1 / 46

♣ SAPOGENIN STEROID

♣ SAPOGENIN STEROID. ►Sejarah perkembangan obat menunjukkan 3 cara pembuatan ; (i) isolasi, (ii) sintesis, (iii) semisintesis ►Ilustrasi : isolasi 1000 mg kortison dibutuh-kan ± 1000 Kg ginjal sapi, rata-rata berat ginjal sapi 10 – 20 g / buah

betsy
Download Presentation

♣ SAPOGENIN STEROID

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ♣ SAPOGENIN STEROID ►Sejarah perkembangan obat menunjukkan 3 cara pembuatan ; (i) isolasi, (ii) sintesis, (iii) semisintesis ►Ilustrasi : isolasi 1000 mg kortison dibutuh-kan ± 1000 Kg ginjal sapi, rata-rata berat ginjal sapi 10 – 20 g / buah ►Cara termurah adalah cara semisintesis, mula dicoba mengubah asam empedu, ditemui kesulitan dan membutuhkan bahan awal lebih banyak

  2. Tahun 1935 Russel E.Marker meneliti bahan bahan murah & mudah didapat • Tahun 1939 menemukan struktur sapo-genin steroid yang betul • Russel E.Marker menemukan prosedur mengubah sapogenin steroid ----- preg-nadienon, prosedur kerja DEGRADASI MARKER • Tahun 1939 – 1942, menemukan sum-ber sapogenin steroid Dioscorea com-posita (barbasco) dan D.macrostachya (cabeza de negro) dikenal “The Mexican Yams”

  3. BEBERAPA PENEMU STRUKTUR SAPOGENIN STEROID

  4. BEBERAPA USAHA MEMBUAT OBAT STEROID • Ahli Searle menemukan prosedur mikro-biologi ----- mengkonversi kolesterol, si-tosterol, stigmasterol atau 17 – Alkil ste-rol ----- 17 – on Steroid • Progesteron oksidasi mikrobiologi ----- 11 a – hidroksiprogesteron ----- kortison dan hidrokortison • Oksidasi mikrobiologi kolesterol, sito-sterol, diosgenin ----- 1,4-androstadien-3,17 dion ----- pirolisis ----- estrogen

  5. Reduksi 3,O-metilestradiol, hasil dihidro-lisis ----- 19-Nortestosteron • Diosgenin, kolesterol ----- 19-metil andro-stan ----- oksidasi ----- 19-Norsteroid • Diosgenin, kolesterol, oksidasi mikrobio-logi ----- testosteron • Diosgenin ----- 3b-asetoksi-5-androsten-17-on -----spironolakton

  6. SITOSTEROL STIGMASTEROL 17-ALKIL STEROL STEROID 17-ON STEROID OKSIDASI MIKROBIOLOGI KORTISON HIDROKORTISON 11a-HIDROKSI PROGESTERON HEKOGENIN PROGESTERON OKSIDASI KOLESTEROL SITOSTEROL DIOSGENIN 1,4-ANDROSTADIEN-3,17-DION MIKROBIOLOGI ESTROGEN 19-NORSTEROID (19-NORTESTOSTERON) OKSIDASI 19-METILANDROSTAN OKSIDASI 3-O-METILESTRADIOL REDUKSI 3b-ASETOKSI-5-ANDROSTAN-17-ON SPIRONOLAKTON DIOSGENIN

  7. STEROID ALAM BENTUK GLIKOSIDA BEBAS -Kocok dengan air ---- busa -Hemolisis butir darah merah - Hidrolisis asam STEROLIN KARDIOAKTIF SAPONIN SAPOGENIN GULA AGLIKON TRITERPENOID STEROID TRITERPEN STEROL

  8. PEMBAGIAN SAPOGENIN STEROID SAPOGENIN STEROID ALAM (C-27) CABANG DENGAN - N CABANG TANPA - N NON-SPIROSTAN NON-SPIROSOLAN SPIROSOLAN SPIROSTAN TOMATIDAN SOLASODAN

  9. TURUNAN STEROID YANG BANYAK DIGUNAKAN A. GOLONGAN GLUKOKORTIKOID a. Turunan 4-Pregnen-3,20-Di-on

  10. b. Turunan 1,4-Pregnadien-3,20-Dion

  11. B. GOLONGAN KONTRASEPTIK a. Turunan Progesteron

  12. b. Turunan Estron

  13. C. GOLONGAN ANDROGENIK Turunan 17b-Hidroksi Androstan

  14. D. GOLONGAN MINERALOKORTIKOSTEROID Turunan Aldosteron E. GOLONGAN ANTAGONIS MINERALOKORTIKOSTEROID Turunan Spironolakton

  15. SUMBER SAPOGENIN STEROID ALAM

  16. CIRI-CIRI SAPOGENIN STEROID • KELOMPOK STEROID C-27,TERIKAT SEBAGAI GLIKOSIDA • BERBUSA DENGAN AIR, MEMECAH BUTIR SEL DARAH, RACUN IKAN (MAMALIA TIDAK MENGABSORPSI SAPOGENIN STEROID) • CINCIN CABANG SPIROKETAL DAN SPIRO- AMINOKETAL TERIKAT PADA ATOM C-16 DAN C-17 DENGAN KEDUDUKAN b • BIDANG CINCIN F TERLETAK TEGAK LURUS PADA BIDANG CINCIN E

  17. KERANGKA INTI SAPOGENIN STEROID • Kerangka inti perhidrosiklopentanofenantren, dengan subtituen metil angular pada atom C-10 dan C-13 • Fusi cincin D/C dan C/B selalu berkonfigurasi trans, cincin A/B bisa berfusi sis atau trans • Inti perhidrosiklopentanofenantren, dibuktikan dengan didehidrogenasi katalisator selenium menghasilkan hidrokarbon Diels

  18. CINCIN CABANG SAPOGENIN STEROID • Golongan spirostan bila didehidrogenasi ----- keton delapan atom karbon + hidrokarbon Diels • Reaksi hidrogenasi, brominasi dan reduksi Cle-mensen ----- petunjuk cincin cabang adalah keton yang terikat sebagai spiroketal • Gugus spiroketal E (tetrahidrofuran) terikat langsung pada kerangka inti steroid pada atom C-16 dan C-17 ----- oksidasi ----- asam etio (allo) bilianat • Cincin F dibuktikan sebagai tetrahidropiran ----- pemanasan 200o dengan anhidrida asetat ----- furostan – 26 – ol asetat

  19. Cincin E dan F dihubungkan C-22 sebagai ikatan spiro ----- mungkin a (seri 22R)atau b (seri 22S) ---- belum dapat dibukitkan dengan reaksi kimia

  20. STRUKTUR (25x) – 5x – SPIROSTAN

  21. NOMENKALTUR SAPOGENIN STEROID • BERDASAR INTERNATIONAL UNION of PURE and APPLIED CHEMISTRY (IUPAC) dan INTERNATIONAL UNION of BIOCHEMISTRY (IUB) • Nama spirostan untuk struktur di atas, yaitu 16,22-22,26 – diepoksi kolestan • Subtituen pada kerangka inti dibawah bidang diberi prefiks (indeks) a, dan tidak diketahui x (psi) • Konfigurasi C-16 dan C-17 jika berbeda untuk spiro-stan diberi petunjuk 16 b (H) dan 17 b (H) • Konfigurasi pada atom C-20 dan C-22, jika berbeda dengan struktur di atas, digunakan aturan sikuen (aturan R – S), kalau belum diketahui ditandai x

  22. Subtituen pada cincin F (C-23, C-24, C-25 atau C-26) dijelaskan kedudukannya dengan aturan sikuen, belum diketahui ditandai x • Cincin F biasa digambarkan sebagai konfigurasi kursi ----- menggambarkan konfigurasi C-22, spirostan alam ditetapkan 20S dan 22R)

  23. SAPOGENIN STEROID ALKALOIDA BELUM DITETAP KAN, BEBERAPA NAMA YANG BIASA DIGUNAKAN • Nama induk 27 – azaspirostan untuk cabang cincin spiroaminoketal • Ketentuan lain mengikuti aturan spirostan • Ada yang menggunakan spirosolan pengganti 27 – azaspirostan ♥ (22R, 25R)-5a-27-azaspirostan = (22R, 25R)-5a-spirosolan ♥ (22S, 25S)-5a-27-azaspirostan = (22S, 25S)-5a-spirosolan 4. Membedakan epimer 22R dan 22S diberi nama induk berturut-turut solasodan dan tomatidan (tanpa sub-tituen) dan ditetapkan dengan konfigurasi sbb :

  24. ATURAN SIKUEN KONFIGURASI KARBON ASIMETRIS • Mula-mula tetapkan dengan konvensi Platner, yang merupakan perubahan aturan Fieser : • Potong ikatan heteroatom cincin E dan F, tarik lurus ketas sehingga 26 – CH2N (H2) atau 26 – CH2O terletak diujung atas • Proyeksi menurut aturan Fieser,subtituen sebe- lah kiri beri prefeksi bF dan kanan aF (indeks F untuk membedakan subtituen pada inti dasar) • Pakai aturan konfigurasi absolut Fieser (D, L) • 20 bF (aF) = 20 L (20D) = 20 S (20R) • 22 bF (aF) = 22 L (20D) = 22 S (20R) • 25 bF (aF) = 25 L (20D) = 25 S (20R)

  25. SKRINING DAN ANALISIS SAPOGENIN STEROID • SYARAT PROSEDUR SKRINING : 1. Prosedur dan peralatan sederhana 2. Selektif 3. kuantitatif atau semikuantitatif 4. relatif cepat • DIPERLUKAN DUA TAHAP SKRINING • 1. UJI PENDAHULUAN a. Uji busa b. Uji warna Liebermann – Bouchard c. Uji warna Carr - Price • 2. UJI LANJUTAN

  26. 2. UJI LANJUTAN a. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Gol. Spirostan aa. Analisis Kromatografi Lapis Tipis ab. Analisis Spektrofotometer Inframerah ac. Analisis Spektrofotometer Ultraviolet b. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Gol. Spirosolan

  27. 1. UJI PENDAHULUAN a. Uji busa 0,5 g serbuk kering sampel dalam tabung reaksi, tambah 10 ml air mendidih, dingin ----- kocok ----- busa tahan > 10 menit (ukur tinggi busa), busa tidak hilang dengan penambahan 1 tetes HCl 2 M b. Uji warna Liebermann – Bouchard 0,5 g serbuk kering sampel dalam tabung reaksi, tambah 5 ml kloroform ----- panaskan diatas tangas air sambil dikocok ----- dinginkan. Satu ml filtrat + pereaksi Liebermann – Bouchard (20 tetes anhidrida asetat dengan 1 tetes asam sulfat pekat) ----- amati perubahan warna. (reaksi positif sapogenin steroid ----- merah atau ungu ----- perlahan menjadi biru) c. Uji warna Carr – Price Totolkan filtrat diatas (b) di atas lempeng KLT, ----- kering ----- semprot perekasi Carr – Price (larutan jenuh Antimon (III) klori- da dalam kloroform) ----- lempeng panaskan 105 -110o C ----- (re- -aksi positif sapogenin steroid ----- ungu merah). Jika terganggu, elusi dengan eluen dari campuran kloroform, metanol dan air perbandingan volume (435 : 15 : 1) atau BAW (4 : 1 : 1) ----- semprot dengan pereaksi Carr - Price

  28. SKRENING DAN ANALISIS SAPOGENIN STEROID CONTOH SERBUK KERING - Uji busa -Uji warna -Uji susut pengeringan 105o C Timbang Soksletasi dengan 200 ml n-heksan destilasi keringkan tanur 50o C kering tanur 105o C, 1 jam + 300 ml etanol 80% refluks 1 jam Timbang, orientasi lemak + kotoran saring 50 g serbuk contoh n-heksan pencuci Sisa contoh sisa Sisa contoh sisa kering

  29. FILTRAT SISA Cuci 3 x 50 ml Et-OH 80% Saring UJI KLT Buang + EtOH 80% ad 500,0 ml - pipet 3xFiltrat Filtrat ke-3 Ampas FILTRAT GABUNGAN FILTRAT GABUNGAN Spirostan Spirosolan

  30. Spirosolan 10,0 ML (1,0 g Contoh) 2,0 mL (200 µg Contoh) ALKALOIDA TOTALSOLASODIN kisatkan kisatkan + 7,5 ml HCl 1 M + 3 ml HCl 1 M refluks 3 jam refluks 3 jam + 7,5 ml NaOH 1 M + NaOH 1 M ad basa + 3 ml HOAc + 3 x 5 ml CHCl3 + H2O ad 25,0 ml Spektrofometri Sisa Sisa kering Hidrolisat Hidrolisat Hidrolisat basa Hidrolisat netral Lapisan CHCl3 Lapisan air Hidrolisat netral

  31. Lapisan CHCl3 Lapisan Air sisa Lar. CHCl3 2 ml Lapisan CHCl3 1,0 ml eluat kisatkan buang + 2,0 ml CHCl3 pipet kolom kromatografi kisatkan + HOAc 20% ad 10,0 ml pipet sisa KLT / HPLC Lar cont 10,0 ml Spektrofotometri

  32. SPEKTROFOTOMETRI 3,0 2,0 1,0 ml + HOAc 20% ……………………….. 2 3 4 ml + dapar asetat ………………………. 5 5 5 ml + jingga metil ……………………….. 1 1 1 ml - Kocok 10’ …………………………. + + + + CHCl3 ………………………………. 5,0 5,0 5,0 - Ambil lapisan …………………….. CHCl3 CHCl3 CHCl3 + Na2SO4 anh ……………………….. 250 250 250 mg - Saring ……………………………… + + + - Ambil filtrat ……………………….. CHCl3 CHCl3 CHCl3 - Masukkan dalam ………………… + + + - Ukur resapan …………………….. A425 A425 A425

  33. Spirostan 50,0 ml (5,0 g contoh kisatkan sampai kental cuci 3 x 5 ml n-heksan + HCl 12 M ad pH 4, refluks 5 jam + NaOH 4 M ad basa + 3 x 5 ml n-heksan, pisahkan buang Sisa kental Hidrolisat Hidrolisatbasa Lap. n-Hekasan (basa) Lap. air

  34. Lap. n-Hekasan (basa) Lap. n-Hekasan (netral) - cuci dengan air + Na2SO4 anhidrat, saring kuantitatif - kisatkan - keringkan tanur 105o C - timbang, + 2,0 ml CHCl3 Filtrat Sisa Sisa kering Lar. CHCl3 2,0 ml

  35. Lar. CHCl3 2,0 ml 5 – 10 ug 6 – 10 ug 1,0 ml + 5,0 ml H2SO4 94% kisatkan KBr / Muyol Larutan contoh Dlm H2SO4 94% Sisa Sediaan KLT / HPLC A250 I M

  36. SINTESIS STEROID HEKOGENIN STIGMASTEROL KOLESTEROL DIOSGENIN SOLASODIN STIGMAS-1 INTERMED-1 Oksi-MBio DIOSODIN-1 STIGMAS-2 INTERMED-2 PROGESTERON INTERMEDI-3 DIOSODIN-2 INTERMED-4 INTERMED-4a STIGMKOL-1 INTERMED-5 ANDROGEN STIGMKOL-2 GOL.ANTAGONIS MINERALOKORTIKOSTEROID GOL.KORTIKOKORTIKOSTEROID ESTROGEN GOL.KONTRASETIK ORAL 19 NOR TESTOSTERON GOL.MINERALOKORTIKOSTEROID

  37. SENYAWA-SENYAWA SINTESIS STEROID

  38. KONVERSI DIOSGENIN MENJADI PROGESTERON MENURUT PROSEDUR DEGRADASI MARKER

  39. KONVERSI SOLASODIN MENJADI PROGESTERON MENURUT PROSEDUR DEGRADASI MARKER

More Related