1 / 36

SULFONAMIDA

SULFONAMIDA. Pendahuluan. Sulfonamida merupakan kemoterapeutik yang pertama yg efektif pada terapi penyakit sistemik . Sekarang , penggunaannya terdesak oleh kemoterapeutik lain yg lebih efektif dan kurang toksik . Banyak organisme yg menjadi resisten thd sulfonamida .

aadi
Download Presentation

SULFONAMIDA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SULFONAMIDA

  2. Pendahuluan • Sulfonamidamerupakankemoterapeutik yang pertamaygefektifpadaterapipenyakitsistemik. • Sekarang, penggunaannyaterdesakolehkemoterapeutik lain yglebihefektifdankurangtoksik. • Banyakorganismeygmenjadiresistenthdsulfonamida. • Penggunaannyameningkatkembalisejakditemukankotrimoksazolyaitukombinasitrimetoprimdengansulfametoksazol.

  3. Sejarah • Domagk (1932): Prontosil (zat warna azo) efektif thd Streptococcus -haemolitikus dan bakteri lain. • Kemudian Protonsil dikonversi menjadi metabolit aktifnya yaitu sulfanilamida (para-aminobenzensulfonamida). • Sulfonamida adalah nama generik turunan sulfanilamida. Protonsil

  4. Pendahuluan • Berbagai variasi pada radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan pada gugus amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia, dan daya antibakteri sulfonamida. • Kebanyakan sulfonamida tidak larut dalam air. Garam natriumnya larut.

  5. Pendahuluan

  6. AktivitasAntimikroba • Sulfonamida mempunyai spektrum yang luas, tapi kurang kuat dibandingkan antibiotika. • Daya kerja umumnya bakteriostatik, tapi pada kadar tinggi dalam urin daya kerjanya bakterisida.

  7. AktivitasAntimikroba Kuman yang sensitifterhadapsulfonamidasecara invitroadalah: - Streptococcus pyogenes - Streptococcus pneumoniae - Bacillus anthracis - Corynebacteriumdiphteriae - Haemophyllusinfluenzae - Vibriocholerae - Chlamydia trachomatis - Beberapa Protozoa Rentang MIC adalah 0,1 mg/ml utkC. trachomatishingga 4-64 mg/ml utkE.coli. Banyakgalur gonococcus, stafilococcus, meningococcus, pneumococcus, dan streptococcus yang sudahresisten.

  8. MekanismeKerja • Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme saingan (kompetitif). • Kuman membutuhkan PABA (p-amino benzoic acid) untuk membentuk asam folat (THFA) • Asam folat digunakan untuk sintesis purin dan DNA/RNA • Sulfonamida menyaingi PABA dgn menghambat/mengikat enzim dihidropteroat sintase (DHPS) shg menghambat pembentukan asam folat • Sulfonamida menyebabkan bakteri keliru menggunakannya sebagai pembentuk asam folat • Sintesis asam folat, purin, dan DNA/RNA gagal sehingga pertumbuhan bakteri terhambat PABA : p-aminobenzoic acid; DHPS : Dihydropteroatesynthase; DHFR : Dihydrofolatereductase,

  9. MekanismeKerja PABA : p-aminobenzoic acid; DHPS : Dihydropteroatesynthase; DHFR : Dihydrofolatereductase,

  10. MekanismeKerja • Toksisitas selektif sulfonamida terjadi karena sel-sel mamalia mengambil asam folat yg didapat dalam makanan sedangkan bakteri kekurangan kemampuan ini dan harus mensintesis asam folat. • Kombinasi sulfonamida dan trimetoprim (suatu 2,4-diamino pyrimidine) akan menguatkan efek antibakteri. Kombinasi ini menyebabkan penghambatan ganda pada pembentukan asam folat. PABA : p-aminobenzoic acid; DHPS : Dihydropteroatesynthase; DHFR : Dihydrofolatereductase,

  11. MekanismeKerja • Trimetoprim menghambat dihidrofolat reduktase (DHFR). • Trimetoprim bersifat toksisitas selektif karena afinitasnya thd enzim DHFR bakteri 50.000 kali lebih besar daripada afinitasnya thd enzim DHFR manusia. • Adanya darah, nanah, dan jaringan nekrotik dapat menyebabkan efek antibakteri berkurang karena kebutuhan asam folat bakteri sudah terpenuhi dalam media yang mengandung basa purin. PABA : p-aminobenzoic acid; DHPS : Dihydropteroatesynthase; DHFR : Dihydrofolatereductase,

  12. ResistensiBakteri • Resistensi biasanya ireversibel tetapi tidak disertai resistensi silang terhadap kemoterapeutik lain. • Resistensi kemungkinan disebabkan karena: - meningkatkan produksi PABA atau - mengubah struktur molekul enzim yang berperan dalam sintesis asam folat. • Banyak galur gonococcus, stafilococcus, meningococcus, pneumococcus, dan streptococcus yang sudah resisten.

  13. Obat lain yang menghambat kerja sulfonamida: • Obat lain yang mirip PABA tidak boleh diberikan diberikan bersama sulfa karena akan meniadakan efek sulfa. • Contoh: - prokain - benzokain - para amino salisilat

  14. Farmakokinetik Absorpsi: • Secaraumumabsorpsidalamsal. cernamudahdancepatkecualisulfonamida yang digunakansecara lokal untukinfeksiususseperti sulfamezatin, sulfadiazin, dan sulfametoksin. • Sebanyak 70-100% dosis oral diabsorpsidisal. cerna. Distribusi: • Kadar sulfa aktifdalamurin 10 kali lebihtinggidaripadadalam plasma >>> Cocokuntukdesinfektansaluran kemih. • Sulfa tersebarkeseluruhjaringan. • Sulfa dapatmelaluisawarurisehinggadapatmenimbulkanefekantimikrobadanefektoksikpadajanin

  15. Farmakokinetik Metabolisme: • Terjadiperubahansecaraasetilasidanoksidasi. • Hasiloksidasinyamenyebabkanreaksitoksiksistemikberupalesidikulitdanreaksihipersensitif. • Hasilasetilasinyamenyebabkanhilangnyaaktivitasobat. • Bentukasetildaribeberapa sulfa sukarlarutdalam air sehinggaseringmenimbulkankristaluriadankomplikasiginjallainnya. Ekskresi: • Hampirsemua sulfa diekskresimelaluiginjal, sedikit yang diekskresimelaluifeses, empedu, dan ASI.

  16. KlasifikasiSulfonamida Berdasarkan kecepatan absorpsi dan ekskresi:

  17. Sulfonamidadenganabsorpsidanekskresicepat Sulfisoksazol • Merupakanprototipgolonganinidenganefekantibakterikuat. • Distribusinyahanyasampaicairanekstrasel, sebagianterikatpada protein plasma • Kadar puncakdalam plasma 2-4 jam setelahdosis oral 2-4 gram. • 95% diekskresimelaluiurindalam 24 jam setelahdosistunggal • Kadar dalamurinjauhlebihtinggidarikadardalam plasma sehinggadayakerjanyasebagaibakterisida. • Kadar dalam SSP hanya 1/3 darikadardarah. • Kelarutannyadalamurinlebihtinggidaripadasulfadiazinsehinggaresikokristaluriadanhematuriajarangterjadi.

  18. Sulfametoksazol • Merupakanderivatdarisulfisoksazol yang absorpsidanekskresinyalebihlambat, seringdikombinasidengantrimetoprim. Sulfadiazin • Diabsorpsicepatdisal. cerna • Kadar maksimumdalamdarahsetelah 3-6 jam. • Sukarlarutdalamurinsehinggadapattimbulkristaluria. Harusbanyakminumsehinggajmlurin min. 1200 ml atauditambahNa bikarbonat. • Untukmencegahkristaluriadikombinasidengansulfamerazindansulfamezatin yang disebuttrisulfapirimidin (trisulfa).

  19. Sulfonaminda yang SedikitDiabsorpsi Sulfasalazin • Absorpsidisal. cernasangatlambat. • Digunakanutkterapiulcerative colitis (ringan-sedang) danregional enteritis.

  20. Sulfonamida untuk topikal Sulfasetamid • Adalah turunan sulfanilamida • Larutan garamnya digunakan untuk infeksi mata Ag-sulfadiazin • untuk mencegah infeksi luka bakar. Sulfonamida kerja panjang Sulfadoksin • Masa kerjanya 7-9 hari. • Digunakan untuk kombinasi dengan pirimetamin (sulfadoksin: pirimetamin=500 mg:25 mg) untuk anti malaria yang resisten terhadap klorokuin.

  21. Efek Nonterapi 1. Kristaluria Pemakaiansistemikdapatmenimbulkangangguan sal. kemihkarenaterjadipenumpukankristal dalamginjal yang menyebabkaniritasidan obstruksi. Kristaluriadapatdikurangidengan: • penambahanbasasepertiNabikarbonat. • minum yang banyaksehinggaproduksiurin 1-1,5 liter sehari • kombinasibeberapa sulfa sepertitrisulfa yang terdiridarisulfadiazin, sulfamerazindan sulfamezatin.

  22. EfekNonterapi 2. Reaksi Alergi • Gangguan pada kulit seperti eritema, dermatitis, fotosensitivitas , dan demam. • Demam timbulpada hari ke 7 sampai ke 10 pengobatandisertai sakit kepala, menggigil, rasa lemah dan erupsi kulit yang semua bersifat reversibel. • Hepatitis dapat terjadi pada 0,1% merupakan efek toksik atau sensitisasi yang terjadi 3-5 hari setelah pengobatan • Dapat berlanjut jadi atrofi kuning akut dan kematian.

  23. EfekNonterapi Pemberianobatpadabayidapatmenimbulkan kelainanbilirubin. 3. Mualdanmuntah:pada 2% penderita 4. Anemia hemolitik (jarangterjadi) - Sulfadiazinmenimbulkanreaksi ini 0,05%. - Sulfadiazinmenimbulkanagranulositosis 0,1%.

  24. Interaksi Sulfonamid dapat berinteraksi dengan: • antikoagulan oral, • antidiabetik sulfonil urea • fenitoin

  25. Penggunaan Klinik Penggunaannyasecaratopikalberkurang karenakurang atautidakefektif, resikokejadiansensitisasitinggikecuali pemakaianlokalNa-sulfasetamidpadainfeksimata. a. Infeksisalurankemih • Bukanmerupakanobatpilihantetapisulfisoksazol masihefektif. • Obatuntukinfeksisal. kemih yang lain adalah trimetoprim-sulfametoksazol, antiseptiksal.kemih, derivatkuinolin, danampisilin. b. Disentribasiler • Trimetoprim-sulfametoksazolmasihmerupakan obatpilihan yang efektifdengandosis 160 mg:800 mg setiap 12 jam selama 5 hari.

  26. PenggunaanKlinik c. Trakhoma • Bukanmerupakanobatpilihan. • Pemberiansulfonamidasecara oral selama 3 minggumasihefektif. • Untukkonjungtivitissulfasetamid 10% topikalselama 10 hari. d. Toksoplasmosis • Paling baikdiobatidenganpirimetamin. • Lebihbaikobattersebutdikombinasidengan sulfadiazin, sulfisoksazol, atautrisulfapirimidin.

  27. PenggunaanKlinik e. Kemoprofilaksis • Untuk mencegah kambuhnya demam rematik, faringitis, disentri basiler dan meningitis. • Sulfisoksazol 1 g 2kali sehari sebagai pengganti bagi yang hipersensitf terhadap penisilin.

  28. Kotrimoksazol • Kotrimoksazol adalah kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol 160 mg:800 mg • Kombinasi ini bersifat sinergik karena menghambat pembentukan asam folat bakteri melalui 2 tahap.

  29. Spektrum Antimikroba Mikroba yang peka terhadap kotrimoksazol: - Streptococcus pneumoniae - Corynebacterium diphtheriae - Nisseria meningitides - Staphylococcus aureus - Staphylococcus epidermidis - Streptococcus pyogenes - Escherichia coli • Proteus mirabilis • Salmonella Kedua komponen menunjukkan efek yang sinergik. Kombinasi ini efektif walaupun mikroba sudah resisten thd sulfonamida maupun trimetoprim.

  30. Mekanisme Kerja • Aktivitas antibakterinya berdasarkan atas pada dua tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk tetrahidrofolat. • Sulfonamida menghambat masuknya PABA ke dalam molekul as folat dan trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. • Tetrahidrofolat penting untuk reaksi pemindahan satu atom C seperti pembentukan basa purin yang penting untuk pembentukan DNA/RNA.

  31. Resistensi Bakteri • Frekuensi terjadinya resistensi terhadap kotrimoksazol lebih rendah dari pada masing-masing komponennya. • Resistensi terhadap E. coli dan Staphylococcus aureus meningkat.

  32. Farmakokinetik • Volume distribusi trimetoprim lebih tinggi 9 kali dari pada sulfametoksazol. • Dengan dosis 1:5 ( 160 mg:800 mg) akan mencapai rasio dalam darah yang efektif. • Obat masuk dalam SSP dan saliva dengan mudah. • Diekskresi melalui urin dalam waktu 24 jam.

  33. Efek Nonterapi • Efek samping berupa reaksi pada kulit lebih sering daripada karena sulfonamida. • Dapat timbul defisiensi asam folat berupa megaloblastosis, leukopenia, dan trombositopenia. • Ikterus terutama bagi penderita yang telah mengalami hepatitis kolestatik alergi.

  34. Penggunaan Klinik Infeksi saluran kemih • Efek terapi kotrimoksazol terhadap infeksi karena enterobacteriaceae lebih kuat daripada komponen tunggalnya. Infeksi saluran nafas • Tidak dianjurkan untuk pengobatan faringitis akibat Strep. pyogenes karena tidak membasmi mikroba.

  35. Penggunaan Klinik Infeksi Saluran Cerna • Efektif untuk infeksi shigella dan tifoid. • Kloramfenikol tetap masih merupakan obat terpilih demam tifoid karena prevalensi resistensi S. thypii masih rendah, namun dikhawatirkan efek toksiknya. • Carier S. thypii dapat digunakan kotrimoksazol dg dosis 160 mg trimetoprim:800 mg sulfametoksazol 2 kali sehari selama 3 bulan. • Diare akut karena E. coli dapat dicegah oleh kotrimoksazol atau trimetoprim tunggal.

  36. Penggunaan Klinik Infeksi lainnya: • Efektif untuk infeksi karena jamur nokardia. • Efektif thd bruselosis bahkan arthritis, endokarditis dengan dosis 2 tablet tiga kali sehari selama 1 minggu diikuti 2 tablet sehari selama 2 minggu.

More Related