E N D
FIQIH All about fiqih Created By: Salsabila Firda N. Pulungan 7B
SUJUD SAHWI • Kata ‘sahwi‘, ‘nisyan‘ dan ‘ghoflah‘ adalah lafazh-lafazh yang bermakna sama. Yaitu, lalainya hati dari perkara yang ma’lum (diketahui). Ada yang mengatakan, orang yang mengalami ‘nisyan’ (kelupaan), jika kamu ingatkan dia maka dia akan teringat, berbeda dengan orang yang mengalami ‘sahwi‘. • Istilah: Dua sujud yang dilakukan apabila seseorang melakukan kesalahan akibat lupa
SUJUD SAHWI • Hukum Sujud Sahwi: Hukumnya adalah wajib jika kesengajaan (melakukan perkara yang menyebabkan sujud sahwi ini ) membatalkan sholat. Jika tidak demikian maka tidak wajib. Misalnya, menambah satu roka’at karena lupa. Kesengajaan terhadapnya membatalkan sholat, maka kelupaan terhadapnya mewajibkan sujud sahwi.
SUJUD SAHWI • Waktunya: • Sebelum Salam Jika karena suatu pengurangan, seperti pengurangan tasbih ketika rukuk atau sujud, sebagaimana dalam hadits Abdulloh bin Buhainah, ketika Nabi – shollallohu ‘alaih wa sallam – meninggalkan tasyahhud awal, beliau sujud sebelum salam. (Muttafaq ‘alaih) • Setelah Salam Jika karena suatu penambahan, seperti menambah satu rukuk, sujud, berdiri, atau duduk, sebagaimana dalam haditsnya Abu Huroiroh – rodhiyallohu ‘anhu – ketika beliau menambah satu salam dalam sholat, beliau sujud setelah salam. (Muttafaq ‘alaih)
SUJUD SAHWI • Sujud Sahwi bagi Makmum: • - Jika makmum itu bukan masbuq maka kelupaannya di tanggung oleh imam • - Jika dia masbuq, maka mengghodo yang terlewat
WUDHU • Menurut bahasa, Wudhu artinya Bersih dan Indah. sedangkan menurut istilah (syariah islam) artinya menggunakan air pada anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan niat guna menghilangkan hadast kecil. Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya sholat (orang yang akan sholat, diwajibkan berwudhu lebih dulu, tanpa wudhu shalatnya tidak sah.
WUDHU • Ayat Al-Qur’an yang merupakan dasar kewajiban wudhu berbunyi: • "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah mukamu, tangan sampai sikumu, dan sapulah kepalamu, dan basuhlah kakimu sampai dengan kedua mata kaki." (Al-Maidah, ayat 6)
WUDHU • Tata Caranya: • Berniat wudhu (dalam hati) untuk menghilangkan hadats. • Mengucapkan basmalah (bacaan bismillah). • Membasuh dua telapak tangan sebanyak 3 kali. • Mengambil air dengan tangan kanan kemudian memasukkannya ke dalam mulut dan hidung untuk berkumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan air dalam hidung). Kemudian beristintsar (mengeluarkan air dari hidung) dengan tangan kiri sebanyak 3 kali. • Membasuh seluruh wajah dan menyela-nyelai jenggot sebanyak 3 kali. • Membasuh tangan kanan hingga siku bersamaan dengan menyela-nyelai jemari sebanyak 3 kali kemudian dilanjutkan dengan yang kiri. • Menyapu seluruh kepala dengan cara mengusap dari depan ditarik ke belakang, lalu ditarik lagi ke depan, dilakukan sebanyak 1 kali, dilanjutkan menyapu bagian luar dan dalam telinga sebanyak 1 kali. • Membasuh kaki kanan hingga mata kaki bersamaan dengan menyela-nyelai jemari sebanyak 3 kali kemudian dilanjutkan dengan kaki kiri
TAYAMUM • Tayammum secara bahasa diartikan sebagai Al Qosdu (القَصْدُ) yang berarti maksud. Sedangkan secara istilah dalam syari’at adalah sebuah peribadatan kepada Allah berupa mengusap wajah dan kedua tangan dengan menggunakan sho’id yang bersih. Sho’id adalah seluruh permukaan bumi yang dapat digunakan untuk bertayammum baik yang terdapat tanah di atasnya ataupun tidak.
TAYAMUM • Adapun dalil dari Al Qur’an adalah firman Allah ‘Azza wa Jalla: • وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ • “Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”. (QS. Al Maidah [5] : 6).
TAYAMUM • Adapun dalil dari As Sunnah adalah sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu ‘anhu, • « وَجُعِلَتْ تُرْبَتُهَا لَنَا طَهُورًا إِذَا لَمْ نَجِدِ الْمَاءَ » • “Dijadikan bagi kami (ummat Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi was sallam ) permukaan bumi sebagai thohur/sesuatu yang digunakan untuk besuci (tayammum) jika kami tidak menjumpai air”
TAYAMUM • Media yang dapat digunakan untuk bertayammum adalah seluruh permukaan bumi yang bersih baik itu berupa pasir, bebatuan, tanah yang berair, lembab ataupun kering. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat Hudzaifah Ibnu Yaman rodhiyallahu ‘anhu di atas dan secara khusus, • جُعِلَتِ الأَرْضُ كُلُّهَا لِى وَلأُمَّتِى مَسْجِداً وَطَهُوراً • “Dijadikan (permukaan, pent.) bumi seluruhnya bagiku (Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam) dan ummatku sebagai tempat untuk sujud dan sesuatu yang digunakan untuk bersuci”.
TAYAMUM • Keadaan yang Dapat Menyebabkan Seseorang Bersuci dengan Tayammum • Syaikh Dr. Sholeh bin Fauzan Al Fauzan hafidzahullah menyebutkan beberapa keadaan yang dapat menyebabkan seseorang bersuci dengan tayammum, • Jika tidak ada air baik dalam keadaan safar/dalam perjalanan ataupun tidak. • Terdapat air (dalam jumlah terbatas pent.) bersamaan dengan adanya kebutuhan lain yang memerlukan air tersebut semisal untuk minum dan memasak. • Adanya kekhawatiran jika bersuci dengan air akan membahayakan badan atau semakin lama sembuh dari sakit. • Ketidakmapuan menggunakan air untuk berwudhu dikarenakan sakit dan tidak mampu bergerak untuk mengambil air wudhu dan tidak adanya orang yang mampu membantu untuk berwudhu bersamaan dengan kekhawatiran habisnya waktu sholat. • Khawatir kedinginan jika bersuci dengan air dan tidak adanya yang dapat menghangatkan air tersebut.
TAYAMUM • Tata cara tayammum Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dijelaskan hadits ‘Ammar bin Yasir rodhiyallahu ‘anhu, • بَعَثَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فِى حَاجَةٍ فَأَجْنَبْتُ ، فَلَمْ أَجِدِ الْمَاءَ ، فَتَمَرَّغْتُ فِى الصَّعِيدِ كَمَا تَمَرَّغُ الدَّابَّةُ ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَصْنَعَ هَكَذَا » . فَضَرَبَ بِكَفِّهِ ضَرْبَةً عَلَى الأَرْضِ ثُمَّ نَفَضَهَا ، ثُمَّ مَسَحَ بِهَا ظَهْرَ كَفِّهِ بِشِمَالِهِ ، أَوْ ظَهْرَ شِمَالِهِ بِكَفِّهِ ، ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ • Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku mengalami junub dan aku tidak menemukan air. Maka aku berguling-guling di tanah sebagaimana layaknya hewan yang berguling-guling di tanah. Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam. Lantas beliau mengatakan, “Sesungguhnya cukuplah engkau melakukannya seperti ini”. Seraya beliau memukulkan telapak tangannya ke permukaan bumi sekali pukulan lalu meniupnya. Kemudian beliau mengusap punggung telapak tangan (kanan)nya dengan tangan kirinya dan mengusap punggung telapak tangan (kiri)nya dengan tangan kanannya, lalu beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
TAYAMUM • Dan dalam salah satu lafadz riwayat Bukhori, • وَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ وَاحِدَةً • “Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua telapak tangannya dengan sekali usapan”.
TAYAMUM • Memukulkan kedua telapak tangan ke permukaan bumi dengan sekali pukulan kemudian meniupnya. • Kemudian menyapu punggung telapak tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya. • Kemudian menyapu wajah dengan dua telapak tangan. • Semua usapan baik ketika mengusap telapak tangan dan wajah dilakukan sekali usapan saja. • Bagian tangan yang diusap adalah bagian telapak tangan sampai pergelangan tangan saja atau dengan kata lain tidak sampai siku seperti pada saat wudhu • Tayammum dapat menghilangkan hadats besar semisal janabah, demikian juga untuk hadats kecil. • Tidak wajibnya urut/tertib dalam tayammum.
Terimakasih telah menyaksikan presentasi saya Salsabila Firda Nurrahmah Pulungan Lagu: Keep Holding On Daftar Pusaka: Google Dunia Fiqih Islam Buku Pribadi