730 likes | 1.11k Views
BIOFARMASETIKA I. Definisi Mekanisme Transport Faktor-faktor yg Berpengaruh. DEFINISI. Faktor Lain : Fisiologis, Patologis,Lingkungan. Sifat Fisiko kimia obat dan bentuk sediaan. Bioavailabilitas: Jumlah dan kecepatan obat aktif sampai ke sistemik. Respon : Terapi, Toksik.
E N D
BIOFARMASETIKA I Definisi Mekanisme Transport Faktor-faktor yg Berpengaruh
DEFINISI Faktor Lain : Fisiologis, Patologis,Lingkungan Sifat Fisiko kimia obat dan bentuk sediaan Bioavailabilitas: Jumlah dan kecepatan obat aktif sampai ke sistemik Respon : Terapi, Toksik
PARAMETER BIOAVAILABILITAS MTC CpMAKS MEC tMAKS Jumlah : Cpmaks, AUC Kecepatan : tmaks, Cpmaks
Pentingnya Bioavailabilitas Zat Aktif A X mg Kapsul Tablet Suspensi Bioavailabilitas Bisa berbeda Tablet Pabrik A Tablet Pabrik B Tablet Pabrik A batch I Tablet Pabrik A batch II
Mekanisme Transport • Difusi Pasif • Transport Aktif • Difusi Fasilitatif • Transport Konvektif • Pinositosis • Pasangan Ion
Persamaan • Difusi Pasif (Hukum Ficks I) dQb D A P ---- = -------- (Cg – Cb) dt ∆Xm • Transport Aktif/Fasilitatif (Mikaelis-menten) dC VmC --- = - ---------- dt km+ C
Tahapan Absorbsi • Dissolusi: Obat melarut dalam cairan GI • Permeasi: Obat melarut dalam membran GI masuk ke darah Salah satu atau keduanya bisa menjadi rate limiting step.
Dissolusi Persamaan Nerst-Burner (Noyes-Whitney) dQ D S (Cs – CGI) ---- = ---- dt h dQ D S Cs ---- = ---- dt h dQ = K Cs S dt b = Kecepatan disolusi Intrinsik QS-1 Dh-1CS t
Permeasi/Absorbsi • Difusi Pasif (Hukum Fick I) dQb D A P ---- = -------- (Cg – Cb) dt ∆Xm dQb D A P ---- = -------- (Cg) dt ∆Xm dQ = DAP ∆Xm-1 Cgdt B = Fluks Total Q = JT t
Factors affecting on Oral Absorbstion • Sifat Fisiko kimia Obat • Formulasi bentuk sediaan • Fisiologis/patologis saluran cerna • Lingkungan saluran cerna
Sifat fisikokimia Obat • Koefisien Partisi Koef Partisi naik abs naik sampai maksimal lalu turun • Koef. Partisi Semu berpengaruh pada : • Kecepatan Disolusi • Kecepatan permeasi % Abs Log Popt
kefisien partisi Obat Koef Partisi Absorbsi Barbital 0,7 12 Aprobarbital 4,9 17 Fenobarbital 20 Butatal 10,5 23 P dipengaruhi oleh jenis atom dan posisi penyusunannya membentuk molekul P terlalu kecil, RLS pada tahap permeasi, diatasi dengan prodrug, ex: pirampisilin, bekampisilin, fenazetin
Sifat Fisika Kimia • Konstanta disosiasi (pKa) bersama dengan pH medium menentukan fraksi obat dalam bentuk molekul (persamaan Henderson-hasselbalch) pH = pKa+log fi – log fu, untuk asam pH = pKa+log fu – log fi, untuk basa
Konstanta disosiasi (pKa) pH – partision hypothesis: 1.untuk memprediksi ratio konsentrasi dalam dua kompartemen setelah proses transport selesai: ex: berapakah perbandingan konsentrasi asam salisilat (pKa 2,9) yang ditransport dari kompartemen A (pH 7,3) ke kompartemen B (pH 6,4) setelah transport selesai 2.Obat asam mudah ditransport dari medium dengan pH rendah, dan sebaliknya. Kalo obat bersifat amfoter?
Konstanta disosiasi (pKa)Absorbsi asam lemah dalam lambung dan dalam usus: pH lambung lebih kecil dibanding pH usus, tapi absorbsi lebih cepat dilambung!? % Absorbsi
Sifat fisika kimia • Ukuran molekul dan bentuk molekul berpengaruh pada kecepatan disolusi maupun permeasi RT D = ------- 6 πηrN Transport konvektif lewat pori (4 Ao), ex urea, metanol, formamid
Sifat fisika kimia • Stabilitas obat Hilangnya obat dari saluran cerna: absorbsi vs degradasi apparent rate konstan (Kapp)=Ka+k Dapat untuk prediksi abs maksimal k P2 jika k maka, P1 = 0,5 P2 -- = --- -- = 2 P1=0,333(P1+P2) Ka P1 Ka Abs maks = 30 % Absorbsi pinisilin (asam lemah) cepat dalam pH sekitar 4 dibanding pH asam (1-3)?
FAKTOR FORMULASI BENTUK SEDIAAN • Bentuk sediaan: padat, cair • Ukuran partikel serbuk Luas permukaan spesifik ↑ dg penurunan ukuran partikel ex : nitrofurantoin mikrokristal (<10 mikron) absorbsi lebih baik drpd makrokristal (74 -177 mikron) contoh lain:griseovulvin, fenazetin, sulfadiazin
Faktor formulasi bentuk sediaan • Efek pH Mencampur obat yang bersifat asam lemah dengan bahan yang basa Prinsip: persamaan henderson-hasselbalch • Bentuk garam mengganti H+ pada obat asam dengan kation lain (counter ion), semakin kecil conterion disolusi semakin baik
Faktor formulasi bentuk sediaan • Penggunaan surfaktan dalam formulasi kadar kecil dibawah CMC akan memberikan efek pembasahan, jika surfaktan membentuk misal akan terjadi incorporasi ex: asam benzoat+polisorbat 80/Na lauril sulfat Sulfadiazin+dioktil sodium sulfosuksinat
Faktor formulasi bentuk sediaan • Polimorfisme dan amorfisme Kloramphenikol palmitat: kristal A kristal B→Absorbsi lebih baik Novobiosin: Kristalin Amorf→Absorbsi lebih baik
Faktor formulasi bentuk sediaan • Penggunaan solvat/hidrat yang berbeda % larut Eritromisin dihidrat 80 Eritromisin monohidrat Eritromisin anhidrat 20 Waktu (menit)
Faktor formulasi bentuk sediaan • Kompleksasi Obat+kompleksan Obt-kompleksan Obat (plasma) Kompleksasi dengan senyawa sukar larut akan menurunan kelarutan (susteain release) dengan senyawa mudah larut dg ikatan reversibel kelarutan meningkat ex : furosemid, piroksikan, dexametason, dll membran
kompleksai Peningkatan absorbsi dipengaruhi oleh: • Kelarutan zat pengompleks • Kekuatan ikatan antara obat dan zat pengompleks (ditunjukkan dengan harga konstanta kesetimbangan terbentuknya kompleks dapat dianalisis dengan: spektra IR, difraksi sinar X
Faktor formulasi bentuk sediaan • Pembentukan dispersi padat - melting methode - solven methode - combination kemungkinan yang bisa terjadi: - pembentukan kompleks - terbentuk larutan padat - terbentuk dispersi padat - terbentuk polimorf yang berbeda - terbentuk amorf Contoh: griseovulvin + PEG atau PVP
Faktor formulasi bentuk sediaan • Pembentukan prodrug - menambah kelarutan dalam air: pembentukan ester fosfat/suksinat dari prednisolon/deksametason - menambah kelarutan dalsm lipid: N-asiloksialkil alupurinol
Faktor formulasi bentuk sediaan • Modifikasi eksipien: pengisi, penghancur, lubrikan, pengikat, SR agent penggunaan lubrikan hidrofobik menurtunkan kecepatan dissolusi asam stearat pada jumlah>5%, dissolusi turun secara signifikan Penghancur pengaruhnya kecil jika zat bersifat sangat hidrofobik.
hati Sekresi empedu ke duodenum, Reabsorbsi empedu dari ileum Sekresi pankreas:enzim, air, bicarbonat
LAMBUNG • Bagian Proksimal (fundus dan bodi lambung) Sebagai penampung Dinding otot mempunyai tegangan yang kecil, mudah mengembang menjadi + 1 liter • Bagian Antrum Gerakan mengaduk Pompa pengosongan lambung Dinding lambung tersusun atas 4 lapis: mukosa, sub mukosa, muscularis mukosa, serosa Mukosa : sel epitel columner (sekretori sell: 2 l getah lambung/hari), proliferasi cepat (pembaharuan 1-3 hari pH : 1 – 3,5 (dengan siklus diurnal)
USUS KECIL • Permukaan ditutupi oleh vili (10 – 40 vili/mm2, dengan panjang 0,5 – 1,5 mm) • Setiap vili mengandung mikrofili (600 mikrovili/vili) • Tersusun atas sel goblet yang mensekresikas mukus (musin: kompleks glikoprotein) • Akibat sekresi pankreas maka pH naik menjadi 5,7 – 7,7. Fungsi sekresi pankreas: melindungi epitel, mencegah inaktivasi enzim pankreas, mencegah pengendapan asam-garam empedu
Intestinal villi small intestine. Villi partly are opened by longitudinal cut.1-epithelium of mucous membrane; 2-goblet cells (unicellular glands); 3-net of blood capillars ofvilli; 4-central lymphatic sinus (capillars) of the fiber; 5-arteria of the fiber; 6-vein ofvilli; 7-net blood-vessels and lymphatic vessels of the mucous membrane; 8-lymphoid nodule.
USUS BESAR • Bagian proksimal (cecum, ascending colon, sebagian transverse colom): mengabsorbsi air dan elektrolit • Bagian distal (sebagian transverse colon, descending colon, rectum, dan anal): menyimpan feses, mendorong feses • Mampu menerima 500 ml cairan/hari, air diserap sehingga menjadi masa padat (feses) • pH: 7- 8
STRUKTUR MEMBRAN • Model lipid bilayer • Model membran globuler • Model kristal cair • Model mozaik cair
Physiological Factors Governing Drug Absorbtion • Componen and properties of GI fluid • Gastric Emptying • Intestinal transit • Blood flow depend on psicological and hormonal condision, sex, age, food 5. Thickness and fluidity of membrane
1. komponen dan sifat GI Fluid • pH: kecepatan disolusi, ratio ion – molekul (koef partisi), stabilitas obat • Garam empedu Garam empedu mengandung surfaktan (garam dari asam glikokolat dan asam taurokolat), membantu pembasahan obat lipofil: griseofulvin dianjurkan setelah makan kompleks neomisin dan kanamisin dengan garam empedu akan mengendap sehingga tidak bisa diabsorbsi
Sifat dan komponen GI Fluid (cont…) • Enzim pankreas menghidrolisis klorampenikol palmitas pankreatin dan tripsin dapat mendeasetilasi obat dengan gugus N-asetil d) Viskositas masa di lambung/di usus: ditentukan oleh makanan dan mukus, mukus sangat kental mengganggu proses disolusi berpengaruh terhadap kecepatan disolusi, kecepatan pengosongan lambung, dan transit intestinal
2. Pengosongan Lambung Dinyatakan dengan: waktu pengosongan lambung, kecepatan pengosongan lambung, dan t1/2 pengosongan lambung Dipengaruhi oleh:viskositas massa lambung, suhu masa, energi yang tersimpan dalam masa lambung, dan faktor psikis Beberapa obat berpengaruh (metoklopramid) Berpengaruh pada: stabilitas obat, kecepatan obat sampai ke usus dengan A yang besar, disolusi obat (pH)
3. Transit intestinal • Dipengaruhi oleh makanan, viskositas masa, motilitas usus • Menentukan lama obat berkontak dengan membran yang luas • Beberapa obat berpengaruh pada motilitas usus (parasimpatolitikum: beladon, papaverin, dll)
4. Kecepatan aliran darah • Pada proses transport aktif menentukan penyediaan energi dan oksigen • Pada proses difusi pasif menentukan gradien kadar terutama untuk obat yang permeabilitasnya tinggi • Dipengaruhi oleh makanan, dan oabt – obat yang bekerja pada sistem kardiovaskuler