270 likes | 479 Views
KONFLIK KELUARGA DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN & PEKERJAAN SOSIAL Oleh: IPA (Instalasi Pendidikan Agama) STKS Bandung. DR. FADHLULLAH MUH. SAID,MA. Bandung, 7 Maret 2012 Aula STKS Bandung.
E N D
KONFLIK KELUARGA DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN & PEKERJAAN SOSIALOleh: IPA (Instalasi Pendidikan Agama) STKS Bandung DR. FADHLULLAH MUH. SAID,MA. Bandung, 7 Maret 2012 Aula STKS Bandung
Manusiaadalahmakhluksosial, seseorangtidakdapatmemenuhikebutuhan –lahirdanbatin- tanpabantuanpihak yang lain. Dari sinidiperlukankerjasamasertainteraksiharmonis. • Hubungansosialdandinamikakeluargamerupakansuatukeniscayaan, sesuaifitrahbagiumatmanusia. Namundemikian, semakindekathubungansemakinbanyaktuntutandansemakinsulitmemeliharanya. Karenanya, konflikkeluargaterjadisepanjangsejarahmanusia.
Pengalaman hidup kita dalam berinteraksi mengambarkan betapa sulitnya hubungan antara manusia. Tidak sedikit tenaga dan energi yang harus dikeluarkan untuk mengurai persoalan yang sepele dan tidak sedikit waktu yang dihabiskan hanya untuk menjelaskan maksud baik yang salah dipahami. • Kabut ini juga sering menjadi pemicu lahirnya perselisihan dan berbagaimacam problem dalam keluarga.
Pertanyaan-pertanyaan yg muncul dalam membangun keluarga. • Konflik apa aja yang paling sering terjadi dalam sebuah keluarga ? • Siapa saja yang mungkin terlibat dalam konflik tersebut? • Hal apa saja yang perlu dihindari untuk mencegah timbulnya konflik dalam sebuah keluarga?
Para sosiolog membedakan dua jenis konflik yang masing-masing memiliki sebab yang berbeda dalam pemunculannya. • Pertama, konflik yang bersifat destruktif karena dipicu oleh kebencian dan kecemburuan sosial, • Kedua, konflik yang bersifat fungsional yaitu konflik yang menghasilkan perubahan atau konsensus baru yang bermuara pada perbaikan seperti berbeda pendapat dalam keluarga. • Konflik tidak selalu negatif dan yang membuat konflik berdampak negatif adalah cara menyikapi dan memahaminya.
Disinilah kita butuhkan manajemen konflik dimaksudkan: • untuk menjadikan variabel konflik menjadi kontrol dan bahan evaluasi, mencari cara untuk menekan ketegangan, meredam letupan maupun ledakan dan menghindari sebab-sebab pemicunya, • Selain itu, membuktikan pentingnya pengelolaan konflik dalam keluarga dan sumber-sumbernya secara baik sehingga apapun yang ada, situasi, gejala dan reaksi yang timbul akan menjadi sebuah potensi kebaikan dan kebahagiaan dan bukan sebaliknya.
Pada tulisan ini, Penulis akan mencoba menguraikan konflik-konflik keluarga yang diuraikan dalam Al-Quran, dan bagaimana cara pencegahannya termasuk sumber konflik dan dampak-dampaknya • Diskusi ini diharapkan bisa jadi ibrah dalam membangun rumah tangga.
Konflik Keluarga Dlm Al-Quran & Dampak-dampaknya • Konflik Keluarga Nabi Adam dan kedua putranya • Konflik Keluarga Nabi Ibrahim • Konflik Keluarga Nabi Ya’qub bersama putranya Yusuf • Konflik Keluarga Nabi Muhammad saw • Konflik Keluarga Sahabat • Konflik Keluarga Saat ini
Konflik Keluarga Nabi Adam bersama Istri dan kedua putranya • Dalam al-Quran, kisah konflik keluarga Adam disebutkan seperti dalam surat al-Baqarah [2] dan beberapa surat lainnya yang intinya: • Adam dan Hawa tinggal di surga, mereka berdua hidup damai dan sejatera. Kehidupan surga memiliki daya dukung yang prima, belum tercemar, dan belum rusak bahkan banyak tumbuh-tumbuhan yang hijau. • Begitu menariknya kehidupan surga bagi kedua kakek dan nenek manusia itu, ia berkeingingan untuk hidup abadi dan lebih lama lagi. Akibatnya segala cara ia lakukan untuk mempertahankan kehidupannya yang asri sekalipun melanggar intruksi Tuhan dengan memakan buah pohon yang terlindungi alias yang terlarang. Mereka memahami sebagai suatu yang menarik dan memberikan keutungan yang menjanjikan secara pintas.
Setelah kondisi mereka terpuruk dengan lingkungan yang rusak atau tercemar, terlempar kealam dunia dengan lingkungan baru. Keduanya harus menyesuaikan diri agar tetap dapat berkesinambungan/berkelanjutan eksistensinya. • Kondisi yang telah dialami dan menimpa Adam telah terpampang di depan mata kita.
Konflik Kedua Putra Nabi Adam • Peristiwa konflik ini direkam oleh Al-Quran dalam surat al-Maidah 95]:27-31 وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آَدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآَخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (27)
لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ (28) إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ (29) فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (30) فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْأَةَ أَخِيهِ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْأَةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ (31) [المائدة/27-31]
Konflik KeluargaNabi Ibrahim • Konflik bersama dengan Azar bapaknya.Peristiwa ini direkam oleh Al-Quran dalam surat al-An’am [6]:74 • وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آَزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آَلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (74) [الأنعام/74] • Konflik Istri Ibrahim antara Siti Sarah dan Hajar
Konflik Keluarga Nabi Ya’qub bersama putranya Yusuf • Peristiwa konflik ini secara khusus direkam oleh Allah secara panjang lebar dalam surat Yusuf [12] sebanyak 111 ayat
Konflik Kelurga Nabi Muhammad saw • Peristiwa ini direkam oleh al-Quran yaitu Konflik Nabi bersama para istrinya karena tuntutan biaya hidup, surat al-Ahzab • Koflik hadits al-ifki “, surat Al-Nur [24]:11-12
Hadits al-ifki “, yang menimpa Siti Aisyah, surat Al-Nur [24]:11-12 • إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ (11) لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُبِينٌ (12) [النور/11، 12]
KonflikkeluargaSahabatNabi saw. • Konflik rumah tangga Zaid bersama istrinya Zainab yang berakhir dengan perceraian dan sumbernya lebih ketidak sekufuan , QS Al-Ahzab [33]: 37 • Hikmahnya : merubah kultur dan budaya • Konflik keluarga Abu Sufyan, faktornya kebakhilan suami
Sumber Konflik Keluarga • Faktor penyebab konflik rumah tangga • Egois contoh keluarga Adam dan kedua putranya • Anak dan keluarga, contoh keluarga Nabi Ya’qud bersama saudara seayah Yusuf • Harta • Ujian/Fitnah keluarga Nabi saw bersama istrinya Aisyah • Keyakinan seperti keluarga Nabi Ibrahim, Nuh dan Luth • Tidak sekufu Zaib bersama dengan istrinya Zainab
Solusi Konflik Menurut Al-Quran • Pertikaiandalamkeluargasebisamungkinharusdihindaridengansegalacara. Banyakcara-cara yang sehat yang dapatditempuhtakterkecualidenganpendekatan agama/al-Quran denganmencontohparaNabidansalafushaleh 1. Musyawarah,QS Al-Nisa [4]:34-35 • Konfliktidakselalunegatifdan yang membuatkonflikberdampaknegatifadalahcaramenyikapidanmemahaminya. Mengatasikonflik yang timbuldenganmemprioritaskankeutuhandanpersatuandemimaslahatdankebaikan yang lebihluasdanpanjangsertamengingatkebaikan yang ada (QS. Al-Baqarah:237). • Di sampingituberusahamembangunsistemdanbudayakomunikasikeluarga yang baik, lancardanterbuka agar hubunganselaluharmonis.
2. Ishlah (berdamai), QS al-Hujurat [49]:9 • وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (9) [الحجرات/9]
3. Perceraian QS surat al-Baqarah227-237 dan al-Thalaq [65] • Membuka diri untuk tetap menjaga hubungan baik dengan pasangan dan berlaku adil untuk mewujudkan keluarga atau perkawinan yang bebas dari konflik yang kerap mengancam keutuhan dan keharmonisan rumahtangga/keluarga
Ajaran Islam sangat mengecam konflik liar tanpa kendali yang mengakibatkan perpecahan. (QS Al-An’am: 65.Al An-aam:159.) • Nabi saw selalu menyerukan kepada kehidupan berjamaah dan persatuan, mengecam sikap konfrontatif, disintegratif, perpecahan, serta mengajak ukhuwah dan mahabbah.
“Pintu-pintusurgadibukapadahariSenindanKamis, kemudiandiberikanampunankepadasetiaphamba yang tidakmenyekutukan Allah dengansesuatupun, kecualiseseorang yang sedangbermusuhan; laludikatakan (kepadaMalaikat):Tangguhkanduaoranginisampaikeduanyaakur, tangguhkanduaoranginisampaikeduanyaakur, tangguhkankeduaoranginisampaikeduanyaakur.” • “Tigaorangshalatnyatidakakanterangkatwalaupunsejengkaldiataskepalanya: orang yang mengimamisuatukaumtetapikaumitubelumdatangtetapikaumitumembencinya, pasangan yang dibenciolehsuami/istridanduasaudara yang salingbermusuhan.”
Seni pergaulan untuk mengatasi berbagai perbedaan, perselisihan, kontradiksi, pluralitas, heterogenitas, dan berbagai variabel ketegangan hubungan membutuhkan manajemen konflik yang baik bagaikan sebuah sajian orkestra yang membutuhkan gerakan dan permainan bunyi yang harmonis dari berbagai instrumen yang kontradiktif sehingga menimbulkan suara yang merdu dan bukan bunyi yang fals yang memuakkan.
Penutup • Al Qurân mengingatkan adanya perbedaan tetapi bukan untuk menjadi sumber konflik, seperti firman Allah surah Al-Hujurat [49]:13: • يَآ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَـكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَـكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوآ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ • “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu sekalian dari jenis laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal di antara kamu. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah orang paling takwa”
Berdasarkan surat al-Hujurat, kunci menghindari konflik keluarga adalah ta'âruf (saling perkenalan). • Ta'âruf pada ayat yang telah disebutkan merupakan masalah hubungan interaksi manusia sebelum masalah keimanan. • Ta'âruf yang dimaksud adalah ta'âruf olah fikir, rasa, ruh, jasmani, nasab (keturunan) dan persaudaraan. • Dari demensi ta'âruf inilah akan lahir pemahaman dan saling memahami untuk membangun sebuah kerja sama ideal yang diharapkan akan melahirkan harmonisasi dalam keluarga.
Wa Hamdulillahirabila alamin • سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ (180) وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ (181) وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (182) [الصافات/180-182] • Salam