350 likes | 852 Views
REVIEW MASTERPLAN. R.S. GRHASIA. untuk PUSAT REHABILITASI TERPADU PENYALAHGUNA NAPZA DIY 2005. PEMERINTAH DAERAH PROP. D.I. YOGYAKARTA. SISTIMATIKA PENYAJIAN: LATAR BELAKANG TUJUAN ASPEK HUKUM ASPEK MEDIS DAN SOSIAL ASPEK INSTITUSIONAL APLIKASI TAHUN 2005/2006.
E N D
REVIEW MASTERPLAN R.S. GRHASIA untuk PUSAT REHABILITASI TERPADU PENYALAHGUNA NAPZA DIY 2005 PEMERINTAH DAERAH PROP. D.I. YOGYAKARTA
SISTIMATIKA PENYAJIAN: • LATAR BELAKANG • TUJUAN • ASPEK HUKUM • ASPEK MEDIS DAN SOSIAL • ASPEK INSTITUSIONAL • APLIKASI TAHUN 2005/2006
LATAR BELAKANG MASALAH DIY pada urutan ke 7 di Indonesia 385 kasus hukum (Th.2004) & 50 % IVDU 30 % IVDU mengidap HIV & Hepatitis 85% dari 385 pemula & pengguna : mahasiswa & pelajar aktif Relaps kembali ke proses rehabilitasi Sistem penanganan hukum bagi para pengguna secara konvensional : kontradiktif dengan sistem medis & sosial Terpidana napza (para pengguna): selain kesakitan karena gejala putus obat juga ada co- occuring diseases spt HIV/AID & Hepatitis penularan baru dikalangan terpidana
TUJUAN UMUM • Memberikan jaminan penanganan paripurna para terpidana pengguna narkoba melalui pendekatan aspek hukum,aspek medis,aspek sosial, aspek spiritual. • Pengembangan pusat penanganan rehabilitasi terpadu KHUSUS • Korban dan institusi terhindar dari penetrasi pengedar • Kerusakan mental & masa depan terhindar • Pencegah penularan kepada korban baru • Penanganan hukum selaras rehab medik & rehab sosial • Proses pengembangan penanganan napza dinamis dari aspek ilmiah dan keilmuan
ASPEK HUKUM UU no: 22 tahun 1997 Tentang Narkotika Bab VII: Pengobatan dan Rehabilitasi: Pasal 45 : Pecandu narkotika wajib menjalani pengobatan dan/atau perawatan. Pasal 47 ayat 1: Hakim yang memeriksa perkara pecandu narkotika dapat: • Memutuskan untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau perawatan, apabila pecandu narkotika tersebut terbukti bersalah melakukan tindak pidana narkotika; atau
Menetapkan untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau perawatan, apabila pecandu narkotika tersebut tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana narkotika. • Masa penjalani pengobatan dan/atau perawatan bagi pecandu narkotika sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman. Pasal 48 ayat 1: • Pengobatan dan/atau perawatan pecandu narkotika dilakukan melalui fasilitas rehabilitasi • Rehabilitasi meliputi rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Pasal 49 ayat 1: Rehabilitasi medis pecandu narkotika dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Pasal 50: Rehabilitasi sosial bekas pecandu narkotika dilakukan pada lembaga rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
UU NO:5 TH.1997 TENTANG PSIKOTROPIKA Pasal 37: • Pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan berkewajiban untuk ikut serta dalam pengobatan dan/atau perawatan. • Pengobatan dan/atau perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada fasilitas rehabilitasi. Pasal 38: Rehabilitasi bagi pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan dimaksudkan untuk memulihkan dan/atau mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosial.
Pasal 39: • Rehabilitasi bagi pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan dilaksanakan pada fasilitas rehabilitasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat. • Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi rehablitasi medis dan rehabilitasi sosial • Penyelenggaraan fasilitas rehabilitasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya dapat dilakukan atas dasar izin dari Menteri. • Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan rehabilitasi dan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
PERDA PROP.DIY NO: 3 Th. 2000 tentang Penanggulangan dan Pemberantasan Penyalahgunaan Narkotika,Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Bab V: Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Napza Pasal 13 ayat 1 yang berbunyi: Pemerintah Daerah dapat memberi dukungan dan bantuan baik moril maupun materiil kepada lembaga-lembaga yang melaksanakan kegiatan rehabilitasi pengobatan korban penyalahguna NAPZA. SK GUBERNUR DIY no: 51/2004 TGL. 31 Maret 2004 Tentang Pembentukan Badan Narkotika Propinsi (BNP) Prop.DIY
ASPEK MEDIS & ASPEK SOSIAL Surat Keputusan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI No: Skep/14/x/2003/BNN tentang Buku Pedoman Standar Pelayanan Korban Penyalahguna Narkotika,Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya harus memenuhi: • Standar Pelayanan Minimal Terapi Medik Ketergantungan Narkotika,Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. • Standar Pelayanan Minimal Laboratorium Pemeriksaan Narkoba. • Standar Pelayanan Minimal dan Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyalahguna Narkoba.
ASPEK INSTITUSIONALSEJARAH PERJALANANRS GRHASIA • Berdiri 1938 dgn luas tanah 104.250 m2 sbg Koloni Orang Sakit Jiwa ( KOSJ ) dibawah pengawasan RSJ Magelang Dg kepemilikan Kasultanan Yogyakarta di Jl. Kaliurang Km 17 Pakem Sleman • Luas bangunan : 10.4992 m2 • Th 1966 mjd RSJ Pakem • Th 1970 mjd RS Lalijiwo • Th 1989 mjd RS Jiwa Daerah Prop DIY • Th 2003 mjd RS Grhasia Prop DIY melalui SK Gubernur Prop DIY No 142 Tahun 2003 tanggal 30 Oktober 2003 • Grhasia = Graha Tumbuh Kembang Laras Jiwa
STRESS Neurotik Depresi Psikotik HidupNormal Produktif Berprestasi/ bekerja
Stigma RSJD Prop. DIY Rumah Sakit tempat merawat orang gila/ sakit jiwa berat Terkenal dengan nama Rumah Sakit Lali Jiwa Pakem dan lingkungan seperti hutan/penjara Tidak ada pelayanan untuk orang yang sehat dan tidak menerima pelayanan untuk semua usia Kualitas & cakupan pelayanan sulit ditingkatkan PAD statis Perlu perubahan Image (Core Strategy) Pelayanan untuk semua orang; Deteksi & Rehabilitasi NAPZA; Autisme,Geriatri/Post Stroke, Konseling,Diklat (RS Pendidikan)
RS Grhasia : Rumah Sakit Khusus Psikiatris dan NAPZA milik Pemrop D.I.Y • Nama GRHASIA diresmikan melalui Keputusan Gubernur DIY No.142/th.2003 tnggal 30 Oktober 2003, • setelah ada keputusan pemenang lomba disain & logo dimasyarakat • ( dng biaya APBD).
KELAS DAN TINGKAT AKREDITASI RUMAH SAKIT GRHASIA • RS KHUSUS Type A dgn kapasitas 210 TT • Status : Lembaga Teknis Daerah milik Pemerintah Prop DIY yang bertanggung jawab langsung kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah • Dasar pembentukan : Perda No 4 Tahun 2001 (Eselon IIb) • Tupoksi : SK Gubernur DIY No 95 tahun 2001 tgl 20 Agustus 2001 ttg Uraian Tugas &Tata Kerja RSJD Prop DIY • Tupoksi : RS Grhasia Prop DIY berfungsi sbg Pembantu Kepala Daerah dalam Pelayanan Pencegahan, Pemulihan dan Rehabilitasi dalam bidang Kesehatan Jiwa dan NAPZA di Propinsi DIY • Tingkat Akreditasi: Akreditasi Penuh Tingkat Dasar ( SK Dirjen Yanmed dg Sertifikasi Rumah Sakit No. YM 0003.2.2.5164 tg 19 Desember 2000)
GRHASIA mempunyai makna ganda, yaitu ; • Berasal dari kata gracious yang berarti ramah. • 2.Graha Tumbuh Kembang Laras Jiwa
VISIRUMAH SAKIT GRHASIA PROPINSI DIY MENJADI RUMAH SAKIT UNGGULAN KHUSUSNYA UNTUK PELAYANAN PSIKIATRI DAN NAPZA DI DIY DAN JAWA TENGAH TAHUN 2008
Sumber Daya Manusia ( th.2005) SDM RS Grhasia = 288 orang terdiri dari • Pejabat Struktural = 18 orang • Tenaga Non Fungsional = 111 orang • Tenaga Fungsional = 169 orang • Apoteker = 3 orang • Dokter Gigi = 3 orang • Dokter Spesialis Jiwa = 5 orang • Dokter Spesialis Syaraf = 1 orang • Dokter Spesialis Penyakit Dalam = 1 orang • Dokter Umum = 11 orang • Pelaksana Gizi = 5 orang • Pelaksana Laborat = 9 orang • Pelaksana Perawatan Jiwa = 4 orang • Perawat (D3-S1) = 120 orang • Pelaksana Perawatan Gigi = 1 orang • Psikolog = 2 orang • Sanitarian = 5 orang
Tahapan Master Plan RS GRHASIA th 2003-2005 Tahun 2003 • Penyelesaian master plan. • Perubahan Nama RSJ Pakem menjadi RS Grhasia Prop.DIY Tahun 2004 • Bangunan Gedung Napza dua lantai seluas 1560 m2 : 40 TT • Bangunan Gedung Elektromedik lantai 1 seluas 552 m2 Tahun 2005 • Rehabilitasi dan renovasi fisik: • Bangsal perawatan menjadi PICU (20 TT) dan VIP (14 TT) • Ruang Sekretariat, Gedung Terapi musik dan Olah raga • Penyelesaian Gedung Elektromedik lantai II (Lab NAPZA) • Peletakan dasar ISO 2001 • Penambahan SDM (PTT Dokter dan Paramedis) • Operasional Program Detoksifikasi dan Rehabilitasi Napza
GEDUNG REHAB NAPZA RS GRHASIA PEMERINTAH DAERAH PROP. D.I. YOGYAKARTA
LAUNCHING PELAYANAN NAPZA PADA AKHIR NOPEMBER/ AWAL DESEMBER 2005
GEDUNG BARU LAYANAN LABORATORIUM DAN ELEKTROMEDIK
Elektromedik lantai II Pemeriksaan laboratorium darah dan urin untuk semua jenis penyakit TERMASUK untuk : Hepatitis B Dan C HIV/AIDS,LFT (test fungsi hati) Urine kandungan Napza : terjadwal dan sewaktu
PRODUK LAYANAN TERAPI NAPZA YANG AKAN DIKEMBANGKAN ( Sampai 2006) : • Detoksifikasi, stabilisasi, rehabilitasi medis serta perawatan pasien NAPZA untuk kondisi intoksikasi (opiat, kokain, ganja, amfetamin, alkohol,dll) dan gejala putus obat fisik dan psikologis • Pelayanan ICU, spesialisasi interna, ANESTESI, saraf/neuro, psikososial dan rujukan (net working), serta laboratorium lengkap • Pelayanan HYPNOTERAPI PSHICOPOWER dengan kekuatan diri dan alam bawah sadar MENSUGESTI DIRI UNTUK LEPAS NAPZA SECARA PERMANENT
Syarat hypnoterapi : kemauan yang kuat untuk lepas NAPZA (Termasuk pecandu yang sudah parah/kronis)
MASTERPLAN 2004 RS. GRHASIA MASTERPLAN 2004 RS. GRHASIA • KETERANGAN : • POLIKLINIK • UNIT GAWAT DARURAT • LOKET PENDAFTARAN / REKAM MEDIK • KASSA PEMBAYARAN – POLIKLINIK GIGI • APOTIK / FARMASI • LABORTORIUM • BANGSAL KLAS PUTRA • BANGSAL KLAS PUTRI • BANSAL KLAS II + IV PUTRA L2 • BANGSAL KLAS III PUTRA L2A • BANGSAL KLAS IV PUTRA L1 • BANGSAL KLAS IV PUTRI P1 • BANGSAL KLAS III PUTRI P2A • BANGSAL KLAS II-IV PUTRI P2 • GD REHABILITASI • KAMAR MAYAT • GD THERAPI • KANTOR KEPEGAWAIAN • INSTALASI GIZI • IPSRS • GARASI • LAUNDRY • GD REHAB MEDIS NAPZA • LAP. TENIS • REHAB PERTANIAN • REHAB BENGKEL • RUMAH DINAS & ASRAMA PERAWAT • ELEKTROMEDIK • GD REHABILITASI STROKE • PUSAT BISNIS • IPAL • ASRAMA • MASJID 33 16 11 12 17 10 13 6 2 9 19 14 5 4 5 15 8 18 1 26 25 7 28 20 29 24 21 23 22 30 31 LAPANGAN SEPAK BOLA 27 27 27 27 27 27 32 32 27
KETERANGAN : • POLIKLINIK • UNIT GAWAT DARURAT • LOKET PENDAFTARAN / REKAM MEDIK • KASSA PEMBAYARAN – POLIKLINIK GIGI • APOTIK / FARMASI • LABORTORIUM • BANGSAL KLAS PUTRA • BANGSAL KLAS PUTRI • BANSAL KLAS II + IV PUTRA L2 • BANGSAL KLAS III PUTRA L2A • BANGSAL KLAS IV PUTRA L1 • BANGSAL KLAS IV PUTRI P1 • BANGSAL KLAS III PUTRI P2A • BANGSAL KLAS II-IV PUTRI P2 • GD REHABILITASI • KAMAR MAYAT • GD THERAPI • KANTOR KEPEGAWAIAN • INSTALASI GIZI • IPSRS • GARASI • LAUNDRY • GD REHAB MEDIS NAPZA • LAP. TENIS • REHAB PERTANIAN • REHAB BENGKEL • RUMAH DINAS & ASRAMA PERAWAT • ELEKTROMEDIK • GD REHABILITASI STROKE • PUSAT BISNIS • IPAL • ASRAMA • MASJID 33 16 11 12 17 10 13 6 2 9 19 5 14 4 5 15 8 18 1 25 26 7 28 20 29 24 21 23 22 30 31 LAPANGAN SEPAK BOLA 27 IPAL 27 27 KONSEKWENSI PEMINDAHAN BANGUNAN /RELOKASI PADA MASTERPLAN 2004 RS. GRHASIA 27 27 27 32 32 27
22 • KETERANGAN : • POLIKLINIK • UNIT GAWAT DARURAT • LOKET REKAM MEDIK • KASSA PEMBAYARAN- POLI GIGI • APOTIK / FARMASI (UNIT USAHA) • LABORTORIUM • BANGSAL KLAS PUTRA • BANGSAL KLAS PUTRI • BANSAL KLAS II + IV PUTRA L2 • BANGSAL KLAS III PUTRA L2A • BANGSAL KLAS IV PUTRA L1 • BANGSAL KLAS IV PUTRI P1 • BANGSAL KLAS III PUTRI P2A • BANGSAL KLAS II-IV PUTRI P2 • GD REHABILITASI • KAMAR MAYAT • GD THERAPI • KANTOR KEPEGAWAIAN • INSTALASI GIZI • IPSRS • MASJID • GD PUSAT REHAB MDS NAPZA • LAP. TENIS • RUMAH DINAS • ELEKTROMEDIK • GD RWT INAP • REHAB POST STROKE • 27. PUSAT BISNIS • IPAL • WISMA TAMU • GD DIKLAT & ASRAMA • WORKSHOP & BENGKEL 16 11 12 AREA PENGEMBANGAN REHAB JIWA (BERTINGKAT) 17 10 19 13 31 6 2 9 15 14 5 4 5 8 18 1 7 25 26 20 23 IPAL 22 AREA DEPKEH & HAM = 45.043 M2 UNTUK PUSAT LAPAS KHUSUS PENYALAHGUNA NAPZA 28 27 LAPANGAN SEPAK BOLA PUSAT DIKLAT NAPZA 30 29 24 ALTERNATIF 1 PENYESUAIAN MASTERPLAN RS. GRHASIA
21 • KETERANGAN : • POLIKLINIK • UNIT GAWAT DARURAT • LOKET REKAM MEDIK • KASSA PEMBAYARAN- POLI GIGI • APOTIK / FARMASI (UNIT USAHA) • LABORTORIUM • BANGSAL KLAS PUTRA • BANGSAL KLAS PUTRI • BANSAL KLAS II + IV PUTRA L2 • BANGSAL KLAS III PUTRA L2A • BANGSAL KLAS IV PUTRA L1 • BANGSAL KLAS IV PUTRI P1 • BANGSAL KLAS III PUTRI P2A • BANGSAL KLAS II-IV PUTRI P2 • GD REHABILITASI • KAMAR MAYAT • GD THERAPI • KANTOR KEPEGAWAIAN • INSTALASI GIZI • IPSRS • MASJID • GD PUSAT REHAB MDS NAPZA • LAP. TENIS • RUMAH DINAS • ELEKTROMEDIK • GD RWT INAP • REHAB POST STROKE • 27. PUSAT BISNIS • IPAL • WISMA TAMU • GD DIKLAT & ASRAMA • WORKSHOP & BENGKEL • REHAB PERTANIAN • IPSRS • GARASI • LAUNDRY 16 11 12 AREA PENGEMBANGAN REHAB JIWA (BERTINGKAT) 17 10 19 13 6 2 9 15 14 5 31 4 5 8 18 1 32 7 25 33 26 23 34 AREA DEPKEH & HAM = 44.945 M2 UNTUK PUSAT LAPAS KHUSUS PENYALAHGUNA NAPZA IPAL 22 28 35 27 LAPANGAN SEPAK BOLA PUSAT DIKLAT NAPZA 30 29 24 ALTERNATIF 2 PENYESUAIAN MASTERPLAN RS. GRHASIA
Apa yang bisa dikerjasamakan dalam MPU: • Networking melalui jaringan Sistim Informasi Cybernet • antar RS dalam MPU atau antar BNP anggota MPU • Jaringan ini diusahakan aktif dan di maintenance • untuk sarana tukar informasi dan wawasan (Home • page di Dinas Kesehatan masing2 MPU) perlu • dana APBD/APBN • Pelatihan terpadu untuk para petugas tehnis baik • di RS maupun petugas penyuluh, guru, dll • Kesepakatan: Setiap tahun ada pilot percontohan • yang sukses dlm penanggulangan NAPZA • (Success story) di masing-masing anggota MPU