupun kemacetan. • Dalam kenyataan jumlah sirkit terbatas maka jumlah panggilan yang dapat dilakukan tergantung pada jumlah sirkit yang tersedia.

  16. Tujuan, Tugas, dan Strategi Manajemen Jaringan Telekomunikasi (Cont.) • Pada suatu saat dapat terjadi jumlah panggilan yang meningkat dan dapat menghasilkan panggilan yang tidak efektif (tidak sukses). Bila panggilan tidak sukses ini memenuhi jaringan maka tidak akan menguntungkan. Oleh karena itu manajemen jaringan sedemikian rupa harus mengusahakan agar dapat diperoleh jumlah panggilan yang sukses lebih banyak daripada jumlah panggilan yang gagal. • Dua pedoman yang dipakai untuk menentukan tinggi rendahnya peluang keberhasilan suatu panggilan : • Panggilan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi adalah panggilan yang berasal atau mempunyai kedudukan akhir lebih dekat dengan sentral tujuan • Panggilan yang mempunyai peluang keberhasilan yang tinggi adalah panggilan-panggilan yang berhasil menduduki atau menggunakan fasilitas jaringan pada saat terjadi kemacetan • Memanfaatkan semua sirkit yang tersedia • Mengambil tindakan untuk memindahkan aliran trafik pada sirkit yang sibuk ke sirkit yang masih bebas • Mencegah timbulnya kemacetan pada peralatan penyambungan dan menghalangi penyebarannya

  17. Organisasi dan Elemen Manajemen Jaringan Telekomunikasi • Organisasi harus menggambarkan suatu sistem jaringan telekomunikasi yang berorientasi dan mempunyai pola pikir secara sistem • Organisasi harus mampu melihat dengan cepat segala perubahan kondisi pada jaringan telekomunikasi yang berorientasi pada langkah tindak yang cepat sesuai dengan fungsinya dan bukan berorientasi pada birokrasi • Organisasi harus mendapat wewenang yang cukup untuk dapat mengelola jaringan sehingga dapat memberikan kualitas pelayanan yang maksimum

  18. Organisasi dan Elemen Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Organisasi manajemen yang efektif terdiri dari berbagai elemen yang berbeda • Masing-masing elemen bekerja sama untuk mendapatkan operasi yang efisien • Elemen-elemen ini bisa berada dalam satu bagian yang sama pada manajemen jaringan maupun terpisah satu sama lain • Masing-masing elemen mempunyai tanggung jawab yang tersendiri. Namun tidak menutup kemungkinan antara satu elemen dengan elemen lainnya terdapat irisan tangung jawab.

  19. Organisasi dan Elemen Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) Elemen perencanaan • Berfungsi melakukan perencanaan • Strategi pengendalian yang terencana dapat mengurangi kemacetan pada sentral maupun sirkit. • Elemen perencanaan bertanggung jawab atas fungsi-fungsi sebagai berikut : • Merencanakan tindakan untuk menangani permasalahan jaringan yang dihasilkan oleh kejadian-kejadian yang tidak teramalkan • Merencanakan upaya perbaikan untuk mengantisipasi perencanaan-perencanaan yang sudah tidak cocok lagi maupun kerusakan pada perangkat telekomunikasi

  20. Organisasi dan Elemen Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) Elemen Pengontrolan • Mengawasi unjuk kerja dan status jaringan secara real-time, sehingga dapat menentukan dan mengontrol jaringan tersebut • Status jaringan dapat ditunjukkan kondisi-kondisi seperti berikut ini : • Perangkat pada sentral tidak beroperasi secara sempurna. • Perangkat pada sirkit tidak berjalan dengan sempurna. • Perencanaan yang sudah tidak bisa dipakai lagi pada sentral maupun pada sirkit. • Kemacetan yang serius pada sentral. • Kemacetan pada grup sirkit akhir. • Pola traffik yang melonjak akibat situasi di luar kebiasaan

  21. Organisasi dan Elemen Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Dalam melakukan pengontrolan maka elemen ini harus bekerjasama dengan elemen-elemen lainnya atau bidang administrasi yang lainnya. Beberapa hal yang harus dikomunikasikan antara lain berhubungan dengan informasi berikut ini : • Kondisi, penyebab, lokasi yang berpengaruh terhadap jaringan • Tindakan manajemen jaringan yang akan diambil • Pengaruh dari tindakan yang diambil • Laporan periodik tentang situasi jaringan sampai jaringan berjalan dengan normal lagi • Menilai unjuk kerja jaringan sepanjang waktu tertentu

  22. Organisasi dan Elemen Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) Elemen Pengembangan • Mengembangkan dan mengenalkan teknik-teknik serta fasilitas baru • Pembuatan perencanaan jangka panjang • Memperbaiki pengawasan dan kontrol terhadap jaringan • Menentukan strategi baru yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang mungkin akan timbul

  23. Organisasi dan Elemen Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Elemen-elemen Pengembangan bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi berikut ini : • Melakukan studi penelaahan dan perencanaaan berkaitan dengan teknik meanajemen jaringan yang baru dan meningkatkan kontrol dan pengawasan jaringan • Mengevaluasi efektifitas dari perencanaan, strategi dan tindakan pengontrolan yang sedang dipakai saat ini sehingga dapat dibuat strategi dan perencanaan yang lebih baik lagi

  24. Organisasi dan Elemen Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Dalam manajemen jaringan terdapat beberapa aspek organisasi yang harus dipertimbangkan yaitu masalah komunikasi dan personel • Komunikasi meliputi komunikasi dengan bagian-bagian yang berada di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan • Hubungan baik perlu diciptakan antara bagian-bagian pada perusahaan sehingga diperoleh kelancaran dalam arus informasi, terutama pada saat dibutuhkan

  25. Organisasi dan Elemen Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Aspek personel berhubungan dengan pengambilan keputusan dan penetapan langkah tindak yang dibutuhkan • Personel yang dibutuhkan adalah mereka yang memiliki tanggung jawab dan tingkat profesionalisme yang tinggi • Artinya personel manajemen jaringan harus profesional dalam bidangnya • Tindakan yang salah oleh seorang personel manajemen jaringan akan memberikan pengaruh langsung pada pelayanan dan pendapatan perusahaan

  26. Parameter Manajemen Jaringan Telekomunikasi Percentage overflow (%OFL) • Ukuran tingkat kesulitan yang dihadapi sebuah atau sejumlah bid untuk memperoleh sirkit yang bebas  indikator kemacetan • Bid = semua usaha yang dilakukan untuk memperoleh sebuah sirkit atau sebuah sirkit pada grup sirkit ke suatu tujuan, baik yang gagal maupun yang berhasil %OFL = x 100% Luapan bid ke grup sirkit yang lain Bid total pada grup sirkit

  27. Parameter Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Bids per Circuit per Hour (BCH) • Ukuran banyaknya permintaan panggilan pada suatu rute dalam selang waktu tertentu BCH = x 100% • Seizure per Circuit per Hour (SCH) • Ukuran kemampuan untuk menduduki sebuah sirkit yang bebas pada suatu rute dari setiap aliran trafik SCH = x 100% Jumlah bid per jam Jml. Sirkit yang tersedia untuk pelayanan Jumlah pendudukan per jam Jml. Sirkit yang tersedia untuk pelayanan

  28. Parameter Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Answered Seizure Ratio (ASR) • Perbandingan jumlah pendudukan yang mendapatkan jawaban terhadap jumlah pendudukan total BCH = x 100% • Answered Bid Ratio (ABR) ABR = x 100% Jml. pendudukan yang mendapat jawaban Jml. Pendudukan total Jml. Bid yang mendapat jawaban Jml. Bid total

  29. Parameter Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Occupancy Rate (OCC) • Prosentase waktu pendudukan sebuah sirkit atau grup sirkit atau peralatan penyambungan selama satu jam sibuk OCC = x 100 Jml. Pengunaan (Erlang) Jml. Sirkit atau peralatan

  30. Parameter Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Busy-flash Seizure Ratio (BFSR) • Prosentase panggilan yang gagal karena mendapatkan busy flash (nada sibuk) dari jaringan lawan akibat kemacetan di jaringan lawan atau karena kekurangan sirkit junction di kota tujuan BFSR = x 100 Pendudukan yang mendapat busy-flash Jumlah pendudukan total

  31. Parameter Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Mean Holding Time per Seizure (MHTS) • Waktu pendudukan rata-rata tiap panggilan MHTS = x 100 • Efisiensi sirkit • Perbandingan antara waktu yang di-charge dengan waktu pendudukan total Efisiensi sirkit = x 100 Jumlah waktu pendudukan total Jumlah pendudukan total Charged time Jumlah waktu pendudukan total

  32. Parameter Manajemen Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Trouble Rate of Circuit Group (TBL) • Ukuran banyaknya sirkit yang mengalami kegagalan dalam melayani panggilan TBL = x 100 Jumlah sirkit yang mengalami kegagalan Jumlah sirkit total

  33. Analisa kinerja jaringan telekomunikasi keseluruhan • Parameter %OFL • Menggambarkan volume aliran trafik di dalam jaringan telekomunikasi dan tingkat kesulitan yang dihadapi • Nilai %OFL yang tinggi menunjukkan bahwa sirkit sulit untuk diduduki karena volume trafik pada suatu rute sangat besar • Rute dengan %OFL yang tinggi harus diperbaiki • Parameter ABR atau ASR • Jaringan tujuan dengan ABR atau ASR yang rendah harus diperbaiki

  34. Analisa kinerja jaringan telekomunikasi keseluruhan (cont.) • Parameter OCC • Jika nilai OCC jauh lebih besar dari tolok ukur maka artinya sirkit sedang mengalami beban lebih sehingga jumlah sirkit harus ditambah • OCC yang lebih kecil dari tolok ukur menunjukkan sirkit normal • Parameter SCH dan MHTS • Nilai SCH yang melebihi tolok ukur mengakibatkan beban sentral yang dituju menjadi besar, sedangkan SCH yang jauh lebih rendah dari tolok ukur akan merugikan perusahaan

  35. Analisa kinerja jaringan telekomunikasi keseluruhan (cont.) • Parameter SCH dan MHTS (cont.) • Hubungan SCH dengan MHTS • MHTS = (1/SCH) x 60 menit • Beberapa kemungkinan • SCH tinggi dan MHTS panjang • Menunjukkan jaringan dalam keadaan always busy dan kemungkinan akan terjadi beban lebih bila tidak diawasi secara ketat • Perlu dihitung jumlah kanal yang diperlukan : ã = a (1+Kcv) ; a=trafik terukur, ã=trafik acuan • 1+Kcv = 1,5 untuk a < 10 Erlang • 1+Kcv = 1,25 untuk 10 < a < 20 Erlang • 1+Kcv = 1,15 untuk a > 20 Erlang • Jumlah sirkit dicari pada tabel erlang dengan B tertentu

  36. Analisa kinerja jaringan telekomunikasi keseluruhan (cont.) • SCH tinggi sekali dan MHTS pendek sekali • Menunjukkan adanya killer trunk di dalam jaringan penghubung • Biasanya terjadi akibat kemacetan di sentral tujuan • Perlu dihitung jumlah kanal yang diperlukan : • SCH tinggi dan MHTS normal • Jaringan lawan lebih baik • Jika nilai ABR/ASR rendah maka sirkit perlu ditambah • SCH rendah dan MHTS panjang • Menunjukkan jaringan dalam kondisi slow release, artinya seluruh volume trafik dapat disalurkan ke tujuan • Dengan kata lain jaringan lawan dalam kondisi baik dan sirkit yang disediakan mencukupi • Biasanya disebabkan kemacetan di sentral asal • SCH rendah sekali dan MHTS pendek sekali • Menunjukkan jaringan dalam kondisi always idle • Biasanya disebabkan kemacetan di sentral asal

  37. Analisa kinerja jaringan telekomunikasi keseluruhan (cont.) • Parameter BFSR • BFSR yang tinggi dapat disebabkan oleh adanya kemacetan di dalam jaringan lawan atau karena kurangnya junction di sentral tujuan • Efisiensi sirkit • Jika nilai efisiensi rendah, maka dapat disimpulkan adanya kemacetan pada sirkit • Harus diatasi karena memperkecil charged time

  38. Pengontrolan Jaringan Telekomunikasi • Delay pada nada pilih • Menyebabkan pelanggan mengulang panggilan • Mendisiplinkan pelanggan • Mengganti sistem antrian : FIFO (First-in-first-out) menjadi LIFO (Last-in-Last-out) • Kemacetan pada peralatan penyambungan dan Grup Sirkit • Mengendalikan volume trafik • Blokade kode : menghalangi sebagian atau seluruh ruting ke suatu tujuan tertentu • Dapat dilakukan terhadap kode negara, kode area, kode identifikasi sentral, atau nomor telepon tertentu

  39. Pengontrolan Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Mengendalikan volume trafik (cont.) • Call-gapping : membatasi ruting ke suatu tujuan tertentu dengan cara membatasi panggilan ke suatu tujuan tertentu dalam suatu perioda waktu tertentu. Misalnya tidak lebih dari lima panggilan per menit. • Pembatalan ruting • Dilakukan bila rute sedang macet dan tidak ada rute alternatif • Blokade sirkit • Menghalangi pendudukan sebagian atau seluruh sirkit dari suatu grup sirkit

  40. Pengontrolan Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Pengendalian ruting Pembatalan ruting alternatif • Mengeluarkan rute alternatif dari pola ruting alternatif bila kondisinya sedang penuh • Cancelation From (CANF) • Menjaga agar trafik tidak meluap dari grup sirkit yang sedang dikendalikan • Digunakan bila rute alternatif sedang mengalami kemacetan • Cancelation To (CANT) • Menjaga agar trafik luap maupun trafik langsung dari berbagai sumber tidak masuk ke grup sirkit yang sedang dikendalikan • Dilakukan jika grup sirkit yang sedang dikendalikan mengalami kemacetan

  41. Pengontrolan Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Contoh CANF Luapan alternatif D C D C A B A B Luapan Langsung Luapan Langsung

  42. Pengontrolan Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Contoh CANT D C D C A B A B

  43. Pengontrolan Jaringan Telekomunikasi (cont.) Ruting Meloncat • Mengalihkan sebagian atau seluruh trafik dengan cara meloncati sebagian atau seluruh grup sirkit tertentu yang sedang macet D C D C A B A B Kondisi menjelang macet

  44. Pengontrolan Jaringan Telekomunikasi (cont.) • Reruting • Mengganti pola ruting bila kondisi macet semakin parah

  45. Pada awalnya jaringan telekomunikasi berkembang dengan sistem yang kompleks dan struktur yang heterogen • Berbagai jenis jaringan telekomunikasi dibentuk dari berbagai tipe elemen hardware dan software yang berbeda • Elemen-elemen tersebut secara bersama-sama membentuk sustu jaringan yang sistemik, tetapi elemen-elemen tersebut dikendalikan secara terpisah  Island of Management

  46. Konsekuensi adanya island of management • Suatu sistem bisa tidak kompatibel dengan sistem yang lain  tidak bisa saling beroperasi (interoperability) • Karena sistem manajemen bekerja secara terpisah, maka apabila timbul kesalahan pada suatu sub-sistem, tidak akan dapat diketahui secara langsung oleh manajer jaringan • Berdasarkan situasi tersebut, maka timbul pertanyaan bagaimana cara melakukan proses pengelolaan (management process) jaringan telekomunikasi agar dapat terkontrol, termonitor, dan terpelihara melalui suatu manajemen jaringan yang terintegrasi

  47. Pertanyaan tadi menurunkan pertanyaan-pertanyaan lain : • Struktur seperti apa yang dapat menjalankan sistem manajemen seperti itu ? • Fungsi-fungsi seperti apa yang dapat mendukung dan mengoperasionalkan sistem manajemen seperti itu ? • Bagaimana merencanakan dan mendesain konfigurasi sistem manajemen seperti itu ? • Seberapa jauh keandalan sistem tersebut ?

  48. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, CCITT (Consultative Committee for International Telephone and Telegraph) [sekarang ITU-T]membentuk Grup study IV CCITT yang pada tahun 1985 menghasilkan rekomendasi tentang Telecommunication Management Network (TMN) yang pertama yaitu M.30 • TMN dipublikasikan pada tahun 1988 sebagai bagian dari blue book • Tahun 1992, rekomendasi tersebut di revisi dan diberi nama M.3010 • Versi tahun 1992 tersebut direvisi kembali pada tahun 1996.

  49. Telecommunication Management Network(TMN)

  50. PRINSIP UMUM TMN (M.3010) • Rekomendasi CCITT M.3010 merupakan prinsip umum untuk perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan Manajemen Jaringan Telekomunikasi • Tujuan TMN adalah mendukung proses administrasi pada manajemen jaringan telekomunikasi

More Related