250 likes | 513 Views
Workshop Penulisan Makalah. Pesantren PERSIS Bangil Tahun 2010-2011. Pengenalan.
E N D
Workshop Penulisan Makalah Pesantren PERSIS Bangil Tahun 2010-2011
Pengenalan • Penelitian Ilmiah (Al-Bahts Al-Ilmy) adalah usaha ilmiah yang melibatkan proses pengumpulan semua informasi yang memenuhi unsur-unsur hakiki dan maknawi tentang suatu obyek pembahasan tertentu sehingga dapat dilakukan analisa sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah baku dengan tujuan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan baru.
Ciri Khas Penelitian Ilmiah • Tematis • Metodologis • Bertujuan
Tematis • Dengan membatasi penelitian dan memaksimalkan tenaga hanya pada obyek penelitian yang telah ditentukan dan tidak keluar dari pembahasan utama. • Dengan membebaskan pemikiran dan memurnikan hasil kesimpulan dari pengaruh perdebatan-perdebatan individu ataupun dari kecenderungan terhadap gaya pemikiran tertentu atau dari orang-orang tertentu.
Metodologis • Analisa dan Uji Coba. • Membuat hipotesa atau dugaan-dugaan ilmiah. • Menguji hipotesa atau dugaan-dugaan tersebut. • Mencapai kebenaran suatu hipotesa atau dugaan.
Bertujuan Menghasilkan: “Inovasi Baru” atau “Terobosan Baru” • Pemikiran-pemikiranbarudalamruanglingkuppenelitiannya • Solusiataspermasalahan-permasalahanilmiah • Penjelasan-penjelasanatashal-hal yang tidakjelas
Tahapan Penulisan Makalah • Perencanaan • Pengumpulanmateri • Analisa • Penulisan
Perencanaan • MemahamiPokokPembahasan • Memahami Urgensi PokokPembahasan • PembatasanPokokPembahasan • PembagianPokokPembahasan
Perencanaan:MemahamiPokokPembahasan • Memahami Ruang lingkup Pembahasan dan kaitan-kaitannya • Memahami hal-hal yang tidak terkait • Menuangkannya dalam catatan awal
Perencanaan:MemahamiUrgensi PokokPembahasan • Apakahhasil yang akandicapainantipunyamanfaatuntukparapembacasecarakhususdanmasyarakatsecaraumumataukahtidak? • Apa sajakah manfaat-manfaat itu?
Perencanaan:PembatasanPokokPembahasan • Denganmembatasipokokpembahasan yang akandikajimakasipenelitimempunyaipanduandanpetunjuktentangmana yang harusditelitidanmana yang harusditinggalkan
Perencanaan:PembagianPokokPembahasan • Membagipokokpembahasankedalamkerangkatabwiibataupenyusunanbab • Mengurutkan bab dariyang sederhanadanmudahkemudianmeningkat menujupembahasan yang rumitdansulit • Dituliskan dalam Khutthatul Bahts wat Tabwiib atau Rencana Penelitian dan Penyusunan Bab
Contoh Khutthatul Bahts wat Tabwiib • Judul Makalah: “Hukum mengucapkan sumpah palsu.” • Bab I: Pendahuluan • Motto • Kata Pengantar • Sekapur Sirih • Ucapan Terima Kasih • Tujuan Penulisan • Metode Penulisan • Sistematika Penulisan
Contoh Khutthatul Bahts wat Tabwiib • Bab II: Hakikat Sumpah • DefinisiSumpah • Sumpah secara bahasa • Sumpah secara istilah • Macam-macamSumpah • Sumpah sia-sia (Al-Yamiin Al-Laghwu) • Sumpah yang berlaku (Al-Yamiin Al-Mun’aqidah) • Sumpah palsu (Al-Yamiin Al-Ghumus) • Contoh-contohSumpah • Sumpah sia-sia (Al-Yamiin Al-Laghwu) • Sumpah yang berlaku (Al-Yamiin Al-Mun’aqidah) • Sumpah palsu (Al-Yamiin Al-Ghumus)
Contoh Khutthatul Bahts wat Tabwiib • Bab III: Hukum mengucapkan sumpah palsu • Dalil-dalil yang berkaitandengansumpahpalsu • Al-Qur’an • As-Sunnah • Ijma’ • Qiyas • SaddudDzara’i • Al-Urf • Istimbathhukum • Hukummengucapkannya • Hal-hal yang berhubungandengansumpahpalsu • Status sumpahpalsu • Hukumanbagi yang mengucapkansumpahpalsu • Mencabutsumpahpalsu
Contoh Khutthatul Bahts wat Tabwiib • Bab IV: Penutup • Kesimpulan • Hukummengucapkannya • Status sumpahpalsu • Hukumanbagi yang mengucapkansumpahpalsu • Mencabutsumpahpalsu • Saran • Daftar Pustaka • Daftar Isi
Pengumpulan Materi Mengumpulkanmateridanbahankajiansesuaidenganrencanapenelitian • Materi-materi terkait definisi: • Untuk asal muasal kata diambilkan dari mu’jam, kamus atau ensiklopedi kebahasaan. • Untuk makna istilah diambilkan dari kitab-kitab fiqih yang masyhur. • Materi-materi terkait dalil-dalil umum: • Dikumpulkan dari kitab-kitab fiqh • Dikumpulkan dari Al-Qur’an • Dikumpulkan dan dari kitab-kitab hadits induk dengan pengecekan statusnya • Materi-matert terkait cara dan metode istimbath: • Dikumpulkan dari kitab-kitab ushul fiqh • Dikumpulkan dari kitab-kitab qawaaid fiqhiyyah
Analisa Penelitidituntutuntuk: • Mengumpulkaninformasi yang berserakan • Menyaringinformasi yang diperlukan • Membuanginformasi yang tidakdiperlukan • Menghubungkanantarsatuinformasidengan yang lainnyasecaralangsungataupuntidaklangsung
Penulisan • Menuliskan seluruh definisi dan hakikat obyek pembahasan secara tersusun dan teratur • Menuliskan dalil-dalil umum • Menuliskan analisa masalah dengan disertai dalil, istimbath dan alur logika yang teratur • Menuliskan hasil-hasil analisa ataupun tarjih • Melengkapi semua sumber rujukan • Menuliskan Muqaddimah • Menuliskan Daftar Rujukan secara teratur
Metode Penulisan • Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian pustaka dan bukan penelitian lapangan. • Metode penelitian hadits dikembalikan kepada metode ilmu Musthalah Hadits dan Jarh Wat Ta’dil • Metode istimbath atau penyimpulan hukum dikembalikan kepada metode Ushul Fiqh dan kaidah-kaidahnya.
Buku-buku Rujukan • Rujukan Primer Disebutkan pertama kali dalam penyandaran rujukan • Al-Qur’an • Kitab-kitab Hadits induk • Kitab-kitab Rijalul Hadits induk • Kitab-kitab Syarah induk • Kitab-kitab Fiqh induk • Kitab-kitab Mu’jam, ensikopledi bahasa arab induk • Rujukan Sekunder Disebutkan di tempat berikutnya (disarankan untuk tidak disebutkan) • Kitab-kitab Takhrij Al-Hadits • Kitab-kitab Fiqh Kontemporer • Kitab-kitab lainnya yang berkaitan terutama kitab terjemahan • Makalah-makalah ilmiah
Cara Memberi Rujukan • Setiap Nukilan Bahasa dan Istilah • Dicantumkan footnote yang bersandar kepada Mu’jam dan Kamus • Setiap Ayat dan Hadits • Dicantumkan footnote yang bersandar kepada Al-Qur’an dan kitab-kitab Hadits induk • Setiap status Hadits • Dicantumkan footnote yang bersandar kepada kitab-kitab Rijalul Hadits • Setiap Pendapat Ilmiah • Setiap pendapat ulama’ disandarkan kepada kitab atau buku di mana pendapat itu dinukil
Contoh Footnote حَدَّثَنَا الحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الأَنْصَارِيُّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ، أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ، يَقُولُ: سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى المِنْبَرِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا ، أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.1 ---------- 1. Al-Bukhary, Muhammad bin Isma’il Abu Abdillah, Al-Jami’ Ash-Shahih Hasba Tarqiim Fath Al-Bary, cetakan pertama, 1407 H/1987 M, Penerbit Dar Asy-Sya’b, Kairo, Juz 1 Hal2