1 / 24

KAJIAN FIQIH KITAB SAFINATUNNAJAH (SHALAT JAMA’ TAKDIM & TAKHIR)

KAJIAN FIQIH KITAB SAFINATUNNAJAH (SHALAT JAMA’ TAKDIM & TAKHIR). Oleh : H. Ahmad Muzakky Al Hafidz Disampaikan Dalam Pengajian Bunda Muslimah Az Zahra Sidoarjo Edisi 25 Agustus 2014. Syarat Jama’ Takdim ada 4 :. Harus dimulai dengan shalat yang pertama

Download Presentation

KAJIAN FIQIH KITAB SAFINATUNNAJAH (SHALAT JAMA’ TAKDIM & TAKHIR)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KAJIAN FIQIH KITAB SAFINATUNNAJAH (SHALAT JAMA’ TAKDIM & TAKHIR) Oleh : H. Ahmad Muzakky Al Hafidz DisampaikanDalamPengajian BundaMuslimahAz Zahra Sidoarjo Edisi25 Agustus 2014

  2. Syarat Jama’ Takdim ada 4 : • Harusdimulaidenganshalat yang pertama • Harus niat jamak ketika mengerjakan shalat yang pertama • Antara shalat yang pertama dan kedua harus berturut-turut • Berlangsungnyaudzur (halangan)

  3. SyaratJama’ Ta’khir • Niatjama’ ta’khitketikamasihadawaktushalatyang Pertama, kira-kiracukupuntukmengerjakanshalatyang pertama • Berlangsungnyaudzursampaiselesaimengerjakanshalat yang kedua

  4. SyaratQasharshalat, ada 7 : • Bepergianyang mencapai 3 marhalah (kuranglebih 89 km) • Bepergianyang diperbolehkan • Harustahubolehnyamengqashar • Harusberniatmengqasharpadasaattakbiratul Ihram • Shalat yang 4 rakaat • Bepergiantersebutmasihberlangsunghinggamengerjakanshalatsempurna • Tidakbolehbermakmumkepada Imam yang shalatnyasempurna(tidakmengqashar) walaupunhanyasebagiandarishalat

  5. BEBERAPA KETERANGAN PELENGKAP TENTANG SHALAT JAMA’, QASHAR & QADA’

  6. SHALAT JAMA • Shalat JAMA’ adalah dua shalat yang dikumpulkan dan dikerjakan dalam satu waktu. • Hukumnya adalah MUBAH / JAIZ (boleh) apabila sedang dalam keadaan perjalanan (safar). • Ulama membagi Shalat Jama’ kedalam dua macam waktu yaitu: • Jama’ Taqdim, yaitu shalat jama’ yang dikerjakan pada waktu shalat yang pertama. • Jama’ Takhir, yaitu shalat jama’ yang dikerjakan pada waktu shalat yang kedua. • Shalat yang boleh dijama’ antara lain: • Dzuhur dan Ashar • Maghrib dan Isya • Selain dari itu maka tidak boleh dijama’, misalnya Ashar tidak boleh dijama’ dengan Maghrib, karena diantara kedua waktu shalat itu terdapat waktu yang haram (dilarang). Begitu pula Isya tidak boleh dijama’ dengan waktu Subuh. Dan juga Subuh tidak boleh dijama’ dengan shalat Zuhur karena diantara kedua waktu shalat itu terdapat waktu yang haram (dilarang).

  7. JAMA’ TAQDIM • Jama’ Taqdim, yaitu shalat jama’ yang dikerjakan pada waktu shalat yang pertama. • Jama’ taqdim meliputi: • Mengumpulkan shalat Dzuhur dan Ashar, maka dua shalat itu dikerjakan pada waktu Dzuhur. • Mengumpulkan shalat Maghrib dan Isya, maka dua shalat itu dikerjakan pada waktu Maghrib. • Cara melaksanakan shalat Jama’ taqdim yaitu dengan mengerjakan shalat sesuai urutan waktu pelaksanaannya. Sehingga shalat Dzuhur harus lebih dulu dikerjakan daripada Ashar, dan shalat Maghrib juga harus lebih dahulu dikerjakan daripada shalat Isya.

  8. JAMA’ TAKHIR • Jama’ Takhir, yaitu shalat jama’ yang dikerjakan pada waktu shalat yang kedua. • Jama’ takhir meliputi: • Mengumpulkan shalat Dzuhur dan Ashar, maka dua shalat itu dikerjakan pada waktu Ashar. • Mengumpulkan shalat Maghrib dan Isya, maka dua shalat itu dikerjakan pada waktu Isya. • Cara melaksanakan shalat Jama’ Takhir yaitu dengan mengerjakan shalat sesuai urutan waktu pelaksanaannya. Sehingga shalat Dzuhur harus lebih dulu dikerjakan daripada Ashar, dan shalat Maghrib juga harus lebih dahulu dikerjakan daripada shalat Isya.

  9. DALIL TENTANG SHALAT JAMA’ • Dari Ibnu Umar, ia berkata: “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bergegas (tergesa-gesa) dalam perjalanan, maka beliau menjama’ shalat Maghrib dan Isya.” [HR. Muslim] • Dari Anas bin MAlik, dia berkata: “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bepergian sebelum matahari tergelincir (belum masuk waktu Zuhur), maka beliau mengakhirkan shalat Zuhur [dikerjakan] pada waktu Ashar. Setelah itu beliau berhenti untuk menjama’ kedua shalat tersebut. Apabila beliau berangkat sesudah matahari tergelincir (sudah masuk waktu Zuhur), maka beliau mengerjakan shalat Zuhur terlebih dahulu, sesudah itu berangkat”. [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i] • Dari Anas, dia berkata: “Apabila Rasulullah SAW bergegas untuk bepergian jauh, maka beliau mengakhirkan pelaksanaan shalat Zuhur sampai memasuki awal waktu shalat Ashar. Sesudah itu beliau akan menjama’ kedua shalat tersebut. Beliau juga mengakhirkan pelaksanaan shalat Maghrib sampai mega merah di langit sudah hilang untuk menjama’nya dengan shalat Isya’.” [HR. Muslim]

  10. DALIL TENTANG SHALAT JAMA’ • Dari Muadz, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada perang Tabuk, apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, maka beliau mengakhirkan Zuhur hingga beliau jama pada waktu Ashar, beliau shalat untuk keduanya [di waktu Ashar]. Dan apabila beliau berangkat sesudah matahari tergelincir, maka beliau mengerjakan shalat Zuhur dan Ashar sekaligus, kemudian beliau berjalan [untuk bepergian]. Apabila beliau berangkat sebelum Maghrib, beliau mengakhirkan Maghrib hingga beliau menjama’nya shalat Maghrib dan Isya. Dan apabila beliau berangkat sesudah waktu Maghrib, beliau menyegerakan shalat Isya, dan beliau shalat jama’ Isya bersamaan pada waktu Maghrib.” [HR. Ahmad, Abu Dawud dan Turmuzi, sanad hasan]

  11. MENYEMPURNAKAN BILANGAN RAKAAT • Dari Salim bin Abdullah, dari ayahnya [yaitu Abdullah bin Umar], dia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengerjakan shalat seperti shalatnya musafir (dalam perjalanan) ketika beliau berada di Mina dan di tempat yang lainnya, yaitu sebanyak 2 (dua) rakaat. Demikian pula dengan Abu Bakar, Umar dan Usman pada masa awal pemerintahannya. Tetapi setelah itu Usman [bin Affan] mengerjakan shalat sebanyak 4 (empat) rakaat [meski beliau dalam keadaan bepergian].” • [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i] • Penjelasan: • Pada saat menjama’ kita boleh mengqashar (meringkas) shalat fardhu itu menjadi 2 rakaat (kecuali shalat Maghrib). • Tetapi apabila kita memiliki banyak waktu dan tidak terlalu tergesa-gesa dalam perjalanan, maka sebaiknya menjama’ shalat dengan mengerjakannya tunai sebagaimana jumlah rakaat yang difardhukan yaitu 4 rakaat.

  12. SHALAT QASHAR

  13. SHALAT QASHAR • Shalat QASHAR’ adalah shalat yang diringkas, yaitu meringkas shalat fardhu 4 rakaat menjadi 2 rakaat karena dalam keadaan bepergian pada perjalanan jauh. • Hukumnya adalah MUBAH / JAIZ (boleh) apabila sedang dalam keadaan perjalanan (safar). • Shalat yang boleh diqashar adalah Dzuhur, Ashar dan Isya, sedangkan Maghrib dan Subuh tidak boleh diqashar.

  14. KERINGANAN DARI ALLAH UNTUK ORANG BEPERGIAN [QS: 4. An Nisaa‘: 101]. Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar[*] sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. [*]. Menurut pendapat jumhur Ulama, arti qashar di sini ialah: sembahyang yang empat rakaat dijadikan dua rakaat. Mengqashar di sini ada kalanya dengan mengurangi jumlah rakaat dari 4 menjadi 2, yaitu di waktu bepergian dalam keadaan aman dan ada kalanya dengan meringankan rukun-rukun dari yang 2 rakaat itu, yaitu di waktu dalam perjalanan dalam keadaan khauf. Dan ada kalanya lagi meringankan rukun-rukun yang 4 rakaat dalam keadaan khauf di waktu hadhar.

  15. DALIL # 1 TENTANG SHALAT QASHAR’ • Dari Ya’la bin Umayyah, dia berkata: “Saya telah berbicara dengan Umar bin Khattab tentang firman ALLAH: • Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qasharsembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. [QS:4 An-Nisaa’: 101] • [Ya’la berkata:] “Bukankah orang-orang sekarang sudah dalam keadaan aman?” • Umar menjawab: “Saya juga telah terfikir seperti yang kamu fikirkan. Kemudian saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hal tersebut. Kemudian beliau bersabda: “Itu [shalat qashar] adalah sebuah sedekah yang diberikan oleh ALLAH kepada kalian. Oleh karena itu, terimalah sedekah ALLAH tersebut.” • [HR. Muslim, Abu Dawud, Turmuzi, Nasa’i dan Ibnu Majah] • Dari Ibnu Abbas, dia berkata: “ALLAH telah mewajibkan shalat melalui lisan Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebanyak 4 (empat) rakaat ketika tidak sedang dalam bepergian. Dan 2 (dua) rakaat ketika sedang bepergian, serta hanya 1 (satu) rakaat ketika sedang dalam keadaan khauf (ancaman perang).” • [HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah]

  16. DALIL # 2 TENTANG SHALAT QASHAR’ Dari Isa bin Hasfah bin Umar bin Khattab, dari bapaknya, dia berkata: “Saya telah menemani Ibnu Umar dalam perjalanan menuju Mekkah. Kemudian beliau mengimami kami shalat Zuhur sebanyak 2 rakaat. Kemudian beliau berpaling sehingga kami juga ikut berpaling bersama beliau. Hingga beliau kembali menuju tempatnya. Beliau duduk dan kami pun ikut duduk bersamanya. Lalu beliau sedikit menoleh ke arah tempat yang tadi beliau pergunakan untuk shalat dan dilihatnya orang-orang sedang berdiri. Maka beliau bertanya: “Apakah yang sedang mereka lakukan?” Saya menjawab: “Mereka sedang melakukan ibadah shalat sunat.” Ibnu Umar berkata: “Daripada mengerjakan shalat sunat, lebih baik saya menyempurnakan rakaat shalat fardhu saya [menjadi 4 rakaat]. Wahai anak saudaraku! Sesungguhnya saya telah menyertai Rasulullah SAW dalam bepergian. Ternyata beliau shalat dalam bepergian tidak lebih dari 2 rakaat, demikian hingga beliau meninggal. Saya telah menyertai Abu Bakar dalam bepergian, beliau shalat dalam bepergian tidak lebih dari 2 rakaat, demikian hingga beliau meninggal. Saya telah menyertai Umar [bin Khattab] dalam bepergian, beliau shalat dalam bepergian tidak lebih dari 2 rakaat, demikian hingga beliau meninggal. Saya telah menyertai Usman [bin Affan] dalam bepergian, beliau shalat dalam bepergian tidak lebih dari 2 rakaat, demikian hingga beliau meninggal. ALLAH berfirman: “[QS:33 Al-Ahzab: 21]. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibnu Majah]

  17. BATAS JARAK SHALAT JAMA & QASHAR • Dari Syu’bah, dari Yahya bin Yazid Al-Huna’I, dia berkata: “Saya telah bertanya kepada Anas bin Malik tentang shalat qashar. Maka dia pun menjawab: “Apabila [perjalanan] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mencapai jarak 3 (tiga) mil atau 3 (tiga) farsakh –-dalam hal ini Syu’bah (perawi) ragu--- maka beliau akan shalat sebanyak 2 (dua) rakaat saja”. [HR. Muslim dan Abu Dawud] • Dari Jubair bin Nufair, dia berkata: “Saya pernah pergi ke sebuah desa yang berjarak sekitar 17 atau 18 mil bersama dengan Syurahbil bin As-Sim. Kemudian dia mengerjakan shalat sebanyak 2 rakaat. Maka saya bertanya kepadanya. Dia pun menjawab: “Saya telah melihat Umar menunaikan shalat sebanyak 2 rakaat di Dzul Hulaifah. Maka saya bertanya kepadanya, dan beliau berkata: “Sesungguhnya saya hanya melakukan yang telah saya lihat dari apa yang diperbuat oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”. [HR. Muslim dan Nasa’i] • Penjelasan: • Kebanyakan ulama kita menganggap 18 farsakh itu sama dengan 138 kilometer.

  18. TATA CARA SHALAT JAMA’ & QASHAR

  19. TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT Secara ringkasnya, tata cara shalat Jama’ dan Qashar adalah sebagai berikut: • Berniat untuk melaksanakan shalat Jama’ dengan cara di qashar (diringkas menjadi 2 rakaat) atau dikerjakan secara sempurna jumlah rakaatnya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam beberapa file CR yang lainnya, kita tidak usah membaca kalimat niat seperti Ushalli atau Nawaitu, karena niat itu sudah cukup meskipun dalam hati saja. Tidak ada satupun hadis yang mengajarkan niat, apalagi untuk niat jama dan qashar ini. • Jika punya banyak waktu selama istirahat dalam perjalanan, sebaiknya shalat jama’ ini dilakukan dengan sempurna jumlah rakaatnya (jangan di qashar). • Shalat Qashar hanya untuk Zuhur, Ashar dan Isya yaitu shalat yang jumlah rakaatnya 4. Sedangkan shalat Maghrib tidak boleh diqashar menjadi 2 rakaat. • Tata cara dan gerakan shalat sama seperti ritual ibadah shalat fardu lazimnya, namun ulama berpendapat disunatkan setelah selesai salam dan bermaksud untuk mengerjakan shalat selanjutnya, maka hendaknya diawali dengan iqamah. • Jangan menyela waktu antara dua shalat Jama’ itu dengan mengerjakan shalat sunat apabila kita meng-qashar shalat fardhu. Dan jangan pula menyelanya dengan wirid yang panjang apabila kita mengqashar shalat. • Berturut-turut, jangan mengerjakan Ashar mendahului Zuhur, atau tidak boleh Isya mendahului Maghrib, melainkan sesuai urutan waktunya.

  20. NiatShalatJama’ & Qashar ShalatDhuhurJamakTakdimdenganShalatAshar (shalatdilakukanwaktushalatdhuhur) NiatShalatDhuhurJamakTakdimdenganShalatAshar اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِاَرْبَعَ رَكْعَا تٍ مَجْمُوْعًا مَعَ العَصْرِ مَأْمُوْمًا \ اِمَامًا لِلهِ تَعَالَى NiatShalatAsharJamakTakdimdenganShalatDhuhur اُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِاَرْبَعَ رَكْعَا تٍ مَجْمُوْعًا مَعَ الظهر مَأْمُوْمًا \ اِمَامًا لِلهِ تَعَالَى ShalatDhuhurJamakTakhirdenganShalatAshar (shalatdilakukanwaktushalatashar) NiatShalatDhuhurJamakTakhirdenganShalatAshar اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِاَرْبَعَ رَكْعَا تٍ مَجْمُوْعًا مَعَ العَصْرِ مَأْمُوْمًا \ اِمَامًا لِلهِ تَعَالَى NiatShalatAsharJamakTakhirdenganShalatDhuhur اُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِاَرْبَعَ رَكْعَا تٍ مَجْمُوْعًا مَعَ الظُّهْرِ مَأْمُوْمًا \ اِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

  21. NiatShalatJama’ & Qashar ShalatDhuhurJamakTakdim Serta QasharDenganShalatAshar Dilaksanakanpadawaktushalatdhuhur, masing-masingduarakaat NiatShalatDhuhurQashartaqdimdhuhurdanashar اُصَلِّى فَرْضَ اْلظُهْرِ قَصْرَا مَجْمُوْعًا مَعَ اْلعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ مَأْمُوْمًا \ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى NiatShalatAsharQashartaqdimdhuhurdanashar (dilaksanakanpadawaktushalatdhuhur) اُصَلِّى فَرْضَ اْلعَصْرِ قَصْرَا مَجْمُوْعًا مَعَ اْلظُهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ مَأْمُوْمًا \ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى ShalatDhuhurJamakTakhir Serta QasharDenganShalatAshar dilaksanakanpadawaktushalatashar NiatShalatDhuhurQasharTakhirDhuhurdanAshar. اُصَلِّى فَرْضَ اْلظُهْرِ قَصْرَا مَجْمُوْعًا مَعَ اْلعَصْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ مَأْمُوْمًا \ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى NiatShalatAsharQasharTakhirDhuhurdanAshar اُصَلِّى فَرْضَ اْلعَصْرِ قَصْرَا مَجْمُوْعًا مَعَ اْلظُهْرِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ مَأْمُوْمًا \ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى

  22. NiatShalatJama’ & Qashar ShalatMaghribJamakTakdimDenganShalatIsya Dilaksanakanpadawaktushalatmaghrib NiatShalatMaghribJamakTaqdim اُصَلِّى فَرْضَ اْلمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا مَعَ اْلعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ مَأْمُوْمًا\ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى NiatShalatIsyaJamakTaqdim اُصَلِّى فَرْضَ اْلعِشَاءِ قَصْرَا مَجْمُوْعًا مَعَ اْلمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ مَأْمُوْمًا \ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى ShalatMaghribJamakTakhirMaghribDenganShalatIsya Dilaksanakanpadawaktushalatisya’ NiatShalatJamakTakhirMaghribاُصَلِّى فَرْضَ اْلمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا مَعَ اْلعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ مَأْمُوْمًا \ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى NiatShalatJamakTakhirIsya اُصَلِّى فَرْضَ اْلعِشَاءِ مَجْمُوْعًا مَعَ اْلمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍمَأْمُوْمًا \ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى

  23. NiatShalatJama’ & Qashar ShalatMaghribJamakTakdim Serta QasharDenganShalatIsya dilaksanakanpadawaktushalatMaghrib NiatShalatMaghrib اُصَلِّى فَرْضَ اْلمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا مَعَ اْلعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ مَأْمُوْمًا\ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى NiatShalatIsya’ اُصَلِّى فَرْضَ العِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا مَعَ المَغْرِبِ مَأْمُوْمًا \ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى NiatShalatMaghribJamakTakhirMaghribQashardanIsya. dilaksanakanpadawaktushalatisya’ NiatShalatMaghrib اُصَلِّى فَرْضَ اْلمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ قَصْرَا مَجْمُوْعًا مَعَ اْلعِشَاءِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ مَأْمُوْمًا \ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى NiatShalatJamakTakhirQasharIsya’. اُصَلِّى فَرْضَ اْلعِشَاءِ قَصْرَا مَجْمُوْعًا مَعَ اْلمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍمَأْمُوْمًا \ اِمَامٌا لِلّهِ تَعَالَى

  24. TerimaKasih & SemogaBermanfaat…

More Related