270 likes | 777 Views
LATAR BELAKANG. Sejak pelaksanaan desentralisasi sektor kesehatan tahun 2001, SIK di berbagai tingkat pemerintahan kurang berjalan lancarArus informasi dari Puskesmas (SP2TP)
E N D
1. PENYEMPURNAAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN/KOTA(Studi kasus: Denpasar, Kupang, Kab. Tabanan & Kab. Belu) MARTUTI BUDIHARTO
HARIMAT HENDARWAN
YUSLELI USMAN
TATY SURYATI
2. LATAR BELAKANG Sejak pelaksanaan desentralisasi sektor kesehatan tahun 2001, SIK di berbagai tingkat pemerintahan kurang berjalan lancar
Arus informasi dari Puskesmas (SP2TP) & RS (SP2RS) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan ke Dinas Kesehatan Provinsi, serta dari propinsi ke pusat kurang lancar
Data & Informasi diperlukan untuk masukan dalam proses pengambilan keputusan, serta meningkatkan manajemen program kesehatan
3. LATAR BELAKANG Desentralisasi sektor kesehatan sesuai UU No. 22/1999 yang diperbaharui dengan UU No. 32/2004 menuntut pembaharuan sistim informasi kesehatan kabupaten & propinsi
Pembaharuan SIK kab/kota harus mencakup informasi rutin dari Puskesmas dan rumah sakit, unit pelayanan kesehatan swasta,dan UPT Dinas Kesehatan Propinsi
4. ANALISIS SITUASI KEKUATAN
SIK Nas dikembangkan dengan memadukan SIK daerah dan Sistem Informasi lain yang terkait, seperti:
Data fasilitas kesehatan
Data berdasarkan masyarakat
Data upaya kesehatan
Data pembiayaan kesehatan
Data SDM kesehatan
Data obat dan perbekalan kesehatan
Data pemberdayaan masyarakat di bidang kes
Data manajemen kesehatan
5. ANALISIS SITUASI LANJUTAN KELEMAHAN
Data kurang akurat
Pengiriman dari puskesmas/RS tidak tepat waktu
Data yang dikumpulkan terlalu banyak
Memberi beban kepada petugas
Kuantitas dan kualitas tenaga pelaksana SIK kurang
Pengolahan dan pemanfaatan data di berbagai tingkat administrasi masih belum optimal
Umpan balik jarang dilakukan
Perlengkapan komputer kurang memadai
Dana terbatas
Belum mengakomodasi data dari sektor lain
6. ANALISIS SITUASI LANJUTAN PELUANG
Pemerintah daerah mempunyai peluang untuk mengembangkan SIK DA, sesuai dengan kebutuhan terutama dalam kaitan penyelenggaraan UW - SPM
7. Tantangan SIK Kebutuhan informasi untuk manajemen otonomi sektor kesehatan
Penyederhanaan dan integrasi pencatatan & pelaporan data
Perngembangan sumber daya manajemen SIK
Optimalisasi penggunaan data untuk advokasi, perencanaan & pengelolaan program
Pengembangan jaringan SIK, termasuk sektor lain dan upaya swasta
Penggunaan sumber data lain yang tersedia: survei, data sektor lain
8.
TUJUAN UMUM
Menyempurnakan SIK Kab/Kota dan mendaya-gunakan informasi yang tersedia sebagai masukan dalam manajemen kesehatan dan dalam proses pengambilan keputusan
9. MANFAAT Menghasilkan SIK Kab/Kota yang sesuai dengan kebutuhan manajemen desentralisasi sektor kesehatan, termasuk UW-SPM
Mengoptimalkan penggunaan data untuk advokasi dan pengelolaan program kesehatan
Dapat memberikan gambaran kinerja sektor kesehatan kab/kota
10. METODA PENELITIAN KERANGKA PIKIR :
11. PRINSIP UMUM DALAM PENYEMPURNAAN SIK SIK bagian integral dari Sistem Kesehatan
Setiap data/informasi yang dikumpulkan harus jelas kegunaannya
Setiap perubahan dalam pencatatan dan pelaporan harus dikaitkan dengan peningkatan upaya pelayanan kesehatan dan tidak menghilangkan infomasi yang penting
Desain SIK harus disesuaikan dengan kemampuan menajerial unit pelaksana
Tidak terjadi duplikasi data
Kemampuan menggunakan alternatif sumber data lain, misalnya hasil survei, sensus dan sumber data sekunder lain
12. KRITERIA PEMILIHAN INDIKATOR SIK Berguna untuk kegiatan program setempat
Relevan untuk monitoring
Dapat diukur dan dapat dikumpulkan secara rutin
Sahih, konsisten, dapat dipercaya dan sensitif pada perubahan (menunjukkan keadaan yang sebenarnya)
Sederhana, mudah dipahami dan etis
Mencakup indikator UW-SPM dan RPJM 2004-2009, IS 2010, kinerja sistem kes. serta kecenderungannya
13. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN TEMPAT :
Provinsi Bali : kota Denpasar dan kab Tabanan
Provinsi NTT : kota Kupang, Kab. Belu
WAKTU : 8 Bulan ( Mei-Des.2005)
14. DISAIN DAN JENIS PENELITIAN DISAIN PENELITIAN : Cross Sectional
JENIS PENELITIAN : Penelitian terapan
( pengembangan model penelitian sistem kesehatan)
15. POPULASI DAN SAMPEL POPULASI :
Seluruh Kab dan kota di seluruh provinsi di Indonesia
PEMILIHAN SAMPEL :
Dilakukan secara bertingkat :
1. Strata HDI dan Kapasitas Fiskal tinggi :
Prov. Bali Kota Denpasar dan Kab. Tabanan.
2. Strata HDI dan kapasitas Fiskal rendah :
Prov. NTT: Kota Kupang, Kab. Belu
16. VARIABEL, CARA PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA VARIABEL
PENGUMPULAN DATA
Identifikasi dan seleksi variabel PKD, UW-SPM, IS 2010
Evaluasi sistem pencatatan : buku register, sensus harian,
status penderita, kartu ibu dll.
Evaluasi sistem pelaporan
ANALISIS DATA
17. Penyesuaian Substansi SIK Upaya penyesuaian harus didasarkan pada situasi epidemiologi setempat dan sesuai dengan kebijakan lokal
Dengan pemilihan upaya PKD yang penting dan relevan, sektor kesehatan dapat lebih mengkonsentrasikan program kesehatan hanya pada program yang benar-benar dibutuhkan masyarakat
Acuan pemilihan upaya PKD Puskesmas adalah Urusan Wajib-Standar Pelayanan Minimal, disamping keadaan spesifik setempat
18. Contoh: UW-SPM: Penyelenggaraan YanKes Dasar YanKes Ibu & Bayi baru Lahir
YanKes Bayi & Anak Pra Sekolah
YanKes Anak Usia Sekolah & Remaja
YanKes Usia Subur
YanKes Kerja
YanKes Usia Lanjut
Yan Imunisasi
YanKes Indera
YanKes Jiwa Masy.
Yan Pengobatan dan Perawatan Kes. Masy.
19. Temuan Lapangan Masih terjadi tumpang-tindih/duplikasi dalam pencatatan (kohort Ibu, buku KIA, status poliklinik)
Sudah terdapat komputerisasi sistem pencatatan
Analisis periodik SIK yang ada jarang dilakukan
20. Temuan Lapangan Data yang dikumpulkan secara rutin terlalu banyak, sehingga menimbulkan beban bagi petugas kes. pada tingkat operasional
Data kurang memadai untuk digunakan dalam pengambilan keputusan (perencanaan dan manajemen), karena masalah kualitas dan kelengkapan
Adanya fragmentasi dan tumpang tindih SIK yang ada (Puskesmas, RS, laporan program, laporan proyek, laporan khusus, dll)
Kurangnya umpan balik bagi unit operasional
Terbatasnya sumber daya SIK
21. PENCATATAN DAN PELAPORAN DATA DI DINAS KESEHATAN
22. PENCATATAN DAN PELAPORAN DATA DI RSU KABUPATEN/KOTA
23. PENCATATAN DAN PELAPORAN DATA DI PUSKESMAS
24. CONTOH PENGEMBANGAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN 1. Laporan RSU Kabupaten/Kota
2. Register Puskesmas
3. Laporan Puskesmas
25. HASIL SOSIALISASI 1. Propinsi Bali : menyetujui adanya pembaharuan SIK, asalkan ada persetujuan dari atasan (propinsi dan pusat)
2. Propinsi NTT : menyetujui adanya pembaharuan SIK, dengan beberapa catatan untuk diperbaiki, yaitu perlu diperbaiki atau ditambahkan sebagai berikut :
Kolom alamat pada form rawat jalan
Kolom nomor induk keluarga
Hindarkan pengulangan penulisan nomor register
Kolom diagnosa ditambahkan
Pembagian umur kurang kelompok 0-4 tahun
Jenis penyakit yang harus dilaporkan perlu dilengkapi
Kegiatan UKS dan UKGS ditambahkan
Kegiatan Rujukan ditambahkan
26. KESIMPULAN DAN SARAN
Dirasakan mendesaknya kebutuhan informasi untuk manajemen desentralisasi sektor kesehatan dan perencanaan yang baik
Dibutuhkan peningkatan efisiensi dan efektivitas SIK, melalui penyederhanaan dan integrasi pencatatan & pelaporan
Optimalisasi penggunaan data yang tersedia untuk advokasi, perencanaan & pengelolaan program
Diperlukan pengembangan jaringan SIK, termasuk informasi dari sektor terkait dan upaya swasta
Dianjurkan menggunakan sumber data lain, misalnya hasil survei, sensus dan sumber data sekunder lainnya
Pusat data dan informasi,bersama unit utama Departemen Kesehatan, perlu mengkoordinasikan penyempurnaan SIK pada tingkat nasional
27. TERIMA KASIH