330 likes | 543 Views
Collaborative Learning. Dasar Pemikiran , Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaannya Oleh: Bagus Takwin. Apa itu CL?.
E N D
Collaborative Learning DasarPemikiran, MekanismedanProsedurPelaksanaannya Oleh: Bagus Takwin
Apa itu CL? Proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.
Dasar Pemikiran CL • Piaget: Konflik individu dengan lingkungan akan menimbulkan ketidakseimbangan yang mendorong individu mencari solusi bagi konflik & membentuk skema baru. • Vygotsky: Artikulasi (verbal) dari pengetahuan meningkatkan penguasaan atas pengetahuan.
Dasar Pemikiran CL • Vygotsky: Dasar proses pembelajaran adalah aktivitas sosial. • Vygotsky: Internalisasi atau ‘pembelajaran pengetahuan melalui partisipasi secara verbal’ meningkatkan kemampuan individu untuk menyusun pengetahuan secara terstruktur .
Dasar Pemikiran CL • Vygotsky: Tanggapan dari lingkungan sosial atas kinerja individu memfasilitasi individu untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerjanya. • Piaget: Akomodasi (yg berperan dlm pembentukan skema baru) akan lebih mudah jika didasarkan pada asimilasi.
Dasar Pemikiran CL • Piaget: Regulasi (pengaturan) skemata dan struktur kognitif menjadikan pengetahuan lebih komprehensif, mudah diakses dan tahan lama. • Regulasi juga memfasilitasi individu untuk meningkatkan kemampuan metakognisinya.
Dasar Pemikiran CL • ‘Socially shared cognition‘ Approach: “members (of group or society) learn to think interactively: thinking is not only manipulating mental objects, but also interactions with others and with the environment.”
Konsep-konsep Penting • General Mental Processing Ability • Memory • Metamemory • Metacognition • Algorythm • Heuristic • Shared Cognition
Mekanisme CL • Konflik dan Ketidaksepakatan • Proposal alternaltif • Self-explanation (Artikulasi) • Internalisasi • Appropriasi • Berbagi beban kognitif • Mutual regulation • Social grounding
Konflik dan Ketidaksepakatan • Individu-individu dlm kelompok dipancing untuk mengalami konflik akibat dari ketidak-sepakatan mereka dalam penyelesaian masalah. • Ketidaksesuaian antara pendapat satu individu dan individu lainnya menyebabkan kondisi disequilibrium yang menuntut adanya equilibrasi.
Proposal alternaltif • Perbedaan pendapat memberikan kesempatan pada individu untuk mengetahui adanya pendapat (proposal) lain. • Individu dihadapkan pada alternatif-alternatif yang berbeda yang memancing kognisinya berakomodasi
Self-explanation (Artikulasi) • Individu menyusun penjelasan baru bagi penyelesaian masalah dalam kognisinya • Pengetahuan yang dipahami secara konseptual dalam kognisi individu akan lebih dikuasai dan terstruktur jika diartikulasikan kepada orang lain.
Internalisasi • Penjelasan satu individu ditanggapi oleh individu lain sehingga terjadi percakapan verbal dan aktivitas saling menanggapi. • Dari percakapan itu, masing-masing individu belajar lebih banyak daripada jika ia belajar sendiri (internalisasi).
Appropriasi • Pendapat individu mendapat tanggapan dari orang lain sehingga pendapat itu semakin baik (terutama jika orang lain itu lebih ahli). • Dengan tanggapan perbaikan (apropriasi) dari orang lain individu memahami mana pendapat yang memadai (apropriate) & mana yg tidak.
Berbagi beban kognitif • Bersama kelompok, individu dapat membagi beban kognitifnya sehingga penyelesaian masalah (tugas) dapat lebih mudah dilakukan. • Individu tinggal melakukan regulasi dan strukturisasi pengetahuan.
Mutual regulation • Bersama kelompok, individu lebih mudah melakukan regulasi skemata & struktur kognitifnya karena dapat saling memberikan masukan terhadap pendapat yg dikemukakan setiap individu. • Regulasi mutual ini membantu peningkatan aktivitas metakognisi.
Social grounding • Dalam kelompok, individu mendapat penegasan atas apa yang dipahami melalui tanggapan dari kelompok. • Individu mendapat penegasan bahwa orang lain memahami apa yang dipahaminya dan pengetahuannya diterima oleh kelompok (lebih jauh lagi: masyarakat).
Kondisi Efektif Bagi CL Tiga Faktor yg menentukan efektivitas CL • Komposisi kelompok • Jenis dan bentuk tugas • Media komunikasi
Komposisi Kelompok • Kelompok kecil (4-8 orang) lebih baik daripada kelompok besar. • Untuk pembelajaran pada anak-anak, akan lebih baik jika anggota kelompok terdiri beragam tahap perkembangan. • Heterogenitas kelompok memfasilitasi efektivitas pembelajaran.
Jenis dan Bentuk Tugas • Tugas-tugas yg menghasilkan efektivitas tinggi dlm CL adalah tugas-tugas yang dapat memancing munculnya tanggapan dari berbagai sudut pandang, memicu ketidak-sepakatan & konflik kognitif serta menuntut artikulasi, berbagi beban kognitif, apropriasi dan kerja sama.
Media komunikasi • Media komunikasi yg digunakan anggota kelompok berinteraksi harus memungkinkan mereka saling berhubungan scr aktif & saling menanggapi. (Penting utk kelompok yg berhubungan jarak jauh, mis: via internet atau korespondensi) • Paling efektif jika para anggota kelompok dapat langsung bertemu.
Peran mahasiswa dalam CL • Dianjurkan: • Mengarahkan • Merangkum • Menerangkan • Mencatat • Bertanya • Penengah • Mengkritik
Peran mahasiswa dalam CL • Hindarkan: • Free-rider • Sucker • Mendominasi • Menghindari tugas
Peran pengajar dalam CL • Fasilitator: • mengatur lingkungan fisik • memberikan /menunjukkan sumber-sumber info • menciptakan iklim kondusif, yang mendorong mahasiswa utk mememiliki sikap & tingkah laku ttn. • merancang tugas
Peran pengajar dalam CL • Pemberi contoh (Model) • Memberi contoh perilaku belajar efektif • Mencontohkan penggunaan strategi belajar • think aloud untuk mencontohkan jalan berpikir
Peran pengajar dalam CL • Pelatih (Coach) • memberikan petunjuk • umpan balik • pengarahan
Prosedur CL • Kelompok dibagi sesuai dengan kriteria kondisi efektif. • Berikan tugas yang memenuhi kriteria kondisi efektif. • Rancang media komunikasi yang efektif.
Prosedur CL (Jigsaw) • Masing-masing peserta didik ditempatkan dalam dua kelompok: focus group dan home group. • Focus group diberi satu tugas spesifik yg merupakan sub-materi dari keseluruhan materi yg harus dikuasai.
Prosedur CL (Jigsaw) • Home group diberi tugas untuk menguasai materi secara menyeluruh. • Jumlah focus group disesuaikan dengan jumlah sub-materi yg hendak dipelajari. Jumlah home group disesuaikan dengan jumlah focus group.
Prosedur CL (Jigsaw) • Setelah masing-masing focus group menguasai sub-materi yang menjadi tugas mereka, masing-masing anggotanya masuk ke home group yg sudah ditentukan. • Setiap anggota home group ditugaskan untuk menjelaskan (menampilkan) sub-materi yang dikuasainya.
Prosedur CL (Jigsaw) • Kelompok diminta menanggapi penjelasan dari tiap anggotanya tentang sub-materi tertentu. • Setelah penjelasan masing-masing anggota selesai dan dapat dipahami oleh kelompok, home group ditugaskan menyelesaikan masalah tertentu yg menuntut penguasaan keseluruhan materi.
Prosedur CL (Jigsaw) • Selama proses CL, fasilitator mengawasi dan memotivasi peserta didik untuk aktif terlibat dalam aktivitas kelompok. • Fasilitator memberi tanggapan dan umpan-balik terhadap presentasi tugas setiap home group
Prosedur CL (Jigsaw) • Bahan-bahan dan nara-sumber yang dibutuhkan tiap kelompok untuk menyelesaikan tugas harus tersedia dan mudah dijangkau/diakses oleh mereka. • Setiap peserta didik harus dapat dengan mudah mengakses bahan-bahan dan nara-sumber.